Fungsi Pemanenan Menurut Shone, 1997 dan Jaeger, 1997,

zy zy zz a a α = 3.2.1.4 dengan yz α = koefisien interaksi dari populasi z pada populasi y , zy α = koefisien interaksi dari populasi y pada populasi z , yz a = laju pertumbuhan per kapita dari populasi y terkait dengan penambahan satu individu dari populasi z , zy a =laju pertumbuhan per kapita dari populasi z terkait dengan penambahan satu individu dari populasi y , yy a =laju intrinsik r dalam populasi y terkait dengan penambahan satu individu dari populasi y , zz a =laju intrinsik r dalam populasi z terkait dengan penambahan satu individu dari populasi z , y r =laju intrinsik populasi y , z r =laju intrinsik populasi z , y K =daya muat lingkungan untuk populasi , y z K =daya muat lingkungan untuk populasi . z Vandermeer, 1981 3.2.2 Mangsa-Pemangsa Jika ada 2 spesies populasi x dan y dalam satu lingkungan dengan x adalah populasi mangsa dan y adalah populasi pemangsa dengan asumsi bahwa satu-satunya sumber kematian bagi populasi mangsa x adalah dimakan oleh pemangsa y dan satu- satunya sumber reproduksi bagi populasi pemangsa y adalah dengan memakan mangsa x , maka interaksi antara kedua populasi digambarkan dalam persamaan x xy dx b a y x dt = − 3.2.2.1 yx y dy a x d y dt = − 3.2.2.2 yang dikenal sebagai persamaan mangsa- pemangsa Lotka –Volterra dengan : x =banyaknya populasi mangsa, y =banyaknya populasi pemangsa, x b =laju kelahiran mangsa x tanpa kehadiran pemangsa y , xy a y =laju kematian mangsa x karena dimangsa oleh pemangsa y , yx a x = laju kelahiran pemangsa y untuk setiap mangsa x yang dimangsa, y d =laju kematian pemangsa y karena ketiadaan mangsa x . Vandermeer, 1981

3.3 Fungsi Pemanenan Menurut Shone, 1997 dan Jaeger, 1997,

fungsi pemanenan ikan adalah bentuk dari fungsi produksi yang berarti penangkapan pada waktu t , dinotasikan dengan output T sebagai fungsi dari input-input. Diasumsikan inputnya ada dua jenis. Pertama, stok ketersediaan ikan untuk ditangkap, s t ; dan kedua, usaha yang dilakukan oleh nelayan, U t . Fungsi pemanenan ikan yang digunakan dalam literatur adalah , T Us η η = dengan η menotasikan efisiensi teknis dari pemanenankoefisien ketertangkapan, U t adalah banyaknya perjalanan yang dilakukan oleh kapal penangkap ikan atau banyaknya hari dioperasikannya jaring-jaring ikan. 3.4 Model Keuntungan Maksimum Menurut Nicholson 2002 dan Nababan 1988, sebuah perusahaan yang diasumsikan memaksimumkan keuntungan, akan memilih input dan outputnya dengan tujuan tunggal untuk mencapai keuntungan ekonomi maksimum. Para manajer perusahaan berusaha untuk menjadikan selisih antara total pendapatan dan total biaya ekonomi sebesar mungkin dengan membuat keputusan secara marjinal. Dalam kegiatannya, perusahaan menjual tingkat output tertentu s , dengan harga pasar p per unit. Maka penerimaan totalTotal Revenue TR dapat diketahui, yaitu TR s p s s = . Dalam memproduksi s , total biaya ekonomi yang ditanggung dapat dinyatakan dengan Total Cost TC s . Selisih antara pendapatan dan biaya disebut laba ekonomi π yang bergantung pada jumlah output yang diproduksi, yaitu s TR s TC s π = − . Kondisi yang diperlukan untuk nilai s yang memaksimumkan laba ditentukan dengan , d dTR dTC s ds ds ds π π = = − = sehingga kondisi agar laba maksimum adalah dTR dTC ds ds = . Persamaan ini menyatakan bahwa marginal revenue MR sama dengan Marginal Cost MC, yaitu: MR MC = 3.5 Teori Modal Apabila modal awal P diinvestasikan pada suku bunga tahunan δ dan dimajemukan k kali per tahun, maka setelah t tahun nilainya akan bertambah secara eksponensial seperti formula berikut : 1 kt B t P k δ ⎛ ⎞ = + ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ . 3.5.1 Jika suku bunga dimajemukan secara kontinu bukan tahunan, bulanan, atau harian, tetapi setiap saat dengan kata lain k → ∞ , maka formula 3.5.1 akan berubah dengan perhitungan sebagai berikut: misal k n δ = maka n → ∞ dan k n δ = sehingga 1 kt P k δ ⎛ ⎞ + = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 1 1 n t P n δ ⎛ ⎞ + = ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 1 1 t n P n δ ⎡ ⎤ ⎛ ⎞ + ⎢ ⎥ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ . Karena n → ∞ , maka 1 lim 1 t n n B t P n δ →∞ ⎡ ⎤ ⎛ ⎞ = + = ⎢ ⎥ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎢ ⎥ ⎣ ⎦ t Pe δ 3.5.2 dengan B t adalah future value, waktu t ≥ dan 2.718 e ≈ . Present value dari penerimaan sebesar B di masa yang akan datang adalah t P B t e δ − = 3.5.3 Total present value yang kontinu dari deretan pendapatan P , dengan 0 t T ≤ ≤ dapat diformulasikan sebagai berikut T t P B t e dt δ − = ∫ 3.5.4 Untuk kasus T → ∞ , persamaan 3.5.4 dimodifikasi menjadi: lim T t T P B t e dt δ − →∞ = ∫ t B t e dt δ ∞ − = ∫ 3.5.5 Hoffmann and Bradley, 1989 IV PEMBAHASAN Model satu mangsa dua pemangsa dengan dua pemangsa terjadi hubungan kompetisi 4.1 Laju pertumbuhan mangsa Misalkan x merupakan banyaknya individu mangsa pada waktu t , y merupakan banyaknya individu pemangsa I pada waktu t , dan z merupakan banyaknya individu pemangsa II pada waktu t , dengan individu mangsa adalah makanan satu-satunya bagi kedua pemangsa, dan hadirnya para nelayan yang memangsa pemangsa I dan II maka interaksi antarspesies dapat dimodelkan sebagai berikut : Dari persamaan 3.1.2, laju pertumbuhan per kapita dari mangsa dapat dinyatakan sebagai berikut: 1 1 dx x p x dt K ⎛ ⎞ = − ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.1.1 dengan p merupakan laju pertumbuhan intrinsik yang berhubungan dengan kelahiran dan kematian alami populasi. Parameter K menyatakan daya muat lingkungan carrying capacity yang menyatakan kapasitas maksimum populasi x dalam lingkungan tersebut. Penambahan setiap satu individu pemangsa I ke dalam populasi akan mengakibatkan bertambahnya laju pemangsaan pemangsa I, sehingga laju pertumbuhan per kapita mangsa akan menurun, dengan a adalah besarnya laju pemangsaan dari pemangsa I dan y adalah banyaknya individu pemangsa I, maka persamaan 4.1.1 dimodifikasi menjadi: 1 1 dx x p ay x dt K ⎛ ⎞ = − − ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.1.2 yang sesuai dengan persamaan 3.2.2.1. Selanjutnya dengan cara yang sama, penambahan setiap satu individu pemangsa II ke dalam populasi mengakibatkan bertambahnya laju pemangsaan pemangsa II yang akan menyebabkan menurunnya laju pertumbuhan per kapita dari mangsa sehingga persamaan 4.1.2 dimodifikasi menjadi: 1 1 dx x p ay bz x dt K ⎛ ⎞ = − − − ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.1.3 dengan b adalah besarnya laju pemangsaan dari pemangsa II dan z adalah banyaknya individu pemangsa II. 4.2 Laju pertumbuhan pemangsa I Dari persamaan 3.2.1.1, y y yz y r K y z dy y dt K α − − = y y y yz y y r K y r z K K α − = − . 4.2.1 Dengan menyubstitusikan yz yz yy a a α = dari persamaan 3.2.1.3 ke persamaan 4.2.1 diperoleh y y yz y y y y yy K r a dy y r z y dt K K K a ⎛ ⎞ = − − ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ . 4.2.2 Kemudian dengan menyubstitusi y y yy r K a = dari persamaan 3.1.2 ke dalam persamaan 4.2.2 diperoleh 1 y yz y dy y r a z y dt K ⎛ ⎞ = − − ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.2.3 Penambahan setiap satu individu mangsa ke dalam populasi mengakibatkan bertambahnya laju pemangsaan dari pemangsa I sehingga energi yang terkandung pada mangsa akan dikonversi menjadi energi pemangsa I, dan hal ini akan mengakibatkan bertambahnya pertumbuhan per kapita pemangsa I, sehingga persamaannya dimodifikasi menjadi: 1 y yz y dy y r a z cx y dt K ⎛ ⎞ = − − + ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.2.4 dengan c adalah faktor konversi yang menetapkan banyaknya pemangsa I baru yang dilahirkan untuk tiap mangsa yang ditangkap. Munculnya para nelayan yang memanen pemangsa I akan mengurangi pertumbuhan per kapita pemangsa I, sehingga persamaannya dimodifikasi menjadi 1 y yz y dy y r a z cx vU y dt K ⎛ ⎞ = − − + − ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.2.5 dengan v adalah koefisien ketertangkapan pemangsa I dan U adalah usaha penangkapan yang dilakukan oleh para nelayan. Misalkan, , , y y yz q r L K d a = = = , maka persamaan

4.2.5 menjadi:

1 . dy y q cx dz vU y dt L ⎛ ⎞ = − + − − ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ 4.2.6

4.3 Laju pertumbuhan pemangsa II