Uji Validitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen

57

4. Daya Beda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Untuk mencari daya beda soal digunakan rumus: D =   B B A A J B J B P A – P B Keterangan: D = daya beda soal J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar P A = A A J B = proporsi kelompok atas yang menjawab benar P B = B B J B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab Benar Klasifikasi daya beda Arikunto, 2008: 218 : D = 0,00 ― 0,20 = jelek poor D = 0,20 ― 0,40 = cukup satisfactory D = 0,40 ― 0,70 = baik good D = 0,70 ― 1,00 = baik sekali excellent D = negatif = semuanya tidak baik, semua butir soal yan mempunyai nilainya negatif sebaiknya dibuang saja. Hasil penghitungan daya beda soal dari 40 item soal terdapat 2 soal yang tergolong baik sekali. 24 soal tergolong baik, dan 14 tergolong cukup. Penghitungan daya beda ini terdpat pada lampiran 16. 58

H. Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data yang digunakan merupakan statistik inferensial dengan teknik statistik parametrik. Penggunaan statistik parametrik memerlukan terpenuhinya asumsi data harus normal dan homogen, sehingga perlu uji persyaratan yang berupa uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Liliefors. Berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya, apakah sampel berdistribusi normal atau sebaliknya. Lo = F Zi – S Zi Sudjana, 2005: 466 Keterangan: Lo = harga mutlak terbesar F Zi = peluang angka baku S Zi = proporsi angka baku Kriteria pengujiannya adalah jika L hitung L tabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas menggunakan rumus uji F. F = Sugiyono, 2011: 198 59 Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila harga F hitung ≤ F tabel maka data sampel akan homogen, dan apabila F hitung F tabel data tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n 1 -1 ; n 2 -1.

I. Teknik Analisis Data

1. T-test Dua Sampel Independen

Dalam penelitian ini pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen digunakan rumus t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen yakni rumus separated varian dan polled varian. separated varian                  2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 n n n n S n S n X X t polled varian Keterangan : 1 X = rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 X = rata-rata hasil belajar siswa kelas kontrol 2 1 S = varian total kelompok 1 2 2 S = varian total kelompok 2 1 n = banyaknya sampel kelompok 1 2 n = banyaknya sampel kelompok 2 Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu: 1 Apakah ada dua rata- rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau tidak. 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t   

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARA

0 5 122

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16