99 pembelajaran Team Assisted Individualization lebih tinggi dibandingkan
yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray.
3. Berdasarkan hasil analisa pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t-test dua sampel independen maka diperoleh t
hitung
t
tabel
atau 2,397 2,056 , dan nilai sig. 0,024 0,05 maka Ho ditolak dan
menerima H
1
yang menyatakan; Hasil belajar IPS terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal kurang baik yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran Two Stay Two Stray
4. Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus varians dua jalan maka dioeroleh maka F
hitung
F
tabel
atau 40,495 3,97 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0.000 0.05, dengan demikian
Ho ditolak dan H
1
diterima, yang berarti ; Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Melalui Model Pembelajaran Tipee Team Assisted Individualization
TAI dan Two Stay Two Stray dengan Memperhatikan Kemampuan Awal
100 pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
20142015, maka peneliti menyarankan:
1. Sebaiknya pihak sekolahmemberikan pengetahuan tambahan kepada guru-guru melaluipelatihan mengenai model pembelajaran yang tepat
guna meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Sebaiknya para guru mempelajari berbagai macam model pembelajaran
yang lebih menitikberatkan pada PAIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan, kemudian model pembelajaran tersebut
diterapkan di kelas disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3. Sebaiknya siswa dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan sikap kerjasama yang positif.
4. Sebaiknya model pembelajaaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization TAI dan Two Stay Two Stray TSTS mulai
diterapkan oleh guru karena mampu meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal yang rendah dan
tinggi. Tetapi, penerapannya disesuaikan dengan pokok bahasan dan tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara Dalyono. M. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah. 2006. Strategi BelajarMengajar. Jakarta: Rineka cipta
Ghazali, Imam. 2005. Structure Equation Modelling. Semarang: Undip Press Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Ibrahim, M. dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNS Lie, Anita. 2003. Cooperative learning. Jakarta: Grafindo
Lie, Anita. 2005. Cooperative learning. Jakarta: Grafindo ------------. 2008. Cooperative learning. Jakarta: Grafindo
Nana Syaodih Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT remaja Rosdakarya
Rusmpn. 2012. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: Rajawali Pres
Sadiman, Arif S, dkk. 2007. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sagala, Syaiful. 2003. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sanjaya. W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta: Prenata media Group
Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta