Penelitian yang Relevan TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A.

40 Langkah awal yang dilakukan adalah guru membentuk kelompok yang anggotanya heterogen, kemudian guru memberikan materi yang akan dibahas berupa topik bahasan. Tiap kelompok menyelesaikan LKS yang telah dirancang oleh guru sebelumnya dan berdiskusi bersama masing-masing anggota kelompok. Siswa yang memiliki kemampuan tinggi membantu siswa yang berkemampuan rendah dan saling mengisi satu sama lain. Guru memberikan bantuan secara mandiri apabila ada siswa yang membutuhkan. Setelah selesai berdiskusi, ketua kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya dan siap untuk dipresentasikan. Guru melakukan penilaian dan memberikan reward kepada kelompok terbaik. Langkah terakhir dari model pembelajaran ini adalah pemberian tes formatif pada siswa secara individu. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa dituntut untuk dapat bekerjasama secara kelompok terhadap semua kelompok yang ada dan dapat berperan aktif terhadap setiap tahap – tahap yang dijalani. Model pembelajaran ini dimulai dari guru membagi kelompok. Setiap kelompok dapat dibagi sebanyak 4-5 orang siswa. Setelah itu guru menjelaskan sedikat materi dan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan. Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray ini adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Sehingga siswa akan mendapat referensi pendapat yang banyak bukan hanya dari teman dalam kelompoknya melainkan dari hampir sebagian siswa lainnya. Dengan demikian setiap kelompok dapat dengan mudah mengambil kesimpulan dari 41 materi yang didapat dari kelompok lain. Setelah itu setaip kelompok dapat mempresentasikan kesimpulan yang didapat dari diskusi yang telah dilakukan. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI, setiap siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru hanya sebagai fasilitator. Konsep model pembelajaran ini adalah pemberian bantuan kepada siswa yang lemah. Sedangkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran TSTS siswa dituntut untuk dapat mengambil kesimpulan dari materi yang didapat dari hampir semua siswa sehingga terkadang siswa bingung untuk menarik kesimpulan yang ada. Berdasarkan uraian tersebut, penerapan kedua model pembelajaran tersebut diduga terdapat perbedaan hasil belajar IPS Terpadu antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe TAI dibandingkan dengan model pembelajaran tipe TSTS. Gambar 2. Kerangka Pikir Proses Pembelajaran Pre-test Pre-test Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Post-test Post-test Ada perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS Perencanaan Pembelajaran 42

D. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dan Two Stay Two Stray pada mata pelajaran IPS terpadu. 2. Hasil belajar IPS terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization lebih tinggi dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. 3. Hasil belajar IPS terpadu pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization lebih rendah dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. 4. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan siswa.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel- variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat Sugiyono, 2008: 107. Metode ini dilaksanakan dengan melakukan percobaan secara cermat untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara gejala yang timbul dengan variabel yang sengaja diadakan. Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda Sugiyono, 2008: 57. Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas Sugiyono, 2008: 93. 44

1. Desain Eksperimen

Penelitian ini bersifat eksperimental semu quasi experimental design dengan pola treatment by level design. Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu, namun pada variabel moderator kemampuan awal digunakan pola treatment by level design karena dalam hal ini hanya model pembelajaran yang diberi perlakuan terhadap hasil belajar. Sukardi 2003: 16 mengatakan bahwa bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia. Random sampling digunakan untuk menentukan sampel, pada penelitian ini kelas VII 5 melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran TAI sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelas VII 6 melaksanakan pembelajaran TSTS sebagai kelas kontrol. Dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal yang tinggi dan rendah. Desain penelitian digambarkan sebagai berikut: Tabel 4 . Definisi kKonseptual Variabel. Model Pembelajaran Kemampuan Awal Model Pembelajaran TAI Model Pembelajaran TSTS Tinggi Hasil belajar Hasil belajar IPS Terpadu IPS Terpadu Rendah Hasil belajar Hasil belajar IPS Terpadu IPS Terpadu 45

2. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah: a. Melakukan penelitian pendahuluan ke sekolah untuk mengetahui yang akan digunakan sebagai populasi dan pengambilan sampel dalam penelitian. Menentukan sampel penelitian dengan teknik cluster random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan kelompok- kelompok yang sudah ada, bukan secara individu. Kelompok yang sudah ada dalam peneltian ini berupa kelompok yang ada dikelas VII SMP Negeri 14 Bandar Lampung yang terdiri dari 6 Kelas. Hasil penelitian oleh peneliti diperoleh kelas VII e dan VII f sebagai sampel. Prosedur Selanjutnya adalah mengundi kelas manakah yang akan di ajar menggunakan model pembelajaran TAI dan kelas yang akan di ajar menggunakan pembelajaran TSTS. Dari hasil pengundian diperoleh kelas VII e menggunakan pembelajaran TAI dan kelas VII f menggunakan pembelajaran TSTS. b. Langkah dalam menerapkan model pembelajaran TAI adalah sebagai berikut: 1 Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa dan memberi tugas kepada siswa untuk mempelajarai materi tersebut. 2 Guru memberikan pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mendapatkan skor awal. 3 Guru memberikan materi secara singkat kepada siswa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNGTAHUN PELAJARAN 2

2 4 81

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARA

0 5 122

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH RAWALO

0 0 16