Hasil Purifikasi dan Karakterisasi Bakteri Uji pada Media Luria

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.2 Hasil Suspensi Bakteri Uji

Tabung yang berisi kultur cair bakteri uji yang telah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C terlihat lebih keruh dari hari sebelumnya, hal ini menandakan bakteri uji telah tumbuh dan konsentrasi bakteri uji lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Selanjutnya divortex selama 1 menit hingga homogen kemudian diukur nilai Optical Density Absorbansi OD 600 menggunakan alat spektrometer, kemudian dilakukan pengenceran menggunakan HTR cair hingga mencapai 0,5 Abs OD 600 atau ~10 8 CFUmL. Digunakan OD 0,5 pada suspensi bakteri uji karena dapat membentuk biofilm yang baik kuat pada nilai OD ≥ 0.5 Ando et al., 2004. Selain itu, pada nilai OD 0,5 bakteri S. aureus berada pada tahap pertengahan fase log Bjarnsholt, Thomas et al., 2011 dan dalam laju metabolisme yang cepat. Menurut Pratiwi, Sylvia 2008 fase log fase eksponensial merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah pada kecepatan maksmum, tergantung pada genetika mikroorganisme, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel-baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang bertambah secara eksponensial. 4.5 Hasil Optimasi Waktu Pembentukan Biofilm S. aureus Gambar 8. Diagram Optimasi Waktu Pembentukan Biofilm S. aureus Melalui Metode Microtitter Plate Biofilm Assay OD 595nm 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 Suspensi Bakteri Uji 200µL A b sor b an si Diagram Optimasi Waktu Pembentukan Biofilm

S. aureus

1 hari 2 hari 3 hari 4 hari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebelum dilakukan uji aktivitas penghambatan pembentukan dan penghancuran biofilm seduhan daun teh putih C. sinensis, kultur cair suspensi bakteri S. aureus harus diuji pertumbuhan biofilm dengan menggunakan metode Microtitter Plate Biofilm Assay Absorbansi OD 595 tujuannya memastikan bakteri uji pada waktu inkubasi optimal dapat membentuk biofilm terbaik pada alat uji. Diagram optimasi waktu pembentukan biofilm S. aureus dapat dilihat pada gambar 8. Pada grafik terlihat bakteri S. aureus dapat membentuk biofilm yang baik dan pembentukan biofilm S. aureus paling optimal pada waktu inkubasi selama 2 hari. Jumlah suspensi bakteri uji yang digunakan sebanyak 200µL karena dapat membentuk biofilm terbaik sesuai dengan hasil optimasi pembentukan biofilm terbaik pada uji pendahuluan sebelumnya. Waktu inkubasi optimal dengan suspensi bakteri uji sebanyak 200µL dijadikan sebagai kontol negatif pada pengujian aktivitas penghambatan pertumbuhan dan penghancuran biofilm seduhan daun teh putih C. sinensis terhadap biofilm S. aureus.

4.6 Hasil Uji Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm

S. aureus oleh Seduhan Daun Teh Putih C. sinensis

Setelah diketahui waktu optimal yang dibutuhkan bakteri S. aureus membentuk biofilm paling baik, selanjutnya dilakukan uji aktivitas penghambatan pertumbuhan dan penghancuran biofilm S. aureus oleh seduhan daun teh putih C. sinensis. Hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan bahwa seduhan daun teh putih C. sinensis memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan dan penghancuran biofilm S. aureus dan dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 9. Tabel 3. Hasil Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm S. aureus kontrol negatif Sampel Aktivitas Penghambatan Aktivitas Penghancuran 1 2 4 8 1 2 4 8 I 56,643 61,479 61,812 63,313 31,019 18,519 25,231 27,995 II 56,976 58,810 64,314 47,971 37,731 50,231 48,148 31,481 III 53,474 55,642 53,641 32,129 51,389 47,917 39,352 24,870 Rata-rata 55,698 58,644 59,922 47,804 40,046 38,889 37,577 28,115 SD 1,93 2,93 5,58 15,59 10,38 17,68 11,56 3,36 Keterangan: konsentrasi seduhan vv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 9. Diagram Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm S. aureus oleh Seduhan Daun Teh Putih C. Sinensis Melalui Metode Microtitter Plate Biofilm Assay OD 595nm Pada aktivitas penghambatan pertumbuhan, pola umum dari grafik aktivitas antibiofilm kontrol negarif mengikuti pola tertentu, yaitu pola sigmoid membentuk huruf S. Aktivitas yang paling baik dalam penghambatan pertumbuhan biofilm S. aureus dihasilkan pada konsentrasi 4 vv, dengan penghambatan mencapai 59,922 dan penghambatan terendah pada konsentrasi 8 vv dengan penghambatan sebesar 47,804. Tingginya aktivitas penghambatan pertumbuhan pada konsentrasi 4 vv jika dilihat dari eror bars berupa standar deviasi tidak berbeda jauh aktivitasnya dengan konsentrasi lainnya dan menunjukkan bahwa seduhan daun teh putih C. sinensis memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan biofilm S. aureus. Pada penelitian Roccaro et al 2004 dalam Steinmann et al 2012, menunjukkan bahwa EGCG yang merupakan salah satu bentuk katekin yang terkandung dalam teh hijau dapat menurunkan produksi lendir dan menghambat pembentukan biofilm oleh isolat S. aureus dan S. epidermidis dari mata. Hasil ini menunjukkan bahwa selain mengikat lapisan lipid dan peptidoglikan, EGCG bereaksi dengan bahan polimer ekstraseluler glikokaliks Steinmann Joerg et al., 10 20 30 40 50 60 70 Penghambatan pertumbuhan Penghancuran A kt iv itas A n tibiofi lm ko n tr o l n e g atif Perlakuan Pengujian Diagram Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm

S. aureus

1 vv 2 vv 4 vv 8 vv