UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alasan lain untuk minum teh, terutama teh putih menurut Syukur C 2011 adalah sangat kaya akan antioksidan, mirip dengan beta
– karoten dan vitamin C. Hal  ini  disebabkan  karena  teh  mengandung  epigallocatechin-3-gallate,  yang
dilaporkan  memiliki  kemampuan  200  kali  lebih  efektif  sebagai  antioksidan daripada  vitamin  E.  Antioksidan  dapat  membantu  mencegah  kanker  dengan
menyerap  radikal  bebas,  antioksidan  sangat  baik  untuk  sistem  kekebalan  tubuh, dan antioksidan bahkan telah digunakan untuk mengurangi munculnya keriput.
2.5 Response Surface Analysis
Analisa  response  surface  dilakukan  untuk  mengetahui  kondisi  optimal guna  menghasilkan  aktivitas  yang  terbaik.  Perancangan  eksperimen  statistika
merupakan  suatu  proses  perencanaan  eksperimen  untuk  memperoleh  data  yang tepat  sehingga  dapat  dianalisa  dengan  metode  statistik  serta  kesimpulan  yang
diperoleh  dapat  bersifat  obyektif  dan  valid.  Salah  satu  metoda  perancangan eksperimen  yang  digunakan  untuk  mengetahui  kondisi  optimal  adalah  Metode
Response Surface Rahardjo, Jani., 2002. Response  Surface  Methodology  sudah  dikenalkan  oleh  Box  dan  Wilson
sejak tahun 1951. Dalam buku Design and Analysis of Experiment, Montgomerry 2001, menjelaskan bahwa Response Surface Methodology atau sering disingkat
dengan  RSM,  merupakan  kumpulan  teknik  matematis  dan  statistik  yang digunakan  untuk  pemodelan  dan  analisis  masalah  dalam  suatu  respon  yang
dipengaruhi  oleh  beberapa  variabel  dan  tujuannya  adalah  untuk  mengoptimasi respon  tersebut.  Variabel  yang  mempengaruhi  respon  dinamakan  variabel  bebas
atau  sering  dinamakan  faktor.  RSM  telah  banyak  digunakan  dalam  beberapa bidang  ilmu  seperti,  ilmu  kimia,  teknik  kimia,  teknologi  pertanian,  ilmu
kesehatan, dan lain-lain.
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di  Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan, Bidang Botani,  Pusat  Penelitian  Biologi,  Lembaga  Ilmu  Pengetahuan  Indonesia  LIPI
Cibinong. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret  sampai bulan
Mei 2015.
3.2 ALAT DAN BAHAN
3.2.1 Alat Penelitian
Alat-alat  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  gelas  beker  pyrex
®
, spatula, Erlenmeyer pyrex
®
, kertas saring Whatman no.1, membran penyaring 0.2 µm,  corong  pyrex
®
,  ayakan  Mesh  20,  lumpang,  alu,  kain  kassa,  cawan  petri pyrex
®
, tabung reaksi pyrex
®
, rak tabung reaksi, pinset, jarum ose, kapas, batang pengaduk, pipet tetes, pipet mikro gilson pipetman dan tube, bunsen, alumunium
foil,  plastik  wrap,  vial,  timbangan  analitik  denver  instrument,  termometer, mikroskop  nikon  H550S,  autoklaf  hiclave
TM
,  oven  vonavex,  vortex  maxi  mix  II, incubator  sanyo  dan  isuzu,  microwave  sanyo,  Laminar  Air  flow  LAF,  lemari
pendingin LG dan polytron, seperangkat alat filtrasi sibata, spektrofotometer UV- Vis  shimadzu,  microtitterplate  flat-buttom  polystyrene  96  wells  costar
®
,  iMark-
Biorad Microplate Reader.
3.2.2 Bahan Penelitian
3.2.2.1 Tanaman Uji
Tanaman teh C. sinensis dan kemasan  yang berisi 100 daun teh putih C. sinensis diperoleh dari Pusat Penelitian Teh dan Kina PPTK di Perkebunan
Gambung,  Desa  Mekarsari,  Kecamatan  Pasirjambu,  Kabupaten  Bandung – Jawa
Barat.  Daun  teh  putih  tersebut  berbentuk  daun  kering  yang  telah  diproses  oleh PPTK  Gambung  dan  dikemas  siap  pakai.  Tanaman  teh  dan  kemasan  daun  teh
putih diperoleh pada tanggal 5 Februari 2015.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2.2.2 Bakteri Uji
Kultur  murni  dari  S.  aureus  didapat  dari  koleksi  Laboratorium Mikrobiologi  Kesehatan  LIPI  Cibinong  dengan  kode  strain  LK1501.  Mikroba
ini  diisolasi  dari  permukaan  kulit  bagian  tangan  manusia.  Penetapan  bakteri  uji dilakukan melalui uji re-identifikasi S. sureus yang terdiri dari pengamatan secara
morfologis, pewarnaan Gram dan reaksi biokimia seperti uji katalase, koagulase, phosphatase  dan  deteksi  H
2
S  oleh  laboratorium  mikrobiologi  kesehatan  Breed, Roberto et al., 1957.
3.2.2.3 Bahan Lainnya
Akuades steril, etanol 96, NaCl fisiologis, lugol, safranin, kristal violet 1 , media heterotrof HTR cair, media luria bertani LB agar, media kingler iron
agar KIA, susu skim, H
2
O
2
3, dan media pelarut fosfat.
3.3 METODE PENELITIAN
3.3.1 Determinasi Teh C. sinensis
Tujuan  dilakukan  determinasi  adalah  untuk  memastikan  klasifikasi  dari tanaman yang digunakan dalam penelitian. Determinasi terhadap tanaman teh C.
sinensis dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahauan Indonesia LIPI
– Cibinong.
3.3.2 Karakterisasi dan Penapisan Fitokimia Daun Teh Putih C. sinensis
3.3.2.1 Organoleptik
Dilakukan  pengamatan  secara  organoleptik  terhadap  karakteristik  daun teh putih C. sinensis  yang digunakan dalam penelitian ini meliputi  bentuk, bau
dan rasa.
3.3.2.2 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung  di  dalam  daun  teh  putih  C.  sinensis.  Metabolit  sekunder  yang  diuji
secara kualitatif ini antara lain alkaloid Wagner, Mayer dan Dragendorf, steroid, flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan hidrokuinon. Penapisan fitokimia pada