Sekolah Menengah Kejuruan SMK
2.2.10.3 Karakteristik Anak Usia Remaja SMASMK
Masa remaja 12-21 tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering
dikenal dengan masa pencarian jati diri ego identity. Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, dalam Desmita 2009:37 yaitu:
1 Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya.
2 Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagi pria atau wanita dewasa yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat. 3
Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efekif. 4
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 5
Memilih dan mempresepsikan karir di masa depan sesuai minat dan kemampuannya.
6 Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan
memiliki anak. 7
Mengembangkan ketrampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara.
8 Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
9 Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku. 10
Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas. 2.2.10.4
Tugas-tugas perkembangan siswa SMK Menurut
Nurihsan dalam
Soeharto 2010:80-84
tugas-tugas perkembangan anak usia Sekolah Menengah Atas SMASMK adalah :
1 Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa. 2
Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya. 3
Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita. 4
Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif. 5
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 6
Mencapai kemandirian perilaku ekonomis 7
Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan. 8
Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga. 9
Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota masyarakat yang baik.
10 Memiliki perilaku sosial yang bertanggung jawab.
11 Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku
2.2.10.5 Masalah-masalah yang muncul pada siswa SMASMK
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan
masalah-masalah Hurlock, 1998. Siswa sekolah menengah berada dalam fase masa remaja. Pada fase ini
individu mengalami perubahan yang besar, yang dimulai sejak datangnya fase masa puber. Hurlock 1980:192 menuliskan berbagai perubahan sikap dan
perilaku sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada masa puber. Sikap dan perilaku yang dimaksudkan adalah : 1 ingin menyendiri, 2 bosan, 3
inkoordinasi, 4 antagonism sosial, 5 emosi yang meninggi, 6 hilangnya kepercayaan diri.
Sikap dan perilaku anak yang berbeda dalam masa puber tersebut sering mengganggu tugas-tugas perkembangan anak pada fase berikutnya yaitu fase
remaja, dan sebagai akibtnya anak akan mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja. Beberapa masalah yang dialami oleh remaja menurut
Hurlock 1980,233 antara lain : 1
Masalah Emosi Akibat dari perubahan fisik dan kelenjar, emosi remaja seringkali sangat
kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional. Hal ini dapat dilihat dari gejala yang tampak pada mereka, misalnya mudah marah, mudah dirangsang,
emosinya meledak-ledak dan tidak mampu mengendalikan perasaannya. Keadaan ini sering menimbulkan berbagai permasalahan remaja.
Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu subjek didik menuju kearah kedewasaan yang optimal harus
mempunyai langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah emosional ini. Dalam layanan bimbingan dan konseling kelompok anak dapat
berlatih menjadi pendengar yang baik, bagaimana cara mengemukakan masalah, bagaimana cara mengendalikan diri baik dalam menggapai masalah sesama
anggota maupun masalahnya sendiri. 2
Masalah Penyesuaian Diri
Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak di luar
rumah bersama-sama temannya sebagai kelompok, maka dapatlah dimengerti kalau pengaruh teman sebaya dalam segala pola perilaku , sikap, minat, dan gaya
hidupnya lebih besar daripada pengaruh dari keluarga. Perilaku remaja sangat tergantung dari pola-pola perilaku kelompok. Yang menjadi masalah apabila
mereka salah dalam bergaul, dalam keadaan demikian remaja cenderung akan mengikuti pergaulan yang salah tersebut tanpa mempedulikan berbagai akibat
yang akan menimpa dirinya karena kebutuhan akan penerimaan dalam kelompok sebaya dianggap paling penting.
3 Masalah Perilaku Seksual
Pada masa puber masa remaja, remaja sudah mulai tertarik pada lawan jenis, mulai bersifat romantic, yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk
memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja mempunya minat yang tinggi pada seks. Seharusnya mereka mencari atau
memperoleh informasi tentang seluk-beluk seks dari orang tua, tetapi kenyataannya mereka lebih banyak mencari informasi dari sumber-sumber yang
kadang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai akibat dari informasi yang tidak tepat tersebut dapat menimbulkan perilaku seks remaja yang apabila ditinjau
dari segi moral dan kesehatan tidak layak untuk dilakukan, misalnya berciuman, bercumbu, masturbasi, dan bersenggama. Untuk menanggulangi dan mangatasi
masalah tersebut, sekolah hendaknya melakukan tindakan nyata, misalnya pendidikan seks.
4 Masalah Perilaku Sosial
Adanya diskriminasi terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, atau sosial ekonomi yang berbeda dapat melahirkan geng-geng atau kelompok
remaja yang pembentukannya berdasarkan atas kesamaan latar belakang agama, suku, dan social ekonomi, hal ini dapat memicu terjadinya permusuhan antar
kelompok atau geng. Untuk mencegah dan mengatasi masalah tersebut, sekolah dapat
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
kelompok dengan
tidak memperhatikan latar belakang suku, agama, ras dan sosial ekonomi.
5 Masalah Moral
Masalah moral yang terjadi pada remaja ditandai oleh ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Hal ini disebabkan
oleh ketidakkonsistenan dalam konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Maka, sekolah sebaiknya menyelenggarakan berbagai
kegiatan keagamaan, meningkatkan pendidikan budi pekerti. 6
Masalah Keluarga Sebab-sebab umum pertentangan keluarga selama masa remaja adalah :
standar perilaku, metode disiplin, hubungn dengan saudara kandung, sikap yang sangat kritis pada remaja, dan masalah palang pintu. Remaja sering menganggap
standar perilaku orang tua yang kuno dan modern berbeda. Keadaan inilah yang sering menjadi sumber perselisihan di antara mereka.
Uraian diatas bisa disimpulkan dan dan diurai menjadi maslah-masalah anak usia SMASMK bisa dimungkinkan sebagai penyebab kesulitan belajar dan
masuk sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa SMK.