Sikap Partai Politik Lampung Terhadap Wacana Pemilihan Gubernur Oleh DPRD Provinsi
berbagai pertimbangan, terutama menyangkut masalah besarnya biaya penyelenggaraan, besarnya biaya politik yang dikeluarkan calon, serta
efek-efek negatif lainnya yang ditimbulkan, seperti banyaknya kasus korupsi kepala daerah hasil pemilihan langsung, maraknya praktek
money politik, konflik dimasyarakat akibat perbedaan politik, dan masalah lainnya.
Semenatara itu, empat partai politik yang terdiri atas PDI Perjuangan,
PKS, Partai Gerindra, dan PPP, menyatakan menolak terhadap wacana pengembalian mekanisme pemilihan gubernur oleh DPRD
provinsi yang pernah dipraktikan pada masa lalu. Mereka menilai, bahwa alasan terkait, mahalnya biaya penyelenggaraan, besarnya
biaya politik yang dikeluarkan oleh calon yang berakibat pada banyaknya kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi, praktek
money politic yang merusak mental masyarakat, serta titik tekan otonomi daerah, adalah alasan yang tidak rasional. Karena sebenarnya
hal tersebut dapat dilakukan dengan cara atau strategi yang lain yang lebih baik, selain itu dikembalikannya mekanisme pemilihan gubernur
oleh DPRD provinsi juga belum tentu menjawab dan menyelesaikan masalah yang dimaksud tersebut.
Sedangkan satu partai politik, yaitu PDK menyatakan bahwa
partainya bersikap netral. PDK akan mengikuti apa yang akan diputuskan oleh pemerintah dan DPR RI terkait wacana tersebut,
selain itu juga PDK memilih netral juga karena PDK tidak memiliki
perwakilan ditingkatan pusat atau DPR RI, sehingga tidak memiliki kekuatan politik yang signifikan untuk mempengaruhi wacana
tersebut.
b. Tawaran Solusi Terkait Mahalnya Biaya Penyelenggaraan Pilkada Gubernur yang Dikeluarkan Pemerintah
Persoalan biaya penyelenggaraan pilkada langsung yang mahal, para elit partai politik menyampaikan beberapa sikapnya terkait tawaran
solusi untuk meminimalisir biaya penyelenggaraan pilkada, terutama pemilihan gubernur. Empat partai politik, yang terdiri dari Partai
Demokrat, PAN, Partai Hanura, dan PKPB mengatakan bahwa solusi yang paling tepat dan efisien untuk meminimalisir biaya
penyelenggaraan pilkada yang selama ini hanyalah pemilihan yang dilakukan melalui DPRD provinsi. Menurut mereka, apabila
dilakukan melalui DPRD provinsi, maka anggaran yang diefisiensi dapat lebih dari 70 , karena dengan dipilih melalui DPRD provinsi,
yang menggunakan hak pilihnya hanya 75 orang, sehingga tidak memerlukan logistik yang terlalu banyak dan memakan biaya yang
besar. Sedangkan empat partai politik lain seperti PDI Perjuangan, PKS,
Partai Gerindra, dan PPP menyatakan solusi yang tepat untuk meminimalisir biaya penyelenggaraan pilkada, terutama gubernur
adalah melalui penyelenggaraan pilkada serentak, yaitu pemilihan gubernur dengan pemilihan bupatiwalikota secara bersamaan. Karena
apabila penyelenggaraan pilkada langsung dilaksanakan secara serentak, dapat menghemat biaya penyelenggaraan karena ditanggung
secara bersama-sama oleh pemerintah provinsi dan kabupatenkota, terutama mengenai honor panitia penyelenggara, dan pengadaan
logistik lainnya. Sementara Partai Golkar dan PDK menilai, untuk meminimalisir biaya
penyelenggaraan pilkada, itu solusinya dapat dilakukan dua cara tersebut, baik itu diadakannya pilkada serentak ataupun pemilihan
melalui DPRD provinsi sama-sama dapat dijadikan alternatif untuk menghemat dan meminimalisir biaya penyelenggaraan agar semakin
kecil. Pendapat yang berbeda disampaikan oleh PKB, menurutnya untuk meminimalisir biaya penyelenggaraan pilkada yang selama ini
cukup besar, itu sebenarnya dapat dilakukan melalui tahapan awal, yaitu dengan penyusunan anggaran sekecil mungkin. Jadi alokasi
penggunaan anggaran harus benar-benar objektif sesuai dengan kebutuhan yang ada dan pengunaan anggaran itu harus diawasi oleh
semua pihak agar benar-benar dipakai sesuai porsinya dan tidak dimanipulasi.