2 Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu penggunaan bola plastik berdiameter 11cm yang
diisi semen dengan ukuran berat yang lebih ringan, yaitu 2Kg untuk siswa putri dan 2,5Kg untuk siswa putra.
3 Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama.
b. Tindakan
1 Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan jumlah alat bantu yang telah disediakan oleh penulis.
2 Guru mendemonstrasikan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu melakukan gerak dasar tolak peluru secara
keseluruhan dari tahap persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan, dan tahap sikap akhir atau gerak lanjut dengan menggunakan alat
modifikasi berupa bola plastik berdiameter 11cm yang diisi semen dengan ukuran berat yang lebih ringan, yaitu 2Kg untuk siswa putri
dan 2,5Kg untuk siswa putra. 3 Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
guru sebanyak 5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1 Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan
alat modifikasi berupa bola plastik berdiameter 11cm yang diisi semen dengan ukuran berat yang lebih ringan, yaitu 2Kg untuk
siswa putri dan 2,5Kg untuk siswa putra.
2 Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan waktu pengulangan dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus
pertama.
d. Refleksi
1 Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan 2 Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua.
3. Siklus II a. Rencana
1 Membuat skenario pembelajaran. 2 Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan pada siklus kedua,
yaitu penggunaan penggunaan bola plastik berdiameter 11cm yang diisi semen dengan ukuran berat yang sama dengan berat peluru
standar yunior putra dan putri. 3 Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1 Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sab sesuai dengan alat bantu yang telah disediakan.
2 Guru mendemonstrasikan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu melakukan gerak dasar tolak peluru secara
keseluruhan dari tahap persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan, dan tahap sikap akhir atau gerak lanjut dengan menggunakan alat
modifkasi berupa penggunaan bola plastik berdiameter 11cm yang diisi semen dengan ukuran berat yang sama dengan berat peluru
standar yunior putra dan putri.
3 Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh guru sebanyak 5 kali dan guru mengoreksi kesalahan gerakan yang
dilakukan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah.
c. Observasi
1 Observasi dilakukan selama pemberian tindakan untuk melihat apakah suasana dalam proses pembelajaran dengan penggunaan
alat modifikasi berupa bola plastik berdiameter 11cm yang diisi semen dengan ukuran berat yang sama dengan berat peluru standar
yunior putra dan putri dapat berjalan dengan baik dan efektif. 2 Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan diberikan
waktu pengulangan.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK penelitian tindakan kelas disetiap siklusnya. Menurut
Freir and Cuning ham dalam Muhajir 1997: 58 menyatakan alat untuk ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan
Alat ukur itu pada penelitian ini berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar tolak peluru yang terdiri dari 1 tahap persiapan 2
tahap gerak gelincir 3 tahap pelepasan 4 tahap sikap akhir atau gerak lanjut.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui perhitungan kuantitatif menggunakan rumus sebagai
berikut
P = 100
Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997 Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan. f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar.
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes.
MOTTO
Gantungkan Cita-Citamu Setinggi Langit
Ir. Soekarno
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses, perbuatan cara mendidik. Dari sinilah dapat diartikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan
membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari
secara tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai sebab hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika
kehidupan. Apa yang dipelajari hari ini belum tentu diperlukan pada masa mendatang dan apa yang dipelajari di sini belum tentu berguna di tempat lain.
Namun tidaklah berarti bahwa pendidikan harus berjalan secara alami, pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nalai manusia baik sebagai mahluk sosial atau makluk relegius.
Untuk mencerdaskan anak bangsa dapat disalurkan melalui pelajaran Pendidikan Jasmani, karena Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata
pelajaran yang terdapat dalam kurikulum pembelajaran setiap jenjang pendidikan, baik SD, SMP ataupun SMA.
Pendidikan Jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental, serta emosional. Pendidikan Jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, tidak hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut
mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari.
Oleh karena itu, setiap tujuan-tujuan pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani telah
disusun dalam sustu program pembelajaran yang terdiri dari berbagai macam cabang olahraga, seperti bola basket, bulu tangkis, senam, atletik, aktivitas
aquatik renang bahkan aktivitas luar kelas outdoor. Salah satu materi pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diajarkan di tingkat
pendidikan jenjang Sekolah Dasar SD adalah atletik. Materi pembelajaran
atletik yang diajarkan terdiri dari nomor jalan, lari, lempar dan lompat. Dalam proses pembelajaran atletik pada nomor-nomor tersebut sangat memerlukan
penguasan teknik dan gerakan yang benar dan tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan efektif. Demikian halnya
pada nomor tolak peluru sangat diperlukan penguasaan gerak dasar yang benar dan keserasian antara tahap persiapan, tahap gelincir, tahap pelepasan,
dan tahap pemulihan karena di dalamnya mengandung unsur - unsur gerak yang kompleks yang dimulai dari tahap persiapan, tahap gelincir, tahap
pelepasan, dan tahap sikap akhir atau gerak lanjut. Tahap gerak tersebut harus