Fungsi Motivasi Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar

Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Secara umum motivasi ada dua, yaitu motivasi intrinsik motivasi dari dalam dan motivasi ekstrinsik motivasi dari luar yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya Sutikno, 2013: 70 yaitu: a. Motivasi intrinsik, jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan orang lain. Motivasi ini sering disebut “motivasi murni”, atau motivasi yang sebenarnya yang timbul dari dalam diri siswa misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, dsb. b. Motivasi ekstrinsik, jenis ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, paksaan, atau suruhan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu. Antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan, baik dari dalam intrinsik maupun dari luar ekstrinsik yang membuat siswa bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus-menerus selama kegiatan belajar-mengajar. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa dapat diketahui seberapa jauh perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, seberapa jauh siswa merasakan ada kaitan atau relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhannya, seberapa jauh siswa merasa yakin terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, serta seberapa jauh siswa merasa puas terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan. Keempat variabel tersebut merupakan kondisi-kondisi yang nampak dalam diri siswa selama mengikuti pembelajaran.

2. Fungsi Motivasi

Sistem pembelajaran yang baik selalu ditopang oleh upaya guru yang maksimal dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengadakan kegiatan pembelajaran. Berhasil tidaknya suatu kegiatan pembelajaran juga tergantung 8 kepada upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswanya. Secara garis besar ada tiga fungsi motivasi Hamalik dalam Sutikno, 2013:71 yaitu: a. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi ini sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

3. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar

Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Maka dari itu perlunya upaya guru untuk sedapat mungkin meningkatkan motivasi belajar siswanya. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya menumbuhkan dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menurut Sutikno 2013: 71 adalah sebagai berikut: a Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa. b Permainan, pada saat menyampaikan materi pelajaran untuk menyelipkan suatu permainan. c Memberi hadiah, berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. d Memberi pujian yang bersifat membangun. e Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar. f Memberikan nilai berupa angka sebagai simbol prestasi yang diperoleh siswa. g Menyelingi dengan humor atau dengan cerita-cerita lucu. h Membantu kesulitan belajar siswa baik secara individual maupun kelompok. i Memberikan ulangan. j Menerapkan metode yang bervariasi. k memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa. l Gunakan media yang baik serta harus sesuai 9 dengan tujuan pembelajaran. m Hukuman, yaitu bukan alat untuk menakut- nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan memiliki konsekuensi.

B. Spiritual Quotient 1. Pengertian Kecerdasan Spiritual