Cara pengkategorian data adalah sebagai berikut : 1 Tinggi : X ≥ M + SD
2 Sedang : X – SD ≤ X  M + SD
3 Rendah : X  M – SD
c.  Analisis  ini  juga  menggambarkan  jawaban  responden  dari  kuesioner  yang diajukan.  Pada  bagian  ini  penyusun  akan  menganalisa  data  tersebut  satu
persatu  yang  didasarkan  pada  jawaban  responden  yang  dihimpun berdasarkan  kuesioner  yang  telah  diisi  oleh  responden  selama  penelitian
berlangsung.
2. Analisis Kuantitatif
a. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas
Asumsi  dasar  yang  ada  pada  program  AMOS  adalah  uji  normalitas. Penelitian  mewajibkan  data  berdistribusi  normal  untuk  menghindari  bias
dalam  analisis  data.  Uji  normalitas  digunakan  untuk  mengetahui  normal tidaknya  distribusi  penelitian  masing-masing  variabel.  Jika  asumsi
normalitas  terpenuhi,  maka  nilai  residual  dari  analisis  juga  berdistribusi normal dan independen. Data dapat dikatakan normal dalam AMOS apabila
nilai  critical  ratio  c.r  multivariate  memiliki  syarat  -2,58    c.r    2,58 Mustafa dan Wijaya, 2012.
b. Analisis Jalur Model  path  analisis  analisis  jalur  merupakan  perluasan  dari  analisis
regresi linier berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk
menaksir  hubungan  kausalitas  antar  variabel  yang  telah  ditetapkan  sebelumnya berdasarkan  teori  Ghozali,  2011.  Path  analisis  digunakan  untuk  menganalisis
pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun  tidak  langsung  seperangkat  variabel  bebas  eksogen  terhadap  variabel
terikat endogen. Manfaat  dari  path  analisis  adalah  untuk  penjelasan  terhadap  fenomena
yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti, prediksi dengan path analysis ini bersifat  kualitatif,  faktor  determinan  yaitu  penentuan  variable  bebas  mana  yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat, serta dapat menelusuri mekanisme pengaruh  variabel  bebas  terhadap  variable  terikat.  Variabel  intervening
merupakan  variabel  antara  atau  mediating,  fungsinya  memediasi  antara  variabel independen  dengan  variable  dependen.  Untuk  menguji  pengaruh  variabel
intervening  digunakan  metode  analisis  jalur  path  analysis  Engkos  dan Riduwan,  2012:2.  Berdasarkan  hubungan  antar  variabel,  berikut  adalah  model
penelitian dalam bentuk diagram jalur.
Gambar 10. Paradigma
CITRA RUMAH SAKIT
X ₁
KUALITAS PELAYANAN
X
2
KEPUASAN PELANGGAN
M LOYALITAS
PELANGGAN Y
Model  anaisis  jalur  di  atas  digunakan  untuk  mencari  pengaruh  langsung dan  tidak  langsung  antara  variabel  independen  dan  variable  dependen.  Model
persamaan analisis jalur secara persamaan regresi sebagai berikut. 1. M = βX
1
M + βX
2
M + βX
3
M+ ε
2.
Y = βX
1
Y + βX
2
Y + βX
3
Y + βMX
1
Y + βMX
2
Y + βMX
3
Y +ε Dimana :
X1 : Citra rumah sakit
X2 : Kualitas pelayanan
M : Kepuasan pelanggan
Y : Loyalitas pelanggan
β1 : koefisien untuk variabel Citra rumah sakit
β2 : koefisien untuk variabel kualitas pelayanan
βM : koefisien untuk variabel mediasi kepuasan pelanggan
ε : error
H. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan  dengan menggunakan AMOS meliputi :
1. Uji signifikansi t-test atau Critical Ratio C.R
Uji hipotesis yang dilakukn adalah uji signifikansi t-test atau Critical Ratio C.R. output tabel pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan program AMOS
Kriteria pengujian hipotesis Ghozali, 2007 adalah sebagai berikut: a.  Nilai Critical Ratio CR  1,96 dengaan tingkat signifikansi  0,05  maka
berarti variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen.
b.  Nilai  Critical  ratio  CR    1,96  dengan  tingkat  signifikansi    0,05  maka berarti variabel eksogen tidak berpengaruh terhadap variabel endogen.
2. Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Koefisien determinasi Adjusted R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen.  Nilai  koefisien
determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai r
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel  independen  dalam  menjelaskan  variasi  variabel  dependen  amat
te rbatas. Nilai yang mendekati satu berarti dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel  dependen.  Secara  umum  koefisien  determinasi  untuk  data  silang
crossection  relatif  rendah  karena  adanya  variasi  yang  besar  antara  masing- masing  pengamatan,  sedangkan  untuk  data  runtut  time  series  biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi Ghozali, 2011. Untuk mengetahui besarnya variabel bebas dalam mempengaruhi variabel
terikat  dapat  diketahui  melalui  nilai  koefisien  determinasi  ditunjukkan  oleh  nilai adjusted r square R
2
. Nilai adjusted r square dapat naik atau turun apabila satu variable independen ditambahkan ke dalam model.