2. Sampel Penelitian
Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009 : 117. Sampel
adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data Sukardi, 2009: 54. Pengambilan sampel harus benar-benar mewakili
populasi yang ada, karena syarat utama agar dapat ditarik suatu generalisasi adalah bahwa sampel yang diambil dalam penelitian harus
menjadi cermin populasi Sukardi, 2009: 54. Jadi yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang diambil untuk dijadikan
responden dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu Sugiyono, 2009 : 124. Menurut pendapat Slovin dalam Husein umar, 2007 : 78
penentuan ukuran sampel menggunakan rumus :
Di mana : n
= Ukuran sampel N
= Ukuran populasi e
= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan.
Maka dapat dihitung sebagai berikut :
= 164,7 dibulatkan jadi 165.
Sedangkan menurut Sugiyono, 2012 : 128, penentuan ukuran sampel dapat menggunakan rumus dari Isaac dan Michael yaitu :
Keterangan : S
= Jumlah sampel λ
2
= Chi kuadrat yang harganya tergantung derajat kebebasan dan tingkat kesalahan. Untuk derajat kebebasan 1 dan
kesalahan 5 harga Chi kuadrat = 3,841. N
= Jumlah populasi P
= Peluang benar 0,5 Q
= Peluang salah 0,5 d
= Perbedaan antara sampel yang diharapkan dengan yang terjadi. Perbedaan bisa 1, 5, dan 10.
Maka dapat dihitung sebagai berikut :
= 155. Dari pendapat Slovin dan rumus Isaac dan Michael dapat
disimpulkan bahwa, menurut pendapat Slovin untuk populasi 280 dengan tingkat kesalahan 5 jumlah sampelnya 165. Sedangkan menurut rumus
Isaac dan Michael untuk populasi 280 dengan tingkat kesalahan 5 jumlah sampelnya 155. Dalam penelitian ini jumlah sampelnya diambil
dari rata-rata kedua pendapat diatas yaitu 160.