85 paling rendah 1,87. Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil di RSUD
Karanganyar cenderung kurang mampu mengendalikan perasaan khawatir. Hal ini dapat dipahami bahwa selama masa hamil, selain memikirkan diri
sendiri, ibu hamil juga memikirkan bayi yang ada dalam kandungannya. Dengan demikian, perasaan cemas dan khawatir yang dialami ibu hamil
akan bertambah, terutama terhadap kehamilannya.
2. Kecemasan Ibu Hamil di RSUD Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan hasil perhitungan data kecemasan ibu hamil, terlihat bahwa sebagian besar ibu hamil di RSUD Karanganyar memiliki kecemasan
dalam kategori rendah 64,5. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil yang memeriksakan kandungannya di RSUD Karanganyar
mengalami kecemasan pada tingkat rendah. Kondisi ini terlihat pula dari hasil observasi awal dengan ibu hamil di rumah sakit tersebut, di mana
beberapa ibu hamil mengatakan bahwa ia mengalami kecemasan yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu kecemasan terhadap
kondisi janin, cemas karena usia ibu yang telah memasuki usia rawan di atas 35 tahun, ketakutan akan terjadi keguguran, serta kecemasan terhadap
masa depan sang bayi yang dikandungnya terkait dengan kondisi ekonomi keluarga.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa item pertanyaan yang mempunyai nilai mean tertinggi 3,26 ada pada item
pertanyaan dalam indikator indikator kecemasan kognitif yaitu pada pertanyaan
“saya sering terpikir tentang masa depan bayi saya”. Hal ini
86 berarti bahwa ibu hamil di RSUD Kabupaten Karanganyar paling sering
mengalami kecemasan karena memikirkan masa depan bayinya. Kondisi ini menunjukkan bahwa masa depan bayi. Hal ini dapat dipengaruhi salah
satunya oleh faktor ekonomi. Keluarga yang kurang mampu secara ekonomi akan lebih banyak berpikir tentang masa depan anaknya.
Apabila dikaitkan dengan karakteristik responden, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah Ibu rumah
tangga yang tidak berpenghasilan, serta ibu yang bekerja di sektor swasta dengan penghasilan antara Rp 500.000
– Rp 1 juta. Kondisi ekonomi tersebut dapat berperan pula terhadap kecemasan ibu hamil mengenai masa
depan bayinya kelak. Masa depan anak menjadi salah satu faktor yang banyak dikhawatirkan
oleh ibu hamil. Kekhawatiran tersebut merupakan bentuk kecemasan ibu hamil terhadap ketidakjelasan masa depan anak. Individu yang merasa pada
suatu kondisi yang tidak jelas akan menimbulkan cemas Alwisol, 2005: 28. Dalam hal ini, objek tersebut dapat berupa masalah biaya hidup bagi
anaknya kelak. Kartini Kartono 2007: 92 menjelaskan berbagai bentuk kecemasan ibu hamil, salah satunya berupa ketakutan terhadap masalah
kesulitan ekonomi. Misalnya dalam mempeeersiapkan biaya persalinan. Ibu hamil apapun keadaannya perlu mempersiapkan biaya persalinan maupun
biaya untuk bayi yang akan dilahirkan kelak N.N Susanti, 2008: 16. Dari hasil penelitian ini diketahui pula bahwa item yang mempunyai
nilai mean ter endah 1,48 yaitu pada pertanyaan “saya yakin bayi dalam
87 kandungan sehat”. Dengan adanya keyakinan tersebut maka pada umumnya
ibu hamil di RSUD Karanganyar merasa tingkat kecemasan pada kesehatan bayi cenderung lebih rendah. Selain itu, hal ini dapat dipengaruhi oleh
pengalaman dan pengetahuan yang baik yang dimiliki para ibu hamil.
3. Hubungan Antara Pengendalian Emosi Dengan Kecemasan Ibu Hamil