Peranan Persepsi Remaja Terhadap Peranan Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas

17 Sebagai makhluk yang mempunyai sifat egoisme tinggi, maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan luar. Seks bebas di kalangan generasi muda pun kian marak terjadi dan menjadi pembicaraan hangat. Mengurai ketimpangan tersebut, ada beberapa faktor yang menjadi akar penyebab dari seks bebas itu. Seperti pengaruh dari media massa, pengaruh budaya barat, kurangnya pendidikan agama, dan juga pengabaian dalam keluarga yang kemudian dijadikan sebagai sebuah cerminan. Hal itu menunjukkan bahwa selama ini banyak remaja hanya bisa berkaca pada ‘cermin’ yang retak. Serambi Indonesia, Sabtu, 9 Maret 2013 14:23 WIB.

2.3 Peranan

Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan status. apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang tersebut telah melaksanakan suatu peranan. peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena fungsi peran itu sendiri adalah : 1. memberi arah pada proses sosialisasi. 2. pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan pengetahuan. 3. dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat. 4. menghidupkan system pengendali dan control, sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat.Narwoko, 2007 :160 Horton dan Hunt mengemukakan bahwa peran adalah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang mempunyai status. Bahkan dalam suatu status tunggal pun orang dihadapkan dengan sekelompok peran yang disebut sebagai perangkat peran. Istilah seperangkat peran role Universitas Sumatera Utara 18 set digunakan untuk menunjukkan bahwa satu status tidak hanya mempunyai satu peran tunggal, akan tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan dan cocok http:id.shvoong.com. Peranan mencangkup 3 tiga hal, yaitu : 1. peranan mengikuti dihubungkan dengan posisi dari tempat seseorang dalam masyarakat. peranan dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. peranan juga dapat dikatakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial. Sunarto, 1996:55. Peranan berasal dari kata peran. Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. Usman mengemukakan “peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku Eko, 2013.

2.4 wilayatul hisbah

Wilayatul Hisbah adalah Institusi yang bertugas mengawasi, membina, dan melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang Syari’at Islam dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Setiap petugas Wilayatul Hisbah disebut dengan Muhtasib. Perda, 2006: 179. Universitas Sumatera Utara 19 Untuk Aceh, hirarki struktural Wilayatul Hisbah berada di bawah Dinas Syari’at Islam. Posisinya sebagai jantung dalam dinas Syari’at Islam sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan dinas ini menegakkan Syari’at. Untuk itu landasan hukum tersendiri yang jelas yang mengatur tugas dan wewenang institusi hisbah sangat diperlukan di samping tekad yang kuat dari petugas Wilayatul Hisbah menegakkan Syari’at. http:www.acehinstitute.org. Lembaga semacam ini memang memiliki akar yang kuat dalam sejarah islam. tugas lembaga ini adalah menegakkan amar ma’ruf apabila jelas ditinggalkan dan mencegah kemungkaran apabila jelas-jelas dilakukan. kewenangan lembaga ini meliputi hal-hal yang berkenaan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan sebagian tindak pidana ringan yang menhendaki penyelesaian segera. tujuan adanya lembaga ini adalah untuk menjaga ketertiban umum serta memelihara keutamaan moral dan ada dalam masyarakat. Muhammad, 2003:136

2.4.1 Peran Wilayatul Hisbah

Dalam Peranan Wilayatul Hisbah juga terdapat beberapa unsur penting dalam pelaksanaan penegakan Syari’at Islam di antaranya sebagai berikut: 1. Peran Wilayatul Hisbah yaitu : a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam Universitas Sumatera Utara 20 c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib sebutan petugas Wilayatul Hisbah perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchikKepala Gampong dan keluarga pelaku d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam kepada penyidik 2. Peran Wilayatul Hisbah yang terkait dengan mengawasi diantaranya: a. Memberitahukan kepada masyarakat tentang adanya peraturan perundang- undangan di bidang Syari’at Islam. b. Menemukan adanya perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan Syari’at Islam 3. Peran Wilayatul Hisbah yang berhubungan dengan pembinaan meliputi: a. Menegur, memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut di duga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Syari’at Islam b. Berupaya untuk menghentikan kegiatanperbuatan yang patut diduga telah melanggar peraturan perundangan di bidang Syari’at Islam c. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong d. Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan izin penggunaan suatu tempat atau sarana. 4. Wewenang Wilayatul Hisbah Sesuai dengan keputusan Gubernur Nomor 01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata kerja Wilayatul Hisbah berwenang dalam penanganan setiap pelanggaran dan pembinaan Syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, wewenang tersebut tertuang dalam pasal 5 keputusan tersebut yaitu : Universitas Sumatera Utara 21 a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan dan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam b. Menegur, menasehati, mencegah dan melarang setiap orang yang patut diduga telah sedang atau akan melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Syari’at Islam Sumber: Dinas Syari’at islam kota langsa.

2.4.2 Fungsi Wilayatul Hisbah

Wilayatul Hisbah melalui muhtasib mempunyai fungsi utama yaitu: menyuruh kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran. Adapun dari tugas utama tersebut dapat dibagi lagi kepada tiga kategori, yakni: 1. Tugas yang berhubungan dengan Allah hablum minallah. Kategori pertama yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran yang terkait dengan hak-hak Allah meliputi kegiatan keagamaan, salah satunya perintah untuk Shalat berjamaah di Mesjid atau Musholah dan tidak menyendiri. 2. Tugas yang berhubungan dengan manusia Hablum minannas. Yaitu yang berhubungan dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti hubungan dalam bermuamalah atau transaksi jual beli. 3. Tugas yang berhubungan dengan keduanya baik Allah dan Manusia hablum minAllah wa hablum minanas. Ialah yang terkait antara hak Allah dan hak-hak manusia Sumber: Dinas Syari’at islam kota langsa. Universitas Sumatera Utara 22

2.4.3 Konsep Pemberian Sanksi Terhadap Pelanggaran Oleh Wilayatul Hisbah

Pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelaksanaan Syari’at Islam melalui proses jalan panjang, diawali dari proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari laporan masyarakat, razia dan berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan penyidikan guna pembuatan BAP untuk diserahkan kepada kejaksaan. Setelah sempurna, BAP diserahkan ke Mahkamah Syari’at untuk diproses di pengadilan. Dan penerapan sanksi berdasarkan keputusan dari pengadilan. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP jenis pidana yang dikenal adalah : a. Pidana pokok, yang terdiri dari : Pidana mati, pidana penjara, kurungan, dan denda. b. Pidana tambahan: Pencabutan hak-hak tertentu, perampasan barang-barang tertentu, pengumuman putusan hakim. Secara umum tujuan pemidanaan adalah memberikan efek jera bagi si pelaku dan pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan hal serupa. Dalam Qanun yang menjadi area studi ini, terdapat tiga jenis uqubat hukuman yaitu Hukuman Cambuk, Kurungan dan Denda. Dalam beberapa Qanun yang menjadi area studi ini, terdapat tiga jenis uqubat hukuman yaitu : 1. Hukuman cambuk, dengan angka yang variatif sesuai dengan jenis pidananya. 2. Kurungan. 3. Denda. Universitas Sumatera Utara 23 Berikut ini beberapa perbuatan pidana dan sanksinya yang terkait dengan prilaku menyimpang yang telah diatur sanksi-sanksinya. Nomor Perbuatan Pidana Pelanggaran Hukum Syariat Islam SanksiHukumannya 1. Tidak melaksanakan Shalat Jum’at tiga kali berturut-turut tampa uzur syar’i Menyediakan fasilitaspeluang untuk tidak berpuasa bagi orang yang wajib berpuasa pada Ramadhan Penjara maksimal 6 enam bulan atau cambuk maksimal 3 tiga kali Penjara maksimal 1 satu tahun atau denda maksimal Rp. 3.000.000 tiga juta rupiah atau cambuk 6 enam kali dan dicabut izin usahannya 2 Makan dan minum oleh orang yang wajib berpuasa di tempat umumdi depan umum pada siang hari bulan Ramadhan Penajara maksimal 4 empat bulan atau Cambuk maksimal 2 dua kali 3 Tidak berbusana Islami Mulai dengan hukuman yang paling ringan. 4. Mengkonsumsi minuman khamar dan sejenisnya Cambuk 40 empat puluh kali 5. Memproduksi, menyediakan, menju al, memasukkan, mengedarkan, men Kurungan maksimal 1 satu tahun, minimum 3 tiga bulan Universitas Sumatera Utara 24 gangkut, menyimpan, menimbun, m emperdagangkan, menghadiahkan dan Atau denda maks Rp. 75.000.000,- tujuh puluh lima juta rupiah 6. Maisir Perjudian Orang yang berjudi Penyedia fasilitas, atau penyelenggara judi, pelindung atau pemberi izin berjudi 6 – 12 kali hukuman cambuk Denda 15-35 juta 7. Pelaku mesum Penyedia fasilitas atau yang melindungi orang yang khlawat 3 – 9 kali hukuman cambuk atau denda 2,5 – 10 juta Kurungan 2 – 6 bulan atau denda 5 – 15 juta Sumber: Dinas Syari’at Islam Kota Langsa 2.5 Seks Bebas 2.5.1 Defenisi Seks Bebas Kurangnya informasi tentang seks dapat menyebabkan anak mencari tahu mengenai hal itu dari berbagai sumber, termasuk melakukan eksperimen seksual. kalau sudah begini, bersiap- siaplah orang tua dalam menghadapi problematika seks bebas anak remajanya. Seks bebas adalah gaya hidup yang berasal dari barat. Dalam hidup seks bebas ini, manusia diberi kebebasan untuk melampiaskan hasrat seksualnya tanpa harus terikat pada norma, baik agama maupun lingkungan sosial. menurut mereka, tubuh dan seksualitas adalah murni Universitas Sumatera Utara 25 urusan peribadi sehingga tidak seorangpun atau sesuatu pun yang berhak mengatur apalagi mengekang kebebasan tersebut. Nawita, 2013:82-83 Pengertian seks bebas menurut Kartono merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual psycologymania, 2012. Nevid mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks. Lebih lanjut Cynthia seks juga diartikan sebagai hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan. Berdasarkan penjabaran definisi di atas maka dapat disimpulkan pengertian seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum. psycologymania, 2012 Universitas Sumatera Utara 26

2.5.2 Klasifikasi Seks Bebas

Klasifikasi seks bebas yaitu : 1. Kissing yakni berciuman dengan bibir dan mulut terbuka serta termasuk menggunakan lidah. 2. hickey yakni merasakan kenikmatan untuk menghisap atau menggigit dengan gemas pasangan mereka, kadang-kadang pada leher, buah dada, atau paha, yang menyebabkan sebuah tanda memar merah, tanda ini juga dinamakan isapan, cupang dan lain-lain. 3. necking yakni biasanya termasuk mencium wajah dan leher. umumnya digunakan untuk menggambarkan ciuman dan pelukan yang lebih mendalam, ciuman sambil memegang buah dada. 4. petting yakni langkah yang lebih mendalam dari necking. ini termasuk merasakan dan mengusap-usap tubuh pasangan anda, termasuk lengan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-kadang daerah kemaluan, entah diluar atau didalam pakaian. Baik necking dan petting sama-sama membahayakan . sebab ketika dua orang begitu terangsang secara seksual, mereka cenderung tidak mampu mencegah untuk tidak melakukan hubungan intim, atau tidak menggunakan alat mencegah kehamilan. 5. foreplay yakni meliputi merangsang secara seksual melalui berciuman, necking, dan petting dalam persiapan untuk melakukan hubungan intim. 6. hubungan intim yakni bersatunya dua orang secara seksual yang idealnya dilakukan setelah pasangan pria dan wanita menikah. dalam hubungan seksual manusia, penis laki- laki yang ereksi masuk ke dalam vagina perempuan Masland, estride, 2006:79-80. Universitas Sumatera Utara 27

2.5.3 Faktor penyebab seks bebas

Faktor-faktor penyebab terjadinya seks bebas : 1. Penyebaran nilai-nilai asing yang mudah masuk seiring derasnya arus informasi dan teknologi. ketidakmampuan dalam menyaring berbagai informasi yang masuk membuat generasi muda kita menjadi sasaran empuk penyebaran tata nilai yang bukan hanya berlawanan, tetapi juga menjerumuskan. 2. Mudahnya akses konten pornografi, misalnya buku, majalah, keping VCDDVD, serta internet. kita bias lihat bahwa file-file cabul dapat berpindah dari satu handphone ke handphone yang lain dengan mudah dan tidak berbiaya. 3. Tata pergaulan anak zaman sekarang yang menyatakan bahwa free seks sebagai salah satu elemen modernitas. di mata mereka, melakukan seks diluar nikah dan bergonta- ganti pasangan adalah sebuah tuntutan logis perkembangan zaman. oleh karena itu, remaja yang tidak melakukan free seks akan dianggap kampungan dan akan dijauhi dari lingkungan pergaulan. 4. lemahnya control orang tua terhadap anak. bagaimanapun juga, peran orang tua sangat berpengaruh dalam melindungi remajaanak dari berbagai hal berbau pornografi. orang tua tidak bisa begitu saja mempercayai bimbingan moral yang didapatkan oleh anak di sekolah dan melepas sepenuhnya tanggung jawab pengawasan tumbuh kembang anak. 5. kurang kuatnya penanaman nilai-nilai agama pada diri anak. penanaman nilai-nilai agamanya ini adalah tanggung jawab penuh orang tua. Nawita, 2013:83-84 Universitas Sumatera Utara 28

2.5.4 Dampak Seks Bebas

Dampak seks bebas yakni : 1. Kehamilan diluar nikah yang disebabkan oleh tindakan seks yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan generasi muda kita. boleh jadi, hal ini akibat minimnya informasi mengenai alat-alat kontrasepsi ataupun bimbingan atau tata cara seks yang benar dan bertanggung jawab. 2. Semangkin tingginya angka aborsi yang juga berbanding lurus dengan angka kematian ibu yang melakukan aborsi. ketakutan yang dialami oleh para penganut paham seks bebas dalam hal ini kaum wanita ketika mengetahui dirinya hamil membuat dia melakukan berbagai cara untuk menutupi aib tersebut tanpa peduli apakah langkah tersebut aman atau tidak bagi keselamtan jiwanya. selain oleh oknum tenaga medis, kita juga kerap melihat bahwa praktik aborsi dilakukan juga oleh orang-orang yang tidak kompeten sehingga aborsi dapat membahayakan jiwa pasien itu sendiri. 3. Semakin beresikonya terkena penyakit menular seksual PMS. 4. Keresahan sosial, meski bagaimanapun kasus seks bebas terlebih yang berujung kehamilan diluar nikah atau aborsi bukan hanya akan mencoreng nama baik keluarga yang bersangkutan. gunjingan dan cemoohan adalah konsekuensi logis atas perbuatan seks bebas. namun demikian, hal yang paling dikhawatirkan adalah perbuatan tersebut dicontoh oleh anak-anak yang lainnya.Nawita, 2013:84-85 Universitas Sumatera Utara 29

2.6 Persepsi Remaja Terhadap Peranan Wilayatul Hisbah Dalam Mengurangi Seks Bebas

persepsi adalah proses kognitif yang dialami penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi. Yang dimaksud dengan kognitif diatas adalah proses atau kegiatan mental yang dasar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi mental seperti sikap, kepercayaan dan pengharagaan yang kesemuanya merupakan faktor yang menentukan perilaku. Remaja merupakan proses yang dilewati setiap manusia, pada masa remaja pada dasarnya mereka memiliki rasa yang lebih labil.. Menurut Stanley hall masa remaja itu berkisar dari umur 16-21 tahun. Wilayatul Hisbah merupakan instusi resmi dari pemerintahan yang berada di Aceh bertugas mengawasi, membina, dan melakukan advokasi terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang Syari’at Islam yang salah satu kewenangan lembaga ini meliputi seks bebas dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. seperti yang tertera dalam Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. Peranan Wilayatul Hisbah dalam mengurangi seks bebas adalah: a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelanggaran peraturan Qanun no.14 tahun 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas.. b. Melakukan pembinaan dan advokasi spritual terhadap setiap orang yang berdasarkan bukti permulaan patut diduga telah melakukan pelanggaran terhadap Qanun no.14 tahun 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. c. Pada saat tugas pembinaan mulai dilakukan Muhtasib sebutan petugas Wilayatul Hisbah perlu memberitahukan hal itu kepada penyidik terdekat atau kepada keuchikKepala Gampong dan keluarga pelaku Universitas Sumatera Utara 30 d. Melimpahkan perkara pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas kepada penyidik Sumber: Dinas Syari’at Islam Kota Langsa. Peran Wilayatul Hisbah yang terkait dengan mengawasi seks bebas adalah diantaranya: a. Memberitahukan kepada remaja tentang adanya peraturan perundang- undangan Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. b. Menemukan adanya perbuatan pelanggaran terhadap ketentuan Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. Peran Wilayatul Hisbah yang berhubungan dengan pembinaan meliputi: a. Menegur, memperingatkan dan menasehati seseorang yang patut di duga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. b. Berupaya untuk menghentikan kegiatanperbuatan yang patut diduga telah melanggar peraturan perundangan Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas. c. Menyelesaikan perkara pelanggaran tersebut melalui rapat Adat Gampong d. Memberitahukan pihak terkait tentang adanya dugaan telah terjadi penyalah gunaan izin penggunaan suatu tempat atau sarana terhadap Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas Sumber: Dinas Syari’at Islam Kota Langsa. Universitas Sumatera Utara 31 Pelaksanaan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas melalui proses jalan panjang, diawali dari proses pengindentifikasian pelanggaran baik dari laporan masyarakat, razia dan berbagai usaha lainnya, pemeriksaan jenis pelanggaran dan penyidikan guna pembuatan BAP untuk diserahkan kepada kejaksaan. Setelah sempurna, BAP diserahkan ke Mahkamah Syari’at untuk diproses di pengadilan. Dan penerapan sanksi berdasarkan keputusan dari pengadilan. Adapun sanksi terhadap pelanggaran Qanun no.14 th 2003 tentang Khalwat perbuatan mesumseks bebas yakni : c Pelaku mesum seks bebas akan diberikan sanksi 3 – 9 kali hukuman cambuk atau denda 2,5 – 10 juta. d Penyedia fasilitas atau yang melindungi orang yang melakukan mesumseks bebas diberikan sanksi Kurungan 2 – 6 bulan atau denda 5 – 15 juta Sumber: Dinas Syari’at Islam Kota Langsa. Universitas Sumatera Utara 32

2.7 KERANGKA PEMIKIRAN