Pendekatan Kebudayaan Pendekatan Penelitian

2. Pendekatan politik

Pendekatan yang kedua yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan politik. Politik berhubungan dengan kekuasaan suatu negara. Politik dan budaya mempunyai suatu pola hubungan. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa bisa bertahan, berkembang ataupun berkurang fungsinya tidak lepas dari pengaruh dari penguasa perpolitikan suatu bangsa. Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik dan alokasi atau distribusi. Pengertian politik sebagai usaha untuk mencapai suatu masyarakat yang lebih baik daripada yang dihadapinya, atau yang disebut Peter Merkl: Politik dalam bentuk yang paling baik adalah usaha mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan. Politics, at its best is a noble quest for a good ordr and justice . 57 Dalam konsep teori politik merupakan bidang pertama dari ilmu politik, bersifat spekulatif menyangkut norma untuk kegiatan politik. Bidang kedua merupakan lembaga politik, misalnya pemerintah, mencakup aparatur politik teknis untuk mencapai tujuan sosial. Bidang ketiga mengenai partai, golongan dan pendapat umum. 58 Pendekatan politik dalam penelitian ini digunakan untuk membantu dalam menganalisis tentang situasi perpolitikan pada masa 57 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 13-15. 58 Ibid., hlm. 22. revolusi. Situasi yang dimaksud adalah ketika kondisi pemerintahan pasca kemerdekaan, kedatangan sekutu, perpindahan ibukota atau pusat pemerintahan dari Jakarta ke Yogyakarta sampai pada pengakuan kedaulatan Republik Indonesia. Dengan pendekatan politik dapat digunakan untuk mengkaji latar belakang pengambilan keputusan mengapa Yogyakarta dijadikan ibukota Indonesia. Kaitannya dengan pergerakan para seniman pada masa revolusi, pendekatan politik digunakan untuk mengkaji pengaruh kesenian yang dihasilkan terhadap strategi politik yang dilancarkan oleh Indonesia dan Belanda. Indonesia yang saat itu adalah negara baru, dalam kancah pemerintahan tentu ada banyak lembaga-lembaga khsusus untuk menangani permasalahan dan perencanaan nasional. Pendekatan politik juga digunakan untuk menganalisis bagaimana pemerintah memberikan dukungan terhadap perkembangan budaya nasional melalui kesenian yang terus merakyat. Tahun 1946 di Indonesia khususnya di Yogyakarta, mulai berdiri lembaga kesenian bentukan para seniman, sebagai sarana konsolidasi untuk mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Penulis ingin menganalis, bagaimanakah dukungan pemerintah pada saat itu.

I. Sistematika Pembahasan

Pada penulisan skripsi bagian ini dapat berguna untuk memperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif mengenai isi dari skripsi ini. Sistematika pembahasan ini dituangkan dalam lima bab, setiap bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut.

BAB I. PENDAHULUAN

Berisi tentang latar Belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, historiografi yang relevan, metode penelitian dan pendekatan penelitian, serta sistematika pembahasan.

BAB II. PERKEMBANGAN SENI DAN SENIMAN INDONESIA SEBELUM DAN PADA SAAT REVOLUSI 1945-1949.

Bab ini berisi tentang perkembangan seni dan seniman pada masa Jepang, proklamasi dan pada saat revolusi tahun 1945-1949. Bab ini menceritakan tentang seni apa saja yang telah ada dan tokoh-tokoh seniman yang ada di Yogyakarta. Pada Bab ini telah dibahas tentang keberadaan seniman dan pendirian sanggar-sanggar seni di Yogyakarta sebagai upaya konsolidasi para seniman dalam mendukung perjuangan. Selain itu juga akan di bahas mengenai dinamika kesenian di Yogyakarta pada tahun 1945-1949. BAB III. PERANAN SENIMAN DALAM UPAYA MENDUKUNG PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI YOGYAKARTA 1945-1949. Bab ini menjelaskan tentang seniman yang pada tahun 1945-1949 sudah mulai menunjukkan karyanya. Penulis mengkaji tentang seniman lukis, seniman teater dan drama, seniman sastra dan seniman musik. Masing-