Horison waktu Time Horizone. Horizon
4 JEN SuryA Jurnal Akuntansi dan Keuangan
called a cash dividend.” Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang berdiri sendiri dan tidak tergantung pada variabel
lain. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah: laba, arus kas operasi, arus
kas bebas, dan dividen kas sebelumnya. Adapun defenisi masing-masing variabel independen
dalam penelitian ini adalah: - Laba bersih X1 merupakan pengurangan
beban kerugian
terhadap pendapatan
keuntungan dari semua sumber Wallace, 1997
- Arus kas bebas X3 merupakan kas yang tersedia
untuk didistribusikan
kepada pemegang saham setelah semua proyek
investasi yang menguntungkan telah dilakukan untuk mempertahankan kelanjuatan operasi
perusahaan Jones, 2001. - Dividen kas sebelumnya X4 merupakan
pembayaran dividen kas sebelumnya menjadi pertimbangan baik perusahaan maupun
pemegang saham Penman, 2001 Bagaimana
operasionalisasi variabel
independen terlihat seperti table 3 diatas.
Metode Analisis Data
Data Penelitian
dianalisis dengan
menggunakan model analisis regresi linear berganda yaitu menggunakan pooled data mulai
yang terdaftar di Bursa Efek indonesia BEi dari tahun 2002 sampai dengan 2006. sumber data
penelitian ini adalah: 1. Mailis online indonesia Stock Exchange
httpwww.isx.co.id. 2. Pusat referensi Pasar Modal Capital Market
reference Center 3. Directory Bursa Efek indonesia BEi
4. indonesian Capital Market Directory. 5. Homepage BEi dan Pojok BEi
Data penelitian
yang telah
diperoleh dan dikumpulkan, kemudian diolah dengan
menggunakan pooled data yaitu kombinasi antara cross sectional dan time series data
Gujarati, 1997:212
Defenisi dan Pengukuran Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen, dan variabel dependen, dimana :
Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada penelitian
ini yang variabel dependen y adalah dividen
kas. Dividen kas adalah dividen yang dibayarkan
secara tunai oleh perusahaan kepada pemegang saham, Sebagaimana dinyatakan oleh Warren
and Reeve 2004:515 “A cash distribution of earnings by a corporation to its shareholder is
Tabel 2 Penentuan Populasi Sasaran Emiten Manufaktur
Periode 2002 sampai dengan 200
Emiten manufaktur terdaftar di BEi Dikeluarkan: Emiten manufaktur yang di-delist
Emiten manufaktur yang tidak di-delist. Dikeluarkan: Emiten manufaktur yang mengalami kerugian
Emiten manufaktur yang memperoleh laba Dikeluarkan: Emiten Manufaktur memiliki arus kas operasi negatif
Emiten Manufaktur memiliki arus kas operasi positif Dikeluarkan: emiten manufaktur memiliki arus kas bebas negatif
Emiten manufaktur memiliki arus kas bebas positif Dikeluarkan: emiten manufaktur tidak membayar dividen kas sebelumnya
Emiten manufaktur membayar dividen kas sebelumnya Dikeluarkan: emiten manufaktur tidak membayar dividen kas
Emiten manufaktur membayar dividen kas 119 emiten
19 emiten 90 emiten
17 emiten 73 emiten
13 emiten 60 emiten
11 emiten 49 emiten
19 emiten 30 emiten
17 emiten 13 emiten
Sumber: Data hasil penelitian dari tahun 2002 sampai dengan 2006 diolah.
Volume 1 Nomor 1, Februari 2011 Jurnal Akuntansi dan Keuangan
dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006. Data diolah dengan menggunakan program bantuan
SPSS Statistical Package for Social Sciences Versi 15.0.
Adapun persamaan model regresi berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + ε
Dimana: y
=
Dividen kas X
1
=
Arus kas bebas X
2
=
Dividen kas sebelumnya
β
,
β
1
,
β
2
=
Konstanta dan koeisien regresi
ε
=
Variabel gangguan yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Persamaan regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji secara parsial maupun
simultan variabel independen X1, dan X2 arus kas bebas, dividen kas sebelumnya terhadap
varibel dependen y dividen kas. Model analisis data yang digunakan adalah model regresi
Linear berganda dengan menggunakan pooled data dengan tahun penelitian di mulai dari tahun
2002 sampai dengan tahun 2006.
Rancangan Pengujian Hipotesis.
untuk menguji pengaruh variabel independen laba, arus kas bebas dan dividen kas sebelumnya
terhadap variabel dependen dividen kas dilakukan dengan dua cara yaitu: uji secara
parsial dan uji secara simultan bersama-sama. a. uji Parsial.
untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis nol Ho dan hipotesis
alternatif Ha. Hipotesis Pertama H1
H01 : β1 = 0; Arus kas bebas tidak berpengaruh signiikan terhadap dividen kas.
HA1 : β1 ≠ 0; Arus kas bebas berpengaruh signiikan terhadap dividen kas.
Hipotesis Kedua H2 H02 : β2 = 0; Dividen kas sebelumnya tidak
berpengaruh signiikan terhadap dividen kas. HA2 : β2 ≠ 0; Dividen kas sebelumnya
berpengaruh signiikan terhadap dividen kas. Hipotesis Keempat H4
2. Menentukan kriteria
penerimaan dan
penolakan hipótesis. Kriteria penerimaan dan penolakan hipótesis
adalah sebagai berikut: Jika βi i=1,2 = 0 : H0 tidak ditolak.
Jika βi i=1,2 ≠ 0 : H0 ditolak. Ho tidak ditolak artinya variabel independen
tidak berpengaruh
terhadap variabel
dependen, sedangakan Ho ditolak berarti variabel independen berpengaruh terhadap
variabel dependen. b. uji Simultan
untuk menguji hipotesis ke empat H4, yaitu pengaruh variabel independen secara bersama-
Tabel 3 Operasionalisasi variabel
Variabel Defenisi
Indikator Skala
Referensi Indikator
Arus kas Bebas X1
Kas yang
tersedia untuk
didistribusikan kepada pemegang saham setelah semua proyek
investasi yang menguntungkan telah
dilakukan untuk
mempertahankan kelanjuatan
operasi perusahaan. Arus kas bebas. Diukur
dengan arus
kas bebas
perlembar saham rasio
Jones dan Sarma, 2001
Dividen kas Sebelumnya X
2
pembayaran dividen sebelumnya menjadi
pertimbangan baik
perusahaan maupun pemegang saham
dividen sebelumnya diukur dengan dividen per lembar.
rasio Penman, 2001
Dividen kas y dividen yang dibayarkan secara
tunai oleh perusahaan kepada pemegang saham
dividen kas diukur dengan dividen per lembar saham.
rasio Warren and reeve,
2004
JEN SuryA Jurnal Akuntansi dan Keuangan
sama terhadap variabel dependen, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis nol HO dan hipotesis alternatif HA sebagai berikut:
H04 : β1=β2 = 0 , laba, arus kas bebas dan dividen kas sebelumnya secara bersama-sama
tidak berpengaruh secara signiikan terhadap dividen kas.
HA4 : paling sedikit ada satu βi i=1,2 ≠ 0, laba, arus kas bebas dan dividen kas
sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh secara signiikan terhadap dividen kas.
2. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipótesis. Kriteria penerimaan dan penolakan
hipótesis adalah sebagai berikut: Jika H04 : β1=β2 = 0 : H0 tidak ditolak
Jika H04 : paling sedikit ada satu βi i= 1,2 ≠ 0 : H0 ditolak
H0 tidak ditolak artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen, sedangkan Ho ditolak berarti variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
HASIL-HASIL PENELITIAN DAN Gambaran Umum Observasi Penelitan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek indonesia BEi. Badan Pengelola Pasar Modal Bapepam melalui surat edaran nomor
SE-02PM2002 menetapkan karakteristik utama perusahaan manufaktur adalah perusahaan
yang mengolah sumberdaya menjadi barang jadi melalui suatu proses pabrikasi. Bapepam
mengelompokkan ada tiga jenis industri manufaktur terdaftar di Bursa Efek indonesia
yaitu: a industri dasar dan kimia, b aneka industri, dan c makanan dan minuman.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek indonesia BEi dari tahun 2002 sampai 2006 berjumlah 119, namun dari kriteria yang telah
ditetapkan diatas hanya 13 emiten manufaktur yang menjadi sampel dari penelitian ini. 13
emiten manufaktur yang terpilih sebagai sampel tersebar ke dalam tiga klasiikasi perusahaan
manufaktur diatas. Ada tiga kegiatan utama yang termasuk kelompok industri manufaktur yaitu:
1. Kegiatan untuk memperoleh dan atau menyimpan input atau bahan baku.
2. Kegiatan pengolahanpabrikasiperakitan
bahan baku menjadi barang jadi. 3. Kegiatan menyimpan dan atau memasarkan
barang jadi. Dari ke 13 sampel terpilih, tersebar kedalam
beberapa kelompok kegiatan usaha. Sebanyak 54 sampel merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak dalam aktivitas usaha industri dasar dan kimia. Sebesar 31 memiliki aktivitas
di aneka industri, sementara 15 aktivitas usaha sampel adalah bergerak di industri makanan dan
minuman.
Statistik Diskriptif
Sampel ini kemudian di buatkan nilai average dari masing-masing variabel X, seperti;
laba bersih, arus kas bebas dan dividen kas tahun sebelumnya, juga variabel y atau dividen
kas tahun berjalan. tujuannya agar dapat diolah dengan menggunakan SPSS. Versi 15. Dari data
yang diolah, di hasilkan rata-rata hitung dan standar deviasi.
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dividen kas memiliki rata-rata hitung sebesar rp. 650,08
selama lima tahun dari periode tahun 2002- 2006 yang bermakna bahwa secara keseluruhan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia membayarkan dividen kas rata-
rata sebesar rp. 650,08 perlembar sahamnya Sementara standar deviasi perlembar saham
yang diperoleh dari hasil uji statistik adalah untuk dividen kas rp. 1.117,46, arus kas bebas
rp. 2.897,54 dan pembayaran dividen kas sebelumnya rp. 1.154,71.
Pengujian Asumsi Klasik
Analisa data penelitian dilakukan dengan model persamaan regresi linier berganda dengan
melakukan uji asumsi t dan uji F. Sebelum dilakukan analisi tersebut maka data yang ada
terlebih dulu dianalisa dengan ujia asumsi klasik.
Volume 1 Nomor 1, Februari 2011 Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7
Tabel 4 Kegiatan Usaha Industri Manufatur
Jenis Industri Jumlah Emiten
Persentase
1. industri Dasar dan Kimia
2. Aneka industri
3. industri Makanan dan Minuman
7 4
2 54
31 15
total 13
100 Sumber: Data sekunder diolah 2006
Tabel 5 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
N
Dividen Kas 650,0818
1.117,46406 13
Arus Kas Bebas 2.430,4457
2.897,53795 13
Pembayaran Dividen Sebelumnya 647,6977
1.154,70490 13
Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2007 diolah
Gambar 1: Normal P-P Plot of regression Standardized
residual
Pengujian Normalitas Data dan Autokorelasi
Dalam melakukan uji regresi disyaratkan agar data yang dipakai adalah normal. Pada penelitian
ini untuk mengetahui normalitas distribusi data dilakukan dengan melihat nilai residual pada
model regresi yang akan diuji. Jika residual berdistribusi normal maka nilai-nilai sebaran
datanya akan terletak disekitar garis lurus Santoso, 2002. Berikut ini disajikan gambar
: graik yang menunjukkan hasil pengujian normalitas sebaran data yang terletak diskitar
garis lurus yang merupakan output dari SPSS. Versi 15.0
Pada gambar 1, dapat disimpulkan bahwa penyebaran data semuanya mengikuti distribusi
normal karena berada di sekitar garis lurus, artinya tidak terdapat data yang menyimpang
secara ekstrim. Sementara untuk melihat hubungan variabel
correlation digunakan metode Durbin Watson yang menghasilkan nilai 2,636 ini bermakna
bahwa data memiliki autokorelasi negatif. Menurut Santoso 2000, nilai Durbin-Watson di
bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, jika nilai Durbin-Watson berada -2 sampai +2 berarti tidak
ada autokorelasi, dan jika nilai Durbin-Watson di atas +2 berarti ada autokorelasi negative. Hasil
pengujian autokorelasi diperoleh nilai Durbin- Watson berada -2 sampai +2 berarti tidak ada
masalah autokorelasi.
Pengujian Heterokedatisitas
uji heteroskedasitas
bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Salah satu cara yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi
gejala ini adalah dengan melihat graik plot antara nilai prediksi variable independent dengan
residualnya, salah satunya dengan graik scatter plot. Jika terdapat pola tertentu dalam graik
hal ini menunjukkan gejala heteroskedasitas,
demikian sebaliknya.
JEN SuryA Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Hasil pengujian heteroskedasitas untuk masing-masing persamaan dapat dilihat Gambar
2. Setelah melihat graik hasil pengujian
heteroskedasitas di atas tampak bahwa data-data yang ada tidak membentuk satu pola, dengan
demikian disimpulkan bahwa persamaan tidak mengandung heteroskedasitas.
Pengujian multikolonearitas
uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas independent. Model yang seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable
bebas imam Ghozali, 2001. Secara matematis pengukuran multikolinearitas dapat dirumuskan
sebagai persamaan inlasi berikut ini:
2
r -
1 1
ViF 0,998
- 1
1 ViF
= 9,98 Nilai Variance Inlating Factor VIF terjadinya
multikolonearitas jika ViF melebihi nilai 10 Hair dkk, 1995. Pada tabel 10 dapat diketahui
bahwa model regresi semuanya tidak terjadi masalah multikolonearitas karena nilai ViF yang
dihasilkan sebesar 9,99 karena memenuhi asumsi uji multikolonearitas, arus kas bebas X1,
maupun dividen kas sebelumnya X3 terhadap variabel dependen y masing-masing sebesar;
arus kas bebas 13,1 dan pembayaran dividen kas sebelumnya 101,3. Hal ini menunjukkan
hanya dividen kas sebelumnya yang memiliki multikolinearitas terhadap dividen kas, hal ini di
karenakan dividen kas sebelumnya menunjukkan nilai koeisien lebih dari 10. Sementara hanya
arus kas operasi yang tidak memiliki nilai multikolinearitas negatif, koeisien VIF ini
ditunjukkan pada tabel 6.
Pengujian Hipotesis
untuk menguji pengaruh arus kas bebas X1, dan dividen kas sebelumnya X2 terhadap
dividen kas y dilakukan menggunakan regresi linier berganda. Pengujian yang dilakukan
dengan melihat hasil uji parsial uji t, maupun uji simultan uji F.
Uji Parsial
uji parsial adalah uji yang dilakukan untuk melihat pengaruh individual masing-masing
variabel independen X terhadap variabel dependen y. Hasil olah data menggunakan
SPSS Versi 15 menunjukkan bahwa dividen kas dengan nilai t = 0,205 dan signiikansi 84,3
karena tingkat signiikansi yang ada diatas kurang dari 95. dan pembayaran dividen
kas sebelumnya memiliki pengaruh signiikan terhadap dividen kas dengan nilai t = 31,613
dengan signiikansi lebih kecil dari 5 yaitu 0,000 pada emiten manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek indonesia BEi, secara rinci ditunjukkan pada tabel 7.
Uji Simultan
uji simultan adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen X secara
bersama-sama terhadap variabel dependen y. Hasil uji F ini dapat dilihat pada tabel Anova atau
tabel 8. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat
nilai F
hitung
sebesar 1.291,228 dengan tingkat signiikansi sebesar 0,000 0,000 0,05 berarti
hipotesis H
a
diterima, bermakna, laba bersih, arus kas bebas, dan dividen kas sebelumnya secara
simultan berpengaruh terhadap dividen kas pada
Gambar 2: Scatterplot
Volume 1 Nomor 1, Februari 2011 Jurnal Akuntansi dan Keuangan 9
Tabel 6 Coeficients
Model Standardized
Coeficients 95 Conidence Interval for B
Collinearity Statistics Beta
Tolerance VIF
B Std.
Error 1
Constant -48.369
56.545 Arus Kas Bebas
.028 -.110
.131 .011
94.927 Dividen Kas
Sebelumnya .976
.876 1.013
.203 4.929
a Dependent Variable: Dividen Kas
Tabel 7 Coeficients
Model Standardized
Coeficients T
Sig. Beta
1 Constant
0,129 0,180
0,862 Arus Kas Bebas
0,976 0,205
0,843 Pembayaran
Dividen Sebelumnya
0,129 31,613
0,000 a. DependeVaVariable: Dividen Kas
Sumber : Data Primer Penelitian, 2007
Tabel 8 ANOVAb
Model Df
Mean Square F
Sig.
1 Regression
4 3.740.384,248
1.291,228 .000a
Residual 8
2.896,766 Total
12 a Predictors: Constant, Dividen Kas Sebelumnya, Arus Kas Operasi, Laba Bersih,
Arus Kas Bebas b Dependent Variable: Dividen Kas
Tabel 9 Coeicients
Model Unstandardized
Coeficients t
Sig. B
S t d . Error
1 Constant
4,088 0,180
0,180 0,862
Arus Kas Bebas 0,011
0,205 0,205
0,843 Pembayaran
Dividen Sebelumnya
0,944 31,613
31,613 0,000
a. Dependent Variable: Dividen Kas
0 JEN SuryA Jurnal Akuntansi dan Keuangan
emiten manufaktur di Bursa Efek indonesia. Sebaliknya hipotesis H
yang menyatakan laba bersih, arus kas bebas, dan dividen kas
sebelumnya secara simultan tidak berpengaruh terhadap dividen kas pada emiten manufaktur di
Bursa Efek indonesia, ditolak. Berdasarkan pengolahan data maka diperoleh
model persamaan dari, arus kas bebas, dan dividen kas sebelumnya secara simultan
berpengaruh terhadap dividen kas pada emiten manufaktur di Bursa Efek indonesia, tabel 9
coeicients berikut menggambarkan persamaan regresi linear berganda:
Y = 4,0 + 0,0X + 0,944 X
2