Implikatur percakapan tuturan itu adalah bahwa HP yang dibeli A murah sedangkan HP N70 harganya lebih mahal daripada HP yang dibeli A.
2.2.6 Tindak Tutur
Teori tindak tutur dikemukakan oleh J.L Austin ,1962 dalam Chaer, 2010:27- 29 merumuskan tindak tutur menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Tindak Tutur Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu
sebagaimana adanya atau The Act Saying Something tindakan untuk menyatakan sesuatu. Contoh:
13 Jembatan Suramadu menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura.
Kalimat 13 di atas dituturkan oleh seorang penutur semata-mata hanya untuk memberi informasi belaka, tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu.
2. Tindak Tutur Ilokusi selain menyatakan sesuatu juga menyatakan tindakan
melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, tindak tutur ilokusi ini disebut The Act of Doing Something tindakan melakukan sesuatu. Contoh:
14 Sudah hampir pukul tujuh.
Kalimat 14 bila dituturkan oleh seorang suami kepada istrinya di pagi hari, selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu
mengingatkan si istri bahwa si suami harus segera berangkat ke kantor; jadi minta disediakan sarapan. Oleh karena itu, si istri akan menjawab mungkin
seperti kalimat 15A dan bukan kalimat 15B. 15 A.Ya, Mas Sebentar lagi sarapan siap.
B. Ya, Mas Jam di dapur malah sudah pukul tujuh lewat.
Universitas Sumatera Utara
3. Tindak Tutur Perlokusi adalah tindak tutur yang mempunyai pengaruh atau
efek terhadap lawan tutur atau orang yang mendengar tuturan itu. Maka tindak tutur perlokusi sering disebut sebagai The Act of Affective Someone
tindak yang memberi efek pada orang lain. Contoh: 16
Rumah saya jauh sih. Tuturan 16 bukan hanya memberi informasi bahwa rumah si penutur
jauh; tetapi juga bila dituturkan seorang guru kepada kepala sekolah dalam rapat penyusunan jadwal pelajaran pada awal tahun menyatakan maksud
bahwa si penutur tidak dapat datang tepat waktu pada jam pertama. Maka efeknya atau pengaruhnya yang diharapkan si kepala sekolah akan memberi
tugas mengajar tidak pada jam-jam pertama; melainkan pada jam-jam siang. Secara khusus, Searle 1975 dalam Chaer, 2010:29-30 mendeskripsikan
tindak ilokusi ke dalam lima kategori, yaitu tindak tutur: 1
Representatif disebut juga asertif, yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Misalnya
mengatakan, melaporkan, menyebutkan, mengusulkan, mengeluh, membual, dan mengemukakan pendapat.
2 Direktif yaitu tindak tutur yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar
lawan tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Misalnya memesan, menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan,
memberi nasihat, dan menantang. 3
Ekspresif yaitu tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi mengenai hal yang disebutkan di
Universitas Sumatera Utara
dalam tuturan itu. Misalnya memuji, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, mengecam, menuduh, mengucapkan bela
sungkawa, mengkritik, dan mengelak. 4
Komisif yaitu tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Misalnya menawarkan, berjanji,
bersumpah, dan mengancam. 5
Deklarasi yaitu tindak tutur yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal status, keadaan, dan sebagainya yang baru.
Misalnya, mengundurkan diri, membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengangkat pegawai, mengucilkan atau
membuang, memutuskan, membatalkan, melarang, memberi maaf, dan mengizinkan.
2.3 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti, maka ada
beberapa sumber yang relevan untuk membantu penelitian ini. Fitri 2009, skripsinya menjelaskan tentang penggunaan implikatur dan
tindak tutur dalam bahasa iklan rokok Sampoerna a Mild pada papan iklan. Dalam skripsinya beliau menerapkan teori implikatur yang dikemukakan oleh
Grice dengan menganalisis prinsip-prinsip percakapan maxim of confersation, yaitu :1 prinsip kuantitas; 2 prinsip kualitas; 3 prinsip hubungan ; 4 prinsip
cara dalam iklan rokok Sampoerna a Mild pada papan iklan. Skripsi beliau tidak hanya menganalisis implikatur tetapi juga membahas tindak tutur lokusi, ilokusi,
Universitas Sumatera Utara