68
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini dibedakan menjadi dua teknik, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu data yang bersifat kuantitatif dan data yang bersifat kualitatif. Teknik analisis data kuantitatif
digunakan untuk mengetahui reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh butir soal. Sedangkan, teknis data kualitatif digunakan dalam
analisis validitas isi butir soal. Pada teknik analisis data kualitatif, peneliti menggunakan jenis validitas isi,
untuk mengetahui materi yang ingin diukur berdasarkan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD. Sedangkan, untuk analisis reliabilitas, tingkat
kesulitan, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh menggunakan teknik analisis data kuantitatif yaitu dengan bantuan software MicroCat ITEMAN versi 3.00.
1. Validitas Isi
Sukardi 2008: 32 mengatakan bahwa validitas isi bertujuan untuk melihat tes evaluasi dalam mengukur cakupan yang ingin diukur. Pendapat
senada dikemukakan oleh Jihad dan Haris 2012: 179 yang menjelaskan bahwa validitas isi bertujuan untuk menentukan kesesuaian antara soal
dengan materi ajar dan tujuan yang ingin diukur. Pendapat yang lebih luas dikemukakan oleh Arifin 2009: 248 yang mengatakan bahwa dalam
penilaian hasil belajar, validitas isi digunakan untuk menentukan apakah materi tes relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan dan untuk
menentukan apakah aspek-aspek dalam tes sudah benar-benar tercakup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dalam perumusan tentang apa yang hendak diukur. Dari ketiga pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa validitas isi merupakan suatu cara
yang digunakan untuk menentukan kesesuaian antara butir soal dalam tes yang diujikan dengan materi ajar atau tujuan yang ingin diukur dalam tes
tersebut. Peneliti melakukan analisis validitas isi dengan cara menganalisis
kesesuaian antara butir soal dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang telah disusun. Apabila hasil analisis validitas
isi menunjukkan bahwa ada kesesuaian antara butir soal dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD maka butir soal tersebut
dapat dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila hasil analisis validitas isi menunjukkan bahwa tidak ada kesesuaian antara butir soal dengan Standar
Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD maka butir soal tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas soal adalah tingkat konsistensi atau keajegan soal yang dilihat dari keajegan atau hasil yang relatif sama apabila soal tersebut
diujikan kembali pada siswa yang sama namun pada waktu yang berbeda. Tingkat reliabilitas yang baik adalah yang memiliki tingkat koefisien
reliabilitas tinggi. Reliabilitas dalam output software MicroCat ITEMAN versi 3.00 dinyatakan dalam istilah Alpha. Alpha adalah koefisien reliabilitas
alpha untuk tesskala. Reliabilitas dikategorikan ke dalam lima korelasi, yaitu korelasi sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi. Hal ini
70
berpedoman pada pendapat Basuki dan Hariyanto 2014: 119 yang telah diuraikan dalam Bab sebelumnya sebagai berikut.
Tabel 3.5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Koefisien Alpha
Koefisien Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 0,19 Sangat Rendah
0,20 0,39 Rendah
0,40 0,69 Sedang
0,70 0,89 Tinggi
0,90 1,00 Sangat Tinggi
Basuki dan Hariyanto, 2014: 119
Berpedoman pada uraian tabel 3.5 mengenai tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha, maka dapat diketahui pula tingkat reliabilitas
butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester UAS genap tahun pelajaran 20142015 mata pelajaran IPA kelas IV pada 25 SD di Kecamatan
Depok, Sleman, Yogyakarta dapat diketahui melalui Output Iteman. Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa koefisien dengan rentang 0
0,19 menunjukkan tingkat reliabilitas sangat rendah, koefisien dengan rentang
0,20 0,39 menunjukkan tingkat reliabilitas rendah, koefisien dengan
rentang 0,40 0,69 menunjukkan tingkat reliabilitas sedang, koefisien
dengan rentang 0,70 0,89 menunjukkan tingkat reliabilitas tinggi, dan
koefisien dengan rentang 0,90 1,00 menunjukkan tingkat reliabilitas
sangat tinggi. Untuk mengetahui hasil perhitungan reliabilitas soal pada output
software MicroCat ITEMAN versi 3.00, maka dapat dilihat di skala statistik tes pada bagian “Alpha”. Berikut adalah output software MicroCat ITEMAN
71
versi 3.00 pada bagian skala statistik tes yang akan dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 3.4 Koefisien Reliabilitas Alpha
Koefis ien reliabilitas dapat dilihat pada bagian “Alpha”. Koefisien
“Alpha” menunjukkan hasil 0,794.
3. Tingkat Kesulitan
Tingkat kesulitan butir soal adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar butir soal. Tingkat kesulitan butir soal dalam program
MicroCat Iteman versi 3.00 dinyatakan dalam Prop. Correct. Azwar 2015: 151 menyatakan bahwa Prop. Correct adalah proporsi peserta didik
peserta tes yang menjawab benar butir soal. Tingkat kesukaran butir soal merupakan kategori soal yang tergolong mudah, sedang, dan sukar pada
butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester UAS genap tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
pelajaran 20142015 mata pelajaran IPA kelas IV pada 25 SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang mengimplementasikan Kurikulum 2006
atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Koefisien tingkat kesukaran yang diperoleh berdasarkan Output Iteman yang dinyatakan
dalam Prop. Correct, kemudian dikategorikan berdasarkan tingkat kesukaran butir soal. Tingkat kesulitan butir soal dikategorikan ke dalam
tiga kategori, yaitu mudah, sedang dan sulit. Hal ini berpedoman pada pendapat dari Arikunto 2012: 225 yang mengemukakan bahwa klasifikasi
tingkat kesulitan butir soal dapat menggunakan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesulitan Butir Soal
No. Range Tingkat Kesulitan
Kategori Keputusan
1. 0,71
– 1,00 Mudah
Ditolakdirevisi 2.
0,31 – 0,70
Sedang Diterima
3. 0,00
– 0,30 Sulit
Ditolakdirevisi Arikunto, 2012: 225
Dari tabel 3.6 dapat diketahui, apabila range tingkat kesulitan berada di antara 0,71 - 1,00 maka soal tersebut dapat dikategorikan memiliki
tingkat kesulitan mudah dan dapat diambil keputusan bahwa soal harus ditolakdirevisi. Apabila range tingkat kesulitan berada di antara 0,31
– 0,70 maka soal tersebut dapat dikategorikan memiliki tingkat kesulitan sedang
dan dapat diambil keputusan bahwa soal dapat diterima. Apabila range tingkat kesulitan berada di antara 0,00
– 0,30 maka soal tersebut dapat dikategorikan memiliki tingkat kesulitan sulit dan dapat diambil keputusan
bahwa soal harus ditolakdirevisi. Tingkat kesulitan yang dapat diterima adalah yang dikategorikan
memiliki tingkat kesulitan sedang, yaitu berada di antara 0,31 – 0,70.
73
Artinya, butir soal dinyatakan ditolakdirevisi jika dikategorikan memiliki tingkat kesulitan mudah atau sulit. Analisis tingkat kesulitan ini digunakan
untuk mengetahui kriteria soal yang termasuk ke dalam kategori mudah, sedang, dan sulit dalam analisis butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir
Semester UAS genap tahun pelajaran 20142015 mata pelajaran IPA kelas IV pada 25 SD di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta yang
mengimplementasikan Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.
Perbaikan pada butir soal dengan kategori tingkat kesulitan mudah, sedang, dan sulit dilakukan apabila proporsi tingkat kesulitan pada butir soal
suatu tes belum sesuai dengan pembagian kategori tingkat kesulitan. Kunandar 2014: 201 memaparkan proporsi tingkat kesulitan pada butir
soal suatu tes seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3.7 Proporsi Tingkat Kesulitan
Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal
Persentase
Mudah 30
Sedang 50
Sukar 20
Kunandar, 2014
Berdasarkan tabel 3.7 mengenai proporsi tingkat kesukaran dapat diketahui bahwa tingkat kesukaran soal dapat dikatakan baik apabila
memiliki proporsi kategori soal mudah sebesar 30, kategori soal sedang sebesar 50, dan kategori soal sukar sebesar 20. Dengan kata lain, tingkat
kesukaran butir soal UAS yang belum sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran butir soal seperti yang telah diuraikan sebelumnya maka butir
soal tersebut perlu diperbaiki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Untuk mengetahui hasil perhitungan tingkat kesulitan pada output software MicroCat ITEMAN versi 3.00, maka dapat dilihat di skala statistik
tes pada bagian “Prop.Correct”. Berikut adalah output software MicroCat ITEMAN versi 3.00 pada bagian skala statistik tes yang akan dipaparkan
sebagai berikut.
Gambar 3.5 Koefisien Tingkat Kesulitan”Prop.Correct”
Koefisien tingkat kesulitan dapat dilihat pada bagian ”Prop.Correct”.
Koefisien ”Prop.Correct” menunjukkan hasil 0,916.
4. Daya Pembeda
Azwar 2015: 151 berpendapat bahwa Point Biserial adalah daya pembeda soal dengan menggunakan koefisien korelasi point biserial. Daya
pembeda butir soal dalam software MicroCat ITEMAN versi 3.00 dapat dilihat dari point biser pada output software MicroCat ITEMAN versi 3.00.
75
Point biser adalah daya pembeda butir soal dengan menggunakan koefisien korelasi point bisereal. Point biser pada setiap butir soal selanjutnya
dianalisis dengan berpedoman pada pendapat Basuki dan Hariyanto 2014: 141 yang mengemukakan bahwa kriteria daya pembeda diklasifikasikan
sebagai berikut. Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Butir Soal
Indeks Diskriminasi
Daya Pembeda Kriteria
0,40 atau lebih Sangat Baik
Butir soal dapat diterima 0,30
– 0,39 Cukup Baik
Butir soal dapat diterima dengan perbaikan 0,20
– 0,29 Sedang
Butir soal perlu pembahasan dan perlu diperbaiki 0,19 ke bawah
Buruk Butir soal ditolak atau dibuang dan digantikan oleh
butir soal yang lain Basuki dan Hariyanto, 2014: 141
Dari tabel 3.8 dapat diketahui bahwa, apabila hasil perhitungan terhadap daya pembeda menunjukkan nilai 0,40 atau lebih maka butir soal
dapat dikategorikan ke dalam kriteria yang sangat baik, sehingga butir soal dapat diterima. Apabila hasil perhitungan terhadap daya pembeda
menunjukkan nilai 0,30 sampai 0,39 maka soal yang diujikan dapat dikategorikan ke dalam kriteria yang cukup baik, sehingga butir soal dapat
diterima dengan perbaikan. Apabila hasil perhitungan terhadap daya pembeda menunjukkan nilai 0,20 sampai 0,29 maka soal dapat
dikategorikan ke dalam kriteria sedang, sehingga butir soal perlu pembahasan dan perlu diperbaiki. Selanjutnya, Apabila hasil perhitungan
terhadap daya pembeda menunjukkan nilai di bawah 0,19 maka dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dikategorikan ke dalam kriteria buruk, sehingga butir soal harus ditolak atau dibuang dan digantikan oleh butir soal yang lain.
Untuk mengetahui hasil perhitungan daya pembeda pada output software MicroCat ITEMAN versi 3.00, maka dapat dilihat di skala statistik
tes pada bagian “Point Biser”. Berikut adalah output software MicroCat ITEMAN versi 3.00 pada bagian skala statistik tes yang akan dipaparkan
sebagai berikut.
Gambar 3.6 Koefisien
Korelasi “Point Bisereal”
Koefisien korelasi point bisereal atau daya beda dapat dilihat pada bagian
”Point Biser”. Koefisien ”Point Biser” menunjukkan hasil 0,296. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
5. Efektivitas Pengecoh
Azwar 2015: 151 berpendapat bahwa Prop. Endorsing adalah proporsi pemilih pada setiap pilihan jawaban. Pengecoh digunakan untuk
mengecoh peserta didik dalam memilih jawaban soal. Efektivitas pengecoh dapat diketahui dengan melihat prop. endorsing pada output software
MicroCat ITEMAN versi 3.00. Prop. endorsing adalah proporsi jawaban pada setiap pilihan jawaban.
Pengecoh dapat dikatakan efektif apabila minimal dipilih oleh 5 peserta tes. Hal ini berpedoman pada pendapat Basuki dan Hariyanto 2014:
144 yang mengemukakan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut minimal dipilih oleh 5 peserta tes.
Pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik direkomendasikan untuk diganti atau direvisi. Kelebihan dari pendapat ini adalah setiap pilihan jawaban atau
pengecoh dapat dianalisis secara detail satu per satu dalam sebuah butir soal. Untuk mengetahui hasil perhitungan pengecoh pada output software
MicroCat ITEMAN versi 3.00, maka dapat dilihat di skala statistik tes pada bagian “Prop. Endorsing”. Berikut adalah output software MicroCat
ITEMAN versi 3.00 pada bagian skala statistik tes yang akan dipaparkan pada halaman 78.
78 Gambar 3.7 Koefisien
pengecoh “Prop. Endorsing” Koefisien pengecoh dapat dilihat pada bagian
” Prop. Endorsing”. Koefisien
” Prop. Endorsing” menunjukkan hasil pengecoh A 0,022, pengecoh B 0,015, pengecoh C 0,047, dan pada simbol yaitu jawaban
dari siswa menunjukan pada D 0,916. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN