Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

perguruan tinggi menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja dengan kualitas pekerjaan yang baik. Santrock 2014 mengatakan bahwa mempersiapkan diri menghadapi transisi dari sekolah menuju ke dunia kerja merupakan tugas perkembangan dewasa awal. Berdasarkan teori tersebut, mahasiswa tingkat akhir berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Berdasarkan teori Super 1990 tentang tahapan karier, seseorang yang berusia antara 20 hingga 24 tahun termasuk dalam tahap implementasi. Pada tahap ini seseorang mulai menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja. Tahap implementasi sangat penting bagi seseorang untuk menentukan karier. Mahasiswa tingkat akhir dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan memilih pekerjaan Super, 1990. Selain itu, fasilitas yang diperoleh juga menjadi faktor penting untuk mengeksplorasi, membentuk, dan membuat keputusan pilihan karier yang sesuai. Informasi tentang karier dan sarana pengembangan karier diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan. Di Indonesia informasi dan sarana pengembangan karier diperoleh melalui sekolah, keluarga dan teman sebaya. Sekolah atau perguruan tinggi biasanya memiliki kegiatan, seminar dan keorganisasian mahasiswa selain kegiatan akademik Mardiyati Yuniawati, 2015. Hal tersebut membantu mahasiswa untuk mendalami pilihan kariernya. Selain itu, keluarga juga memiliki peran untuk mendorong dan memberikan informasi dalam memilih karier yang sesuai Mardiyati Yuniawati, 2015. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, 2005, dalam Hirschi, 2009 menunjukkan bahwa figur-figur penting secara signifikan dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja. Kemudian, penelitian Weisnberg dan Aghakhani 2007, dalam Creed, Falon, Hood, 2008 menunjukkan bahwa kemampuan untuk memfokuskan karier sangat bergantung pada lingkungan sosial. Lent, Hackett, dan Brown 1997, dalam Han dan Rojewski, 2015 mengatakan bahwa keluarga, teman, dan guru memfasilitasi persiapan karier dan transisi dari sekolah ke dunia kerja. Penelitian ini melihat bahwa bantuan yang diberikan oleh figur-figur penting dalam kehidupan seseorang memfasilitasi perkembangan career adaptability. Konsep yang sesuai untuk menggambarkan bantuan dari figur- figur penting di sekitar individu adalah social support. Menurut Papalia, Olds, dan Fieldman 2007 social support adalah dukungan material, informasi, dan sumber-sumber psikologi yang diperoleh dari hubungan sosial untuk membantu menenangkan dalam kondisi stres. House 1981, dalam Thoits, 1982 mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang diberikan orang lain berupa dukungan emosional, informasi, instrumental, dan appraisal. Individu yang memperoleh social support lebih tenang, diperhatian, memiliki rasa percaya diri, dan kompeten Kumala Ahyani, 2012, dalam Ushfuriyah, 2015. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental dan emosional memfasilitasi individu dalam proses perencanaan dan eksplorasi karier yang sesuai dengan diri Hirschi, 2009. Kemudian, Hirschi, Niles, dan Akos PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2011 menyimpulkan bahwa perceived social support terlibat secara aktif memrediksikan individu dalam mempersiapkan karier. Penelitian Creed, Fallon dan Hood 2008 menunjukkan bahwa dukungan sosial memengaruhi career adaptability yang terdiri dari dimensi eksplorasi karier, eksplorasi diri, pengambilan keputusan, perencanaan karier, dan regulasi diri pada mahasiswa tahun pertama. Han dan Rojewski 2015 menunjukkan bahwa perceived social support dari keluarga dan sekolah memengaruhi career adaptability yang terdiri dari dimensi perencanaan karier dan eksplorasi karier dalam memfasilitasi keberhasilan remaja menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja. Penelitian Creed, Fallon, Hood, 2008; Hirschi, 2009; Han Rojewski, 2015 menunjukkan bahwa pengaruh perceived social support hanya pada sebagian dimensi dari career adaptability. Hal ini menjadi keterbatasan pada masing-masing penelitian tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Peneliti melihat bahwa career adaptability penting untuk mahasiswa tingkat akhir yang mempersiapkan diri menghadapi transisi karier. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan pengaruh perceived social support pada career adaptability individu dalam mempersiapkan karier yang berdampak pada keberhasilan mereka masuk ke dunia kerja.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan adanya pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian menambahkan informasi untuk pengembangan ilmu Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, dan juga Psikologi Sumber Daya Manusia dalam pembahasan tentang pengaruh perceived social support pada career adaptability. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Memberikan pengetahuan tentang pentingnya perceived social support pada career adaptability dalam mempersiapkan masuk ke dunia kerja. b. Bagi Keluarga, Teman dan Orang-Orang Terdekat Mahasiswa Manfaat praktis dari penelitian bagi keluarga, teman dan orang-orang terdekat dari mahasiswa tingkat akhir untuk memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pertimbangan bahwa pentingnya perceived social support dari mereka untuk memfasilitasi career adaptability mahasiswa tingkat akhir, sehingga mereka sebagai calon tenaga kerja mampu mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja. 10

BAB II DASAR TEORI

Bab ini menguraikan sub-sub bab career adaptability, perceived social support, mahasiswa tingkat akhir, dan dinamika pengaruh perceived social support pada career adaptability.

A. Career Adaptability

1. Pengertian Career Adaptability Konsep career adaptability mendukung seseorang untuk mengembangkan karier dalam berbagai situasi Savickas, 1997 pada usia anak-anak, remaja, maupun dewasa. Selain itu, career adaptability berhubungan kuat dengan kesejahteraan individu secara umum maupun dalam konteks profesional pekerjaan Maggiori, Johnston, Krings, Massoudi, Rossier, 2013, dalam Tian Fan, 2014. Savickas 1997 menyatakan career adaptability adalah kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Selanjutnya, Savickas 2013 career adaptability memungkinkan individu siap dan mengatasi tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma pekerjaan. Serupa dengan definisi di atas, Savickas dan Porfeli 2012, dalam Maggiori, Rossier, Savickas, 2015 mendefinisikan career adaptability sebagai kekuatan atau kemampuan regulasi diri untuk memecahkan masalah yang tidak biasa, kompleks, dan tidak jelas dalam tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma kerja. Rottinghaus, Day, dan Borgen 2005 menyatakan career adaptability merupakan kapasitas untuk menguasai serta memanfaatkan perubahan di masa depan, tingkat kenyamanan dengan tanggungjawab dari pekerjaan baru, dan kemampuan untuk memulihkan ketika terjadi peristiwa diluar perencanaan kerja. Penelitian ini menggunakan definisi career adaptability sebagai kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja Savickas, 1997. Peneliti memilih konsep tersebut karena sesuai dengan penelitian yang mengangkat masalah kesiapan beradaptasi mahasiswa tingkat akhir ke dunia kerja. 2. Dimensi-dimensi career adaptability Savickas 1997, 2009, 2013 merumuskan empat dimensi career adaptability yang digunakan individu untuk mengelola tugas, transisi, dan trauma dalam membangun karier. Empat dimensi dari career adaptability sebagai berikut: a. Career concern Career concern berfokus pada pertimbangkan kesempatan atau harapan dalam hidup dan perasaan optimis Savickas et al., 2009. Savickas dan Porfeli 2011 mengungkapkan bahwa career concern menyadarkan seseorang untuk mengembangkan karier, menghadapi transisi kerja, dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang. Career concern sebagai orientasi individu pada masa depan dan mempersiapkan diri untuk mencapai karier Koen et al., 2012; Savickas, 2013; Taber Blankemeyer, 2015. Jika individu kurang fokus pada kariernya maka mereka kurang perencanaan dan pesimis terhadap kariernya Savickas Porfeli, 2011. Peneliti menyimpulkan career concern merujuk pada kecenderungan seseorang untuk memiliki kesadaran, mempersiapkan, merencanakan dan mengembangkan karier yang sesuai. b. Career control Career control adalah cara individu meregulasi diri untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi juga dapat memengaruhi dan mengontrol lingkungan Savickas et al., 2009. Career control diindikasikan melalui perilaku disiplin dan mampu bertanggung jawab atas pilihan karier Maggiori, Rossier, Savickas, 2015; Taber dan Blankemeyer, 2015. Jika individu yang kurang memiliki career control maka sering melakukan prokrastinasi, menjadi perfeksionis, atau tidak mampu memutuskan pilihan dan kebingunan Savickas Porfeli, 2011. Dimensi ini terlihat dari perilaku menentukan pilihan, ketegasan, kedisiplinan, dan kemauan dalam karier. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI