Pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

(1)

vii

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL SUPPORT PADA CAREER ADAPTABILITY MAHASISWA TINGKAT AKHIR

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Subjek penelitian adalah 250 mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability adalah kesiapan individu menghadapi tugas untuk memersiapkan diri dan berperan dalam pekerjaan, sedangkan perceived social support

adalah persepsi atau perasaan individu menerima bantuan dari orang lain. Hipotesis penelitian ini adalah perceved social support berpengaruh positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Penelitian berjenis kuantitatif kausal Penelitian berjenis kuantitatif kausal untuk menyelidiki pengaruh satu variabel pada variabel lain. Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala career adaptability dan skala perceived social support yang dikonstruksikan dengan model penskalaan Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear dengan program SPSS 22.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived social support

berpengaruh positif dan signifikan pada career adaptability (r2 = 0,230 dan p = 0,000). Kata kunci : career adaptability, perceived social support, mahasiswa tingkat akhir


(2)

viii

THE EFFECT OF PERCEIVED SOCIAL SUPPORT ON CAREER ADAPTABILITY FINAL YEAR STUDENTS

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo ABSTRACT

This study aimed to investigate the effect of perceived social support on career adaptability final level students. Subjects in this study were 250 final year students in Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability is the readiness of individuals faced with the task to prepare and participate in the work, while perceived social support is the perception or feelings of individuals receiving help from others. The hypothesis of this study is perceived social support positive effect on career adaptability final level students. This research is quantitative causal research to investigate the effect of one variable on other variables. This research used scale measurement of career adaptability and scale measurement of perceived social support that constructed with Likert model. The analysis technique used in the study is the linear regression analysis using SPSS 22.0. The results of this study showed that perceived social support positive and significant impact on career adaptability (r2 = 0.230 and p = 0.000).


(3)

i

PENGARUH

PERCEIVED

SOCIAL SUPPORT

PADA

CAREER ADAPTABILITY

MAHASISWA TINGKAT AKHIR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo 129114059

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTTO

“Hidup itu sederhana, tetapi kita sendirilah yang membuat hidup terasa sulit dengan persepsi-persepsi kita.”

“Kekuatan tidak datang dengan sendirinya, kekuatan adalah hasil dari seberapa besar usaha kita menghadapi dan tidak menyerah terhadap

masalah.”

“Sukses bukanlah milik mereka yang pintar dan cerdas. Sukses adalah milik mereka yang memiliki mimpi dan berjuang mati-matian untuk

menggapai mimpi itu.”

Tiga kalimat diatas adalah nilai-nilai yang penulis pelajari dan peroleh selama proses menulis skripsi diluar materi skripsi. Semoga nilai-nilai

ini juga diperoleh teman-teman yang sedang menulis skripsi dan pembaca skripsi yang sederhana ini.


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus yang selalu memberikan kekuatan,kesehatan

dan semangat serta rahmat yang berlimpah sepanjan

hidup saya.

Bapak, Ibu, dan Kakak saya terkasih yang selalu

memotivasi saya untuk terus belajar dan memberikan

dukungan doa dan materi bagi saya.

Sahabat, teman-teman, dan orang-orang yang

mendukung, mendoakan dan membantu saya menyelesaikan

skripsi


(8)

(9)

vii

PENGARUH PERCEIVED SOCIAL SUPPORT PADA CAREER ADAPTABILITY MAHASISWA TINGKAT AKHIR

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Subjek penelitian adalah 250 mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability adalah kesiapan individu menghadapi tugas untuk memersiapkan diri dan berperan dalam pekerjaan, sedangkan perceived social support

adalah persepsi atau perasaan individu menerima bantuan dari orang lain. Hipotesis penelitian ini adalah perceved social support berpengaruh positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Penelitian berjenis kuantitatif kausal Penelitian berjenis kuantitatif kausal untuk menyelidiki pengaruh satu variabel pada variabel lain. Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala career adaptability dan skala perceived social support yang dikonstruksikan dengan model penskalaan Likert. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis regresi linear dengan program SPSS 22.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived social support

berpengaruh positif dan signifikan pada career adaptability (r2 = 0,230 dan p = 0,000). Kata kunci : career adaptability, perceived social support, mahasiswa tingkat akhir


(10)

viii

THE EFFECT OF PERCEIVED SOCIAL SUPPORT ON CAREER ADAPTABILITY FINAL YEAR STUDENTS

Maximilianus Bimo Hastoprojokusumo ABSTRACT

This study aimed to investigate the effect of perceived social support on career adaptability final level students. Subjects in this study were 250 final year students in Daerah Istimewa Yogyakarta. Career adaptability is the readiness of individuals faced with the task to prepare and participate in the work, while perceived social support is the perception or feelings of individuals receiving help from others. The hypothesis of this study is perceived social support positive effect on career adaptability final level students. This research is quantitative causal research to investigate the effect of one variable on other variables. This research used scale measurement of career adaptability and scale measurement of perceived social support that constructed with Likert model. The analysis technique used in the study is the linear regression analysis using SPSS 22.0. The results of this study showed that perceived social support positive and significant impact on career adaptability (r2 = 0.230 and p = 0.000).


(11)

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat berlimpah kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Perceived Social Support pada Career Adaptability Mahasiswa Tingkat Akhir” dapat diselesaikan

dengan baik. Hal tersebut tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membimbing penulis dalam pengisian KRS di setiap awal semester, dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

4. Dr. A. Priyono Marwan, S. J., selaku Dosen pembimbing skripsi yang selalu memberikan arahan, bimbingan, kritik dan saran yang membantu penulis menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan pengalaman hidup, pelajaran dan pengetahuan selama masa studi di Fakultas Psikolgi Universitas Sanata Dharma.


(13)

xi

6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam setiap administrasi.

7. Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi, doa, kasih sayang, dan dukungan kepada penulis.

8. Kakak, Theresia Diah Kusumaningrum. Terima kasih atas doa dan dukungan selama penulis kuliah.

9. Teman-teman Gonzaga Big Family Yogyakarta (GBFY) terutama angkatan 23 : Icha, Sandy, Patrick, Nata, Sony, Ari, Eky, Tara, Lusi dan Vian serta Ius (Gonz 21) yang memberikan dukungan dan bantuan untuk menyebarkan serta mengisi skala.

10. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung saya dalam menyebarkan skala maupun penulisan skripsi: Yohannes Tua Tambunan (Cuki), Reka, Pras, Helen, Ananta, Faris, Hardjo, Wilson, dan Sano.

11. Teman-teman satu bimbingan skripsi Risca, Suci, Komang, Romo Yulius, Aprek, Chopie, Mbak Winda, Flo, Stefani, Sonia, dan Anggi yang memberikan pengalaman dan dukungan kepada penulis.

12. Teman-teman BEMF 2014-2015 dan teman-teman Radio MASDHA yang telah memberikan banyak pengalaman dan membuat penulis semakin dewasa dalam menghadapi masalah ataupun tantangan.


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... .. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN...xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

1. Manfaat Teoretis... 8


(15)

xiii

BAB II DASAR TEORI... 10

A. Career Adaptability... 10

1. Pengertian Career Adaptability... 10

2. Dimensi Career Adaptability... 11

3. Faktor-faktor Career Adaptability... 14

B. Perceived Social Support... 15

1. Pengertian Perceived Social Support... 15

2. Dimensi Perceived Social Support... 17

3. Dampak PerceivedSocial Support... 19

C. Pengertian Mahasiswa Tingkat Akhir... 19

D. Dinamika Pengaruh Perceived Social Support pada Career Adaptability... 20

E. Skema Penelitian... 22

F. Hipotesis Penelitian... 22

BAB III METODE... 23

A. Jenis Penelitian... 23

B. Identifikasi Variabel Penelitian... 23

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 23

D. Subjek Penelitian... 25

E. Metode dan Alat Pengambilan Data... 25

1. Metode Pengambilan Data... 25

2. Alat Pengambilan Data... 26


(16)

xiv

1. Uji Asumsi... 29

a. Uji Normalitas Residu... 29

b. Uji Linearitas... 29

c. Uji Homoskedastisitas... 30

2. Uji Hipotesis Regresi Linear... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 32

A. Persiapan Penelitian... 32

1. Uji Coba Skala... 32

a. Uji Validitas Skala... 32

b. Seleksi Aitem... 32

c. Reliabilitas Skala... 36

2. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Subjek Penelitian... 37

a. Pelaksanaan Penelitian... 37

b. Deskripsi Subjek Penelitian... 38

B. Hasil Penelitian... 38

1. Deskripsi Data Penelitian... 38

2. Uji Asumsi... 40

a. Uji Normalitas Residu... 40

b. Uji Linearitas... 41

c. Uji Homoskedastisitas... 42

3. Uji Hipotesis Regresi Linear... 44

C. Pembahasan... 45


(17)

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 49


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Sebelum Uji Coba... 27

Tabel 2. Pemberian Skor Skala Career Adaptability... 27

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support... 28

Tabel 4. Pemberian Skor Skala Perceived Social Support... 28

Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Setelah Seleksi Aitem... 34

Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support Setelah Seleksi Aitem... 35

Tabel 7. Uji-t Variabel Career Adaptability... 39

Tabel 8. Uji-t Variabel Perceived Social Support... 39

Tabel 9. Uji Normalitas Residu... 40

Tabel 10. Uji Linearitas... 42

Tabel 11. Uji Glejser... 43

Tabel 12. Hasil Regresi LinearVariabel Career Adaptability dan Perceived Social Support ... 44


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Pengaruh Perceived Social Support pada Career

Adaptability... 22 Gambar 2. Kurva Distribusi Normal Residu... 41 Gambar 3. Scatter Plot Uji Linearitas Variabel Career Adaptability dan

Perceived Social Support... 42 Gambar 4. Scatter Plot Hubungan antara Variabel Career Adaptability dan


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Deskripsi Subjek Penelitian... 57

Lampiran 2. Skala Uji Coba... 59

Lampiran 3. Reliabilitas Skala dan Aitem Uji Coba... 78

Lampiran 4. Skala Penelitian... 85

Lampiran 5. Uji-t Data Penelitian... 97

Lampiran 6. Uji Asumsi... 99


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Adaptasi merupakan proses penting bagi mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi untuk masuk dunia kerja selain kemampuan interpersonal, kemampuan kognitif dan kemampuan praktis (Jusoh, Simun & Chong, 2011). Lulusan perguruan tinggi di Indonesia yang mengalami banyak kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja (Gewati & Latief, 2016). Jusoh, Simun dan Chong (2011) menyebutkan bahwa proses transisi dan penyesuaian diri masuk ke dunia kerja menyebabkan perasaan tertekan dan traumatik bagi lulusan perguruan tinggi. Kristof (1996, dalam Koen, Klehe, Vianen, Zikic & Nauta, 2012) mengungkapkan bahwa seseorang yang tidak cocok dengan pekerjaan cenderung merasa tidak sejahtera, burnout, intensi

turnover yang tinggi, dan penurunan produktivitas kerja. Salah satu contohnya, lulusan tidak mampu mengaplikasikan teori perkuliahan dan komunikasi di lingkungan pekerjaan sehingga mereka kesulitan dalam beradaptasi. Hal ini menunjukkan ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi masuk ke dunia kerja.

Abdul Wachid Maktub, Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi menilai lulusan perguruan tinggi kurang siap masuk ke dunia kerja pada acara Seminar dan Workshop Graduates Employability


(22)

Enhancement Program (Humas UMY, 2011). Lulusan perguruan tinggi dianggap kesulitan masuk dunia kerja karena kurang memiliki pengalaman kerja atau relasi dengan profesional (Koen, Klehe, & Vianen, 2012). Pengalaman kerja dan relasi dengan profesional yang minim berdampak negatif pada ketidaksiapan lulusan perguruan tinggi memasuki dunia kerja. Di sisi lain, Suyanto dan Ariadi (2013) mengungkapkan bahwa kualifikasi lulusan dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan tidak banyak bisa dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi. Lulusan perguruan tinggi yang tidak memenuhi kualifikasi untuk masuk dunia kerja dapat menjadi pengangguran terdidik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015) jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi di Indonesia tahun 2013 mencapai 434.185 orang. Kemudian, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2014 menjadi 495.143 orang. Jumlah pengangguran pada 2015 juga meningkat sebesar 653.586 orang. Ketidaksesuaian kualifikasi lulusan dengan yang dibutuhkan perusahaan menjadi salah satu penyebab pengangguran (Suyanto & Ariadi, 2013). Selain itu, Sudrajat (2006, dalam Toyibah, Rohmawati, Argentino, & Eria, 2015) mengungkapkan bahwa pengangguran juga disebabkan oleh sifat feodalisme, tidak memiliki motivasi bekerja, lapangan kerja yang memerlukan kerterampilan khusus, pertumbuhan ekonomi dan usaha mencari pekerjaan menemui jalan buntu. Di sisi lain, pemerintah sudah berusaha mengatasi masalah pengangguran dengan mengeluarkan paket kebijakan


(23)

ekonomi untuk meningkatkan investasi sehingga menambah lapangan pekerjaan (Ariyanti, 2015).

Kadiyono (2013, dalam Dharmariana & Fajrianthi, 2015) mengungkapkan bahwa yang hal penting yang menentukan lulusan perguruan tinggi terserap dunia kerja berasal dari masing-masing individu. Koen, Klehe dan Vianen (2012) menyatakan bahwa salah satu cara untuk sukses masuk ke dunia kerja dengan mempersiapkan diri. Lulusan perguruan tinggi yang mempersiapkan diri mampu bersaing dan menyesuaikan diri di dunia kerja. Individu yang memiliki kesiapan beradaptasi ke dunia kerja akan menemukan pekerjaan yang sesuai (Hirschi, Niles & Akos, 2011) dan sukses masuk dalam pasar tenaga kerja (Koen, Klehe & Vianen, 2012). Menurut Savickas (1997), kesiapan beradaptasi ke dunia kerja berkaitan erat dengan kemampuan adaptasi seseorang. Hartung (2008) menyatakan bahwa kemampuan adaptasi meningkatkan daya saing individu mencapai kesuksesan kerja.

Teori konstruk karier Savickas (1997) mengungkapkan bahwa kemampuan adaptasi merupakan faktor penting yang memengaruhi keberhasilan individu beradaptasi di lingkungan pekerjaan. Kemampuan ini tercemin dalam perilaku individu merencanakan tindakan, mengeksplorasi situasi lingkungan, dan membuat keputusan dari informasi yang dikumpulkan (Savickas, 1997). Kemudian, Savickas (1997, 2013) merumuskan kemampuan adaptasi pada konteks transisi kerja ke dalam konsep career adaptability.


(24)

Savickas (1997, 2013) melihat career adaptability sebagai kesiapan individu untuk menghadapi transisi pekerjaan, tugas perkembangan dan trauma pekerjaan. Konsep ini merefleksikan kesiapan individu dalam menghadapi dan menyelesaikan tugas yang terprediksi maupun tidak terprediksi. Career adaptability terdiri dari empat dimensi, yaitu career concern, career control, career curiousity, dan career confidence (Savickas, 2013). Savickas (2013) mengungkapkan profil seseorang yang memiliki

career adaptability, yaitu fokus pada masa depan, memiliki rasa pengendalian diri untuk mencapai masa depan, memiliki rasa ingin tahu untuk mencoba kemampuan diri dan mencari peluang sosial, dan memiliki rasa percaya diri untuk merealisasikan masa depan mereka. Sebaliknya, jika seseorang kurang memiliki career adaptability maka orang tersebut menjadi apatis, tidak mampu memutuskan, tidak realistis, dan menahan diri untuk mencapai kariernya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsep career adaptability

relevan dengan situasi mahasiswa yang mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja (Dharmariana & Fajrianthi, 2015; Guan et al., 2013; Koen et al., 2012; Taber & Blankemeyer, 2015; Tian & Fan, 2014). Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa career adaptability berhubungan dengan perilaku proaktif karier (Taber & Blankemeyer, 2015), kepercayaan diri dalam mencari kerja (Guan et al., 2013) dan pembelajaran dalam lingkungan kerja (Tian & Fan, 2014) pada mahasiswa. Koen et al. (2012) mengungkapkan bahwa pelatihan career adaptability meningkatkan keberhasilan lulusan


(25)

perguruan tinggi menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja dengan kualitas pekerjaan yang baik.

Santrock (2014) mengatakan bahwa mempersiapkan diri menghadapi transisi dari sekolah menuju ke dunia kerja merupakan tugas perkembangan dewasa awal. Berdasarkan teori tersebut, mahasiswa tingkat akhir berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Berdasarkan teori Super (1990) tentang tahapan karier, seseorang yang berusia antara 20 hingga 24 tahun termasuk dalam tahap implementasi. Pada tahap ini seseorang mulai menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja. Tahap implementasi sangat penting bagi seseorang untuk menentukan karier.

Mahasiswa tingkat akhir dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja membutuhkan informasi untuk mengambil keputusan memilih pekerjaan (Super, 1990). Selain itu, fasilitas yang diperoleh juga menjadi faktor penting untuk mengeksplorasi, membentuk, dan membuat keputusan pilihan karier yang sesuai. Informasi tentang karier dan sarana pengembangan karier diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan. Di Indonesia informasi dan sarana pengembangan karier diperoleh melalui sekolah, keluarga dan teman sebaya. Sekolah atau perguruan tinggi biasanya memiliki kegiatan, seminar dan keorganisasian mahasiswa selain kegiatan akademik (Mardiyati & Yuniawati, 2015). Hal tersebut membantu mahasiswa untuk mendalami pilihan kariernya. Selain itu, keluarga juga memiliki peran untuk mendorong dan memberikan informasi dalam memilih karier yang sesuai (Mardiyati & Yuniawati, 2015).


(26)

Penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, (2005, dalam Hirschi, 2009) menunjukkan bahwa figur-figur penting secara signifikan dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja. Kemudian, penelitian Weisnberg dan Aghakhani (2007, dalam Creed, Falon, & Hood, 2008) menunjukkan bahwa kemampuan untuk memfokuskan karier sangat bergantung pada lingkungan sosial. Lent, Hackett, dan Brown (1997, dalam Han dan Rojewski, 2015) mengatakan bahwa keluarga, teman, dan guru memfasilitasi persiapan karier dan transisi dari sekolah ke dunia kerja.

Penelitian ini melihat bahwa bantuan yang diberikan oleh figur-figur penting dalam kehidupan seseorang memfasilitasi perkembangan career adaptability. Konsep yang sesuai untuk menggambarkan bantuan dari figur-figur penting di sekitar individu adalah social support. Menurut Papalia, Olds, dan Fieldman (2007) social support adalah dukungan material, informasi, dan sumber-sumber psikologi yang diperoleh dari hubungan sosial untuk membantu menenangkan dalam kondisi stres. House (1981, dalam Thoits, 1982) mengungkapkan bahwa dukungan sosial yang diberikan orang lain berupa dukungan emosional, informasi, instrumental, dan appraisal. Individu yang memperoleh social support lebih tenang, diperhatian, memiliki rasa percaya diri, dan kompeten (Kumala & Ahyani, 2012, dalam Ushfuriyah, 2015).

Penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental dan emosional memfasilitasi individu dalam proses perencanaan dan eksplorasi karier yang sesuai dengan diri (Hirschi, 2009). Kemudian, Hirschi, Niles, dan Akos


(27)

(2011) menyimpulkan bahwa perceived social support terlibat secara aktif memrediksikan individu dalam mempersiapkan karier. Penelitian Creed, Fallon dan Hood (2008) menunjukkan bahwa dukungan sosial memengaruhi

career adaptability yang terdiri dari dimensi eksplorasi karier, eksplorasi diri, pengambilan keputusan, perencanaan karier, dan regulasi diri pada mahasiswa tahun pertama. Han dan Rojewski (2015) menunjukkan bahwa

perceived social support dari keluarga dan sekolah memengaruhi career adaptability yang terdiri dari dimensi perencanaan karier dan eksplorasi karier dalam memfasilitasi keberhasilan remaja menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja. Penelitian (Creed, Fallon, & Hood, 2008; Hirschi, 2009; Han & Rojewski, 2015) menunjukkan bahwa pengaruh perceived social support hanya pada sebagian dimensi dari career adaptability. Hal ini menjadi keterbatasan pada masing-masing penelitian tersebut.

Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Peneliti melihat bahwa career adaptability penting untuk mahasiswa tingkat akhir yang mempersiapkan diri menghadapi transisi karier. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan pengaruh perceived social support pada career adaptability individu dalam mempersiapkan karier yang berdampak pada keberhasilan mereka masuk ke dunia kerja.


(28)

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh perceived social support pada career adaptability

mahasiswa tingkat akhir?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan adanya pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian menambahkan informasi untuk pengembangan ilmu Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial, dan juga Psikologi Sumber Daya Manusia dalam pembahasan tentang pengaruh perceived social support pada career adaptability.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya perceived social support pada career adaptability dalam mempersiapkan masuk ke dunia kerja.

b. Bagi Keluarga, Teman dan Orang-Orang Terdekat Mahasiswa

Manfaat praktis dari penelitian bagi keluarga, teman dan orang-orang terdekat dari mahasiswa tingkat akhir untuk memberikan


(29)

pertimbangan bahwa pentingnya perceived social support dari mereka untuk memfasilitasi career adaptability mahasiswa tingkat akhir, sehingga mereka sebagai calon tenaga kerja mampu mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja.


(30)

10

BAB II

DASAR TEORI

Bab ini menguraikan sub-sub bab career adaptability, perceived social support, mahasiswa tingkat akhir, dan dinamika pengaruh perceived social support pada careeradaptability.

A. Career Adaptability

1. Pengertian CareerAdaptability

Konsep career adaptability mendukung seseorang untuk mengembangkan karier dalam berbagai situasi (Savickas, 1997) pada usia anak-anak, remaja, maupun dewasa. Selain itu, career adaptability

berhubungan kuat dengan kesejahteraan individu secara umum maupun dalam konteks profesional pekerjaan (Maggiori, Johnston, Krings, Massoudi, & Rossier, 2013, dalam Tian & Fan, 2014).

Savickas (1997) menyatakan career adaptability adalah kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Selanjutnya, Savickas (2013) career adaptability memungkinkan individu siap dan mengatasi tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma pekerjaan.

Serupa dengan definisi di atas, Savickas dan Porfeli (2012, dalam Maggiori, Rossier, & Savickas, 2015) mendefinisikan career adaptability


(31)

masalah yang tidak biasa, kompleks, dan tidak jelas dalam tugas perkembangan, transisi pekerjaan, dan trauma kerja.

Rottinghaus, Day, dan Borgen (2005) menyatakan career adaptability merupakan kapasitas untuk menguasai serta memanfaatkan perubahan di masa depan, tingkat kenyamanan dengan tanggungjawab dari pekerjaan baru, dan kemampuan untuk memulihkan ketika terjadi peristiwa diluar perencanaan kerja.

Penelitian ini menggunakan definisi career adaptability sebagai kesiapan seseorang untuk menyelesaikan tugas yang terprediksi dan berpartisipasi dalam peran pekerjaan, serta mampu menguasai situasi tidak terduga yang mungkin terjadi karena perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja (Savickas, 1997). Peneliti memilih konsep tersebut karena sesuai dengan penelitian yang mengangkat masalah kesiapan beradaptasi mahasiswa tingkat akhir ke dunia kerja.

2. Dimensi-dimensi career adaptability

Savickas (1997, 2009, 2013) merumuskan empat dimensi career adaptability yang digunakan individu untuk mengelola tugas, transisi, dan trauma dalam membangun karier. Empat dimensi dari career adaptability sebagai berikut:

a. Careerconcern

Career concern berfokus pada pertimbangkan kesempatan atau harapan dalam hidup dan perasaan optimis (Savickas et al., 2009).


(32)

Savickas dan Porfeli (2011) mengungkapkan bahwa career concern

menyadarkan seseorang untuk mengembangkan karier, menghadapi transisi kerja, dan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.

Career concern sebagai orientasi individu pada masa depan dan mempersiapkan diri untuk mencapai karier (Koen et al., 2012; Savickas, 2013; Taber & Blankemeyer, 2015). Jika individu kurang fokus pada kariernya maka mereka kurang perencanaan dan pesimis terhadap kariernya (Savickas & Porfeli, 2011). Peneliti menyimpulkan career concern merujuk pada kecenderungan seseorang untuk memiliki kesadaran, mempersiapkan, merencanakan dan mengembangkan karier yang sesuai.

b. Careercontrol

Career control adalah cara individu meregulasi diri untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pada situasi yang berbeda, tetapi juga dapat memengaruhi dan mengontrol lingkungan (Savickas et al., 2009). Career control diindikasikan melalui perilaku disiplin dan mampu bertanggung jawab atas pilihan karier (Maggiori, Rossier, Savickas, 2015; Taber dan Blankemeyer, 2015). Jika individu yang kurang memiliki career control maka sering melakukan prokrastinasi, menjadi perfeksionis, atau tidak mampu memutuskan pilihan dan kebingunan (Savickas & Porfeli, 2011). Dimensi ini terlihat dari perilaku menentukan pilihan, ketegasan, kedisiplinan, dan kemauan dalam karier.


(33)

c. Careercuriousity

Careercuriousity adalah perilaku aktif seseorang untuk mencari tahu informasi dan cara mengembangkan karier untuk meningkatkan peluang sosial (Savickas et al., 2009). Hirschi (2009) menambahkan bahwa career curiousity menentukan bobot informasi yang mereka telah terima dari sumber yang sama. Dimensi ini ditunjukkan dalam beberapa perilaku seperti mencoba hal baru, mengambil risiko, mencari informasi, dan perasaan ingin tahu. Savickas dan Porfeli (2011) mengungkapkan bahwa individu yang kurang memiliki career curiousity menyebabkan mereka tidak realistis dan memungkinkan individu tersebut menjadi naif pada dunia kerja serta memiliki gambaran diri yang buruk.

d. Careerconfidence

Career confidence adalah kemampuan individu untuk berpedoman pada pendapat dan tujuan sendiri untuk memecahkan masalah ketika menghadapi hambatan dan rintangan (Savickas et al., 2009). Koen et al. (2012) menyatakan bahwa career confidence sebagai rasa kepercayaan diri pada keberhasilan dalam melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai karier yang di pilih. Career confidence

merefleksikan perilaku gigih, berusaha keras, dan tekun dalam mencapai karier. Seseorang yang memiliki career confidence kurang baik cenderung terhambat untuk mencapai kariernya (Savickas & Porfeli, 2012).


(34)

3. Faktor-faktor yang memengaruhi Career Adaptability

a. Lingkungan belajar atau institusi pendidikan

Lingkungan belajar memengaruhi career adaptability karena situasi dilingkungan belajar membantu mahasiswa mengambil keputusan dan memerlakukan mereka berbeda sesuai dengan kemampuannya (Tian & Fan, 2012). Tian dan Fan (2012) mengatakan bahwa lingkungan belajar terdiri dari karyawan, guru atau dosen, teman-teman mahasiswa dan orang-orang yang terlibat dalam proses belajar. Selain itu, institusi pendidikan menyediakan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan akademik yang terkait dengan alternatif karier. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi bekal pelajar mengenai karier yang diminati dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai karier yang diinginkan (Mardiyati & Yuniawati, 2015).

b. Perceived Social Support

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived social support

merupakan salah satu faktor yang signifikan memengaruhi career adaptability (Hirschi, 2009; Tian & Fan, 2012). Dukungan sosial yang dirasakan dari orang-orang terdekat memengaruhi individu yang dalam tahap perkembangan dewasa awal untuk mengeksplorasi karier (Creed, Fallon, & Hood, 2009). Dukungan dari keluarga dan teman berupa motivasi dan informasi terkait dengan karier membantu mahasiswa untuk memilih karier yang diinginkan.


(35)

c. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja yang dimiliki individu menambah informasi dan membantu individu tersebut mendalami karier yang diinginkannya (Hirschi, 2009). Bertambahnya informasi dan eksplorasi karier yang individu miliki akan sangat membantu dalam merencanakan dan membuat keputusan kariernya (Mardiyati & Yuniawati, 2015).

d. Rasa Pengendalian

Duffy (2010) rasa pengendalian cenderung membuat seorang meningkatkan career adaptability. Lebih lanjut Duffy (2009) menjelaskan bahwa rasa pengendalian membantu seseorang untuk lebih proaktif dalam beradaptasi sesuai dengan harapan lingkungan.

B. Perceived social support

1. Pengertian Perceived social support

Cobb (1976, dalam Nurullah, 2012) menyatakan bahwa social support merupakan informasi yang mengarahkan subjek untuk percaya bahwa dirinya diperhatikan dan dicintai, dihargai, dan ditolong oleh anggota dalam kelompok. Lin (1986) mengatakan bahwa social support

merupakan instrumen yang dirasakan atau aktual dan penyediaan yang mendukung dari komunitas, jaringan sosial, dan teman sebaya.

Sarafino (1990, dalam Afiatin dan Andayani, 1998) menyatakan bahwa social support adalah pemberian informasi baik verbal maupun nonverbal, pemberian bantuan tingkah laku atau materi melalui hubungan


(36)

sosial yang akrab atau hanya disimpulkan dari keberadaan mereka yang membuat individu merasa diperhatikan, bernilai dan dicintai. Berbeda dengan Sarafino, Cutrona (1996) mendefinisikan social support sebagai pemenuhan kebutuhan dasar oleh orang lain untuk kesejahteraan diri. Sedangkan Gottlieb (2000) menyatakan social support sebagai interaksi hubungan antarindividu yang meningkatkan coping, harga diri, rasa kepemilikan, dan kompetensi melalui pertukaran aktual atau yang dirasakan dari sumber daya fisik atau psikososial. Social support

mengacu pada perasaan nyaman, dipedulikan, dihargai, atau menerima bantuan dari orang lain (Wallston et al., 1983; Wills & Fegan, 2001, dalam Sarafino, 2008).

Nurullah (2012) mengatakan bahwa penelitian-penelitian terkait

social support terkini cenderung fokus pada perceived social support. Hal tersebut dikarenakan perceived social support lebih meningkatkan kesejahteraan individu dibandingkan received social support (Yap & Devilly, 2007 dalam Pfeifer, 2011). Pfeifer (2011) mendefinisikan

perceived social support adalah persepsi bahwa individu merasa diperhatikan, dihargai, dan dianggap bagian dari suatu kelompok.

Perceived social support adalah dukungan yang dirasakan atau dipersepsikan oleh penerima dukungan dari sumber-sumber pemberi dukungan sosial (Lopez & Cooper, 2011).

House dan Khan (1985, dalam House 1987) menyatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh orang lain seperti anggota keluarga teman,


(37)

dan rekan kerja menyediakan dukungan informasi, instrumen, dan emosional untuk individu. Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) mengungkapkan bahwa sumber-sumber pemberi dukungan sosial memengaruhi kualitas dukungan sosial yang dirasakan seseorang. Lebih lanjut Zimet et al. (1988) membagi tiga kelompok sumber-sumber pemberi dukungan sosial yaitu, keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang spesial. Orang-orang spesial adalah orang-orang yang berpengaruh atau sangat penting bagi individu yang tidak termasuk dalam lingkup keluarga atau teman.

Penelitian ini menggunakan definisi perceived social support

sebagai persepsi atau perasaan seseorang menerima bantuan dari keluarga, teman-teman, dan orang yang spesial.

2. Dimensi-dimensi Social support

Schaefer, Coyne, dan Lazarus (1981, dalam Mattson & Hall, 2011) mendeskripsikan lima dimensi social support yaitu, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan relasi, dukungan informasi, dan dukungan materi. Taylor, Peplau, dan Sears (2006) merumuskan social support dalam empat dimensi sebagai berikut dukungan emosional, dukungan intrumental, dukungan, dukungan informasi, dan dukungan penilaian diri. Sarafino (2008) menganalisis dan merumuskan dimensi

social support beberapa sumber. Social support terdiri dari empat dimensi (Cutrona & Gardner, 2004; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981;


(38)

Wills & Fegan, 2001, dalam Sarafino, 2008) sebagai berikut dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dan dukungan pendampingan.

Peneliti memilih menggunakan empat dimensi social support dari Sarafino (2008). Empat dimensi social support sebagai berikut:

a. Dukungan Emosional (Emotional support)

Dukungan ini ditunjukkan dengan berempati sebagai bentuk dukungan kepada orang lain. Perilaku yang mencerminkan dukungan emosional seperti, mencintai, memberi perhatian, dan peduli.

b. Dukungan Informasi (Informational support)

Dukungan ini berbentuk pemberian bantuan berupa informasi yang bermanfaat bagi orang lain ketika dalam kondisi tertekan. Pemberian informasi lebih relevan bila diberikan sesuai dengan kebutuhan orang.

c. Dukungan Instrumental/Tangible (Instrumental/tangible support) Bantuan ini diberikan dalam bentuk barang atau jasa kepada orang lain membutuhkan terutama untuk orang-orang yang mengalami tekanan.

d. Dukungan Pendampingan (Companionship support)

Dukungan yang berbentuk kesediaan seseorang meluangkan waktunya untuk mendampingi individu. Dukungan ini memberikan perasaan diterima sehingga seseorang tidak sendirian ketika mengalami tekanan atau kesulitan.


(39)

3. Dampak PerceivedSocial support

Uchino (2009) mengungkapkan bahwa perceived social support

lebih baik dalam meningkatkan kesehatan individu dibandingkan

received social support. Perceived social support membantu meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup individu (Eom, Shin, Kim & Park, 2013). Penelitian Otani, Kimura, dan Fujiu (2013) menunjukkan bahwa perceived social support merupakan faktor penting yang memengaruhi individu dalam memilih karier dan membuat keputusan karier yang dipilih. Peceived social support menjadi faktor yang signifikan untuk memerediksi career adaptability (Hirschi, 2009; Tian dan Fan, 2012).

C. Pengertian Mahasiswa Tingkat Akhir

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2011) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Menurut Sugiyono (dalam Scarfi, 2014) tugas akhir atau skripsi adalah karya ilmiah dalam struktur kurikulum program pendidikan sarjana dalam upaya penerapan terpadu ilmu yang telah di peroleh sesuai dengan peminatan mahasiswa. Mahasiswa yang mengerjakan tugas akhir atau skripsi harus berdasarkan hasil penelitian dan diharapkan hasilnya bermanfaat bagi masyarakat. Karya ilmiah juga merupakan syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa mahasiswa tingkat akhir adalah


(40)

seseorang yang sedang dalam proses mengerjakan karya ilmiah di perguruan tinggi untuk memperoleh gelar sarjana.

Selain itu, mahasiswa tingkat akhir memiliki tugas untuk mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja. Super (1990) mengungkapkan bahwa seseorang yang berusia antara 20 hingga 24 tahun termasuk dalam tahap implementasi. Pada tahap ini seseorang mulai menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja. Masuk ke dunia kerja merupakan tugas perkembangan dewasa awal (Santrock, 2014). Salah satu cara untuk sukses masuk ke dunia kerja dengan mempersiapkan karier (Koen, Klehe, & Vianen, 2012).

D. Dinamika Pengaruh Perceived social support pada Career adaptability

Mahasiwa tingkat akhir perlu memiliki career adaptability yang tinggi untuk berhasil mempersiapkan diri dalam transisi dari sekolah ke dunia kerja. Koen et al. (2012) menunjukkan bahwa pelatihan career adaptability

meningkatkan keberhasilan lulusan perguruan tinggi menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja dengan kualitas pekerjaan yang baik.

Mahasiswa tingkat akhir membutuhkan dukungan berupa informasi dan instrumen dari lingkungan untuk meningkatkan kesiapan beradaptasi dengan lingkungan kerja. Mahasiswa harus memiliki perilaku aktif untuk memperoleh dukungan informasi dan instrumen. Perilaku mencari informasi tentang karier yang dipilih yang termasuk dalam dimensi career curiousity


(41)

mengeksplorasi, membentuk, dan mencari pilihan karier yang cocok. Selain itu, Han dan Rojewski (2015) mengungkapkan bahwa dukungan emosional memfasilitasi individu dalam membentuk karier dan memilih karier yang sesuai dengan diri. Penelitian Hirschi (2009) menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dirasakan berupa dukungan instrumental dan emosional dimanfaatkan individu dalam proses perencaan dan eksplorasi karier.

Seseorang butuh dukungan berupa instrumental, informasi dan emosional dalam mengembangkan career adaptability. Dukungan tersebut diperoleh dari figur-figur penting dalam kehidupan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan penelitian Palladino Schultheiss, Palma, dan Manzi, (2005, dalam Hirschi, 2009) menunjukkan bahwa figur-figur penting secara signifikan dalam memberikan pemahaman tentang dunia kerja pada anak.

Konsep yang mencakup dukungan yang diberikan oleh figur-figur penting mahasiswa adalah konsep social support. Social support

memfasilitasi seseorang untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Informasi tentang karier membantu seseorang mempersiapkan diri untuk transisi dari sekolah ke dunia kerja. Hal serupa juga ditemukan oleh Hirschi (2009) bahwa dukungan dari lingkungan sosial melalui career adaptability

mendukung seseorang menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja. Creed, Fallon, dan Hood (2009) mengungkapkan bahwa social support

dari orang-orang terdekat memengaruhi orang di usia dewasa awal dalam mengeksplorasi karier. Hirschi (2009) menyatakan bahwa social support


(42)

Tian dan Fan (2014) menyatakan bahwa social support dari keluarga menjadi faktor penting yang memengaruhi career adaptability mahasiswa keperawatan.

E.Skema Penelitian

Gambar 1. Pengaruh Perceived Social Support pada Career adaptability

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah perceived social support berpengaruh positif pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir.

Career adaptability Keluarga Dukungan Emosional Dukungan Informasi Dukungan Intrumental Dukungan Teman Dukungan Emosional Dukungan Informasi Dukungan Intrumental Dukungan Orang-orang yang spesial dalam hidup Dukungan Emosional Dukungan Informasi Dukungan Intrumental Dukungan Pendampingan

Perceived Social Support


(43)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode dan alat pengumpulan data, dan metode analisis data.

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menekankan pada data-data angka yang diolah menggunakan metode statistik (Sugiyono, 2014). Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif kausal (sebab-akibat). Penelitian kuantitatif kausal bertujuan untuk meneliti ada hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel lain.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel independen : Perceived social support

2. Variabel dependen : CareerAdaptability

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Career Adaptability

Career adaptability merupakan kemampuan mahasiswa tingkat akhir untuk mempersiapkan diri dan mengatasi perubahan situasi tidak terduga sehingga mampu menyesuaikan diri untuk mencapai perkembangan kariernya. Career adaptability diukur menggunakan skala


(44)

career adaptability yang dibuat oleh peneliti berdasarkan empat dimensi yang meliputi: career concern, career control, career curiousity, dan

career confidence. Career adaptability mahasiswa ditentukan skor skala

career adaptability. Semakin tinggi perolehan skor menunjukkan semakin tinggi kemampuan career adaptability, sebaliknya bila perolehan skor semakin rendah menunjukkan bahwa semakin rendah kemampuan careeradaptability.

2. Perceived social support

Perceived social support adalah persepsi atau perasaan kecukupan terhadap dukungan emosional, informasi, instrumental dan pendampingan yang diperoleh dari keluarga, teman-teman dan orang-orang yang spesial dalam hidup. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala perceived social support yang dibuat oleh peneliti berdasarkan lima dimensi yang meliputi: emosional, informasi, instrumental dan pendampingan. Perceived social support yang diterima mahasiswa ditentukan perolehan skor skala perceived social support. Semakin tinggi perolehan skor menunjukkan semakin tinggi perceived social support, sebaliknya bila perolehan skor semakin rendah menunjukkan bahwa semakin rendah perceived social support.


(45)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan adalah mahasiswa tingkat akhir di wilayah Yogyakarta. Mahasiswa tingkat akhir adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik convenience sampling. Teknik convenience sampling

adalah teknik sampling dengan cara mencari subjek berdasarkan ketersediaannya dan memiliki karakteristik yang sesuai dapat dijadikan sampel penelitian (Noor, 2011). Teknik sampling ini digunakan pada penelitian dengan cara peneliti menanyakan terlebih dahulu apakah mereka masuk dalam kriteria mahasiswa tingkat akhir. Jika mereka masuk dalam kriteria penelitian maka peneliti menanyakan kesediaan subjek untuk mengisi skala. Peneliti meminta bantuan beberapa teman untuk menyebarkan skala penelitian dan memberikan instruksi yang jelas mengenai subjek penelitian.

E. Metode dan Alat Pengambilan Data 1. Metode Pengambilan Data

Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan skala penelitian. Metode survei pada penelitian ini dengan menyebarkan skala pada mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skala yang digunakan oleh peneliti adalah skala career adaptability dan skala perceived social support.


(46)

2. Alat Pengambilan Data

Alat yang digunakan peneliti dalam mengambil data adalah skala. Skala ini merupakan alat pengumpulan data dengan memakai sekumpulan pertanyaan atau pernyataan yang mengungkapkan indikator dari atribut yang diukur (Azwar, 2016). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala career adaptability dan skala perceived social support.

a. Skala career adaptability

Skala career adaptability disusun berdasarkan teori dari Savickas (1997) yang terdiri dari empat dimensi, yaitu career concern, career control, career curiousity, dan career confidence. Skala career adaptability menggunakan bentuk skala likert. Masing-masing aitem terdiri dari empat kategori jawaban sebagai berikut; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti menghilangkan kategori jawaban netral untuk mengurangi response set of middle category. response set of middle category adalah kecenderungan subjek untuk memilih jawaban kategori tengah. Kecenderungan ini mencerminkan ketidakpastian atau netralitas yang berdampak menurunkan validitas aitem (Supratiknya, 2014).

Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor skala career adaptability :


(47)

Tabel 1.

Distribusi Aitem Skala Career Adaptability Sebelum Uji Coba

No Dimensi Career Adaptability Indikator Aitem

Jumlah %

Favorable Unfavorable

1 Career

concern

Kesadaran mempersiapkan karier

12 12 24 25% Merencanakan karier

Persiapan karier Orientasi masa depan

2 Career

control

Menentukan pilihan

12 12 24 25% Ketegasan

Kemauan Tanggung jawab

3 Career

curiousity

Perasaan ingin tahu

12 12 24 25% Mencari Informasi

Mencoba hal baru

4 Career

confidence

Gigih

12 12 24 25% Berusaha keras

Tekun

Total : 48 48 96 100%

Tabel 2.

Pemberian Skor Skala Career Adaptability

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

b. Skala perceived social support

Perceived social support didefinisikan sebagai persepsi atau perasaan seseorang menerima bantuan dari keluarga, teman-teman, dan orang yang spesial (Lopez & Cooper, 2011). Empat dimensi


(48)

emosional, dukungan instrumental, dan dukungan pendampingan. Skala perceived social support menggunakan bentuk skala likert. Masing-masing aitem terdiri dari empat kategori jawaban sebagai berikut; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Peneliti menghilangkan kategori jawaban netral untuk mengurangi response set of middle category. response set of middle category adalah kecenderungan subjek untuk memilih jawaban kategori tengah. Kecenderungan ini mencerminkan ketidakpastian atau netralitas yang berdampak menurunkan validitas aitem (Supratiknya, 2014).

Berikut merupakan tabel distribusi aitem dan pemberian skor skala perceived social support :

Tabel 3.

Distribusi Aitem Skala Perceived Social Support Sebelum Uji Coba

No Dimensi Perceived Social Support Indikator Aitem

Jumlah %

Favorable Unfavorable

1 Dukungan Emosional

Merasa dicintai

12 12 24 26% Merasa diperhatikan

Merasa dipedulikan

2 Dukungan Informasi

Diberikan pemahaman/penjelasan

12 12 24 26% Diberikan saran yang

berguna

3 Dukungan Instrumental

Diberikan materi yang

cukup 12 12 24 26% Diberikan bantuan jasa

4 Dukungan Pendampingan

Kehadiran orang terdekat

10 10 20 22% Orang-orang terdekat

meluangkan waktu


(49)

Tabel 4.

Pemberian Skor Skala Perceived social support

Respon Pernyataan Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

F. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Residu

Normalitas Residu digunakan untuk mengetahui distribusi normal data residu variabel Perceived social support (independen variabel). Normalitas data residu terpenuhi jika taraf signifikansi

(p) ≥ 0,05. Jika taraf signifikansi ≤ 0,05, maka sebaran data tidak

berdistribusi normal. Uji normalitas residu dilakukan dengan teknik

Kolmogorov-Smirnov menggunakan program SPSS for windows versi 22.0.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan kedua variabel dalam penelitian. Linearitas ditunjukkan dengan hubungan kedua variabel satu garis lurus (Santoso, 2010). Bila peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear


(50)

pada peningkatan atau penurunan variabel lainnya. Linearitas dapat dilihat dari garis regresi linear dan taraf signifikansi korelasi

product moment. Taraf signifikansi product moment ≤ 0,05, maka

pola hubungan linear. Uji Lineraritas dilakukan dengan test of linerarity melalui program SPSS for windows versi 22.0.

c. Uji Homoskedastisitas

Uji Homoskedastisitas adalah variasi dari residu untuk setiap nilai dari dari variabel independen bersifat konstan (Santoso, 2010). Uji homoskedastisitas dapat dilihat melalui data grafik (scatter plot) dan perhitungan (uji glejser). Uji homoskedastisitas dilakukan dengan

scatter plot untuk melihat grafik variasi data residu. Uji homoskedastisitas terpenuhi jika variasi error menyebar secara acak sehingga tidak membentuk suatu pola tertentu (Yamin, Rachmach, & Kurniawan, 2011). Sebaliknya, uji homoskedastisitas tidak terpenuhi jika terjadi megaphone effect maka hasil ini menunjukkan bahwa

error prediksi bersifat tidak konstan sehingga ketepatan prediksi pada satu nilai independen berbeda dengan ketepatan prediksi pada nilai yang berbeda (Santoso, 2010). Megaphone effect akan terlihat dari semakin besar nilai variabel independen, rentang nilai variabel dependen juga semakin besar. Scatter plot dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi 22.0. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melihat bahwa uji homoskedastisitas dengan


(51)

scatter plot sifatnya subjektif. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan uji lain yaitu, uji glejser untuk memperkuat tafsir hasil

scatter plot.

Uji Glejser adalah uji yang meregresikan nilai mutlak residual

unstandardized dan nilai variabel independen atau variabel independen yang telah ditransformasikan (Yamin, Rachmach, & Kurniawan, 2011). Bila taraf signifikansi p>0,05 maka asumsi homogenitas diterima. Sebaliknya, jika taraf signifikansi p<0,05 maka asumsi homogenitas ditolak (Yamin, Rachmach, & Kurniawan, 2011). Hasil ini dapat dilihat dari taraf signifikansi tabel koefisien pada output SPSS. Uji ini dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 22.0.

2. Uji Hipotesis Regresi Linear

Penelitian ini menggunakan metode statistik regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen (Santoso, 2014). Analisis regresi linear sederhana menunjukkan kenaikan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen.


(52)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan persiapan penelitian yang terdiri dari uji coba skala dan deskripsi subjek penelitian, dan hasil penelitian yang terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

A. Persiapan Penelitian 1. Uji Coba Skala

a. Uji Validitas Skala

Validitas merupakan taraf sejauh mana bukti-bukti empiris maupun teoretis mendukung untuk membenarkan cara penafsiran skor tes sesuai dengan penggunaan tes (AERA, APA, & NCME, 1999, dalam Supratiknya, 2014). Validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi. Azwar (2015) mengatakan bahwa validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau melalui expert judgement. Pengujian validitas isi alat tes dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai expert judgement.

b. Seleksi Aitem

Seleksi aitem dilakukan untuk mengetahui daya diskriminasi aitem pada alat ukur skala career adaptability dan perceived social support. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu


(53)

membedakan antara individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Seleksi aitem dilakukan dengan uji coba skala penelitian dan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi skor skala dengan program SPSS for windows versi 22.0 yang menghasilkan koefisien korelasi aitem total (rit) (Azwar, 2016). Kriteria pemilihan aitem berdasarkan pada

korelasi aitem total dengan batasan rit ≥ 0,3. Jika jumlah aitem yang

lolos tidak sesuai dengan yang diinginkan maka batasan kriteria diturunkan menjadi rit ≥ 0,25 (Azwar, 2016).

Uji coba skala dilakukan pada hari Jumat, 3 Juni 2016 sampai dengan Kamis, 9 Juni 2016. Peneliti menyebarkan skala uji coba kepada 123 mahasiswa tingkat akhir Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berikut ini merupakan hasil seleksi aitem dari dua variabel.

1) Skala Career Adaptability

Pada skala career adaptability aitem yang digugurkan dengan kriteria rit ≤ 0,3 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:


(54)

Tabel 5.

Distribusi Aitem Skala Career adaptability Setelah Seleksi Aitem

No. Dimensi

Nomor Aitem

Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Career

concern

4, 5,21, 25*, 28, 29, 35, 42, 52, 53, 58,

86

8, 12*, 13, 23, 39, 40*, 60, 72, 84, 92,

93, 94

10

2 Career

control

6, 7, 18, 27, 32, 50,

69, 75, 8185, 90, 91

1, 2, 9, 22, 24, 38, 41,

62, 70, 74, 79, 80, 83* 10

3 Career

curiousity

30, 34, 57*,63*, 64, 66, 67, 71, 73,

76*, 78

10, 14*, 17, 19*, 44*, 46*, 48*, 55*, 56*,

77, 87

10

4 Career

confidence

11*, 15*, 16*, 36, 43, 45, 47*, 51, 54,

68, 95, 96

3, 20, 26, 31, 33*, 37,

49, 61, 65, 82, 88, 89 10

Total : 21 19 40

Keterangan:

* : aitem yang gugur

Bold : aitem yang digugurkan

Berdasarkan hasil seleksi aitem, aitem gugur sebanyak 19 aitem berdasarkan keriteria rit < 0,3 (Azwar, 2016). Berdasarkan

pertimbangan dari hasil observasi peneliti bahwa banyak subjek yang mengerjakan uji coba skala career adaptability merasa kelelahan karena jumlah soal yang banyak. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengguran aitem secara manual dilakukan dengan cara melihat rit dan menyeimbangkan aitem valid antara

jumlah aitem favorable dengan jumlah aitem unfavorable dalam satu aspek yang sama. Selain itu, peneliti menyamakan bobot atau persentase jumlah aitem yang dipakai pada masing-masing


(55)

dimensi. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti memilih 40 aitem yang digunakan dalam skala untuk mengambil data.

2) Skala Perceived social support

Pada skala Perceived social support aitem yang digugurkan dengan kriteria rit ≤ 0,3 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 6.

Distribusi Aitem Skala Perceived social support Setelah Seleksi Aitem

No. Dimensi Nomor Aitem Jumlah

Favorable Unfavorable

1 Dukungan Informasi

1, 4, 6, 45, 48, 50, 55, 75*, 83, 86, 88,

90,

10, 12, 16, 18,

20, 26, 28, 43,

46, 47, 57, 85

12

2 Dukungan Emosional

9, 11, 32, 34, 36, 51, 59, 61, 63, 80,

82, 84

5,22, 24, 31,

41, 49, 52, 68, 77, 87, 89, 91,

12

3 Dukungan Instrumental

7, 13, 15, 17, 25, 27,

29, 44, 56, 53, 64,

78,

3, 37, 39, 54, 67, 71, 73, 74,

76, 79, 81, 92,

12

4 Dukungan Pendampingan

2, 19, 21, 23, 38, 40,

58, 66, 70, 72

8, 14, 30, 33, 35, 42, 60, 62,

65, 69

12

Total : 24 24 48

Keterangan:

* : aitem yang gugur

Bold : aitem yang digugurkan

Berdasarkan hasil seleksi aitem, aitem gugur sebanyak 1 aitem berdasarkan keriteria rit < 0,3 (Azwar, 2016). Berdasarkan

pertimbangan dari hasil observasi peneliti bahwa banyak subjek yang mengerjakan uji coba skala perceived social support merasa


(56)

kelelahan karena jumlah soal yang banyak. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengguran aitem secara manual dilakukan dengan cara melihat rit dan menyeimbangkan aitem valid antara

jumlah aitem favorable dengan jumlah aitem unfavorable dalam satu aspek yang sama. Selain itu, peneliti menyamakan bobot atau persentase jumlah aitem yang dipakai pada masing-masing dimensi. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti memilih 48 aitem yang digunakan dalam skala untuk mengambil data.

c. Reliabilitas Alat Ukur Setelah Setelah Seleksi Aitem

Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulangkali terhadap suatu populasi individu atau kelompok (AERA, APA, & NCME, 1999; dalam Supratiknya, 2014). Reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien korelasi antara 0 sampai dengan 1. Menurut Guilford (1956, dalam Klein, 1986, dalam Supratinya, 2014), koefisien minimum yang dipandang memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70. Angka koefisien α < 0,70 dianggap kurang memadai untuk digunakan karena meragukan. Pengujian reliabilitas skala penelitian ini dengan menggunakan Alpha Cronbach dari program SPSS for windows versi 22.0.


(57)

1.) Skala Career Adaptability

Koefisien Alpha Cronbach skala career adaptability

setelah seleksi aitem dilakukan melalui SPSS for windows versi

22.0 menghasilkan α = 0,935. Hasil ini menunjukkan bahwa aitem pada skala career adaptability tergolong reliabel.

2.) Skala Perceived social support

Koefisien Alpha Cronbach skala perceived social support

setelah seleksi aitem dilakukan melalui SPSS for windows versi

22.0 menghasilkan α = 0,965. Hasil ini menunjukkan bahwa aitem pada skala perceived social support tergolong reliabel.

2. Pelaksanaan Penelitian dan Deskripsi Subjek Penelitian

a. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2016 sampai dengan 29 Juni 2016. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta. Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk melakukan pengambilan data. Peneliti meminta bantuan teman-teman karena kondisi subjek dan waktu pengambilan pada saat liburan tahun ajaran menyebabkan peneliti kesulitan untuk menemui subjek secara langsung.

Peneliti menyebarkan 275 eksemplar skala kepada mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta. Skala yang kembali 261 eksemplar dan


(58)

14 eksemplar skala tidak kembali. Dari 261 skala yang kembali, hanya 250 yang dapat dianalisis karena 11 subjek tidak mengisi seluruh pernyataan di dalam skala. Peneliti sudah berusaha meminimalkan terjadinya kesalahan penelitian dengan membuat instruksi di dalam skala dengan lengkap.

b. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau skripsi di Yogyakarta. Subjek penelitian 131 mahasiswa dan 119 mahasiswi berusia 20-25 tahun dari 12 perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (lihat lampiran halaman 48)

B. Hasil Penelitian

Peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum melakukan uji analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas residu, uji linearitas, dan uji Homoscedasticity (Santoso, 2010).

1. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti mendeskripsikan data penelitian dengan rerata, median, modus dan standar deviasi. Deskripsi penelitian menggunakan analisis statistik dari program SPSS for windows versi 22.0. Analisis data deskripsi dilakukan untuk mengetahui kecenderungan skor variabel


(59)

membandingkan nilai rata-rata empiris dan nilai rata-rata teoretis dari masing-masing variabel. Kemudian, data tersebut dianalisis dengan uji t untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata empiris dan teoretis masing-masing variabel. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan signifikansi perbedaan nilai.

Tabel 7.

Uji-t Variabel Career Adaptability

One-Sample Test

Test Value = 100

T Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Career_Adaptability 29,308 249 ,000 23,136 21,58 24,69

Berdasarkan tabel di atas, career adaptability memiliki mean empiris sebesar 123,14 lebih besar dibandingkan dengan mean teoretis sebesar 100. Hasil uji-t variabel career adaptability dan menunjukkan perbedaan mean empiris dan mean teoretis yang signifikan yakni 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat career adaptability yang cenderung tinggi.

Tabel 8.

Uji-t Variabel Perceived Social Support

One-Sample Test

Test Value = 120

T Df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Perceived_Social_Support 31,861 249 ,000 35,660 33,46 37,86


(60)

Berdasarkan tabel di atas, Mean empiris pada variabel perceived social support sebesar 155,66 yang lebih besar dibandingkan mean teoretisnya sebesar 120. Hasil uji-t variabel perceived social support dan menunjukkan perbedaan mean empiris dan mean teoretis yang signifikan yakni 0,000 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat akhir di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki tingkat perceived social support yang cenderung tinggi..

2. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas Residu

Uji normalitas residu adalah uji yang dilakukan untuk mengetahi kondisional distribusi data residu dari variabel independen (Santoso, 2010). Uji normalitas residu penelitian ini dilakukan dengan mengguakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov test yang terdapat pada program SPSS for windows versi 22.0. Distribusi data dinyatakan normal jika nilai p > 0,1.

Tabel 9.

Uji Normalitas Residu

Kolmogorov-Smirnov p (2-tailed)


(61)

Gambar 2.Kurva Distribusi Normal Residu

Berdasarkan hasil di atas, tabel taraf signifikansi data residu variabel career adaptability residu sebesar 0,2 (p>0,1). Angka tersebut menunjukkan bahwa distribusi data residu dianggap normal. Hal ini juga diperkuat dengan kurva distribusi residu yang sesuai dengan kurva normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kondisi hubungan antarvariabel memiliki hubungan yang linear atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas penelitian dilakukan dengan menggunakan test for linearity dalam SPSS for windows versi 22.0. Hubungan antarvariabel dikatakan linear bila taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Apabila taraf signifikansi yang diperoleh


(62)

lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka hubungan antarvariabel dianggap tidak linear.

Tabel 10. Uji Linearitas

Variabel p (2-tailed) Keterangan

Career adaptability * Perceived social

support 0,000 Linear

Gambar 3.Scatter Plot Uji Linearitas Variabel Career Adaptability dan Perceived Social Support

Berdasarkan tabel di atas, taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Taraf signifikansi tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara career adaptability dengan perceived social support dianggap linear.

c. Uji Homoskedastisitas

Hasil uji homoskedastisitas dengan scatter plot sebagai berikut:


(63)

Gambar 4.Scatter Plot Hubungan antara Variabel Career Adaptability dan Perceived Social Support

Berdasarkan scatter plot di atas, tidak terlihat adanya pelanggaran asumsi homoskedastisitas. Hal ini terlihat dari sebaran data yang acak atau tidak membentuk megaphone effect.

Uji homoskedastisitas menggunakan uji glejser dengan cara meregresikan nilai mutlak residu unstandardized dan nilai variabel independen yang telah ditransformasikan (Yamin, Rachmach, & Kurniawan, 2011) pada SPSS for windows versi 22.0. Hasil dari uji glejser sebagai berikut:

Tabel 11. Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,974 3,934 ,756 ,450 Social_Support ,035 ,025 ,088 1,385 ,167


(64)

Berdasarkan tabel diatas, uji Glejser menunjukkan taraf signifikansi p=0,167. Hasil ini menunjukkan bahwa asumsi homoskedastisitas diterima karena nilai p>0,05. Kedua uji diatas menunjukkan bahwa asumsi homogenitas terpenuhi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa error prediksi bersifat konstan sehingga ketepatan prediksi pada satu nilai independen sama dengan ketepatan prediksi pada nilai (Santoso, 2010).

3. Uji Hipotesis Regresi Linear

Berikut ini hasil tabel dari regresi linear career adaptability pada

perceived social support:

Tabel 14.

Hasil Regresi Linear Variabel Career adaptability dan Perceived social support

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 0,479 0,230 0,227 10,976

Tabel 15.

Tabel Koefisien Regresi Linear

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 70,495 6,157 11,449 0,000


(65)

Berdasarkan hasil analisis, persamaan regresi sederhana adalah Y= 70,495 + 0,338 X. Y adalah career adaptability dan X adalah perceived social support. Koefisien korelasi career adaptability dan perceived social support memiliki r = 0,479. Kemampuan garis regresi melakukan prediksi (Sumbangan efektif) dilihat dari r2 = 0,230 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,001). Analisis ini menggunakan teknik analisis regresi dari program SPSS for windows versi 22.0. Hasil ini menunjukkan bahwa 23% variasi dari career adaptability dapat dijelaskan oleh perceived social support. Oleh karena itu, hipotesis dari penelitian diterima.

C. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear menunjukkan bahwa perceived social support mampu memrediksikan secara signifikan variasi career adaptability mahasiswa tingkat akhir. Hal tersebut dilihat dari sumbangan efektif sebesar 0,23. Hasil analisis menunjukkan persamaa regresi Y= 70,495 + 0,338 X. Persamaan ini menunjukkan bahwa penambahan satu nilai perceived social support

meningkatkan career adaptabilty sebesar 0,338. Sebaliknya jika penurunan satu nilai perceived social support maka career adaptability menurun sebesar 0,338. Hasil tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi perceved social support maka memengaruhi peningkatan career adaptability. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian dari Creed, Fallon dan Hood


(66)

(2009), Hirschi (2009), Tian dan Fan (2014), serta Han dan Rojewski (2015).

Creed, Fallon dan Hood (2009) menyimpulkan bahwa social support

dari orang-orang terdekat berdampak pada eksplorasi karier dewasa muda. Hirschi (2009) menyatakan bahwa perceived social support menjadi salah satu independen untuk perkembangan career adaptability individu. Tian dan Fan (2014) menyimpulkan bahwa social support terutama dari keluarga berguna untuk meningkatkan career adaptability mahasiswa keperawatan. Lebih lanjut, Tian dan Fan (2014) menyatakan bahwa social support

keluarga merupakan faktor penting yang berdampak pada career adaptability mahasiswa keperawatan. Han dan Rojewski (2015) menunjukkan bahwa social support lingkungan keluarga dan sekolah memengaruhi career adaptability siswa Sekolah Menegah Atas. Lebih lanjut Han dan Rojewski (2014) membuktikan bahwa perceived social support melalui career adaptability meningkatkan kepuasan kerja seseorang.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perceived social support

pada career adaptability mahasiswa tingkat akhir sebesar 0,23. Hasil ini lebih rendah dibandingan penelitian dari penelitian Tian dan Fan (2014) menunjukkan bahwa kemampuan prediksi perceived social support dari keluarga pada career adaptability sebesar 0,327 di China. Subjek penelitian dari Tian dan Fan (2014) adalah mahasiswa sarjana muda dan mahasiswa pascasarjana keperawatan yang sudah memiliki pengalaman maupun belum


(67)

memiliki pengalaman kerja. Perceived social support memiliki dampak yang besar pada career adaptability mahasiswa keperawatan menurunkan tingkat intensi turnover yang tinggi. Situasi tersebut disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi dan kontrol yang rendah pada situasi kerja (Tian & Fan, 2014).

Han dan Rojewski (2015) menunjukkan perbedaan pengaruh social support yang dirasakan dari keluarga sebesar 0,39 dan yang dirasakan dari sekolah 0,16 pada career adaptability dengan subjek remaja Sekolah Menengah Atas di Korea. Namun, penelitian ini menganalisis pengaruh

perceived social support secara keseluruhan pada career adaptability.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini berfokus pada informasi dari skala yang diisi oleh subjek penelitian. Metode ini memungkinkan terjadi bias informasi yang diberikan oleh subjek.

2. Penelitian ini tidak menggunakan metode eksperimen melainkan perhitungan regresi linear untuk mengetahui pengaruh variabel perceived social support pada career adaptability.

Dampak dari keterbatasan penelitian ini adalah informasi tentang pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa terbatas hanya dari skala penelitian. Selain itu, penelitian ini menggunakan perhitungan regresi linear sehingga berdampak pada pembahasan penelitian yang fokus pada data statistik. Dalam penelitian ini, peneliti sudah


(68)

mengantisipasi dampak-dampak dari keterbatan penelitian dengan membuat aitem-aitem skala yang relevan dan reliabel serta menjelaskan secara teoretis tentang bagaimana pengaruh perceived social support pada career adaptability mahasiswa. Meskipun penelitian ini memiliki keterbatasan tetapi penelitian ini tetap bermanfaat karena hasil analisis penelitian yang signifikan dan memenuhi semua uji asumsi regresi linear.


(69)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan penelitian dan saran.

A. Kesimpulan

Hasil analisis penelitian dengan regresi linear sederhana menunjukkan koefisien regresi r2 = 0,23 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,005). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi perceived social support

maka meningkatkan career adaptabilty mahasiswa tingkat akhir. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pengaruh positif dan signifikan dari

perceived social support pada career adaptability.

B.

Saran

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode tambahan selain pengisian skala atau self-report (wawancara dan observasi).


(1)

No.

Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS

S

TS

STS

30

Orang spesial dalam hidup saya mencintai dan

menyayangi saya

31

Orang spesial dalam hidup saya merasa kurang nyaman

ketika saya bercerita tentang kesulitan yang saya alami

32

Keluarga saya menjawab dan menjelaskan hal-hal yang

saya tanyakan ketika saya merasa bingung

33

Teman-teman saya enggan untuk mengkritik saya bila

saya melakukan kesalahan

34

Keluarga saya sangat peduli pada saya

35

Teman-teman saya diam saja ketika saya menghadapi

masalah

36

Teman-teman sangat sibuk dengan urusannya

masing-masing

37

Keluarga saya memotivasi saya supaya saya berani

menghadapi masalah

38

Orang spesial dalam hidup saya mau meminjamkan

barang yang dimiliki dengan senang hati ketika saya

membutuhkannya.

39

Orang spesial dalam hidup saya mau meluangkan

waktunya untuk menghibur saya ketika saya tertekan

40

Saya merasa diacuhkan oleh keluarga ketika mendapat

kesulitan

41

Teman-teman saya mengabaikan saya ketika mengalami

kesulitan

42

Orang spesial dalam hidup saya sangat memahami

masalah yang saya alami

43

Saya merasa keluarga saya tidak berperan ketika saya

membuat keputusan


(2)

No.

Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS

S

TS

STS

44

Orang yang spesial dalam hidup saya enggan

meminjamkan barang yang dimiliki ketika saya

membutuhkannya

45

Keluarga saya mengabaikan saya ketika mengalami

kesulitan

46

Saya merasa keluarga saya kurang memotivasi saya ketika

saya dalam kesulitan

47

Teman-teman saya memberikan informasi yang saya

butuhkan dari diskusi pengalaman.

48

Teman-teman saya memberikan saran yang berguna bagi

saya.


(3)

LAMPIRAN 4.

UJI-T DATA PENELITIAN

1.

Uji-t Variabel

Career Adaptability

One-Sample Test

Test Value = 100

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Career_Adaptability 29,308 249 ,000 23,136 21,58 24,69

2.

Uji-t Variabel

Perceived Social Support

One-Sample Test

Test Value = 120

t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper


(4)

LAMPIRAN 5.

UJI ASUMSI

1.

Uji Normalitas Residu

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Data_Residu

N 250

Normal Parametersa,b Mean ,0000

Std. Deviation 10,95361

Most Extreme Differences Absolute ,046

Positive ,046

Negative -,044

Test Statistic ,046

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

2.

Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Career_Adaptability * Social_Support

Between Groups (Combined) 19806,748 70 282,954 2,668 ,000

Linearity 8917,971 1 8917,971 84,076 ,000

Deviation from

Linearity 10888,777 69 157,808 1,488 ,020

Within Groups 18986,628 179 106,071

Total 38793,376 249

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Career_Adaptability *


(5)

3.

Uji Heteroskedastisitas

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 94,276 1 94,276 1,917 ,167b

Residual 12196,528 248 49,180

Total 12290,804 249

a. Dependent Variable: RES2

b. Predictors: (Constant), Social_Support

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,974 3,934 ,756 ,450

Social_Support ,035 ,025 ,088 1,385 ,167

a. Dependent Variable: RES2


(6)

LAMPIRAN 6.

HASIL ANALISIS REGRESI LINEAR

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,479a ,230 ,227 10,976

a. Predictors: (Constant), Social_Support b. Dependent Variable: Career_Adaptability

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 70,495 6,157 11,449 ,000

Social_Support ,338 ,039 ,479 8,604 ,000 1,000 1,000