dengan simulasi penggunaan metode mengejar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas.
7. Revisi produk
Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode
lama. Pengujian metode mengajar dengan pengumpulan data melalui kuesioner ini dipandang kurang akurat, maka dalam kenyataan pengujian kecepatan pemahaman
terhadap pelajaran diukur dengan waktu yang sesungguhnya satuan menit dan hasil belajar tidak diukur dengan menggunakan kuesioner, tetapi melalui test dengan
instrument yang valid dan reliabel. 8.
Ujicoba pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak
terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
9. Revisi produk
Revisi produk ini dilakukan apabila dalam pemakaian dalam lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Pembuatan produk masal
Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan
pada setiap lembaga pendidikan.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Juli sampai Desember, yang dilaksanakan di SDN Kaasan Baru. SD ini beralamat di dusun Glondong,
Tirtomartani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Tabel 3 : Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan
Bulan
M e
i J
u n
i
J u
li A
g u
stu s
S ep
te mb
er
O k
to b
e r
N o
v e
m b
e r
r
D e
se m
b e
r r
J a
n u
a r
i
1. Potensi dan Masalah
√ 2.
Pengumpulan Data √
3. Menentukan tema
√ 4.
Menentukan KI-KD dan subtema
√
5. Merumuskan indikator dan
tujuan √
6. Menyusun silabus dan RPP
√ √ √
7. Menyusun urutan isi,
strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber
belajar, dan evaluasi. √ √
8. Validasi ahli
√ √ 9.
Analisis data validasi ahli √ √
10. Revisi Desain
√ √ 11.
Ujian Skripsi √
12. Revisi akhir
√ 13.
Pembuatan artikel ilmiah √
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013
Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan validator ahli kurikulum 2013 guna mendapatkan hasil yang baik, dimana validator-validator tersebut terdiri dari, 2 dosen,
dan 2 guru kelas IV Sekolah Dasar.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara. Dalam pedoman wawancara, peneliti menggunakan sejumlah daftar
pertanyaan dengan tujuan menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan atau pakai oleh peneliti dalam penelitian ini berupa wawancara. Dimana wawancara ini bertujuan untuk melakukan
survei kebutuhan. Wawancara ini ditujukan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti, akan dianalisis untuk mendapatkan informasi
menyangkut kebutuhan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang pada mengacu kurikulum 2013.
Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
Kategori
X ̅
i
+ 1,80 Sbi Sangat baik
̅
i
+ 0,60 SBi X ≤ ̅
i
+ 1, 80Sbi Baik
̅
i
– 0,60 SBi X ≤ ̅
i
+ 0,60Sbi Cukup
̅
i
– 1,80 SBi X ≤ ̅
i
– 0,60Sbi Kurang
X ≤ ̅
i
– 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan: Rerata ideal
̅
i
: skor maksimal ideal + skor minimal ideal
Simpangan baku ideal SB
i
: skor maksimal ideal - skor minimal ideal
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan
rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ̅
i
: 5+1 = 3
Simpangan baku ideal SB
i
: 5-1 = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang
baik. Jawaban:
Kategori sangat baik = X
̅
i
+ 1,80 SB
i
= X 3 + 1,80 . 0,67 = X 3 + 1,21
= X 4,21 Kategori baik
= ̅
i
+ 0,60SB
i
X ≤ ̅
i
+ 1,80SB
i
= 3 + 0,60 . 0,67 X ≤ 3 + 1,80 . 0,67 = 3 + 0,40 X ≤ 3 + 1,21
= 3,40 X ≤ 4,21 Kategori cukup baik
= ̅
i
- 0,60SB
i
X≤ ̅
i
+ 0,60SB
i
= 3 - 0,60 . 0,67 X ≤ 3 + 0,60 . 0,67
= 3 – 0,40 X≤ 3 + 0,40
= 2,60 X≤ 3,40 Kategori kurang baik
= ̅
i
- 1,80SB
i
X≤ ̅
i
- 0,60SB
i
= 3 - 1,80 . 0,67 X ≤ 3 - 0,60 . 0,67
= 3 - 1,21 X ≤ 3 - 0,40
= 1,79 X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = ≤ ̅
i
– 1,80SB
i
= X ≤ 3 - 1,80 . 0,67 = X ≤ 3 - 1,21
= X ≤ 1,79 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data
kualitatif skala lima sebagai berikut.
Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima
Interval Skor Kriteria
4,22 – 5
Sangat Baik 3,41 - 4,21
Baik 2,61 - 3,40
Cukup 1,80 - 2,60
Kurang 1 - 1,79
Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif
dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan
langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang telah diuraikan di bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada
guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman yaitu Ibu Sri Rejeki pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum SD
2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman pada tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir
pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas IV SD
Negeri Kalasan 1 , Sleman akan dijelaskan setiap pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu sejauh mana pemahaman guru mengenai Kurikulum
SD 2013. Narasumber menjawab bahwa mereka memahami Kurikulum SD 2013 sejauh yang diterima dan diberikan dari pemerintah. Guru memahami dalam
kurikulum SD 2013 disampaikan secara utuh atau holistic yakni menggunakan
pendekatan saintifik, tematik integratif, dan penilaian autentik. Namun, sebagian besar guru yang memahami kurikulum 2013 ini hanya mereka yang sudah mengikuti
sosialisasi kurikulum 2013. Pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan
indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi. Narasumber memberikan jawaban bahwa mereka memahami bahwa penyusunan
indikator dan tujuan pembelajaran harus terdiri dari 4 aspek yakni aspek spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga memaparkan bahwa dalam
pembuatan rencana rancangan pembelajaran, indikator dan tujuan masih terpaku pada buku.
Pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman narasumber terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Narasumber memaparkan
bahwa tematik integratif adalah pembelajaran yang saling terkait pada setiap muatan pelajarannya. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat
halus. Guru tersebut juga menjelasakan bahwa siswa SD itu masih belajar secara keseluruhan dan mengurangi rasa beban siswa pada muatan tertentu. Guru tersebut
memberikan contoh anak-anak sebagian besar memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integrative anak-anak
tidak menyadari adanya muatan matematika karena sejak awal sudah dikemas dengan menarik.
Pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Narasumber tersebut
juga memaparkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5 langkah yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selain itu, menurut guru
penggunaan 5 langkah ini dalam pembelajaran tidak harus berurutan intinya dalam setiap kegiatan pembelajaran memuat 5 langkah pendekatan saintifik tersebut.
Pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa penilaian otentik adalah penilaian
secara keseluruhan yaitu setiap menilai harus mencakup semua aspek yakni spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga menjelaskan dalam penilaian
autentik terdapat 2 penilaian yakni penilaian proses dan hasil dan penilaian tersebut harus berkesinambungan karena tiap kompetensi dasar KD dalam kurikulum 2013
tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Narasumber yang juga adalah seorang guru juga mengemukakan bahwa guru masih sangat merasa kesulitan
mengenai penilaian otentik pada Kurikulum SD 2013 menurut narasumber penilaian yang cukup sulit itu terletak pada penilaian yang berkaitan dengan aspek spiritual dan
sosial. Pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh
rubrik penilaian non tes. Narasumber mengatakan bahwa guru sangat memerlukan contoh-contoh rubrik penialain yang lebih efektif. Narasumber mengatakan bahwa
mereka sangat memahami penilaian otentik tetapi dalam pelaksanaanya mereka juga menemukan kesulitan karena keterbatasan sumber daya manusia SDM dan mereka
belum mahir dalam melakukan penilaian dengan penilaian otentik. Selain itu kesulitan yang dihadapi guru tersebut berkaitan dengan penilaian otentik ialah karena jumlah
siswa. Guru tersebut memberikan contoh jumlah kelas IV ada 40 orang dan guru mesti menilai 40 siswa mencakup 4 aspek pada setiap muatan dan itu belum
dilakuakan secara maksimal. Guru menjelaskan mereka sangat membutuhkan penilaian yang efektif atau mudah untuk dijalankan.
Pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut narasumber pendidikan karakter
merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Narasumber menjelaskan dengan adanya pendidikan karakter siswa itu diimbangi dengan karakter
yang baik selain pengetahuan yang dia dapat. Narasumber juga menjelaskan dengan karakter yang baik siswa mampu menggunakan pengetahuannya dengan baik pula.
Pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nasional. Narasumber menjelaskan karakter itu terdiri dari 18 karakter pilar bangsa namun narasumber kurang mengetahui ke-18 karakter tersebut. Narasumber juga
menjelaskan bahwa dalam mengajar dia kurang menggunakan pedoman 18 karakter tersebut, menurutnya karakter yang baik itu sesuatu yang baik dan pantas untuk
diajarkan kepada siswanya. Oleh karena itu, dia mengajar tidak berpatok pada pedoman permendikbud.
Pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengembangakan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.
Narasumber sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran lebih khusus pada instrumen penilaian. Guru belum menemukan penilaian yang efektif
untuk digunakan. Narasumber menjelaskan saat diklat mereka hanya diberikan teori tetapi untuk praktek di lapangan belum maksimal. Saat mengajara narasumber juga
mengalami kesulitan karena jumlah murid yang banyak dan sumber daya manusia SDM guru kurang. Guru mengatakan “ mungkin butuh waktu 5 tahun agar
kurikulum 2013 tersebut menyatu dengan jiwa saya “. Pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran
yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan
bahwa perangkat pembelajaran tersedia di sekolah, namun hanya semampu mereka. Salah satu yang banyak tersedia adalah penilaian rubrik produk tetapi yang masih
minim ialah penilaian rubrik sikap. Pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contoh-
contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Narasumber mengatakan bahwa masih sangat membutuhkan contoh-contoh perangkat
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Narasumber mengharapkan pihak pemerintah dapat memberikan contoh yang baik pada saat diklat
atau sosialisasi sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan merasa bingung. Pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciri-ciri RPPTH yang
mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan. Narasumber tersebut menjelaskan RPPTH itu dibuat setiap hari. Narasumber juga tidak menjabarkan mengenai
karakteristik RPPTH yang dibutuhkan tetapi guru tersebut memaparkan bahwa sudah ada
karakteristik atau
ciri-ciri RPPTH
tetapi belum mengetahui mengenai
kebenarannya. Pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait
dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Narasumber tersebut memberikan saran kepada pemerintah untuk mohon diberikan
contoh yang lengkap pada perangkat pembelajaran terutama perangkat penilaian otentik dan pengisian rapor. Mohon diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta
dilengkapi dengan media yang dapat mendukung pada setiap pembelajaran.
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru yang juga adalah narasumber sudah paham tentang
Kurikulum SD 2013. Dalam membuat rancangan pembelajaran guru memang mengikuti indikator dan tujuan yang sesuai dengan buku tetapi guru juga berusaha
mengembangkannya sesuai dengan kemampuannya. Pemahaman guru mengenai pendekatan tematik integratif dan saintifik juga belum begitu mendalam karena
berbagai alasan. Kesulitan yang dialami oleh guru berkaitan dengan perangkat pembelajaran ialah penilaian otentik, sumber daya manusia SDM, sarana dan
prasarana dan jumlah siswa yang banyak. Guru
telah mampu melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 tetapi masih menemukan kesulitan. Guru masih sangat
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran efektif dan mudah dijalankan. Guru merasa sangat kesulitan dalam penilaian otentik terutama pada penilaian sikap sosial
dan penilaian sikap spiritual.
B. Deskripsi Produk Awal