Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema pahlawanku kebanggaanku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

(1)

1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Hans Sarakan Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengembangan perangkat pembelajaran di lapangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan di sekolah dasar masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran dan contoh-contoh rubrik penilaian seperti penilaian otentik yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik serta penilaian otentik untuk setiap muatan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Menurut Borg & Gall

(1983). Penelitian dan pengembangan produk yang digunakan meliputi 5 langkah yaitu: (1) Potensi dan Masalah (2) Pengumpulan Data (3) Desain Produk (4) Validasi Pakar (5) Revisi Desain. Proses penelitian dan pengembangan ini dapat menghasilkan desain produk akhir final dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan. Studi dokumen hanya sebagai pelengkap dari penggunaan analisis kebutuhan. Sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran

Berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan Skor 170 dengan kategori (Baik), dua orang pakar kurikulum SD 2013 oleh guru kelas V dan kelas I Sekolah Dasar menghasilkan skor 178 dan 176 dengan kategori (Baik). Perangkat Pembelajaran tersebut memperoleh skor total 174,6. dan termasuk dalam kategori (Baik). Lembar validasi berpedoman pada11 aspek yaitu 1). identitas RPPTH, 2). perumusan indikator, 3). perumusan tujuan pembelajaran, 4). pemilihan materi ajar, 5). pemilihan sumber belajar, 6). pemilihan media belajar, 7). metode pembelajaran, 8). skenario pembelajaran, 9). penilaian, 10). lembar kerja siswa, 11). bahasa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Kurikulum SD 2013, Subtema pahlawanku


(2)

2

Development of Learning Instrument Referring to 2013 Curriculum for Elementary School on

the Subtheme of ‘My Hero My Pride’ for Elementary School Students in Grade IV Hans Sarakan

Sanata Dharma University 2015

This research was conducted to found out the development of learning tools in the field. After analyzing the needs in primary schools are still many teachers who need examples of learning tools and examples of authentic assessment rubric as an effective assessment. The purpose of this study was to developed a product in the form of curriculum development learning device refers SD 2013 by using a thematic approach and integrative scientific approach and authentic assessment of learning for each charge.

This study is a research and development (R & D). This learning device development using research and development. According to Borg and Gall (1983). Research and development of products that are used include five steps: (1) Potential and Problems (2) Data Collection (3) Product Design (4) Validation Specialists (5) Revised Design. Process research and development can produce a final end product design in the development of curriculum learning device refers SD-2013 to fourth grade elementary school students. The instrument used in this study were interviews and questionnaires. Interviews were used for analysis needs. The study documents only as a complement of the use of analytical needs. While the questionnaire is used to validate the quality of the learning device

Based on the results of expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in 170 Score by category (Good), two experts elementary school curriculum in 2013 by fifth grade teacher and elementary school class I produced a score of 178 and 176 with the category (Good). The learning device to obtain a total score of 174.6. and included in the category (Good). Validation sheet is guided pada11 aspects: 1). RPPTH identity, 2). formulation of indicators, 3). formulating learning goals, 4). the selection of teaching materials, 5). the selection of learning resources, 6). media selection study, 7). learning methods, 8). learning scenarios, 9). appraisal, 10). student worksheet, 11). language. Therefore, learning tools developed already fit for used as a learning device refers Curriculum 2013.


(3)

i

KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Rintisan Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT) Dan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Oleh: Hans Sarakan NIM 111134318

RINTISAN PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

Bapa di dalam surga

puji dan syukur ku panjatkan ke hadiratMu karena Engkau Bapa yang baik, Bapa yang kudus sehingga memberi hidup dan berkat dan kesehatan amin.

Terima kasih kepada: Drs. Puji Purnomo, M.Si.

Beserta Para Dosen Penanggung jawab PPGT USD. karya ini dapat diselesaikan

Bapak Lasarus Sarakan, S.Pd. Ibu Fransina Arwan

Yang selalu menjaga dan membesarkanku menjadi anak yang mampu dan berani

Adikku Delila dan Susan yang selalu membantu serta memberi semangat

dan menghibur disaat frustasi, Teman-temanku 34 Seperjuanganku

Yang terkasih Thalenta Kristina Hya yang selalu memberi kecerahan dan kesempatan untuk mendampingi

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

v

Perjuanganku adalah harapanku, kerja kerasku adalah masa depanku.

Jangan putus asa selagi masih ada kesempatan untuk meraih kesuksesan.

Meraih kesuksesan dengan mengucap syukur pada Tuhan Yesus Kristus

Menjadi pahlawan bagi orang lain.

Tetap berlari dan harus berani mengejar mimpi-mimpi yang ingin diraih.

Jangan berhenti mengejar apabila terlambat. Tetap optimis.


(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Mei 2015 yang menyatakan


(9)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hans Sarakan

Nomor Mahasiswa : 111134318

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Mei 2015

yang menyatakan


(10)

viii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA PAHLAWANKU KEBANGGAANKU UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Hans Sarakan Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengembangan perangkat pembelajaran di lapangan. Setelah melakukan analisis kebutuhan di sekolah dasar masih banyak guru yang membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran dan contoh-contoh rubrik penilaian seperti penilaian otentik yang efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk berupa pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 dengan menggunakan pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik serta penilaian otentik untuk setiap muatan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R&D). Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Menurut Borg & Gall (1983). Penelitian dan pengembangan produk yang digunakan meliputi 5 langkah yaitu: (1) Potensi dan Masalah (2) Pengumpulan Data (3) Desain Produk (4) Validasi Pakar (5) Revisi Desain. Proses penelitian dan pengembangan ini dapat menghasilkan desain produk akhir final dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan. Studi dokumen hanya sebagai pelengkap dari penggunaan analisis kebutuhan. Sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran

Berdasarkan hasil validasi pakar Kurikulum SD 2013 menghasilkan Skor 170 dengan kategori (Baik), dua orang pakar kurikulum SD 2013 oleh guru kelas V dan kelas I Sekolah Dasar menghasilkan skor 178 dan 176 dengan kategori (Baik). Perangkat Pembelajaran tersebut memperoleh skor total 174,6. dan termasuk dalam kategori (Baik). Lembar validasi berpedoman pada11 aspek yaitu 1). identitas RPPTH, 2). perumusan indikator, 3). perumusan tujuan pembelajaran, 4). pemilihan materi ajar, 5). pemilihan sumber belajar, 6). pemilihan media belajar, 7). metode pembelajaran, 8). skenario pembelajaran, 9). penilaian, 10). lembar kerja siswa, 11). bahasa. Oleh karena itu perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Kurikulum SD 2013, Subtema


(11)

ix

Development of Learning Instrument Referring to 2013 Curriculum for

Elementary School on the Subtheme of ‘My Hero My Pride’ for Elementary

School Students in Grade IV

Hans Sarakan Sanata Dharma University

2015

This research was conducted to found out the development of learning tools in the field. After analyzing the needs in primary schools are still many teachers who need examples of learning tools and examples of authentic assessment rubric as an effective assessment. The purpose of this study was to developed a product in the form of curriculum development learning device refers SD 2013 by using a thematic approach and integrative scientific approach and authentic assessment of learning for each charge.

This study is a research and development (R & D). This learning device development using research and development. According to Borg and Gall (1983). Research and development of products that are used include five steps: (1) Potential and Problems (2) Data Collection (3) Product Design (4) Validation Specialists (5) Revised Design. Process research and development can produce a final end product design in the development of curriculum learning device refers SD-2013 to fourth grade elementary school students. The instrument used in this study were interviews and questionnaires. Interviews were used for analysis needs. The study documents only as a complement of the use of analytical needs. While the questionnaire is used to validate the quality of the learning device

Based on the results of expert validation Elementary Curriculum 2013 resulted in 170 Score by category (Good), two experts elementary school curriculum in 2013 by fifth grade teacher and elementary school class I produced a score of 178 and 176 with the category (Good). The learning device to obtain a total score of 174.6. and included in the category (Good). Validation sheet is guided pada11 aspects: 1). RPPTH identity, 2). formulation of indicators, 3). formulating learning goals, 4). the selection of teaching materials, 5). the selection of learning resources, 6). media selection study, 7). learning methods, 8). learning scenarios, 9). appraisal, 10). student worksheet, 11). language. Therefore, learning tools developed already fit for used as a learning device refers Curriculum 2013.

Keywords: Software Development Learning, Curriculum SD 2013, Subtheme


(12)

x

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi rahmat dan berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk Siswa Kelas IV Sekolah dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Program Pendidikan Guru Terintegrasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Koordinator program PPGT telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 7. Sarjono,S.Pd.SD selaku kepalah sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah


(13)

xi

menyelesaikan.

8. Uswatun Khasanah, selaku guru kelas V SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

9. Erviana Pramitasari selaku guru kelas I SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

10.Yosef Sarakan, Lasarus Sarakan dan Fransina Arwam, dan Maria Wonar yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Kakakku Yafet Sarakan dan Delila, Thalenta Kristina Hia, Yudha Sarakan, Huldha Sarakan, Marten Luter Sarakan, Tania Shinta Sarakan, Simeon Sarakan, Alfa Sarakan, teman-temanku 34 se- perjuangan terima kasih atas dukungannya untuk membantu dan mendukung penulis selama ini.

12.Teman-teman satu perjuangan 34 mahasiswa skripsi payung pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. 13.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk

bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 28 Mei 2015

Penulis


(14)

xii

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN MOTTO………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi

ABSTRAK………... vii

ABSTRACT……….. viii

KATA PENGANTAR………. x

DAFTAR ISI……… xii

DAFTAR TABEL………... xvi

DAFTAR GAMBAR………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN………... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 6

C. Tujuan Penelitian……….. 6

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Batasan Istilah………... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan……….. 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori……….. 10

1. Kurikulum SD 2013……… 10

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013... 10

1) Tantangan Internal……….. 10

2) Tantangan Eksternal……… 11

3) Penyempurnaan Pola Pikir……….. 12

4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum………. 12

5) Penguatan Materi……… 13


(15)

xiii

2) Standar Isi………... 15

3) Standar Proses……… 16

4) Standar Penilaian………. 17

2. Penguatan Pendidikan Karakter……….. 19

a) Pengertian Pendidikan Karakter……… 19

b) Tujuan Pendidikan Karakter………. 20

3. Pendekatan Tematik Integratif……… 21

4. Pendekatan Saintifik………... 22

a. Pengertian Pendekatan Saintifik………... 22

b. Tujuan Pendekatan Saintifik………. 20

c. Ruang Lingkup Pendekatan Saintifik………... 23

5. Penilaian Otentik………. 24

a) Pengertian Penilaian Otentik………. 24

6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran………. 26

a. Silabus………... 26

b. RPP……… 28

c. LKS………... 30

d. Penilaian……… 31

B. Penelitian yang Relevan……… 32

C. Kerangka Berpikir………. 33

D. Pertanyaan Penelitian……… 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……….. 34

B. Prosedur Pengembangan………... 37

1. Potensi dan Masalah……… 38

2. Pengumpulan Data……….. 39

3. Desain Produk………. 39

4. Validasi Desain………... 39

5. Perbaikan Desain………. 40

6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 40


(16)

xiv

1) Pedoman Wawancara……….. 47

2) Studi Dokumen………... 47

3) Kuesioner……… 48

1. Analisis KI dan KD………... 48

2. Silabus………... 48

3. RPPTH……….. 49

4. LKS………... 49

5. Penilaian……… 49

E. Teknik Analisis Data………. 50

1. Data Kualitatif………. 50

2. Data Kuantitatif………... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan………. 54

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan……….. 54

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan………. 58

B. Deskripsi Produk Awal………... 59

1. Analisis KI & KD……….. 59

2. Silabus………... 60

3. RPPTH.………... 61

4. Lembar Kerja Siswa……….. 63

5. Penilaian……… 63

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……….. 63

1. Validasi pakar Kurikulum SD 2013……….. 63

2. Validasi guru kelas V Pelaksana Kurikulum SD 2013…………. 65

3. Validasi guru kelas 1 pelaksana Kurikulum SD 2013…………... 67

D. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan……… 68

1. Kajian Produk Akhir………. 68

2. Pembahasan………... 74

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 76


(17)

xv

C. Saran………. 77

DAFTAR REFERENSI………. 78

LAMPIRAN………... 81


(18)

xvi

Tabel. 1.1 Kompetensi Lulusan SD/MI……….. 15

Tabel. 2.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian……….. 40

Tabel. 3.3 Instrumen survei/analisis kebutuhan………. 41

Tabel. 4. 4 Instrumen validasi perangkat pembelajaran……… 43

Tabel. 5.5 Konversi Data……… 51

Tabel. 6.6 Kriteria Skor Skala Lima………... 53

Tabel. 7.7 Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi……… 64

Tabel. 8.8 Saran Pakar Guru kelas V dan Revisi………... 66

Tabel. 9.9 Saran Pakar Guru kelas I dan Revisi………. 67

Tabel. 10.10 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas V dan guru kelas 1 SD Pelaksana Kurikulum SD 2013………... 74


(19)

xvii

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan………….. 35

Gambar 4.2 Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran.. 38

Gambar 5.3 Analisis KI dan KD………... 60

Gambar 6.4 Silabus………... 61


(20)

xviii

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian……….. 82

Lampiran 2 Daftar Nama/Daftar Hadir……… 83

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian……….. 85

Lampiran 4 Rangkuman Wawancara………... 87

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Ahli Pakar Kurikulum SD 2013……….. 95

Lampiran 6 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas V Pelaksana Kurikulum SD 2013………. 100

Lampiran 7 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013………. 105

Lampiran 8 Biodata Penulis………. 110

Lampiran 9 Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)

Lampiran 10 Instrumen Penilaian (Dicetak Terpisah)


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan selalu menjadi persaingan tiap-tiap Negara dan Negara Indonesia adalah salah satu pendidikan terendah sebanding dengan Negara-negara di Asia. Hal ini menarik perhatian kementrian pendidikan dan kebudayaan agar Kurikulum segera diubah, Bukankah perubahan dan pergantian Kurikulum dalam sejarah kebijakan pendidikan Nasional di Indonesia sudah sering terjadi?Sejak Indonesia merdeka, sekitar 12 kali sistem pendidikan nasional Indonesia telah berubah-ubah kurikulum. Perubahan terakhir ialah dengan pemberlakuan Kurikulum 2013 untuk menggantukan Kurikulum 2006 yang lebih dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perjalanan perubahan Kurikulum pendidikan di Indonesia dapat dipahami sebagai berikut:

Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu pada tahun 1945-1947 Rencana Pelajaran- Dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai, Tahun 1955-1965-1968 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, Tahun 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP), Tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, Tahun 1984 Kurikulum 1984- 1985, Tahun 1994 kurikulum 1994-1995, Tahun 1997 Revisi Kurikulum 1994, Tahun 2004- 2005 Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tahun 2013 Kurikulum 2013-2015. Perubahan Kurikulum pendidikan adalah tugas pemerintahan kenegaraan sebagai bukti kepemerintahan pada kemajuan bangsa dan Negara, perubahan Kurikulum berarti perubahan cara belajar bangsa Indonesia yang lebih efektif.

Perubahan Kurikulum disesuaikan peraturan undang-undang pemerintahan tentang perkembangan pendidikan Indonesia pada awal mula


(22)

2

Kurikulum ini di publikasikan kepada bangsa dan Negara, maka dari itu pemerintah Negara Indonesia ingin mengunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru setelah evaluasi kementrian pendidikan dan kebudayaan, Perubahan dilakukan dalam rangka memaksimalkan proses pendidikan yang bukan hanya pengetahuan saja melainkan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan sudah 12 kali melakukan perubahan kurikulum yang dimana perubahan tersebut dilakukan lagi oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan, permasalahan yang mengakibatkan sehingga pemerintah merubah kurikulum. Pertama gagalnya sejumlah sekolah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dan hal inilah yang menjadi alasan Kemendikbud mengganti kurikulum lama dengan yang baru.

Perangkat pembelajaran adalah salah satu wujud persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum memasuki proses pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan salah satu tolok ukur dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam perencanaan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Hal ini menyiratkan betapa pentingnya melakukan persiapan pembelajaran melalui pengembangan perangkat pembelajaran. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, " perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan penilain hasil belajar.

Peran guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat lilin yang menjadi peneran tanpa batas, tanpa membedakan siapa yang diterangnya, demikian pula terhadap peserta didik. Tetapi, dalam mengembangan amanat sebagai seorang guru, perlu kiranya terampil sebagai sosok professional. Sosok yang memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan, sosok yang dapat memberi contoh teladan dan sosok yang selalu berusaha untuk maju, terhadap dan mengembangkan diri untuk mendapatkan inovasi yang bermanfaat sebagai bahan pengajaran kepada anak didik.


(23)

3

Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada guru (SR) kelas IV pada tanggal 17 Mei 2014, pukul 11. 20 WIB di SDN Kalasan 1 diperoleh informasi terkait dengan pemahaman guru terhadap implementasi kurikulum 2013, guru mengatakan bahwa kurikulum 2013 itu adalah sebuah kurikulum yang mana penyampaian secara utuh dan berkeseluruhan atau holistik, dibandingkan dengan kurikulum 2006 KTSP itu setiap mata pelajaran disampaikan secara terpisah atau sendiri-sendiri, tetapi kurikulum 2013 ini semuanya disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh dalam sebuah kemasan tema, meskipun kurikulum ini memuat beberapa mata pelajaran khususnya kelas IV semua muatan itu ada, yaitu IPA, IPS, PPKn Bahasa Indonesia, Matematika, agama dan SBdP, SBdP itu gabungan antara SBK dengan budaya setiap muatan pelajaran sama hanya penyampaian yang berbeda. Penyampaian secara keseluruhan di gambungkan menjadi satu, agar pembelajaran tidak diketahui siswa hanya yangdiketahui mempelajari suatu tema.Setiap muatan pembelajaran yang disampaikan guru yang mengetahui siswa hanya belajar dari satu keseluruhan atau dalam satu tema.

Di dalam kurikulum 2013 itu sangat berbeda dengan kurikulum 2006, kurikulum 2006 itu lebih menekankan pada pemahaman atau pengetahuan saja. Sedangkan dalam kurikulum 2013 mempunyai 4 aspek atau 4 Kompetensi Inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2 menyangkut kepribadian dan 3 pengetahuan 4 keterampilan. Setiap hari setiap pembelajaran anak-anak utuh belajar 4 aspek tersebut.

Harapannya siswa tidak hanya belajar atau tahu tentang pengetahuan saja tetapi dia juga memiliki kepribadian yang baik dan juga bisa menerapkan keterampilan didalam kehidupan sehari hari. Kemudian perumusan indikator yang mempertimbangkan keutuhan pribadi siswa, maksudnya 4 kompetensi inti sudah dipadukan kedalam kompetensi dasar masing-masing.

Setiap KD akan dipadukan dibentuk dalam membuat RPP kedalam indikator dipadukan kedalam tujuan pembelajaran dari ke-4 harus dipadukan ke masing-masing, semua KD harus memiliki Indikator karena pada akhir semuanya harus dinilai, yang bisa ditulis di indikator ialah KD pengetahuan dan


(24)

4

keterampilan sedangkan untuk membuat indikator dari KI 1 dan KI 2 disisipkan di tujuan pembelajaran, ketrampilan itu akan muncul di penilaian misalnya guru mengajarkan tentang energi atau manfaat energi.

Tematik integratif "disatukan dalam suatu muatan kegiatan pembelajaran yang penyampaian utuh, tidak terpisah pisah, dan bagaimana kepandaian guru dalam mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak mengetahui mata pelajaran apa yang akan di pelajari tetapi siswa hanya tahu mempelajari suatu tema.

Tujuan tematik integratif yaitu siswa senang dalam mempelajari suatu tema walaupun dalam tema tersebut memuat mata pelajaran yang paling tidak di sukai siswa yaitu misalnya matematika tetapi kepandaian guru dalam mengaitkan mata pelajaran agar siswa tidak tahu tentang mata pelajaran tertentu namun yang siswa ketahui ialah mempelajari suatu tema. Perkembangan Karakteristik siswa dalam belajar yang holistik, pembelajaran yang kongkrit tetapi tujuan pembelajaran tercapai agar penilaian juga sesuai dengan muatan mata pelajaran.

Saintifik adalah pendekatan bukan model, pendekatan saintifik itu ada lima tahap atau 5 M yaitu; Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba dan Mengkomunikasikan. dari pendekatan ini tidak harus urut yang penting 5 komponen itu ada. Pendekatan berbeda dengan model, sedangkan model sifatnya jelas dan langkah-langkahnya harus urut, sedangkan saintifik tidak harus urut namun yang paling terpenting adalah konteks pembelajaran satu hari dan itu harus ada ke-lima aspek tersebut. 5 aspek bisa di bolak-balik tetapi hanya satu yang tidak bisa di bolak yaitu tahap ke-lima. Pembelajaran akan di akhiri dengan kesimpulan maka tahap lima tidak bisa dibolak balik, sedangkan empat tahap boleh dibolak balik tidak harus urut yang penting pembelajaran tercapai ketika ke-lima komponen sudah dilakukan meskipun tidak berurutan. Penilaian otentik adalah penilaian keseluruhan, setiap penilaian digunakan untuk mengukur semua aspek yaitu aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap sosial dan sikap spiritual. Ketiga aspek harus dilakukan, maka itu akan ada penilaian proses, prodak/hasil dari pengunaan penilaian otentik dapat di ketahui sejauh mana kepribadian baik atau tidak, setiap aspek dilihat kemampuan anak


(25)

5 dari ke-empat aspek tersebut.

Penilaian otentik itu sangat berat, dibandingkan KTSP penilaian otentik diketahui hanya pelaksanaannya belum di ketahui dikarenakan kurangnya sumber daya manusia, dan belum mahir dalam melakukan penilaian kurikulum 2013, sarana dan prasarana belum baik, dan yang menjadi kendala adalah jumlah murid karena penilaian otentik harus 40 siswa dan penilaian otentik pada 40 siswa untuk 4 aspek dan setiap muatan sendiri-sendiri hal ini kurang maksimal, guru-guru belum menemukan penilaian kurikulum 2013 yang efektif walaupun teori sudah diketahui hanya penilaian yang masih menjadi kendala melaksanakan penilaian, sementara guru-guru masih mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian otentik yang efektif. Jumlah siswa yang banyak guru masih mengalami kesulitan.

Pendidikan karakter itu mucul di setiap pembelajaran apabila siswa keluar ia memiliki karakter yang kuat dan pengetahuan baik karakternya juga kuat dalam kehidupan sehari-hari, hanyalah pengetahuan digunakan untuk sesuatu yang salah, karakter itu adalah sikap yang baik ilmu yang didapatkan di sekolah siswa menerapkan dalam karakternya sendiri baik di lingkungan masyarakat.

Perangkat pembelajaran sudah dibuat meskipun belum sempurna tetapi perangkat pembelajaran di sesuaikan dengan keadaan dan lingkungan sekolah, kesulitan yang masih dialami ialah instrumen penilaian dan daftar penilaian yang efektif, analisis dan daya serap masih terkendala.

Maka peneliti tertarik memilih judul tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema pahlawanku kebanggaanku untuk siswa kelas IV SD.


(26)

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.

2. Bagi Guru

Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif komponen pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa

Dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang pahlawanku kebanggaanku pada siswa kelas IV semester 2 SDN Kalasan 1 tahun ajaran 2013/2014.

4. Bagi sekolah

Dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi sikap kepahlawanan

5. Bagi Prodi PGSD


(27)

7

terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran.

E.Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Pendidikan karakter dapat dikmaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan deberdayakan melalui keteladanan,

2. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema.

3. Pendekatan saintifik

Pendektan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan yaitu dari kelima tahap tersebut, yaitu 5 M, Mengamati. (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), Menanya. (kesempatan siswa bertanya) Menalar. (merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis), Mencoba. (menganalisis data, menarik kesimpulan) Mengkomunikasikan. (konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan).

4. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media

pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.


(28)

8

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Laporan. 2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan pribadi siswa yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (attitude). Aspek-aspek yang dikembangkan di atas akan nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Namun dari ketiga aspek di atas, aspek yang paling banyak dikembangkan adalah aspek karakter (Attitude).

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari mengamati (observating), mananya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang


(29)

9

diakhir dari setiap pembelajaran siswa harus suatu karya ilmiah. 5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.

Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian otentik.Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD. Di mana penyusunannya memperhatikan tanda baca.


(30)

10

BAB II

LANDASAR TEORI

A.Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 adalah bagian dari lanjutan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik integratif-integratif. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013 a. Rasional Perubahan Kurikulum SD 2013

Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang

kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dalam salinan lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1) Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)


(31)

11

Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2) Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan mengeser pola hidup.

Masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industry dan perdagangan modern seperti dapat terlihat

World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations. (ASEAN) Community, A: Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFT. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dui pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidi pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjuki bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan


(32)

12

dalam beberapa 1 laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara 1 banyaknya materi uji yang ditanyakan.

3) Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpikir pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

1. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) pembelajaran interaktif (interaktif guru peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya);

2. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang di dihubungi serta diperoleh melalui internet);

3. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

4. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 5. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis

multimedia;

6. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

7. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidiscipline); dan

8. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis, 4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah


(33)

13

Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a. Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

b. Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader)', dan

c. Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.

5) Penguatan Materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

b. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen-elemen perubahan yang terjadi pada Kurikulum 2013 meliputi empat aspek,yaitu;

1) Standar Kompetensi Lulusan 2) Standar Isi

3) Standar Proses 4) Standar Penilaian 1) Standar Kompetensi Lulusan

a. Pengertian Menurut PP No. 32 Tahun 2013 bahwa Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan diwujudkan dan dijabarkan melalui berbagai kompetensi untuk setiap mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Hal ini juga disebutkan dalam Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan Pendidikan Dasar.


(34)

14

b. Tujuan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidikan dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

c. Ruang lingkup

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

d. Monitoring dan Evaluasi Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.


(35)

15

Tabel. 1.1 Kompetensi Lulusan SD/MI

(Muslikh permendikbut 54 tahun 2013)

SD/MI

Dimensi Kualifikasi Kebutuhan

Sikap

Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan

Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan

Memiliki kemampuan piker dan tindakan yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

2) Standar isi

Sesuai Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Standar isi Pendidikan Dasar dan Menengah a. Pengertian

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 19 tentang standar nasional pendidikan ditetapkan bahwa standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan


(36)

16

tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Tujuan

Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

c. Ruang lingkup

Materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi Kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

3) Standar Proses a. Pengertian

Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah dalam dokumen salinan lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah dalam dokumen salinan lampiran peraturan Meteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar menengah. Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

b. Tujuan

Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan


(37)

17

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. c. Ruang lingkup

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

4) Standar Penilaian

Sesuai Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.

a. Pengertian

Menurut Menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia, Mohammad Nuh dalam salinan lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

b.Tujuan

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasa.

c. Ruang lingkup Penilaian


(38)

18

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

d.Prinsip dan pendekatan penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang/pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilain.

2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

4) Transparan, berarti /prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. 7) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak

dipengaruhi faktor subjektivitas penilain.

8) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 9) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam

perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan.

10)Transparan, berarti /prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.


(39)

19

2. Penguatan Pendidikan karakter a) Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008) Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku (kementerian pendidikan nasional, 2010). Nilai-nilai yang unik, baik itu kemudian dalam desain induk pembangunan karakter bangsa 2010-2025 dimaknai sebagai tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik.

Screnko (1997), hal-42. Mendefenisikan karakter sebagai atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan atau ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari diri seseorang, suatu kelompok atau bangsa.

Menurut Screnko (1997), hal-45. Pendidikan karakter dapat dikmaknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan deberdayakan melalui keteladanan, kajian (sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar), serta praktik emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmat dari apa-apa yang diamati dan dipelajari).

Jadi, pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi perkerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memilihara apa yang baik, mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter dapat pula di maknai sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesam, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia


(40)

20

insan kami. Penanaman nilai kepada warga sekolah maknanya bahwa pendidikan karakter baru akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga para guru, kepala sekolah dan tanga non-pendidik di sekolah semua harus terlibat dalam pendidikan karakter.

b) Tujuan Pendidikan Karakter

Karakter adalah hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa yang di ajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada para siswanya. (Winto, 2010). Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, perkembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa. Merupakan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dari nilai-nilai etik dan nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keuletan dan ketabahan, tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. Setiap mata pelajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari setiap mata pelajaran yang tentunnya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama: nilai utama yang ditanamkan antara lain: religious, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai, keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil.

2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada Aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keberagaman Sadar akan pekerjaan kewajiban diri orang lain.

3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, dan inovatif, percaya diri, bertangung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis


(41)

21

4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman, berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa usaha, jujur, kerja keras.

5. Ilmu Pengetahuan Alam: ingin tahu, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu.

6. Bahasa Inggris: menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial.

7. Seni budaya menghargai: menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis.

8. Penjaskes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain.

9. Tik/Ketrampilan: Berfikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain. 10.Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang

lain, nasional, peduli. 3. Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan ini tiap pembelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan pembelajaran lain. Pembelajaran di Sekolah Dasar dengan kurikulum 2013 dilakukan secara Tematik Integratif. Melalui sistem tematik integratif ini, indikator mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial akan mucul di kelas IV, V, dan VI SD. " di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun. Indikator IPA dan IPS mulai muncul di kelas IV hingga VI, tetapi pembelajarannya tetap tematik integratif," Berdasarkan pola tematik integratif ini, buku-buku siswa tidak lagi dibuat berdasarkan mata pelajaran, tetapi berdasarkan tema yang merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran yang relevan dengan kompetensi di SD. Dalam pembelajaran yang kreatif, temaik integratif seorang guru mampu berinteraksi secara efektif dengan siswa, berusaha menciptakan conversation


(42)

22

dibutuhkan bahan cerita yang dalam kegiatan pembelajaran disebut pembelajaran tematik integratif. Tanpa mempersiapkan tema yang akan disampaikan sulit bagi siswa untuk memiliki imajinasi dan interaksi dangan guru.

Bagaimana menciptakan pembelajaran tematik integratif:

1) Tema yang akan dibawakan dalam pembelajaran harus memiliki muatan rasa ingin tahu siswa.

 Tema tersebut harus mencerminkan nilai-nilai kehidupan, ilmu pengetahuan, bermakna dan gaya kompetensi mengajar.

2) Tema harus didesain untuk membangun solusi dari konflik yang disampaikan

 Seorang guru harus mampu menggugah rasa ingin tahu siswa dengan pembukaan yang menarik.

3) Kemampuan mendengar dan menyimak guru lebih diutamakan daripada berceramah.

 Komponen terpenting dari pembelajaran tematik integratif dan

integrative adalah kemampuan mendengar dan menyimak dari seorang guru guna mengikuti alur daya serap dan daya kritis siswa. Pembelajaran tematik integratif menjadi menarik dikarenakan ada konflik atau problem yang ingin disampaikan.

4. Pendekatan Saintifik

a. Pengertian Pendekatan Saintifik

National Science Teacher Association (NSTA) mendefinisikan pendekatan ini sebagai belajar/mengajar sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Pendidikan sains pada hakekatnya merupakan upaya pemahaman, penyadaran, dan pengembangan nilai positif tentang fenomena alam dan sosial yang meliputi produk dan proses. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,


(43)

23

mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang "ditemukan". (Kemendikbiid,2013) Bahan Ajar Pengelolaan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pendekatan Saintifik adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba /Mencipta, Menyajikan/ Mengkomunikasikan. Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya.Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

b. Tujuan Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah bahwa informasi bisa berasal darimana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karen itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu.

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:


(44)

24 berpikir tingkat tinggi siswa.

2) untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

3) terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

6) untuk mengembangkan karakter siswa.

c. Ruang Lingkup Pendekatan Saintifik

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti: Mengamati, Mengklasifikasi, Mengukur, Meramalkan, Menjelaskan, dan Menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

5. Penilaian Otentik

a) Pengertian Penilaian Otentik

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau

menunjukkan Tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai.

Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dalam penilaian otentik guru harus memiliki wawasan yang luas tentang pengalaman maupun permasalahan-permasalahan kehidupan nyata.


(45)

25

Wawasan ini dapat dimiliki oleh guru dengan cara rajin membaca lingkungan sekitar, buku, dan media-media cetak lainnya yang dapat menunjang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat memberikan contoh-contoh pengalaman kehidupan yang mungkin dapat dipecahkan oleh peserta didik. Apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik, itulah yang menjadi dasar pijakan dalam penilaian otentik.

b) Berkesinambungan

Tujuan dari penilaian ialah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). c) Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal yang ditatapkan oleh satuan pendidikan masing-masing

d) Mengunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dapat dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, ujuk kerja, proyek pengamatan, dan penilaian diri.

e) Tujuan Penilaian

1. Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.

2. Pengecekan (checking-up), yaitu untuk mengecek adakah kelemahan- kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.

3. Pencarian (finding-Out),yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.

4. Penyimpulan (summing-up) yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum,


(46)

26 f) Ruang lingkup

Ruang lingkup penilaian dalam kurikulum 2013 terdapat tiga komponen utama, yaitu penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga komponen tersebut dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan instrumen penilaian yang berbeda-beda, tetapi berimbang dan fungsi saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Hasil dari penilaian ketiga komponen tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menetukan keberhasilan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulang tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.

6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus merupakan suatu yang pokok dalam kegiatan pembelajaran. Sebab, silabus digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas. dengan adanya silabus, seorang pendidik dapat mengetahui bagaimana ia akan melaksanakan pembelajaran yang baik, efektif dan efisien sehingga apa yang menjadi standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dapat tercapai maksimal.

a. Pengertian Silabus

Istilah silabus dapat didefinisikan sebagai " garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran" (Salim, 1987 : 98).


(47)

27

kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi kemampuan dasar.

b. Ruang Lingkup Silabus

Ruang lingkup silabus adalah bagian-bagian yang terdapat dalam silabus yang menjadi gambaran umum bentuk materi yang harus diajarkan kepada peserta didik. Silabus dikembangkan menjadi lebih spesifik lagi dalam format perencanaan pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, disebutkan bahwa silabus mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Cakupan kompetensi inti hingga sumber belajar merupakan ruang lingkup silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pengembangan silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan lingkungan dengan memperhatikan kompetensi maupun kebutuhan daerah tersebut. Mengenai ruang lingkup silabus dapat dijelaskan sebagai berikut.

c. Kompetensi Inti

Kompetensi adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program.

d. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.

e. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran ialah setiap materi ajar akan disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran harus mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Sebab materi pembelajaran dibuat untuk mencapai standar kompetensi lulusan.


(48)

28 f. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antar-peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kemudian dapat pula dimaknai sebagai pelaksanaan pembelajaran dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guna untuk mencapai standar kompetensi yang ditentukan.

g. Penilaian

Penilaian ialah proses pengumpulan dan pengolahan informassi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. penilaian berfungsi untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik, meliputi: tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan perorangan atau kelompok.

h. Alokasi waktu

Alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu tersebut ditentukan berdasarkan keluasan materi yang diajarkan.

i. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,alam, sosial, dan budaya.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( RPP) a) Pengertian RPP

Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal dengan istilah RPP merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaan. Pendidik mampu memperhatikan secara cermat baik, materi, penilaian alokasi waktu, sumber belajar, maupun metode pembelajaran, yang akan digunakan sehingga secara detail kegiatan pembelajaran sudah tersusun


(49)

29

secara rapi dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Permendikbud No.65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menegah disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam satandar isi dan jabarkan dalam silabus.

(Mulyasa, 2017: 212). Menyebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan scenario pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran.

(Ginting,2010: 224). Mengatakan bahwa maksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam kurikulum 2013, yaitu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran.

Ketiga ungkapan di atas secara umum memiliki maksud dan tujuan yang sama. Dengan ungkapan yang berbeda, definisi-definisi yang ditawarkan merupakan seperangkat rencana atau scenario dalam melaksanakan pembelajaran. Dimana dalam perencanaan tersebut adalah penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang selanjutnya dibuat meteri pembelajaran lengkap dengan metode, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Kesemuanya disusun dengan jelas, sistematis, dan akuntabel sehingga mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran.

b) Prinsip pengembangan RPP

Penyusunan maupun pengembangan RPP harus dilakukan dengan cermat dan memerhatikan prinsip-prinsip yang telah ditentukan. Rencana


(50)

30

Pelaksanaan Pembelajaran yang baik ialah perencanaan pembelajaran yang dapat memuat dan merangkum seluruh materi yang akan disampaikan beserta metode dan penilaian yang digunakan, lalu mencantumkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai supaya pembelajaran dapat berjalan sesuai arah yang telah ditentukan.

c) Ruang lingkup RPP

Mengacu pada permendikbud No.81A tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum 2013, bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup; (1) Data Sekolah, Mata Pelajaran, Dan Kelas/Semester; (2) Meteri Pokok; (3) Alokasi Waktu; (5) Materi Pembelajaran; Metode Pembelajaran; (6) Media, Alat, Dan Sumber Belajar; (6) Langkah-Langkah Pembelajaran; (7) Penilaian.Ketuju komponen tersebut merupakan ruang lingkup RPP kurikulum 2013. 3) Lembar Kerja Siswa

Ratna Wilis Dahar (1986) menyatakan bahwa LKS adalah lembar kerja yang berisikan informasi dan interaksi dari guru kepada siswa agar dapat mengerjakan sendiri suatu aktifitas belajar, melalui praktek atau penerapan hasil-hasil belajar untuk mencapai tujuan intruksional.

a. menyusun skema pemecahan masalah atau membuat desain, b. mencatat data hasil pengamatan, dan

c. lembar diskusi/latihan kerja siswa.

Penggunaan LKS disesuaikan dengan pendekatan/metode pembelajarannya, dapat di depan atau di belakang kegiatan pembelajaran. Pada pendekatan saintifik yang menekankan pentingnya proses inkuiri, LKS digunakan di awal pembelajaran. Guru mengemukakan persoalan yang akan dikaji, membagi LKS, dan siswa melakukan kegiatan belajar sesuai petunjuk kerja dalam LKS. Hasil belajar/ hasil pengamatan dicatat didalam tabel atau lembar pengamatan dialam LKS. siswa berdiskusi sesuai


(51)

31

pertanyaan yang ada dalam LKS dan menuliskan hasilnya di dalam LKS. Hasil belajar ini dipresentasikan di kelas dan dibahas bersama oleh seluruh siswa. Kelompok lain mungkin menemukan hal-hal yang berbeda. Guru memberi kesempatan siswa melakukan elaborasi dan kemudian memberi konfirmasi atas hasil belajar kelas tersebut, lalu menutup kegiatan pembelajaran.

4) Penilaian

a. Pengertian Penilaian

Dalam Kamus Behasa Indonesia, penilaian diartikan sebagai proses, cara, atau pembuatan nilai. Nilai di sini dapat berupa angka maupun deskripsi yang diberikan untuk mengetahui kualitas suatu produk tertentu. Bila dihubungkan dalam dunia pendidikan, nilai digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. istilah penilaian sering juga disebut dengan assessment.

Menurut Kemendikbud, penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterprestasi bukti-bukti hasil pengukuran. Kemudian penilaian dapat dimaknai pula sebagai suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Pendapat lain menyebutkan penilaian sebagai suatu proses monitoring terhadap serangkaian aktivitas pembelajaran (berfokus pada proses) untuk memantau aktivitas setiap saat supaya memperoleh pemahaman menyeluruh sehingga dapat menetukan langkah untuk pemilihan strategi pembelajaran berikutnya (Febru A, 2011: 4-5). Kata menyeluruh mengandung makna bahwa penilaian tidak hanya ditujukan penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai- nilai. Penilaian harus berupa angka semata, tetapi dapat berupa deskripsi yang menjelaskan tentang kemampuan peserta didik secara menyeluruh dalam bentuk yang sistematika dan mudah dipahami oleh orang lain.


(52)

32

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan oleh Permatasari (2012). Dalam skripsinya, Permatasari meneliti “pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran

bahasa Indonesia VIII semester 1 dan 2’’ Penelitian ini menghasilkan produk yaitu buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Produk tersebut telah direvisi berdasarkan (1) uji coba produk oleh pakar pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan (2) uji coba produk oleh siswa kelas VII SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

Penelitian kedua adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Rohani (2012). Dalam skrisinya, Rohani meneliti "Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam pembelajaran manusia bahasa indonesia untuk siswa SMP kelas VIII semester

1 dan 2’’. Dari hasil pengujian di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta penelitian ini menunjukin bahwa pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII semester 1 dan 2 perlu dikembangkan. Hasil uji coba produk yang dilakukan peneliti tentang materi yang telah dibuat, dapat diketahui bahwa siswa beranggapan pelajaran menulis penting terlebih yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Hal itu terbukti dari lima belas butir pernyataan, ada dua belas butir pertanyaan yang memiliki presentasi jawaban tertinggi pada kategori baik.

Penelitian ketiga adalah jurnal ilmiah oleh Putnam (2004), "Reading

with Character" yang dilakukan di Ashley Park Elementary School. Dalam

jurnalnya Putnam mengungkapkan bahwa kemampuan atau akses membaca mencakup pada dua komponen, yaitu isi bacaan atau materi bacaan dan waktu membaca. Tujuan utama dari reading with character adalah untuk menyediakan akses membaca yang lebih besar kepada siswa di Ashley Park

Elementary School dengan menyediakan perpustakaan yang menyediakan

buku-buku yang memberikan contoh karakter. Siswa boleh membawa buku tersebut pulang dan membacanya, disekolah siswa juga mendiskusikan tentang contoh karakter yang ada dalam buku tersebut.


(53)

33

Proyek ini memberikan dampak baik yang dibuktikan dengan banyaknya

note ucapan terima kasih yang ditulis siswa dikelas kepada Putnam. Proyek ini

menunjukan bahwa membaca menjadi keterampilan yang dapat diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

Dari penelitian yang dipaparkan diatas ini, peneliti belum menemukan pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Namun peneliti ingin memaparkan sedikit mengenai hasil observasi di Sekolah Dasar Kalasan 1 mengenai perangkat pembelajaran, instrumen penilaian yang belum efektif dan efisien. Melakukan penelitian sebagaimana dapat membantu guru dalam melakukan penilaian, karena guru kesulitan dalam menggunakan penilaian otentik sebagai pengumpulan data/nilai siswa yang nantinya disisipkan ke dalam Rapor, penilaian sebagai terapan yang kurang konsisten bagi guru Sekolah Dasar.

Maka dari itulah peneliti ingin membuat pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 yang lebih efektif dan efisien di Sekolah Dasar.

C. Kerangka Berpikir

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 adalah perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, LKS, dan penilaian. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemun atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.


(54)

34

Lembar Kerja Siswa merupakan lembaran di mana siswa mengerjakan sesuatu terkait dengan apa yang sedang dipelajarinya: melakukan pengukuran dan mencatat data hasil pengukurannya, menganalisis data hasil pengukuran, dan menarik kesimpulan. Untuk mempermudah siswa melakukan proses-proses belajar, digunakanlah Lembar Kerja Siswa (LKS).

Penilaian merupakan sesuatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunaan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan alasan tersebut, maka peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 sebagai perangkat pembelajaran yang sistematis bagi guru kelas IV SD. Maka dengan adanya perangkat pembelajaran mudah terhadap guru dalam melaksanakan pembelajaran bagi peserta didik.

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana langkah-langkah penelitian pengembangan perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema pahlawanku kebanggaanku mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?


(55)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digunakan dalam penelitian pengembangan R&D. R&D dalam bahasa inggris disebut dengan Research and Development. Sugiyono (2013: 407) Metode penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Untuk dapat menghasilkan produk yang baik maka perlu dilakukan analisis kebutuhan agar dapat mengetahui kelayakan produk serta menguji keefektifan sehingga dapat digunakan di kehidupan bermasyarakatan. Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 kelas IV Sekolah Dasar.

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan ini memiliki lima langkah yaitu:

Gambar 3.1

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan.

Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development . (R&D).

1 Potensi dan masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah.Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan terkait dengan pengembangan adanya potensi dan masalah, maka peneliti melakukan

Potensi Masalah

Validasi Desain Revisi Desain

Pengumpulan Data

Desain Produk


(1)

(2)

(3)

(4)

108


(5)

109

Lampiran 7

PRODUK

Dicetak terpisah

1.

Analisis KI &

KD

2.

Silabus

3.

RPPTH

4.

LKS


(6)

110

menengah atas diperoleh di SMA N 2 Mansoben, Supiori, Papua, tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2011, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Rintisan Program Pendidikan profesi Guru Terintegrasi (PPGT) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pahlawanku Kebanggaanku untuk siswa kelas IV Sekolah