Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum SD 2013 subtema indahnya budaya Indonesia untuk kelas IV Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

Hidayatama, Nur. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Sub Tema Indahnya Budaya Indonesia untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar untuk kelas IV yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar dengan sub tema indahnya budaya Indonesia mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg dan Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema indahnya budaya Indonesia untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan guru kelas IV SDN 1 Godean, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah menggunakan Kurikulum SD 2013 dalam pembelajarannya dan siswa.

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema indahnya budaya Indonesia untuk kelas IV SD, menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian model pengembangan Borg dan Gall. Bahan ajar juga memiliki kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 di kelas IV sekolah dasar berdasarkan validasi dari pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah menggunakan Kurikulum SD 2013 dalam pembelajarannya, dan siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,13 dan termasuk dalam kategori “baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.


(2)

ABSTRACT

Hidayatama, Nur. 2016. The Development of Teaching Materials Referring to the Curriculum 2013 with Subtheme “Indahnya budaya Indonesia” for 4th grade students of Primary School. Primary School Teacher Education Program.University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This study began from the teacher’s need of instructional materials for 4thgradestudents which refered to the curicullum 2013. This research aims wereto (1) describe the procedures of developing teaching materials with subtheme “indahnya budaya Indonesia” whichrefers to the Curriculum 2013 for 4th grade students of Primary School, (2) to describe validation results of the instructional materials quality of developed products.

This study used research and development method. The research procedure in this research used a modification Borg & Gall development model and Kemp instructional materials development model. The prosedures were divided into seven steps, there were (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) designing product, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the design testing (7) the revision of the design, until it produced a final product design of instructional materials that refered to the Curriculum 2013 with subtheme “indahnya budaya

Indonesia” for 4th grade students of primary school. Subjects in the design testing were 10 students of 4th grade in Bopkri Sidomulyo II primary school that was done on April in the second semester of 2013/2014 academic year. Data gatheringinstruments in this study were questionnaire interviews and questionnaire. The questionnaire interview wasused to analyzeteacher of 4thgrade in Godean I primary school need , while questionnaires wereused to validate the quality of instructional materials which refered to the Curriculum 2013, teacher of 4th grade who have already usedthe curriculum 2013 at the lesson and students.

The result of this research was an instructional materials which refered to the

Curriculum 2013 subtheme “indahnya budaya Indonesia” for 4th grade students of Bopkri Sidomulyo II primary schoolused procedure in the development of the modification development Kemp model and research step development Borg and Gall model. Teaching materials also had good quality and proper suitable to use in the learning process in Curriculum 2013 in for 4th grade of primary school subjects based on validation. Thiswas indicated by a mean score of 4,13 and the product was included in "good" category based of some aspects; (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, and (5) methodology.


(3)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MENGACU KURIKULUM SD 2013

SUBTEMA INDAHNYA BUDAYA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Nur Hidayatama NIM: 101134140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini peneliti persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan Roh Kudus-Nya

yang menyertai di setiap langkah.

Bapak dan Ibuku tercinta,

Tri Utomo dan Nur Idayati

Yang selalu memberi dukungan dan kepercayaan

Mas Attar dan Mbak Sari,

terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dukungan, dan

keceriaan yang kalian berikan.

Teman-teman,


(7)

v MOTTO

Saya adalah pejalan kaki yang lambat, tetapi saya tak pernah

berjalan mundur.

Abraham Lincoln

Life Is To Be Enjoyed, Not Endured

Gordon B. Hinckley

Harta karun paling berharga adalah keluarga.


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 09 Februari 2016 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Nur Hidayatama

Nomor Mahasiswa : 101134140

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUB TEMA INDAHNYA BUDAYA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan isi saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 09 Februari 2016 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

Hidayatama, Nur. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Sub Tema Indahnya Budaya Indonesia untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar untuk kelas IV yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar dengan sub tema indahnya budaya Indonesia mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan.

Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg dan Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang mengacu pada kurikulum SD 2013 subtema indahnya budaya Indonesia untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 pada bulan April. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan guru kelas IV SDN 1 Godean, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah menggunakan Kurikulum SD 2013 dalam pembelajarannya dan siswa.

Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema indahnya budaya Indonesia untuk kelas IV SD, menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian model pengembangan Borg dan Gall. Bahan ajar juga memiliki kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 di kelas IV sekolah dasar berdasarkan validasi dari pakar Kurikulum SD 2013, guru kelas IV yang sudah menggunakan Kurikulum SD 2013 dalam pembelajarannya, dan siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,13 dan termasuk dalam

kategori “baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan

pengorganisasian, (3) isi, (4) topik, dan (5) metodologi.


(11)

ix ABSTRACT

Hidayatama, Nur. 2016. The Development of Teaching Materials Referring to the Curriculum 2013 with Subtheme “Indahnya budaya Indonesia” for 4th grade students of Primary School. Primary School Teacher Education Program.University of Sanata Dharma Yogyakarta.

This study began from the teacher’s need of instructional materials for 4thgradestudents which refered to the curicullum 2013. This research aims wereto (1) describe the procedures of developing teaching materials with subtheme

“indahnya budaya Indonesia” whichrefers to the Curriculum 2013 for 4th grade students of Primary School, (2) to describe validation results of the instructional materials quality of developed products.

This study used research and development method. The research procedure in this research used a modification Borg & Gall development model and Kemp instructional materials development model. The prosedures were divided into seven steps, there were (1) the potential and problems, (2) data gathering, (3) designing product, (4) validation, (5) revision of the design, (6) the design testing (7) the revision of the design, until it produced a final product design of instructional materials that refered to the Curriculum 2013 with subtheme

“indahnya budaya Indonesia” for 4th grade students of primary school. Subjects in the design testing were 10 students of 4th grade in Bopkri Sidomulyo II primary school that was done on April in the second semester of 2013/2014 academic year. Data gatheringinstruments in this study were questionnaire interviews and questionnaire. The questionnaire interview wasused to analyzeteacher of 4thgrade in Godean I primary school need , while questionnaires wereused to validate the quality of instructional materials which refered to the Curriculum 2013, teacher of 4th grade who have already usedthe curriculum 2013 at the lesson and students.

The result of this research was an instructional materials which refered to

the Curriculum 2013 subtheme “indahnya budaya Indonesia” for 4th grade students of Bopkri Sidomulyo II primary schoolused procedure in the development of the modification development Kemp model and research step development Borg and Gall model. Teaching materials also had good quality and proper suitable to use in the learning process in Curriculum 2013 in for 4th grade of primary school subjects based on validation. Thiswas indicated by a mean score of 4,13 and the product was included in "good" category based of some aspects; (1) the purpose and approach, (2) design and organization, (3) contents, (4) skills of teaching materials, and (5) methodology.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan, atas segala berkat dan penyertaanNya yang begitu berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang ditentukan. Begitu juga tidak lupa peneliti ingin menyampaikan rasa trima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Rohandi Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku pakar kurikulum SD 2013 dalam penelitian ini.

7. Ibu Winarsih S.Pd. selaku kepala sekolah SD Bopkri Sidomulyo IIyang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

8. Ibu Sutri Astuti S.Psi. selaku guru kelas IV SD Bopkri 2 Sidomulyo yang telah memberikan ijin dan bimbingan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian dari tahap awal sampai akhir.


(13)

xi

9. Siswa kelas IV SD Bopkri II Sidomulyo tahun ajaran 2013/2014 yang telah berpartisipasi dalam proses penelitian ini.

10.Ibu Fitri Suryani S.Pd.SD dan Ibu Istutik Zuwanti S.Pd. selaku validator kurikulum 2013 dalam penelitian ini.

11.Kedua orang tuaku, Tri Utomo dan Nur Idayati, kakakku Attar Kridatama dan Lazuardy Hafri Artasari yang selalu mendukungku dalam segala hal, doa, motivasi, semangat, dan perhatian yang begitu besar selama proses penyusunan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan yang selalu setia menemani baik disaat suka maupun duka, dikala senang maupun susah, ketika lapar maupun kenyang. 13.Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penulisan

skripsi ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-satu.

Semoga semua proses yang dialami peneliti sampai selesainya skripsi ini dapat menjadi bekal peneliti untuk meraih mimpi-mimpi dan mengembangkan bakat yang dimiliki peneliti.


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BABI PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.1 Rumusan Masalah ... 5

1.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Batasan Istilah ... 7

1.5 Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Kurikulum 2013... 9

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 9

2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif ... 14

2.1.1.3Pendekatan Saintifik ... 18


(15)

xiii

2.1.1.5Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal ... 26

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 27

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran ... 29

2. Analisis Siswa ... 29

3. Analisis Tugas ... 30

4. Merumuskan Indikator ... 30

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi ... 30

6. Strategi Pembelajaran ... 31

7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran ... 31

8. Pelayanan Pendukung ... 31

9. Evaluasi Formatif ... 32

10.Evaluasi Sumatif ... 32

11.Revisi Perangkat Pembelajaran ... 32

2.2 Penelitian yang Relevan ... 33

2.3 Kerangka Berpikir ... 37

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Prosedur Pengembangan ... 41

3.3 Jadwal Penelitian ... 44

3.4 Uji coba Produk ... 44

3.4.1Desain Uji Coba ... 44

3.4.2 Subjek Uji Coba ... 45

3.4.3 Instrumen Penelitian ... 45

3.4.4Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitan ... 49

4.1.1 Data Analisis Kebutuhan ... 49

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 52


(16)

xiv

4.1.2.2 Rancangan Perencanaan Pembelajaran ... 53

4.1.2.3 Kerangka Bahan Ajar ... 53

4.1.2.4 Bahan Ajar ... 53

1. Sampul Depan ... 54

2. Isi ... 54

3. Penilaian dan Kunci Jawaban ... 57

4. Daftar Pustaka ... 57

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 58

4.1.3.1Data Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 59

4.1.3.2Data Validasi Guru SD Kelas IV ... 60

4.1.3.3Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 61

4.1.4 Kajian Produk Akhir ... 63

4.2 Pembahasan ... 65

BAB V PENUTUP ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 69

5.3 Saran ... 69

DAFTAR REFERENSI ... 71


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 48

Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima ... 58

Tabel 4.2 Kriteria skor Skala Lima ... 58

Tabel 4.3 Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi ... 59

Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas IV SD dan Revisi ... 61

Tabel 4.5 Komentar Siswa dan Revisi ... 62


(18)

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Bagan Model Pengembangan Jerold E. Kemp ... 28 Bagan 3.1 Bagan Tahap-tahap R & D menurut Borg & Gall ... 39 Bagan 3.2 Bagan Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar ... 41


(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar dan Hasil Wawancara Survai Kebutuhan ... 75

Lampiran 2. Silabus ... 77

Lampiran 3. RPP ... 119

Lampiran 4. Instrumen Validasi Pakar dan Siswa ... 184

Lampiran 5. Instrumen Persepsi Siswa ... 188

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 ... 190

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV A SD ... 193

Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Validasi Guru Kelas IV B SD ... 196

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa ... 199

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validasi dan Uji Lapangan ... 201

Lampiran 11. Hasil Validasi ... 202

Lampiran 12. Surat Izin Melakukan Penelitian ... 226

Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 227

Lampiran 14. Foto-Foto Kegiatan ... 228


(20)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu elemen penting dalam memajukan dunia pendidikan. Menurut Zainal (2011: 1-2) kurikulum adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus pedoman dalam pelaksanaan pembelajran dalam semua jenjang pendidikan. Kurikulum harus bersifat dinamis, artinya kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kecerdasan peserta didik, kultur, sistem nilai, serta kebutuhan masyarakat. Maka dari itu guru harus memiliki wawasan yang luas dan mendalam. Kurikulum harus selalu dimonitoring dan dievaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Demi tercapainya sistem pendidikan yang baik dan berkualitas, kurikulum di Indonesia selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hingga tahun 2014 ini telah terlahir berbagai macam kurikulum di negara ini. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi dan implikasi dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan perkembangan IPTEK. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Hamalik dalam Sholeh (2013:1) bahwa dalam perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tujuan filsafat pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan intitusional yang pada gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan kurikulum satu satuan pendidikan.


(21)

Menurut Zainal (2011: 2) Pengembangan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa berkembang secara pesat baik secara teoritis maupun praktis. Jika dahulu kurikulum tradisonal lebih menekankan pada mata pelajaran dengan sistem penyampaian penuangan, maka sekarang kurikulum lebih banyak diorentasikan pada dimensi-dimensi baru, seperti kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industri, era globalisasi, politik serta teknologi komunikasi dan informasi. Disiplin ilmu kurikulum harus membuka diri terhadap kekuatan-kekuatan eksternal yamg dapat mempengaruhi dan menentukan arah dan intensitas proses pengembangan kurikulum.

Kurikulum adalah sebuah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena itu kurikulum murni mutlak harus ada. Kurikulum pada hakekatnya merupakan ilmu tentang proses mencerdaskan anak bangsa agar ia bermakna bagi kehidupannya, baik sebgai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara bangsanya.

Sistem pendidikan di Indonesia baru-baru ini juga telah mengalami perubahan, dengan ditetapkannya kurikulum 2013. Perubahan ini diharapkandapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, kurikulum 2013 masih menjadi perdebatan dikalangan guru dan jajaran pendidik lainnya. Masalahnya terletak pada kurangnya pemahaman guru akan teknis pembelajaran dan penilaian saat pembelajaran di kelas. Jadi sudah menjadi kewajiban, kalau pemerintah harus berupaya meningkatakan upaya pemerintah sosialisasi dan pelatihan bagi guru menghadapi kurikulm baru ini.


(22)

Kurikulum 2013 lebih menekankan pada proses atau keaktifan siswa di dalam pembelajaran. Siswa belajar mengeluarkan ekspresinya untuk meningkatkan kreatifitasnya. Guru sebagai stimulus harus memiliki kemampuan ekstra dalam mengemas penyampaian materi belajar, sedangkan siswa sebagai responnya akan menikmati dan termotovasi untuk belajar mandiri. Untuk itulah kecerdasan dan kreatifitas guru harus ada agar bisa menyeimbangkan kualitas guru dengan siswa. Jika gurunya tidak cerdas dan kreatif, bagaimana mungkin siswanya dapat memiliki sikap tersebut? Seringkali siswa menjadi subjek yang dituntut untuk bisa tetapi guru tidak memperhatikan kemampuan dirinya dalam mengajar.

Guru yang cerdas dan kreatif akan menjadi motivasi tersendiri bagi siswanya mau melaksanakan proses belajar dengan penuh semangat. Guru hanya perlu memberikan fasilitas dan pembimbingan untuk membantu siswa. Guru hanya perlu menyediakan alat media atau peraga sebagai model konkrit pendalaman materi untuk siswa. Untuk selanjutnya, biarkan siswa berkembang dengan sendirinya. Proses belajar seperti ini akan lebih efektif dan bermakna bagi siswa dalam memahami setiap materi yang diberikan.

Hasil survei kebutuhan yang dilakukan peneliti di SDN Godean I, bersama dengan guru kelas IV, diperoleh informasi bahwa pelaksanaan penerapan Kurikulum 2013 di SDN Godean I sudah sepenuhnya berjalan dengan utuh, meskipun guru menyatakan bahwa materi bahan ajar yang telah diberikan oleh pemerintah kepada guru dan siswa yang tertuang pada bahan ajar masih sulit dipahami, sehingga perlu penyempurnaan untuk memperdalam materi ajar. Guru menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan saat ini masih perlu pembenahan


(23)

karena bahan ajar dirasa belum sesuai dengan kemampuan daya tahan siswa dalam belajar. Guru juga mengalami kesulitan mengenai penilaian karena dalam waktu yang terbatas guru dituntut menilai banyak aspek dengan jumlah murid yang banyak. Saran dari guru untuk bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 supaya tetap mengandung unsur budaya lokal yaitu agar bahasa daerah jangan dihapuskan, karena merupakan ciri budaya lokal. Guru kelas IV juga menyatakan, untuk penerapan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran masih perlu tambahan suplemen materi bahan ajar sebagai tambahan untuk memperdalam dan perluasan materi sehingga dapat membantu untuk mempermudah dalam menerapkan pembelajaran Kurikulum 2013 di lapangan. Media yang digunakan belum sepenuhnya memadahi, guru masih memanfaatkan apa yang ada disekitar atau lingkungan sekolah. Sementara ini, guru masih belum mampu mengembangkan secara mandiri bahan ajar sesuai dengan Kurikulum 2013 sehingga dalam pelaksanaanya guru masih mengacu buku guru dari pemerintah.

Berangkat dari permasalahan tersebut peneliti akan mengembangkan sebuah bahan ajar yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Bahan ajar yang dikembangkan adalah subtema indahnya budaya Indonesia dengan spesifikasi produk menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, penilaian otentik, dan pendidikan karakter berbasis budaya lokal. Dengan begitu, bahan ajar yang dikembangkan ini diharapkan dapat membantu para guru dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada Kurikulum 2013. Produk pengembangan bahan ajar yang dihasilkan diharapkan mampu memberikan manfaat kepada guru dan siswa sekolah dasar dalam


(24)

mengimplementasikan Kurikulum 2013, serta dapat menunjang keberhasilan proses pembelajaran, terutama bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema Indahnya Budaya Indonesia untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub

tema Indahnya Budaya Indonesia untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema Indahnya Budaya Indonesia untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum

SD 2013 sub tema Indahnya Budaya Indonesia untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(25)

1.4Manfaat Penelitian

Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa calon guru semakin terampil dalam mengolah bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 1.4.2 Bagi guru

Guru dapat memperoleh dan menggunakan bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi siswa

Dengan bahan ajar yang telah disusun sedemikian rupa, diyakini dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sehingga prestasi belajar semakin meningkat

1.4.4 Bagi sekolah

Sekolah dapat memperoleh bahan ajar lain yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Dosen dan mahasiswa PGSD memiliki kemampuan untuk mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(26)

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Pendekatan tematik integratif merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran ke dalam suatu tema.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip

yang “ditemukan”.

1.5.3 Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

1.5.4 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada dua hal yaitu ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter individu yang lebih fokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir individu. 1.5.5 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari


(27)

KI, KD, indikator, tujuan, pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, aksi/tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.5.6 Subtema Indahnya Budaya Indonesia adalah salah satu subtema yang terdapat dalam tema 6 : Indahnya Negeriku pada Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

1.6Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut.

1.6.1 Bahan ajar disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (karakter, keterampilan, dan intelektual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

1.6.2 Bahan ajar disusun dengan pendekatan tematik integratif.

1.6.3 Bahan ajar disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan sains.

1.6.4 Bahan ajar berbasis budaya lokal.

1.6.5 Penilaian dalam bahan ajar menggunakan penilaian otentik. 1.6.6 Bahan ajar disusun sesuai dengan ketentuan EYD.


(28)

9 BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1 Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

1) Pengertian kurikulum menurut Hidayat (2013:21) yaitu suatu rancangan bahan tertulis yang dibuat secara matang yang berisikan beberapa uraian tentang progam-progam pendidikan suatu sekolah atau madrasah yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Caswel dan Campbell (dalam Hidayat 2013:21), bahwa kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata yang dibuat dan terjadi dalam proses pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan pendapat Caswell dan Campbell, menurut Forum Mangunwijaya VII (2013:32), kurikulum merupakan seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan dialami oleh seluruh siswa dalam poses belajar mengajar di lingkungan pendidikan.

Namun menurut Arifin (2011:4) kurikulum yaitu segala kegiatan dan pengalaman yang mencakup belajar seorang siswa serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa, baik berada di sekolah maupun di luar sekolah yang didasarkan atas tanggung jawab sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang


(29)

dicita-citakan. Sedikit berbeda dengan Arifin, menurut Hamalik (2007:18) kurikulum merupakan segala perangkat rencana dan pengaturan seluruh isi serta bahan pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Lebih ditegaskan lagi pengertian kurikulum menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003, yaitu segala perangkat perencanaan serta pengaturan yang melibatkan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang akan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk menjadi acuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengembangan kurikulum dari proses belajar mengajar sampai dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan siswa. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan kurikulum akan selalu berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

2) Rasional pengembangan kurikulum dilakukan karena adanya tantangan yang meliputi tantangan internal maupun tantangan eksternal.

1. Tantangan Internal

Tantangan ini terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan mengacu kepada 8 Standar Nasional


(30)

Pendidikan meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Terkait dengan tantangan internal, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang telah diterapkan. Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah dapat ditransformasikan menjadi SDM yang mempunyai kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dalam dunia pendidikan berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan


(31)

pengetahuan dan pendagogi, serta bagaimana fenomena negatif yang mengemuka.

3) Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen perubahan pada Kurikulum 2013 menurut Hidayat (2013:127-129) menyangkut 4 standar yaitu standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai bagian dari perubahan kurikulum 2013, yaitu (1) Kompetensi Lulusan, dengan penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan serta menyeimbangkan soft skill dan hard skill

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.(2) Kedudukan mata pelajaran, dalam penerapan kurikulum 2013 kompetensi dihasilkan tidak mengikuti mata pelajaran akan tetapi pada penerapan kurikulum 2013 mata pelajaran yang akan dilaksanakan berdasarkan kompetensi yang telah direncanakan. (3) Pendekatan, kompetensi yang dikembangkan pada tingkat SD (Sekolah Dasar) yaitu melalui pembelajaran tematik integratif dalam semua mata pelajaran. (4) Struktur kurikulum, pada tingkat SD (Sekolah Dasar) holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial, dan budaya. Pembelajaran pada kurikulum 2013 diterapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Jumlah mata pelajaran yang semula 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran, tetapi jumlah jam pelajaran bertambah menjadi 4 jam pelajaran per minggu. (5) Proses pembelajaran, pada pelaaksanaan pembelajarannya strandar proses yang semula berfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi


(32)

dilengkapi mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta, proses pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam ruangan kelas, tetapi pembelajaran juga bisa dilaksanakan di luar kelas atau dilingkungan sekolah dan masyarakat, guru bukan menjadi satu-satunya seumber belajar karena sumber belajar bisa didapat melalui apa yang ada di sekitar siswa, sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Di Sekolah dasar proses pembelajarannya menggunakan tematik dan terpadu. (6) Penilaian, dalam penerapan kurikulum 2013 terdapat perubahan dalam penerapan penilaian pada kegiatan pembelajaran yaitu adanya perubahan pada penilian melalui tes atau hanya berdasarkan hasil saja menuju penilaian otentik atau mengukur proses dan hasil dari semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan, memperkuat Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu hasil belajar pada peserta didik didasarkan pada pencapaian skor yang diperoleh dengan skor maksimal, penilaian tidak hanya pada level Kompetensi Dasar (KD) tetapi terdapat penilaian dalam Kompetensi Inti (KD) dan SKL, mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian. (7) Kegiatan ekstrakulikuler, pada Sekolah Dasar terdapat kegiatan ekstrakulikuler wajib seperti pramuka dan pilihan seperti UKS, PMR, Bahasa inggris.


(33)

2.1.1.2 Pendekatan Tematik Integratif

a) Pengertian Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Hidayat (2013:126), pendekatan tematik integratif yaitu pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai alat penyambung materi yang terdapat pada mata pelajaran tertentu digabungkan pada mata pelajaran lainnya dalam satu kali tatap muka. Usaha ini dilakukan untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran, dan nilai pembelajaran yang kreatif. Sedikit berbeda dengan pendapat Hidayat, menurut Majid (2014:80) pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik dari individu maupun kelompok diharapkan aktif menggali segala sesuatu dan menemukan beberapa konsep baru serta keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Pengalaman pembelajaran yang bermakna ini memungkinkan pembelajaran semakin efektif.

Menurut Trianto (2009:147), pendekatan tematik integratif merupakan pembelajaran yang dirancang menggunakan tema-tema tertentu. Pendekatan tematik integratif sama saja dengan pembelajaran terpadu yang menggunakan suatu tema sebagai topik atau penyambung mata pelajaran tertentu dengan beberapa mata pelajaran lainnya dalam satu kali pembelajaran.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pendekatan tematik integratif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memadukan beberapa aspek dari dua atau lebih materi atau mata pelajaran


(34)

dalam suatu tema tertentu sehingga pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien.

b) Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif

Dalam penggunaan pendekatan tematik integratif guru perlu memahami karakteristik-karakteristiknya. Hal ini bertujuanagar guru dapat membedakan pembelajaran satu dengan pelajaran yang lain. Abdul Majid (2013:120) menjelaskan beberapa prinsip yang berkenaan dengan pendekatan tematik integratif sebagai berikut: 1) Pendekatan tematik integratif memiliki suatu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. 2) Pendekatan tematik integratifperlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. 3) Pendekatan tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian tujuan yang utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. 4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. 6) Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Dalam pendekatan terintegrasi tidak lagi mengenal tentang pelajaran dan bidang studi karena mata pelajaran dan semua bidang studi terintegrasi


(35)

dalam suatu bentuk masalah atau unit. Setiap batasan pada mata-mata pelajaran atau batasan bidang studi tidak terlihat sehingga mata pelajaran menjadi suatu kesatuan yang bulat (Hidayat, 2013:45). Trianto (2007:13-15) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik integratif mempunyai beberapa karakteristik diantaranya: (1) holistik, yaitu dalam pembelajaran terintegrasi peserta didik dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi, (2) bermakna, yaitu terbentuknya jalinan antar konsep yang dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang ada, (3) otentik, merupakan kegiatan atau pengalaman yang dialami siswa guna guna memahami suatu hal, (4) aktif, dalam pembelajaran tematik integratif siswa dituntut untuk aktif selama proses kegiatan berlangsung, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

Menurut Hajar (2013:43-56) karakteristik pendekatan tematik integratif diantaranya (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik, (2) kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman langsung pada para peserta didik, (3) guru tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas, (4) menyajikan konsep-konsep dari berbagai materi pelajaran dengan tujuan agar pemahaman peserta didik terhadap mataeri pelajaran yang diberikan tidak persial atau sepotong-sepotong, (5) fleksibel yaitu adanya keterkaitan antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, (6) hasil dari pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan dari peserta didik, dimana guru sebagai fasilitator harus memberikan kesempatan kepada


(36)

peserta didik untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, serta menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan peserta didik. (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, (8) mengembangkan komunikasi antar peserta didik, (9) mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, (10) penekanan pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan terintegrasi mata pelajaran atau bidang studi tidak lagi terlihat sebagai suatu komponen tersendiri namun sebagai satu kesatuan dalam suatu tema tertentu. Pendekatan tematik integratif memiliki beberapa karakteristik, diantaranya pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru namun berpusat pada peserta didik sehingga guru hanya sebagai fasilitator, kegiatan pembelajaran dilakukan secara nyata sehingga dapat memberikan pengalaman langsung pada para peserta didik, guru tidak memisahkan antar mata pelajaran secara jelas dalam suatu kesatuan tema,konsep-konsep yang disajikan dari berbagai materi pelajaran bertujuan agar pemahaman peserta didik terhadap mataeri pelajaran yang diberikan dapat menyeluruh atau tidak terpenggal-penggal, fleksibel yaitu adanya keterkaitan antara peserta didik dengan lingkungan sekitarnya, hasil dari pembelajaran menyesuaikan minat dan kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik mendapat kesempatan untuk memaksimalkan potensinya,proses pembelajaran diterapkan dengan prinsip belajar sambil bermain sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, kegiatan


(37)

pembelajaran diharapkan dapat membangun komunikasi antar peserta didik serta mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, dan lebih menekankan pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013. Berikut ini pembahasan beberapa tokoh mengenai pendekatan saintifik. Abdul Majid (2014:193) mengemukakan bahwa pendekatan santifik merupakan suatu pendekatan yang memberikan pemahaman kepada peserta didik pada materi dengan menggunakan pendekatan ilmiah sehingga peserta didik dapat mengenal informasi dengan memahami asal dan kapan dan dengan pendekatan ilmiah ini peserta didik tidak bergantung pada informasi yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk bertanya, mencoba, mengobservasi, menalar, dan mengkomunikasian atau mempresentasikan. Secara sederhana pendekatan saintifik merupakan suatu cara untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Pendekatan non ilmiah dimaksud meliputi semata-mata berdasarkan intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal berpikir kritis (Kemendikbud, 2013: 142).

Dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang mendorong siswa untuk belajar lebih


(38)

aktif dan secara nyata dengan menerapkan aspek bertanya, mencoba, mengobservasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

a. Kriteria Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013:144) mengemukakan bahwa terdapat beberapa kriteria pada pendekatan saintifik diantaranya: kriteria pertama, pembelajaran didasarkan pada realita kehidupan di sekitar lingkungan peserta didik dan bisa dinalar atau dijelaskan melalui penjelasan guru, respon dari peserta didik, interaksi antar guru dan interaksi antara guru dan peserta didik sehingga tidak menimbulkan missconception pada pemikiran siswa, kemudian kriteria kedua, mendorong siswa untuk berfikir secara hipotetik, sehingga mendorong siswa untuk memahami, menerapkan, dan mengembangkan pemikiran yang rasional dan objektif. Kriteria ketiga yaitu kegiatan pembelajaran berdasarkan pada konsep, teori, dan fakta aktual yang bisa dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Kemudian kriteria keempat yaitu tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas dan dengan penyajian yang menarik

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Sehingga ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan harus tersaji


(39)

dalam setiap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik membuat peserta didik berfikir menjadi lebih kritis pada setiap informasi yang diterima dan mengasah keterampilan dari pengetahuan yang telah diterima. Abdul Majid (2014:211) mengemukakan bahwa dengan pendekatan saintifik diharapkan dapat meningkatkan dan menyeimbangkan antara kemampuan soft skill dan hard skill pada diri peserta didik. Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) langakah dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu :

1. Mengamati

Kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran memberikan makna bagi para peserta didik. Metode mengamati memiliki keunggulan seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan mudah dalam pelaksanaannya. mengamati sangat bermanfaat bagi peserta didik dalam memenuhi rasa ingin tahu mereka pada materi yang diberikan. Dengan metode observasi, peserta didik dapat menghubungkan realita dan materi yang diberikan oleh guru. Adapun langkah dalam mengamati yaitu (1) menentukan objek yang akan diobservasi (2) membuat pedoman pada objek yang akan diobservasi (3) menentukan secara terperinci data yang perlu diobservasi (4) menentukan objek yang akan diobservasi (5) menentukan secara jelas langkah kerja pada


(40)

observasi agar pengambilan data berjalan mudah dan lancar, (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi.

Dalam proses mengamati diperlukan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dan peserta didik antara lain cermat, objektif, jujur dan fokus pada objek yang diamati, semakin banyak objek yang diamati maka akan semakin sulit untuk diobservasi maka perlu kesepakatan dalam prosedur pengamatannya, guru dan peserta didik perlu memahami apa saja yang perlu diambil pada observasi serta cara pengambilan data pada objek yang diobservasi.

2. Menanya

Pada setiap kegiatan pembelajaran pertanyaan merupakan suatu hal yang biasa ditemui. Sehingga guru sebisa mungkin membangkitkan atau menginspirasi rasa ingin tahu pada peserta didik agar menimbulkan pertanyaan. Proses menanya ini juga dapat melatih dan mengembangkan sikap dan pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Menurut Abdul Majid (2014 : 215-216) ketika guru menjawab pertanyaan yang dilontarkan peserta didiknya ketika itu pula mendorong peserta didik untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Fungsi bertanya dapat memberikan rasa ingin tahu, minat dan perhatian peserta didik tentang suatu tema tertentu dalam pembelajaran, menginspirasi peserta didik untuk aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, mendiagnosis kesulitan belajar pada peserta didik, memberikan


(41)

kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan dam pemahamannya pada materi yang diberikan, mengembangkan keterampilan berbicara pada peserta didik, meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan berdiskusi, membangun sikap saling terbuka pada peserta didik, membiasakan peserta didik untuk berfikir secara spontan, melatih sikap pada peserta didik.

Abdul Majid (2014:217) mengemukakan kriteria-kriteria bertanya yaitu singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberikan kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi

3. Mengumpulkan Informasi

Setelah melalui kegiatan menanya peserta didik mengumpulkan informasi dari bebagai sumber yang tersedia di sekitar lingkungan. Kegiatan ini dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam menangkap informasi dan menghubungkannya antar informasi satu dengan informasi yang lain dengan informasi yang telah didapat siswa diharapkan dapat mendapatkan kesimpulan dari hal yang telah didapat melalui apa yang telah dia dapatkan (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)


(42)

4. Mengasosiasikan

Pada tahap ini diharapkan siswa mampu mengolah informasi dari hal yang telah dia dapatkan untuk kemudian diolah guna mendapatkan suatu kesimpulan. Peserta didik dapat menambah sampai mengolahsuatu informasi sehingga mendapatkan suatu solusi berdasarkan sumber-sumber yang ada (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan). Menurut Abdul Majid (2014:230) mengemukakan bahwa selama tahap mengolah wewenang guru hanya bertindah sebagai fasilitator dan mengatur kegiatan pembelajaran, peserta didiklah yang diharuskan lebih aktif sehingga dalam proses ini peserta didik dapat mengembangkan sikap melalui interaksi dengan temannya melalui diskusi kelompok guna mendapatkan suatu solusi dalam pengambilan kesimpulan.

5. Mengkomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengkomunikasikan kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan atau cerita, sehingga kegiatan ini dapat membiasakan siswa untuk mengemukakan pendapat dan hasil belajarnya (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Menurut Abdul Majid (2014:234) dalam kegiatan akhir siswa diharapkan dapat memberikan suatu hasil baik secara bersama, hasil dari kerja kelompok atau individu melalui interaksi dan mengkomunikasikan hasil tersebut kepada temannya. Kegiatan ini


(43)

perlu ada klarifikasi dari guru untuk mengoreksi hasil yang sudah dikomunikasikan apakah benar atau salah.

2.1.1.4Penilaian Otentik

Menurut Muslich (2011:2) penilaian otentik adalah jenis penilaian yang memicu peserta didik untuk aktif dalam membangun suatu pengetahuan yang dimilikinya agar dapat memicu pembentukan kompetensi yang sudah ditentukan, seperti yang diterapkan dalam Standar kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), maupun indikator, lebih mengarah penilaian berbasis kompetensi. Namun berbeda dengan pandangan Muslich, Johnson dalam Komalasari (2011:148), berpendapat bahwa penilaian otentik memberikan kesempatan bagi siswa agar mampu menunjukkan apa yang telah mereka pelajari atau temui selama proses belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan menurut Komalasari (2011:147-148), penilaian otentik merupakan suatu penilaian hasil belajar yang merujuk kepada situasi atau konteks yang bersifat dunia nyata, yang memerlukan beberapa pendekatan yang berbeda agar mampu memecahkan suatu masalah yang dapat memberikan kemungkinan bahwa satu masalah mampu memiliki beberapa macam pemecahan. Sedangkan menurut Kunandar (2014:35) penilaian autentik yaitu kegiatan dalam menilai peserta didik ditekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik dari proses maupun seluruh hasil yang diperoleh dengan berbagai instrumen penilaian


(44)

Kemendikbud (2013:243-245) menegaskan lagi jenis-jenis penilaian otentik ada empat, antara lain: (1) penilaian kinerja yaitu melibatkan partisipasi siswa dalam menyelesaikan tugas dalam memenuhi aspek-aspek yang diharapkan, (2) penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal ini dapat membantu peserta didik, dalam merencanakan, mengumpulkan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. (3) Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik atas kumpulan tugas secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik dalam proses pengerjaannya, dan dievaluasi. (4) Penilaian tertulis, menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebaginya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa penilaian otentik yaitu penilaian yang tidak hanya mengukur atau menilai hasil akhir yang diperoleh siswa saja, melainkan lebih menekankan pada penilaian proses dari awal hingga akhir yang dilakukan oleh siswa. Oleh sebab itu, dengan penilaian ini diharapkan siswa mampu mengeksplor segala kemampuan yang ia miliki secara maksimal, sehingga daya kreatifitas semakin berkembang sesuai dengan kemampuannya.


(45)

2.1.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal a. Pengertian Pendidikan Karakter

Zubaedi (2011:10), mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebijakan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif. Menurut Creasy (dalam Zubaedi, 2011:16-17) pendidikan karakter adalah upaya untuk mendorong peserta didik berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam kehidupannya. Menurut Raharjo (dalam Zubaedi, 2011:18) pendidikan karakter proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Koesoema (dalam Zubaedi, 2011:19) juga mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya pengembangan kemampuan yang terus menerus dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan individu yang baik.

Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian pada peserta didik agar memiliki sifat atau watak yang baik sesuai dengan moral dalam kehidupan.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Zubaedi (2011:40) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki lima tujuan yaitu: 1) mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai


(46)

karakter bangsa. 2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa kebangsaan yang tinggi, dan penuh kegiatan. Menurut Mulyasa (2011:23) pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik secara utuh sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.

2.1.2 Model Pengembangan Bahan Ajar

Seorang guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih dahulu akan membuat rancangan kegiatan/pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru harus mampu menggunakan model yang dianggap cocok untuk dikembangkan sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen suatu pembelajaran. Salah satu model yang mengakomodasi pengembangan perangkat pembelajaran adalah model yang dikembangkan oleh Kemp.


(47)

Suatu model pengembangan pada dasarnya akan mengacu pada empat komponen mendasar yaitu learners, methods, evaluation, and objectives (Morrison, 2011:14). Model Kemp berusaha untuk mengintegrasikan keempat komponen tersebut dengan modelnya. Pengintegrasian tersebut memunculkan beberapa unsur pengembangan dalam model Kemp.

Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi (Trianto, 2009:179-186):

Bagan 2.1. Model Desain Pembelajaran Kemp yang sudah direvisi

Pokok bahasan, tugas, dan tujuan

umum

Sumber pengajaran

Karakter siswa

Pelayanan penunjang

Isi mata ajar & analisis tugas

PBM

Sasaran pengajaran Evaluasi

Uji awal

re

vis

i

re

vis

i

Evaluasi Formatif Evaluasi Formatif


(48)

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis Siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:

1) Tingkah Laku Siswa

Perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien, menurut Kardi dalam Trianto (2009:180).

2) Karakteristik Siswa

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Analisis karakteristik ini, menurut Ibrahim dalam Trianto (2009:180) meliputi: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan


(49)

bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3) Analisis Tugas

Analisis tugas menurut Kemp dalam Trianto (2009:181) adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)

4) Merumuskan Indikator

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5) Penyususnan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar. Bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan petunjuk keabsahan soal ujian.


(50)

6) Strategi Pembelajaran

Tahap ini dipilih strategi mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

7) Pemilihan Media dan Sumber Belajar

Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber belajar dan media pembelajaran dipilih dengan benar maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran antara lain memotivasi siswa dengan cara menarik dan menstimulus perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan isi pelajaran, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta memberikan kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual.

8) Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat namun menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung ini antara lain: kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, tenaga terkait laboratorium dan perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.


(51)

9) Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengejaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas

10)Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil pos tes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

11)Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah pengembangan. Unsur untuk mengevaluasi bahan ajar meliputi, aims and objectives, desaign and organization, language content, skills, topic, methodology, teacher’s book, practicalconsideration (Cunningsworth, 1995:3) Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dibuat berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada tujuan


(52)

kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

Menurut Kemp dalam (Trianto,2010:81), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan pembelajaranakan selalu berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini mampu dimulai dari titik mana saja di dalam siklus tersebut. Cunningsworth (1995:2-4) mengidenttifikasikan kriteria khusus yang harus dimiliki sebuah bahan ajar yang dibuat agar layak dan baik untuk digunakan. Kriteria tersebut yakni tujuan dan pendekatan (aim and approaches), desain dan pengorganisasian (design and organization), isi

(content), topik (topic), dan metodologi (methodology). Kriteria-kriteria tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan tahap evaluasi terhadap bahan ajar yang sudah dibuat.

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut akan dijabarkan satu persatu penelitian tentang pengembangan bahan ajar dan penelitian tentang pendidikan karakter.

Penelitian yang pertama adalah penelitian pengembangan pendidikan karakter yang dilakukan oleh Yohana Prisca Apriyani (2013). Dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan produk yaitu buku teks pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yang terintegrasi dengan pendidikan


(53)

karakter. Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah pertama, untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal. Kedua, untuk mendeskripsikan hasil validitas kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan R&D (Research and Development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara kepada guru kelas IV SD, hasil wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk. Subyek pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD semester genap SDN Pakem, tahun ajaran 2011/2012. Hasil validitas kualitas produk bahan ajar digunakan untuk merevisi produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal. Hasil uji coba produk yang dilakukan peneliti tentang materi yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa desain final bahan sudah memenuhi kriteria karena telah memenuhi tahapan validitas dan uji coba lapangan secara terbatas dengan kualifikasi sangat baik untuk digunakan sebagai bahan ajar.

Penelitian kedua yang dilakukan oleh Hesti Wulandari (2003) (skripsi tidak diterbitkan) tentang “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan

Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV”(skripsi tidak diterbitkan).Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru


(54)

bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba terhadap pakar, produk diuji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta. Produk bahan ajar memiliki

kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil validasi para pakar dan hasil uji coba

lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia

terhadap produk bahan ajar diperoleh skor 4,17 dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3,91 dengan kategori “baik”. Guru

memberikan skor rata-rata 4,52 terhadap produk bahan ajar dengan kategori

“sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan diperoleh skor rata-rata 4,82 dengan

kategori “sangat baik”.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pengembangan produk bahan ajar untuk keterampilan menulis kelas IV SD semester gasal layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian ketiga adalah jurnal artikel pendidikan oleh Arlitasari (2013)

yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan”. Berdasarkan

penelitian diketahui pengembangan bahan ajar IPA terpadu berupa modul yang berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan memenuhi kriteria baik. Penelitian keempat menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan berdasarkan model yang dikembangkan oleh Borg and Gall. Data validasi berasal dari validator yang terdiri dari 3 dosen ahli, 2 guru dan 10 siswa dari dua SMP. Pengembangan Modul yang berbasis salingtemas dengan tema biomassa sumber energi alternatif terbarukan telah berhasil diujicobakan dalam lapangan tahap awal dan utama dengan hasil yang sangat baik.


(55)

Dari beberapa penelitian di atas, Peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian perdana bagi mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, angkatan 2010.

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah pertama, untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV sekolah dasar, dimana bahan ajar berbasis pendidikan karakter budaya lokal dan menggunkan pendekatan tematik integratif dan saintifik. Kedua, untuk mendeskripsikan hasil validitas kualitas produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV sekolah dasar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan R & D (Research and Development). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara dengan guru kelas IV, hasil wawancara digunakan seagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk. Subyek pada penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II tahun ajaran 2013/2014 yang dipilih tanpa kriteria khusus. Hasil penelitian ini adalah bahwa peneliti menemukan adanya kebutuhan perluasan atau penambahan materi akan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013. Guru menilai bahwa bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 dari pemerintah masih sangat dangkal (tidak mendalam).


(56)

2.3 Kerangka Berpikir

Kurikulum 2013 yang dibuat oleh pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia ini terbilang masih sangat baru di lingkungan pendidikan SD. Kurikulum 2013 yang sudah dibuat menerapkan pengajaran pembelajaran dengan sudah tidak mengkotak-kotakan setiap mata pelajaran, namun sudah menerapkan pembelajaran tematik yang terintegrasi. Pembelajaran tematik integratif yang akan diajarkan di sekolah-sekolah sangat membantu siswa dalam pemahaman materi yang akan diterima dengan mudah, karena materi yang diajarkan biasanya berdekatan langsung dengan kehidupan sehari-hari mereka, terutama budaya yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Mata pelajaran yang satu dengan lainnya akan saling melengkapi atau membaur menjadi satu tema pembelajaran, sehingga secara tidak sadar siswa akan menempuh beberapa mata pelajaran dalam satu hari.

Bahan ajar juga memiliki peranan penting bagi guru dan siswa untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, bahan ajar sepatutnya tersedia sebagai mana mestinya yang berguna bagi guru untuk bahan referensi dalam mempersiapkan segala hal dalam mengajar. Namun sebaliknya, karena Kurikulum 2013 masih terbilang baru, maka bahan ajar yang tersedia juga masih sedikit dan belum memadai. Adapun bahan ajar yang sudah disediakan oleh pemerintah masih terbilang sederhana dan masih dalam proses penyempurnaan. Oleh karena itu, masih perlunya tambahan bahan ajar yang baru yang mengacu pada Kurikulum 2013 sebagai tambahan referensi bagi guru dalam mengajar.


(57)

Bermula dari alasan tersebut, maka peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar.Bahan ajar yang sudah dibuat, dapat digunakan dalam pembelajaran akan memudahkan guru dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana mengembangkan bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub

tema “Indahnya Budaya Indonesia” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar? 2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema

“Indahnya Budaya Indonesia” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum 2013?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum SD 2013 sub tema

“Indahnya Budaya Indonesia” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum 2013

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar mengacu Kurikulum 2013 sub tema

“Indahnya Budaya Indonesia” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar menurut hasil uji coba produk pada siswa kelas IV SD?


(58)

39 BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian R&D (Research and Development) atau dalam Bahasa Indonesia disebut metode penelitian dan pengembangan. Sugiyono (2011:297) mengemukakan

bahwa “metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan

produk tersebut”. Produk dalam penelitian ini yaitu bahan ajar mengacu

kurikulum 2013 dengan subtema indahnya budaya Indonesia untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2012:298-311) Terdapat 10 tahap penelitian pengembangan yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi desain, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produk masal.

Berikut pemaparan desain penelitian pengembangan dalam gambar dengan penjelasannya.

Gambar 3.1 Tahap-tahap R & D menurut Borg and Gall Potensi dan masalah Pengumpulan data Desain produk validasi produk Revisi produk Uji coba produk Revisi desain Uji coba pemakaian Revisi produk Produksi masal


(59)

Tahap penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sugiyono (2012:298-311) yaitu. Tahap pertama, terdapat potensi masalah yang menjadi acuan pada proses selanjutnya. Tahap kedua, peneliti melakukan pengumpulan data yang sesuai dengan masalah. Tahap ketiga, data yang diperoleh dalam proses pengumpulan data dijadikan peneliti dalam merencanakan desain produk. Tahap keempat, setelah desain produk selesai dilakukan validasi pakar untuk menilai apakah produk sudah baik atau kurang. Tahap kelima, jika terdapat kesalahan setelah dilakukan validasi pakar saat tahap kelima dilakukan revisi produk. Tahap keenam, peneliti melakukan ujicoba produk untuk mengetahui masih adakah kekurangan pada produk. Tahap ketujuh, peneliti malakukan revisi pada produk jika masih terdapat kesalahan. Tahap kedelapan, peneliti melakukan uji coba pemakaian. Tahap kesembilan, kekurangan yang muncul saat tahap ujicoba pemakaian bisa direvisi kembali pada tahap ini yang merupakan tahap akhir revisi produk. Tahap kesepuluh, setelah melakukan revisi-revisi yang diperlukan pada tahap ini produk sudah bisa diproduksi secara masal. Dalam penelitian ini langkah yang diambil dari tahapan Brog and Gall hanya sampai tahap ketujuh karena produk yang dihasilkan merupakan hasil dari uji coba terbatas.


(60)

3.2 Prosedur Pengembangan

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil gabungan modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian Borg and Gall (Sugiyono, 2010:408-425). yaitu (1) potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) Revisi desain, (6) uji desain coba desain, (7) revisi desain sampai menghasilkan prototype bahan ajar mengacu kurikulum 2013 dengan bagan sebagai berikut :


(61)

Gambar diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Tahap pertama, potensi dan masalah. Potensi dan meliputi analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara kepada guru. Jumlah guru kelas IV yang diwawancara ada satu guru. Wawancara digunakan untuk mengetahui pemahaman guru mengenai tingkat kebutuhan implementasi Kurikulum 2013. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui apakah guru telah menggunakan pendekatan saintifik, serta memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis budaya lokal dalamdalam setiap pembelajarannya.

Tahap kedua, pengumpulan data. Pengumpulan informasi secara detail berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV. Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru tersebut belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik, serta belum sepenuhnya memahami pendidikan karakter berbasis buadya lokal. Hasil kajian menunjukkan bahwa semua perangkat pembelajaran tersebut belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik sebagaimana kurikulum 2013 yang semestinya dijalankan.

Tahap ketiga, desain produk meliputi menentukkan KI, KD, indikator, tujuan pembelajaran, urutan isi, strategi pembelajaran, cara penyimpanan, Instructional Resource (sumber atau bahan), evaluasi dari sub tema yang ditentukan. Hal tersebut akan di desain menjadi produk bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.


(62)

Tahap keempat, validasi desain. Produk yang telah didesain sebelum diujicobakan akan divaidasi oleh 4 orang yang dianggap berkompeten dalam bidang kurikulum, terutama Kurikulum 2013. Tujuan validasi desain adalah untuk memperoleh beberapa kritikan dan masukkan dari keempat orang tersebut. Kritikan dan masukkan akan digunakan untuk merevisi desain produk, sehingga layak diujicobakan. Proses validasi produk dilakukan dengan memberikan kopian desain produk dalam bentuk

hard copy.

Tahap kelima, revisi desain. Revisi desain merupakan langkah yang ditempuh atas dasar analisis validasi ahli. Hasil validasi berupa masukkan mengenai kelemahan ataupun kelebihan desain produk yang telah diberikan kepada para validator ahli.

Tahap keenam, uji cob produk. Desain produk yang telah direvisi akan diujicobakan pada masyarakat sasaran.Peneliti melakukan uji coba kepada 10 siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Uji coba dilakukan dengan memberikan pembelajaran dengan menggunakan produk bahan ajar yang telah dibuat. Setelah uji coba dilakukan peneliti memberikan kuesioner kepada siswa. Tujuan dari pemberian kuesioner untuk mengetahui presepsi siswa terhadap produk bahan ajar yang dikembangkan dan untuk mendapatkan masukan dari siswa.

Tahap ketujuh, tahap terakhiradalahrevisi setelah uji coba.Pada langkah ini peneliti merevisi produk bahan ajar berdasarkan hasil uji coba dan berdasarkan masukan para siswa subjek uji coba. Tahap akhir setelah


(63)

revisi desain ini merupakan produk final yang telah dikembangkan yaitu bahan ajar kelas IV sub tema Indahnya Budaya Indonesia yang mengacu pada kurikulum 2013.

3.3 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 11 bulan, mulai dari bulan September 2013 hingga Juli 2014.

3.4 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa masukan, kritik, saran dan penilaian dari berbagi pihak, apakah bahan ajar yang telah dibuat layak digunakan atau tidak bagi siswa. Sebelum uji coba perlu dilakukan validasi yang diperlihatkan kepada para pakar kemudian direvisi kembali oleh peneliti sehingga dapat dilakukan uji coba produk. 3.4.1 Desain Uji Coba

Bahan ajar akan divalidasi melalui dua tahap dengan tujuan agar benar-benar valid dan siap untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Tahap pertama dilakukan dengan menyerahkan produk bahan ajar yang telah dibuat kepada validator ahli dan guru kelas IV. Tahap kedua adalah validasi uji coba produk pada 10 orang siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II. Penilaian dari siswa ini berguna untuk memberikan informasi kelayakan produk bahan ajar yang dikembangkan untuk proses pembelajaran. Hasil uji coba ini kemudian dijadikan dasar revisi produk bahan ajar.


(64)

3.4.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Bopkri Sidomulyo II tahun ajaran 2013/1014. Karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah, penelitian akan dilakukan selama 3 hari, yang dilaksanakan mulai dari tanggal 29 April-02 Mei 2014.

3.4.3 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan berupa wawancara dan kuesioner. Peniliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Godean I dimana sekolah tersebut sudah menerapkan Kuriulum 2013. Wawancara dilakukan untuk analisis kebutuhan, sedangkan kuesioner disusun berdasarkan indikator penilaian untuk diberikan kepada validator ahli, guru yang telah menerapkan kurikulum 2013 dan 10 siswa kelas IV SD.

3.4.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SDN Godean I. Wawancara bertujuan untuk survey kebutuhan. Data yang diperoleh dianalisis untuk mendapatkan inforamsi mengenai kebutuhan guru akan bahan ajar yang mengacu Kurikulum 2013. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas bahan ajar yang dilakukan di SD Bopkri Sidomulyo II.


(65)

3.4.5 Teknik Analisis Data

Analisis data berfungsi supaya produk yang dihasilkan sudah sesuai dengan kebutuhan saat ini maka akan dilakukan analisis data menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk menilai kelayakan bahan ajar yang dibuat agar siap untuk dikembangkan. Adapun cara menghitung baik atau tidaknya bahan ajar ini didasari pada buku Sukardjo (2008: 101) sebagai acuan penilaian kelayakan bahan ajar yang telah dibuat.

Tabel 3.2. Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Kategori

X > i + 1,80 Sbi Sangat Baik

i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik

i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang

X ≤ i– 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan :

Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal

ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal

ideal) X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan


(66)

menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui:

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3

Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67

Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi

= X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21

Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi

= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 .0,67)

= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21) = 3,40 < X ≤ 4,21

Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi


(1)

(2)

226 Lampiran 12. Surat izin melakukan penelitian


(3)

227


(4)

228 Lampiran 14. Foto-foto kegiatan


(5)

(6)

230 Biodata Penulis

Nur Hidayatama lahir di Sleman, 04 Febuari 1991. Pendidikan dasar diperoleh di SD Bopkri Sidomulyo I, kemudian pada kelas II pindah di SD Semarangan III, tamat pada tahun 2003. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri I Sedayu, tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri I Kasihan Bantul Yogyakarta, tamat pada

tahun 2009. Pada tahun 2010, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum SD 2013 Sub tema Indahnya Budaya Indonesia untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Pengembangan bahan ajar tersebut dilakukan di SD yang telah menerapkan Kurikulum 2013.