Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 subtema perjuangan para pahlawan untuk siswa kelas empat (IV ) Sekolah Dasar.

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA PERJUANGAN PARA PAHLAWAN

UNTUK SISWA KELAS EMPAT (1V ) SEKOLAH DASAR

Cut Nur Aisyah Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh satu orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi satu orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 183 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 187 (baik) dan 202 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 191 dan termasuk dalam kategori “sangat

baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2)

perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

LEARNING TOOLS DEVELOPMENT BASED ON ELEMENTARY

SCHOOLS 2013 CURRICULUM WITH PAST HEROES’ STRUUGLE

AS A SUBTHEME FOR THE STUDENT OF FOURTH GRADE OF

ELEMENTARY HIGH SCHOOL

Cut Nur Aisyah Sanata Dharma University

2015

The reason why this research done was because there are still many teachers who need an example of a learning tools based on 2013 Elementary School Curriculum. The main purpose of this research is to produce a product in a form of learning tools which refers to 2013 curriculum and using thematical integrative approach, scientific approach, character building, and finally an authentic grading in its learning process

This research type is research and development. This learning tools development uses Jerold E Kemp learning tools development procedure and also research development procedure by Borg and Gall. Those development procedure were adapted to make a simpler development model, which is become the foundation of this research. The development procedure that is used in this research consists of 5 steps: (1). Potency and problem, (2) Data collecting, (3) Product design, (4) Validation by experts, (5) Design revision. These steps would produce a product design in the form of learning tools which refers to 2013 Curriculum for the fourth-grade student of elementary school. The instrument in this research is a question list of need analysis and questioner. The interview for need analysis was done to a fourth-grade elementary school teacher of SD Negeri Kalasan 1 Sleman (Kalasan 1 State Elementary School Sleman), while the questioner will be used to validate the quality of learning tools by giving it to a 2013 curriculum expert, and two fourth-grade elementary school teachers.

According to the validation, the 2013 curriculum expert gives score of 183 (considered good) while the two fourth-grade elementary school teachers give each 187 score (considered good) and 202 score (considered very good). In the end, the learning tools get the

average score of 191 and considered “very good.” The validation result is based on 11 aspect

which is: 1) RPPTH identity, 2) indicator formulation, 3) learning goal formulation, 4) learning material choices, 5) learning sources choices, 6) learning media choices, 7) learning

method, 8) learning scenario, 9) grading, 10) student’s worksheet, 11) language. In

conclusion, the learning tools that being developed is worthy enough to be tested as a learning tools which refers to 2013 curriculum.


(3)

 

KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA PERJUANGAN PARA PAHLAWAN

UNTUK SISWA KELAS EMPAT (IV ) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Cut Nur Aisyah NIM. 111134308

RINTISAN PROGRAM PENDIDIDKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015 


(4)

(5)

(6)

iv 

 

Karya ini kupersembahkan untuk:

ALLAH SWT

Yang selalu mendengarkan keluh dan kesahku serta memudahkanku dalam kelancaran mengerjakan penelitian ini

Ayahanda dan Ibundaku tercinta Ayah M. Ruswin, Hs dan Ibu Rasian

yang selalu mendoakanku, memberikan motivasi dan menjadikanku sebagai seorang yang kuat dan tegar

kakak-kakakku tersayang

Yang selalu memberikan semangat dan dukungan

Adikku dan keponakan-keponakanku yang selalu menghiburku disaat kesal dan lelah

Teman-teman PPGT seperjuangan dan sahabatku

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

 

“Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan dengan penuh keikhlasan. Istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, dan ISTIQOMAH

“Do n’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step.” (Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari

satu langkah)

Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada ketakutanmu


(8)

(9)

(10)

viii 

 

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA PERJUANGAN PARA PAHLAWAN

UNTUK SISWA KELAS EMPAT (1V ) SEKOLAH DASAR

 

 

Cut Nur Aisyah Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh satu orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi satu orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 183 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 187 (baik) dan 202 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 191 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicobakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(11)

ix 

 

LEARNING TOOLS DEVELOPMENT BASED ON ELEMENTARY

SCHOOLS 2013 CURRICULUM WITH PAST HEROES’ STRUUGLE

AS A SUBTHEME FOR THE STUDENT OF FOURTH GRADE OF

ELEMENTARY HIGH SCHOOL

Cut Nur Aisyah Sanata Dharma University

2015

The reason why this research done was because there are still many teachers who need an example of a learning tools based on 2013 Elementary School Curriculum. The main purpose of this research is to produce a product in a form of learning tools which refers to 2013 curriculum and using thematical integrative approach, scientific approach, character building, and finally an authentic grading in its learning process

This research type is research and development. This learning tools development uses Jerold E Kemp learning tools development procedure and also research development procedure by Borg and Gall. Those development procedure were adapted to make a simpler development model, which is become the foundation of this research. The development procedure that is used in this research consists of 5 steps: (1). Potency and problem, (2) Data collecting, (3) Product design, (4) Validation by experts, (5) Design revision. These steps would produce a product design in the form of learning tools which refers to 2013 Curriculum for the fourth-grade student of elementary school. The instrument in this research is a question list of need analysis and questioner. The interview for need analysis was done to a fourth-grade elementary school teacher of SD Negeri Kalasan 1 Sleman (Kalasan 1 State Elementary School Sleman), while the questioner will be used to validate the quality of learning tools by giving it to a 2013 curriculum expert, and two fourth-grade elementary school teachers.

According to the validation, the 2013 curriculum expert gives score of 183 (considered good) while the two fourth-grade elementary school teachers give each 187 score (considered good) and 202 score (considered very good). In the end, the learning tools get the average score of 191 and considered “very good.” The validation result is based on 11 aspect which is: 1) RPPTH identity, 2) indicator formulation, 3) learning goal formulation, 4) learning material choices, 5) learning sources choices, 6) learning media choices, 7) learning method, 8) learning scenario, 9) grading, 10) student’s worksheet, 11) language. In conclusion, the learning tools that being developed is worthy enough to be tested as a learning tools which refers to 2013 curriculum.


(12)

 

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Perjuangan Para Pahlawan untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen yang telah membimbing dan memberi dukungan atau motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

7. Sarjono, S.Pd., SD. selaku kepala sekolah SD Kalasan 1 yang telah memberikan izin pada peneliti untuk melakukan analisis kebutuhan dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.

8. Uswatun Khasanah. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(13)

(14)

xii 

 

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

HALAMAN MOTTO………... v

PERYATAAN KEASLIAN KARYA……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK………. viii

ABSTRACT……… ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI……….. xii

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR………. xvi

DAFTAR LAMPIRAN………. xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 8

C. Tujuan Penelitian………. 8

D. Manfaat Penelitian………... 9

E. Batasan Istilah……….. 10

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan……….... 11

1. Silabus………... 11

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)………... 12

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)….……….. 14

4. Penilaian………... 15

BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Teori………. 16

1. Kurikulum SD 2013……….. 16

a. Rasional Kurikulum SD 2013………... 16


(15)

xiii 

 

e. Pendekatan Saintifik………... 32

f. Penilaian Otentik………... 37

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran………... 40

a. Silabus………... 46

b.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………... 49

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)………... 51

d. Penilaian……….... 54

3. Penelitian Yang Relevan……….. 58

4. Kerangka Pikir………. 61

5. Pertanyaan Penelitian………... 63

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 64

B. Prosedur Pengembangan……….. 64

1. Potensi dan Masalah……….. 66

2. Pengumpulan Data……… 66

3. Desain Produk………... 66

4. Validasi Desain………. 67

5. Revisi Desain……… 67

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 68

D. Validasi Produk………... 69

E. Teknik Pengumpulan Data……….. 69

F. Instrumen Penelitian………... 70

G. Teknik Analisis Data………... 75

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan………. 78

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan……… 78

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan………... 83

B. Deskripsi Produk Awal………... 84

1. Analisis KI dan KD………... 85


(16)

xiv 

 

5. Penilaian……….. 88

6. Daftar Pustaka………... 88

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013……….. 89

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013……….. 91

E. Kajian Produk dan Hasil Pembahasan………. 92

1. Kajian Produk Akhir………... 93

2. Pembahasan………... 95

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan……….. 97

B. Keterbatasan Pengembangan………... 98

C. Saran……… 98

DAFTAR PUSTAKA... 99

LAMPIRAN………... 104

                             


(17)

xv 

 

Tabel 1. Kompetensi Lulusan……… 21

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan Penelitian………. 68

Tabel 3. Daftar Pertanyaan Pedoman Wawancara…………... 70

Tabel 4. Daftar Cek……… 73

Tabel 5. Lembar Kuesioner………... 74

Tabel 6. Konversi Data Kuantitatif Dan Kualitatif……… 75

Tabel 7. Kriteria Skor Skala 5………... 77

Tabel 8. Format Silabus………... 86

Tabel 9. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 Dan Revisi……….. 90 Tabel 10. Saran Guru SD Kelas IV

Pelaksana Kurikulum SD 2013 Dan Revisi………

92

Tabel 11. Rekapitulasi Validasi Kurikulum SD 2013

Dan Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013………...

96

                           


(18)

xvi 

 

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Jerold E. Kemp……….. 41 Gambar 2. Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran………. 65

                                               


(19)

xvii 

 

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian……….. 104

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian……….. 107

Lampiran 3. Hasil Wawancara………... 109

Lampiran 4. Hasil Validasi Kurikulum SD 2013……….. 117

Lampiran 5. Hasil Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2103……… 122

Lampiran 6. Rekapitulasi Skor Hasil Validasi Ahli Kurikulum 2013 Dan Guru Pelaksana Kurikulum 2013………... 133

Lampiran 7. Perangkat Pembelajaran……… 142

Lampiran 8. Biodata Penulis……….. 143


(20)

 

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan sarana yang bisa memanusiakan manusia muda untuk menciptakan bangsa yang lebih bermartabat di mata dunia. Inovasi pendidikan terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu. Bila melihat realitas pendidikan di Indonesia sekarang ini, kegiatan belajar mengajar cenderung bersifat tradisional. Dimana dalam belajar guru masih kelihatan lebih aktif dari pada siswa sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak tampak aktif.

Dalam kurikulum 2013, pemerintah menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik (scientific appoach). Pendekatan saintifik mengasah keterampilan siswa dalam mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring atau dapat menghubungkan keterkaitan pada semua mata pelajaran. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat meningkatkan atau menyeimbangkan antara kemampuan dalam berinteraksi sosial (soft skill), dan manusia yang memiliki kecakapan intelektual atau pengetahuan (hard skill), yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Modul Guru Kelas IV SD, 2013).

Menurut Imas Kurinasih & Berlin Sani (2014:133) menyatakan bahwa pada kurikulum 2013 hal-hal yang berubah adalah (1) perubahan standar kompetensi lulusan merupakan adanya peningkatan dan keseimbangan soft


(21)

skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta kedudukan mata pelajarannya itu merupakan kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi. Penyempurnaan standar kompetensi lulusan memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan empat kompetensi inti menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas. (2) perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan tematik integratif (standar proses). (3) perubahan standar proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif dan menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Sebagai catatan dari adanya perubahan ini; (a) perubahan metode mengajar ini hanya mungkin dilakukan ketika para guru menguasai metode-metode mengajar yang efektif. (b) untuk mencapai perubahan proses, guru perlu dilatih terus-menerus (didampingi selama proses belajar-mengajar). Sedangkan (4) perubahan standar evaluasi merupakan penilaian yang mengukur penilaian otentik, kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.


(22)

Menurut Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 105) menyatakan bahwa guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia, kehadiran guru bagi peserta didik ibarat sebuah lilin yang menjadi penerang tanpa batas, tanpa membedakan siapa yang diteranginya, demikian pula terhadap peserta didik. Peran guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya berhenti sebagai pemegang tonggak peradaban saja, melainkan juga sebagai rahim bagi kemajuan zaman. Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital bagi dirinya kelak. Bahkan yang lebih penting disamping itu, mereka mampu mengembangkan dan memberdayakan manusia untuk dicetak menjadi seorang yang berkarakter dan bermental baja, agar mereka tidak minder dalam menghadapi masalah dan dapat bersikap layaknya seorang kesatria.

Maka bagaimanapun juga peran seorang guru tidak dapat diremehkan di dalam bidang apapun, baik yang bersifat pendidikan maupun yang lainnya. Tetapi untuk mencari dan menjadi guru yang seperti itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan etos dan spirit perjuangan yang luar biasa.

Sedangkan menurut Marinasari (2013: 2) menyatakan bahwa Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 74 Tahun 2008, tentang guru pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan


(23)

dasar, dan pendidikan menengah. Kata profesional pada defenisi tentang guru sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menunjukkan bahwa seorang guru wajib memiliki kompetensi profesional sesuai dengan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007, Adapun yang dimaksud dengan kompetensi profesional menurut peraturan menteri pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007 adalah (1) menguasai materi, struktur konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (2) menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (3) mengambangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, (4) mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Selain kompetensi profesional, kalimat yang menyatakan bahwa tugas utama guru dalam defenisi guru pada PP No 74 Tahun 2008 adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik mengandung makna bahwa guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik sebagaimana yang telah diatur pada peraturan mentri pendidikan nasional (Permendiknas) nomor 16 tahun 2007. Adapun uraian mengenai kompetensi pedagogik sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan mentri pendidikan nasional (Permendiknas) nomor 16 tahun 2007 adalah (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (2) menguasai teori belajar


(24)

dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (6) menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (7) berkomunikasi secara aktif, ematik, dan santun dengan peserta didik, (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Berbicara mengenai tugas guru pada kurikulum 2013 secara konsep sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum KTSP yang selama ini telah berjalan. Standar kompetensi guru masih tetap mengacu pada empat kompetensi yang diatur oleh Permendiknas No 16 Tahun 2007 yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Perbedaannya hanya terdapat pada proses pembelajaran yang lebih menuntut guru untuk benar-benar dapat menunjukkan kompetensi yang dimilikinya lebih nyata secara aplikatif daripada secara administrasi, karena selama ini kelemahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan lebih banyak menyita waktu guru dalam hal administrasi seperti pembuatan Silabus dan RPP dan pembuatan portofolio anak. Itu sebabnya untuk menghindari hal-hal yang bersifat administrasi yang banyak menyita waktu guru maka pada kurikulum 2013 ini pembuatan Silabus


(25)

sudah disusun oleh pemerintah pusat sehingga secara administrasi tugas guru tentu lebih ringan karena tinggal hanya menyusun RPP.

Silabus yang telah disusun oleh pusat tentu sudah standard dan sudah mengalami uji publik dikalangan praktisi dan pakar pendidikan. Oleh sebab itu, maka pada kurikulum 2013 guru lebih dituntut untuk dapat mengaplikasikan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan panca indera siswa sehingga potensi siswa dapat berkembang secara otentik ke dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik sesuai dengan harapan pemerintah yang tercantum dalam PP 65 Tahun 2013 sebagaimana yang telah di uraiakan di atas.

Jadi, peran guru dalam pembelajaran itu sangat penting, karena guru merupakan seseorang yang dapat mendidik dan membimbing siswa agar siswa lebih mendalami ilmu-ilmu pengetahuan yang diberikan. Selain itu, guru juga dapat menjadi seorang fasilitator dan motivator bagi siswa agar siswa bisa menjadi lebih semangat, aktif, dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 Mei 2014 di SDN Kalasan 1 dengan guru kelas IV ibu SR, bahwa dalam kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mana penyampaiannya itu secara utuh atau secara keseluruhan (Holistik) dibandingkan dengan kurikulum 2006 bahwa setiap mata pelajaran disampaikan secara terpisah. Akan tetapi, pada kurikulum 2013 ini semuanya disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh


(26)

dalam sebuah kemasan tema. Jadi, meskipun di dalam kurikulum 2013 ini memuat beberapa mata pelajaran khususnya di kelas IV semua muatan itu disampaikan secara keseluruhan atau dicampur menjadi satu sehingga anak tidak mengetahui muatan apa yang dipelajari, tetapi anak hanya mengetahui bahwa anak sedang belajar dalam satu tema.

Hasil survei kebutuhan menunjukkan bahwa sekolah sudah memiliki (Silabus, RPP, LKS, Buku Guru , dan Buku Siswa) namun semua itu harus disesuaikan dengan lingkungan sekolah dan keadaan sekolah, baik itu penilaian, alat-alat, dan sebagainya itu semua disesuaikan dengan keadaan sekolah. Akan tetapi, dari beberapa perangkat itu yang masih membuat guru kesulitan adalah instrument atau perangkat untuk penilaian yaitu, misalkan daftar nilainya sampai saat sekarang ini pada 13 sekolah di Sleman belum menemukan penilaian yang pas atau sesuai. Jadi, pada kurikulum 2013 ini daftar penilaiannya belum ada, kecuali pada kurikulum 2006 daftar penilaianya sudah jelas. Kemudian SDN Kalasan 1 juga sudah berusaha untuk sharing atau mencari tahu kemana-mana, tetapi penilaian tersebut tetap saja belum ditemukan tentang bagaimana daftar penilaian yang efektif, analisis, daya serap, dan sebagainya. Penilaian pada kurikulum 2013 ini masih sangat diperlukan atau dibutuhkan oleh sekolah SDN Kalasan 1, karena para guru yang ada di sekolah belum belajar secara khusus tentang kurikulum tersebut. Jadi, kurikulum yang di diklat oleh permendikbud itu baru sekedar pelaksanaan dan penilaiannya hanya secara teori saja, sedangkan pelaksanaan dilapangan belum pernah. Kemudian instrument penilaian untuk siswa itu


(27)

belum diketahui, SDM di sekolah belum begitu mampu dan masih banyak belajar, serta masih banyak mencari tahu atau mengumpulkan informasi tentang kurikulum 2013.

Oleh karena itu, untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang baik dan benar serta dapat meningkatkan pembelajaran yang bermutu maka peneliti tertarik memilih judul tentang “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Perjuangan Para Pahlawan Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema perjuangan para pahlawan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema perjuangan para pahlawan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengembangkan perangkat pembelajaran subtema perjuangan para pahlawan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema perjuangan para pahlawan mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(28)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru. 2. Bagi Guru

Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif komponen pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

3. Bagi siswa

Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang sikap kepahlawanan pada siswa kelas IV semester 2 SD Kalasan 1 Tahun Ajaran 2013/2014.

4. Bagi sekolah

Bagi sekolah, penelitian ini dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi sikap kepahlawanan.

5. Bagi Prodi PGSD

Bagi prodi, penelitian ini dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran.


(29)

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi, kemudian diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP).

2. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter kepada warga sekolahyang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

3. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

4. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.


(30)

5. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

6. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari lembar kerja siswa, instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan 1. Silabus

a. Kompenen silabus yang disusun lengkap

Komponen silabus ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam silabus mulai dari satuan pendidikan, tema/subtema, alokasi waktu, muatan pelajaran dan kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar.

b. Silabus disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik

Silabus yang digunakan dalam pelaksana kurikulum 2013 adalah silabus yang proses pembelajarannya mencakup 5M yakni; Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengomunikasikan.


(31)

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

a. Komponen RPPTH yang disusun lengkap

Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI dan KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Laporan.

b. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

Dalam penyusunan RPPTH harus mengacu pada perkembangan pribadi siswa yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan karakter (attitude). Aspek-aspek yang dikembangkan di atas akan nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran. Namun dari ketiga aspek di atas, aspek yang paling banyak dikembangkan adalah aspek karakter (Attitude).

c. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH). Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai


(32)

mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integratif sesuai dengan karakteristiknya. Dimana pembelajaran harus berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

d. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari mengamati (observating), menanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking). Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang diakhir dari setiap pembelajaran siswa harus suatu karya ilmiah.

e. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik

Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian otentik. Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Kinerja siswa


(33)

dinilai melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk menilai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode waktu tertentu. Berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

f. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD

Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD. Dimana penyusunannya memperhatikan tanda baca, penulisan huruf kapital, nama orang, nama tempat, kata penghubung.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa juga merupakan salah satu lampiran dari RPPTH. Lembar kerja siswa yang dikembangkan pada penelitian ini adalah bahan ajar untuk siswa kelas IV SD yang mengacu pada tematik integratif Kurikulum SD 2013. Lembar kerja siswa berisi materi pokok yang dapat dipahami siswa dengan baik serta sesuai dengan kompetensi


(34)

dan tujuan yang telah ditentukan. Lembar kerja siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi pokok, soal-soal latihan dan kegiatan yang dilakukan siswa. Refleksi dan evaluasi juga terdapat pada lembar kerja siswa pada akhir kegiatan pembelajaran.

4. Penilaian

Penilaian dilakukan pada setiap pertemuan meliputi penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap sosial, dan spiritual. Kemudian terdapat pula pedoman penilaian dan indikator yang menunjukkan penilaian tersebut. Komponen yang terdapat dalam kunci jawaban berisi uraian jawaban post test. Teknik penilaian yang terdapat dalam penilaian otentik adalah tertulis, produk, dan penilaian diri.


(35)

16 

 

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum merupakan sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Dalam pasal 1 butir 19 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan (Imas Kurinasih dan Berlin Sani, 2014:3). Dari berbagai macam pengertian kurikulum dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang telah direncanakan dan dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

a. Rasional Kurikulum SD 2013

Menurut Mohammad Nuh (2013:1) menyatakan bahwa dalam rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 dapat dikembangkan berdasarkan faktor-faktor diantaranya:

1) Tantangan internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian


(36)

   

penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.

2) Tantangan eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan.


(37)

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

(a) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama. (b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi

pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/ media lainnya).

(c) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

(d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

(e) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).

(f) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

(g) Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

(h) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan


(38)

   

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar Mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

(a) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif.

(b) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan (c) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran. 5) Penguatan materi

Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

b. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Mohammad Nuh (2013) menyatakan bahwa pada kurikulum SD terdapat elemen perubahan kurikulum SD 2013 yang meliputi 4 aspek yakni: (1) Standar kompetensi lulusan, (2) Standar isi, (3) Standar proses, (4) Standar penilaian.

1) Standar kompetensi lulusan

Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(39)

(a) Tujuan

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

(b) Ruang lingkup

Standar kompetensi lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(c) Monitoring dan evaluasi

Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.


(40)

   

SD/MI/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.

2) Standar isi

Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.


(41)

Standar isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(b) Ruang lingkup

Materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuwan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

3) Standar proses

Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. (a) Tujuan

Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (b) Ruang lingkup

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi


(42)

   

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

4) Standar penilaian

Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

(a) Tujuan

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

(b) Ruang lingkup

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.

(c) Prinsip dan pendekatan penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.


(43)

menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

c. Penguatan Pendidikan Karakter

Menurut Suyanto (2010: 36) menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, akhlak mulia, dan budi pekerti sehingga karakter ini terbentuk dan menjadi ciri khas peserta didik tersebut. Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat


(44)

   

merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Karakter adalah cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat. Dalam pendidikan karakter, terdapat enam etik utama seperti yang tertuang dalam deklarasi Aspen yaitu (1) dapat dipercaya seperti sifat jujur dan integritas, (2) memperlakukan orang lain dengan hormat, (3) bertanggungjawab, (4) adil, (5) kasih sayang, (6) warga negara yang baik.

Penguatan pendidikan karakter sangat dibutuhkan bagi sekolah karena pendidikan karakter merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/ atau kelompok yang unik baik sebagai warga Negara. Dalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, terdapat empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dibutuhkan diantaranya:

1) Melalui pemberian wewenang penuh terhadap satuan pendidikan (sekolah) yang didalamnya terdapat unsur guru sebagai pelaku utama pendidikan, diharapkan guru dapat lebih mengembangkan dan memberdayakan diri untuk mengembangkan potensi dan dimensi peserta didik agar mampu hidup bermasyarakat.

2) Tujuan pendidikan nasional sangat memberi perhatian dan menitikberatkan pada penanaman dan pembinaan aspek keimanan dan ketaqwaan. Hal ini


(45)

dari kesadaran beragama (religius), artinya input, proses dan output pendidikan harus berasal dan bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan yang dilandasi keyakinan dan kesadaran penuh sesuia agama yang diyakininya masing-masing.

3) Strategi pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan pada empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar mengetahui (leraning to know), menjadi dirinya sendiri (learning to be), belajar bekerja (learning to do), dan belajar hidup bersama (learning to live together). Pengembangan kurikulum (program belajar) pendidikan dasar harus memfasilitasi peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat.

4) Menjadi hakekat dari pendidikan karakter.

Jadi, sekolah sangat dituntut dalam membangun penguatan pendidikan karakter dengan baik dan serius karena pendidikan karakter ini sangat penting terutama pendidikan karakter, selain pendidikan karakter yang hanya mendidik pemikiran tanpa membangun karakter maka sulit untuk diharapkan bisa membangun masa depan diri, serta masa depan bangsa.

Sedangkan menurut Doni Koesoema (2007: 208) pendidikan karakter juga memiliki nilai dan prinsip:


(46)

   

(a) Nilai keutamaan

Manusia memiliki keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

(b) Nilai keindahan

Nilai keindahan ini ditafsirkan terutama pada keindahan fisik berupa hasil karya seni, patung, bangunan, dan sastra. Nilai keindahan dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh interioritas manusia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia.

(c) Nilai kerja

Jika ingin berbuat adil, manusia harus bekerja. Penghargaan atas nilai kerja inilah yang menentukan kualitas diri seorang individu.

(d) Nilai cinta tanah air

Pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai patriotisme secara mendalam (bukan chauvinis sempit) tetaplah relevan, mengingat ikatan batin seseorang senantiasa terpaku pada tanah tumpah kelahirannya, dan Ibu Pertiwi yang membesarkannya.

(e) Nilai demokrasi

Nilai demokrasi termasuk di dalamnya, kesedian untuk berdialog, berunding, bersepakat, dan mengatasi permasalahan dan konflik dengan cara-cara damai, bukan kekerasan, melainkan melalui sebuah dialog bagi pembentukan tata masyarakat yang lebih baik.


(47)

Dalam konteks berbangsa dan bernegara di Indonesia, nilai kesatuan ini menjadi dasar pendirian Negara.

(g) Menghidupi nilai moral

Nilai inilah yang oleh Sokrates diacu sebagai sebuah panggilan untuk merawat jiwa. Jiwa inilah yang menentukan apakah seorang itu sebagai individu merupakan pribadi yang baik atau tidak.

(h) Nilai-nilai kemanusian

Manusia sungguh-sungguh manusiawi itu merupakan bagian dari keprihatinan setiap orang. Menghayati nilai-nilai kemanusiaan mengandaikan sikap keterbukaan terhadap kebudayaan lain, termasuk disini kultur agama dan keyakinan yang berbeda.

2) Prinsip-prinsip dasar pendidikan karakter di sekolah

(a) Karaktermu ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, bukan apa yang kamu katakan atau kamu yakini.

(b) Setiap keputusan yang kamu ambil menentukan akan menjadi orang macam apa dirimu.

(c) Karakter yang baik mengandaikan bahwa hal yang baik itu dilakukan dengan cara-cara yang baik, bahkan seandainya pun kamu harus membayarnya secara mahal, seba mengandung resiko.

(d) Jangan pernah mengambil prilaku buruk yang dilakukan oleh orang lain sebagaipatokan bagi dirimu. Kamu dapat memilih patokan yang lebih baik dari mereka.

(e) Apa yang kamu lakukan itu memiliki makna dan transformatif. Seorang individu bisa mengubah dunia.


(48)

   

menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini akan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk dihuni.

d. Pendekatan Tematik Integratif

Menurut Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 221) menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu, dan tiap bahan pelajaran tidaklah berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintegrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain. Dalam belajar bahasa Indonesia, bahan pelajaran dapat dipadukan secara internal, misalnya keterampilan berbicara dengan tema pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat dan frasa. Sedangkan secara eksternal dipadukan dengan sastra atau bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mata pelajaran yang lain. Misalnya, untuk pelajaran kalimat majemuk, guru dapat memadukan kalimat majemuk dengan keterampilan membaca, dan bacaan itu diambil dari buku teks Sejarah, Ekonomi, Biologi, IPA, IPS, dan sebagainya. Artinya, siswa dapat ditugasi untuk mencari dan menemukan contoh-contoh kalimat majemuk di dalam buku-buku teks itu.

Pembelajaran di SD dengan kurikulum 2013 dilakukan secara tematik integratif. Melalui sistem tematik integratif, indikator mata pelajaran IPA dan IPS akan muncul di kelas IV, V, dan VI SD. Di SD, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun.


(49)

(a) Tema yang akan dibawakan dalam pembelajaran harus memiliki muatan rasa ingin tahu siswa.

(b) Tema harus didesain untuk membangun solusi dari konflik yang disampaikan.

(c) Kemampuan mendengar dan menyimak guru lebih diutamakan daripada berceramah.

2) Kelebihan pembelajaran tematik integratif

(a) Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya.

(b) Menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.

(c) Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar. (d) Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.

(e) Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

3) Manfaat pembelajaran tematik integratif


(50)

   

strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah.

(c) Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brain-friendly classroom).

(d) Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplosi konsep-konsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap.

(e) Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik dalam kehidupan berada dalam format ramah otak.

(f) Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam keidupannya sehari-hari.

(g) Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas.

(h) Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan cariasi cara penilaian.

4) Tahap pembelajaran tematik integratif

(a) Menentukan tema. Dimungkinkan disepakati bersama dengan peserta didik.

(b) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.


(51)

pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemostrasikan kegiatan dalam tema.

(d) Aktivitas kelompok dan diskusi. Yang memberi peluan berpartisipasi dan mencapai berbagai perspektif dari tema. Hal ini membangun guru dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek.

e. Pendekatan Saintifik

Menurut Hosnan (2014: 34) menyatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

1) Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) Berpusat pada siswa.


(52)

   

atau prinsip.

(c) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

(d) Dapat mengembangkan karakter siswa. 2) Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

(a) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

(b) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

(c) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

(d) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

(e) Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.

(f) Untuk mengembangkan karakter siswa.

3) Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

(a) Pembelajaran berpusat pada siswa.


(53)

(d) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengkomodasi konsep, hokum, dan prinsip.

(e) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

(f) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

(g) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

(h) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

4) Langkah-Langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik), meliputi: menggali informasi melalui observing/ pengamatan, questioning/ bertanya, experimenting/ percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, associating/ menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta, serta membentuk jaringan/ networking.

Selain itu, menurut M. Lazim (2013:1) menyatakan bahwa pendekatan sainstifik merupakan konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran


(54)

   

mencoba/mencipta, menyajikan/mengkomunikasikan. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

1) Langkah-langkah Pendekatan Saintifik (Permendikbud 81A)

Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (1) Mengamati, (2) Menanya, (3) Mengumpulkan informasi, (4) Menalar, (5) dan mengkomunikasikan.

(a) Mengamati

Kegiatan belajar dari mengamati adalah: membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat peraga). Kompetensi yang dikembangkan dari mengamati adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

(b) Menanya

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari menanya kompetensi yang dikembangkan adalah kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan


(55)

hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. (c) Mengumpulkan informasi

Kegiatan belajar dari hasil mengumpulkan informasi adalah melakukan eksperimen merupakan sebuah percobaan, dimana siswa dapat melakukan percobaan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis agar dapat mempermudah siswa untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi. Membaca sumber lain selain buku teks adalah salah satu cara untuk bisa mengumpulkan informasi lebih banyak lagi, tidak hanya berpatokan pada satu buku. Dengan membaca sumber lain seperti, majalah, koran, internet, dan buku-buku lain akan mempermudah mengumpulkan informasi. Mengamati objek/ kejadian/ aktivitas adalah mengamati atau mengobservasi suatu kegiatan yang dilakukan. Wawancara dengan narasumber adalah sebuah dialog yang terjadi antara seseorang dengan satu orang atau lebih untuk mendapatkan informasi yang lebih sesuai.

Dari kegiatan belajar mengumpulkan informasi kompetensi yang dikembangkan adalah: sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

(d) Menalar

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi


(56)

   

sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Kegiatan belajar dari hasil menalar. Kompetensi yang dikembangkan adalah sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

(e) Mengkomunikasikan

Kegiatan belajar mengkomunikasikan berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan dari hasil menalar adalah: jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

f. Penilaian Otentik

Menurut Hosnan (2014: 387) menyatakan bahwa penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan, baik intelektual ataupun mental siswa. Penilaian otentik bertujuan mengevaluasi kemampuan siswa dalam konteks


(57)

pengetahuan dan keterampilan ke dalam tugas-tugas yang otentik. Melalui penilaian otentik ini, diharapkan berbagai informasi yang benar dan akurat dapat terjaring berkaitan dengan apa yang benar-benar diketahui dan dapat dilakukan oleh siswa.

Kegiatan penilaian yang dilakukan selain melihat pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang didapat tersebut, juga harus memperhatikan prinsip penilaian. Prinsip yang harus diterapkan dalam penilaian otentik adalah sebagai berikut:

1) Penilaian otentik mengacu pada ketercapaian standar nasional (didasarkan pada indikator). Kurikulum dan hasil belajar berdasarkan setiap mata pelajaran memuat tiga kompetensi utama, yaitu kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, dan materi pokok. Kompetensi dasar adalah gambaran umum tentang apa yang harus dilakukan siswa, bagaimana cara menilai siswa yang sudah meraih kompetensi tertentu tidak langsung digambarkan di dalam pernyataan tentang kompetensi. Rincian yang lebih banyak tentang apa yang diharapkan dari siswa digambarkan dalam indikator belajar.

2) Penilaian otentik harus menyeimbangkan tiga ranah. Penilaian yang dilakukan cukup memberi cakupan terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) secara seimbang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penilaian berbasis kelas adalah sebagai berikut:

(a) Penilaian aspek kognitif lebih mudah bila dibandingkan dengan mengukur ranah afektif maupun psikomotorik. Proses pengukuran aspek kognitif digunakan dengan cara lisan atau tulisan.


(58)

   

kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian aspek afektif tidaklah semudah mengukur aspek kognitif. Pengukuran aspek afektif tidak dapa dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa memerlukan waktu yang relatif lama. Beberapa cara terbaik menilai aspek afektif, yaitu dengan cara (1) Observasi, yang merupakan teknik yang paling mudah digunakan untuk menilai kemampuan hamper setiap ranah. Guru yang berpengalaman memiliki kemampuan mengamati kinerja siswa di dalam dan di luar kelas. (2) Wawancara dan kuesioner, sebagai alat untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan, atau perasaan hasil belajar siswa. (3) Esai, guru dapat memberi pertanyaan kepada siswa untuk membuat sebuah tulisan atau karangan mengenai perasaannya dan sikapnya terhadap suatu gejala tertentu. (4) Pernyataan pendapat (skala sikap). Sikap siswa dapat dinilai dengan menggunakan respons alternatif. Setuju-tidak setuju, tertarik-tidak tertarik, menyenangkan-tidak menyenangkan. (5) Iventori, dapat digunakan untuk mengukur minat. (6) Sosiometri, yang dapat digunakan mengukur kemampuan penyesuaian sosial siswa, seperti hubungan sosial siswa dengan teman sekelasnya.

(c) Penilaian terhadap aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar. Mengukur aspek psikomotorik dilakukan terhadap hasil belajar yang berupa penampilan.

Selain itu, menurut Hamid Mohammad (2013:7) menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan


(59)

alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

Teknik dan instrument penilaian adalah sebagai berikut:

1) Penilaian kompetensi sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian sejawat (peer assessment), dan jurnal.

2) Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

3) Penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui pengamatan kinerja yang meminta peserta didik mendemonstrasikan kompetensi tertentu, melalui praktik, projek, atau portofolio.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Dalam penelitian ini, model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 81) bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Dalam model Kemp terdapat siklus pengembangangan yang meliputi, identifikasi pembelajaran (Instructional Problems), analisis siswa (Learning Characteristic), analisis tugas (Task Analysis), merumuskan indikator (Instructional Objective), urutan isi (Content Sequencing), strategi pembelajaran (Instructional Strategies), cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran (Instructional Delivery), penyusunan instrumen evaluasi (Evaluation Instrument), pemilihan media atau sumber belajar (Instructional Resources), pelayanan pendukung (Support Rervices), kemudian evaluasi formatif (Formative), dan evaluasi sumatif (Summaratuve Evaluation) yang dilanjutkan dengan adanya revisi perangkat pembelajaran (Revision).


(60)

   

pembelajaran model Kemp:

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Jerold E. Kemp

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.


(61)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).


(62)

   

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

e. Urutan Isi (Content Sequencing)

Urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

g. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery)

Cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran dengan menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian


(63)

ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusus telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources),

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.


(64)

   

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari.

l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada subtema Perjuangan Para Pahlawan kelas IV SD. Pengembangan perangkat pembelajaran ialah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran yang berupa pengembangan silabus, rencana pelaksanaan


(65)

(Permendikbud Standar Proses, 2013: 4).

Berikut mengenai perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam subtema Perjuangan Para Pahlawan untuk kelas IV SD (Permendikbud Standar Proses, 2013: 5).

a. Silabus

1) Pengertian Silabus

Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono (2014: 6) menyatakan bahwa silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

(a) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

(b) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.

(c) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berintekrasi dengan objek belajar.

(d) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi.

(e) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai.


(66)

   

tertentu.

(g) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu.

2) Pengembangan silabus

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat kegiatan guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.

(a) Guru

Sebagai tenaga professional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri.

(b) Kelompok guru

Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak seolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut.

(c) Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)

Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat.


(67)

Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.

3) Prinsip pengembangan silabus (a) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. (b) Relevan

Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

(c) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

(d) Konsisten

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.

(e) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.


(68)

   

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

(g) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

(h) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).

(i) Desentralistik

Pengembangan silabus ini bersifat desentralistik. Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.

4) Tahap-tahap pengembangan silabus (a) Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.

(b) Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.


(1)

NO. KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAKAR KURIKULUM SD 2013 GURU KELAS IV SD A

GURU KELAS IV SD B

pembelajaran yang

menyenangkan dan bermakna

8

Pengaturan skenario

pembelajaran dengan alokasi

waktu proporsional

4 4 5

I PENILAIAN

1 Penilaian bersifat otentik

(kontekstual dan menggunakan

beragam teknik penilaian)

meliputi sikap spiritual, sikap

sosial, pengetahuan, dan

keterampilan

4 5 5

2 Kesesuaian teknik, bentuk, dan

instrumenpenilaian dengan

indikator yang akan dicapai

5 4 5

3 Kesesuaian kunci jawaban

dengan soal

4 5 5

4 Kesesuaian tugas dengan rubrik

penilaian


(2)

NO. KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAKAR KURIKULUM SD 2013 GURU KELAS IV SD A

GURU KELAS IV SD B

5 Kesesuaian pedoman penskoran

dari soal dan rubrik penilaian

4 5 4

J LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

1 Kelengkapan unsur-unsur LKS

(tujuan, petunjuk, kegiatan

belajar, dan refleksi)

4 5 5

2 Rumusan petunjuk LKS

sederhana dan mudah dipahami

siswa

4 4 4

3 Rumusan kegiatan pembelajaran

dalam LKS singkat, sederhana,

dan mudah dipahami siswa

4 4 4

4 Urutan kegiatan pembelajaran

pada LKS runtut

4 4 5

5 Kegiatan pembelajaran dalam

LKS memungkinkan tercapainya

indikator/tujuan pembelajaran

4 4 4

6 Kegiatan pembelajaran dalam

LKS mencerminkan pendekatan


(3)

NO.

KOMPONEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PAKAR KURIKULUM

SD 2013

GURU KELAS IV SD A

GURU KELAS IV SD B

scientific

7 Bahasa yang digunakan pada

LKS sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa

4 4 5

8 Tersedia beberapa pertanyaan

untuk refleksi

4 4 4

9 Tampilan LKS indah dan menarik 5 4 4

J BAHASA

1 RPP menggunakan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar

3 4 5


(4)

LAMPIRAN 7

PERANGKAT


(5)

LAMPIRAN 8


(6)

BIODATA PENULIS

Cut Nur Aisyah lahir di Suka Maju, 02 Agustus 1993.

Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri 3 Desa Lugu

Daerah Kabupaten Simelue Timur, tamat pada tahun 2005.

Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 2

Simeulue Timur, tamat pada tahun 2008. Pendidikan

menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Simeulue Timur, tamat pada tahun

2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan

terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Rintisan Program Pendidikan Guru Terintegrasi (PPGT). Pendidikan di

pergguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul

“Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Perjuangan

Para Pahlawan Untuk Siswa Kelas Empat (1V) Sekolah Dasar”

. Pengembangan

perangkat pembelajaran tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang

membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD

2013.