Pengembangan perangkat pembelajaran subtema barang dan jasa mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar.

(1)

BARANG DAN JASA MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA

KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Thomas Aquinas Bhato Tau Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayal okal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borgdan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasiahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara, analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh seorang pakar kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi seorang pakar kurikulum 2013 menghasilkan skor 179 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor183(baik) dan189(baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata total 183,67 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicoba sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

THE DEVELOPMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON

ELEMENTARYCURRICULUM 2013 SUBTHEME BARANG DAN JASA FOR FOURTH (IV) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Thomas Aquinas Bhato Tau Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This is study categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gal, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD N Kalasan 1, while the questionnaire were used to validate the learning instrument from someone experts of 2013 curriculum, and two teachers of first grade.

Based on the someone expert of 2013 curriculum validation score 179means (good), 2 teachers of first grade validation score are 183 (good) and 189 means (good). The learning instrument gets the average score of 183,67and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be tested is limited as the learning intrument refers to 2013 curriculum.


(3)

KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Thomas Aquinas Bhato Tau NIM. 111134302

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Thomas Aquinas Bhato Tau NIM. 111134302

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

(6)

(7)

iv

Karya ini kupersembahkan untuk:

TuhanYesus

Yang selalu menyertaiku serta memudahkanku dalam kelancaran mengerjakan penelitian ini

Bunda Maria

Yang selalu membimbingku dan menuntunku ke jalan yang benar

Bapak SiprianusPake

yang menjadikanku sebagai seorang yang kuat

Ibundaku tersayang IbuAgustina My

Yang selalu setia memberikan kasihsayangnya

Adikku Pangkrasia Epifania Renge Pake danVeronikaMbejoPake yang selalu memberikanku perhatian dan nasihat yang tulus

Untuk teman-teman seperjuangan PPGT angkatan 1

Yang selalu menemani dan memberikan motivasiu ntuk terus berjuang

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

Jangan Pernah ada kata mundur, sebelum berusaha

Apa yang kau tanam, itulah yang kaupetik

Apa yang kau lakukan hari ini itulah yang akan menentukan masa depanmu

Jangan takut untuk mengambil resiko, ketika kau melewatinya kau akan terlatih untuk menjadi lebih kuat


(9)

(10)

(11)

viii

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA

BARANG DAN JASA MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK

SISWA KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Thomas Aquinas Bhato Tau Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budayal okal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borgdan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasiahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara, analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh seorang pakar kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi seorang pakar kurikulum2013 menghasilkan skor179 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor183 (baik) dan189 (baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata total 183,67 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak diujicoba sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(12)

ix

THE DEVELOPMENT OF LEARNING ISTRUMENT BASED ON

ELEMENTARYCURRICULUM 2013 SUBTHEME BARANG DAN JASA FOR FOURTH (IV) GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Thomas Aquinas Bhato Tau Sanata Dharma University

2015

This research was conducted because there are still many teachers who need an example of the learning instrument that refers to Elementary Curriculum 2013. The purposed of this research was to produce learning instrument refers to 2013 curriculum using thematic integrative approach, scientific approach, character education based on local culture, and the use of authentic asessment in the learning activity.

This is study categorized a Research and Development. The material development was developed by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted by Borg and Gal, the principle of this research became more simply development model. There are fifth steps in this research. They are: (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation, and (5) design revision, in such ways it created a final product in a form of learning instrument refers to 2013 curriculum for elementary students at first grade. The research instrument were applied interview and questionnaire. The interview was applied to analize the teachers need of SD N Kalasan 1, while the questionnaire were used to validate the learning instrument from someone experts of 2013 curriculum, and two teachers of first grade.

Based on the someone expert of 2013 curriculum validation score 179means (good), 2 teachers of first grade validation score are 183 (good) and 189 means (good). The learning instrument gets the average score of 183,67and it is categorized good . The validation result based on eleven aspects, they are: 1) identity of the RPP, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) teaching materials, 11) languages. Therefore the learning intrument that was developed is appropriate to be tested is limited as the learning intrument refers to 2013 curriculum.


(13)

x

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Barang dan Jasa Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Kepala Program Studi PGSD. 3. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

5. Dra. MaslichahAsy’ari, M.Pd. Selaku validator PakarKurikulumSD 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

6. Sarjono, S.Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah

7. Sri Rejeki.Selaku guru kelas IV SDNegeri Kalasan 1 yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Bapak dan ibunda tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Adikku Pangkrasia Epifania Renge Pake danVeronika Mbejo Pake yang selalu memberikan semangat

10.Teman-teman seperjuangan PPGT angkatan 2011 yang telah berjuang bersama melaksanakan skripsi payung pengembangan bahan ajar mengacu Kurikulum 2013.


(14)

(15)

xii

HALAMAN JUDUL... I

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. Ii

HALAMAN PENGESAHAN………... Iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……… Iv

HALAMAN MOTTO……… V

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… Vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii

ABSTRAK………. Viii ABSTRACT………... Ix KATA PENGANTAR………... X DAFTAR ISI……….. Xii DAFTAR TABEL……….. Xv DAFTAR GAMBAR………... Xvi DAFTAR LAMPIRAN………... Xvii BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 6

B. Rumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian………. 6

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Batasan Istilah………... 8

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan……….. 9

BAB II LANDASAN TEORI... 13

A. Kajian Pustaka………... 13

1. Kurikulum SD 2013………... 17

a. Rasional Kurikulum SD 2013………. 17

b. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013………. 19

c. Pendidikan Karakter………... 23

d. Pendekatan tematik integratif….………….………... 26


(16)

xiii

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……….. 54

c. Penilaian Otentik………... 55

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)………... 57

e. Bahan Ajar………... 60

B. Penelitian yang Relevan………... 64

C. Kerangka Pikir………. 66

D. Pertanyaan Penelitian……….. 67

BAB III METODE PENELITIAN……….. 69

A. Jenis Penelitian……… 69

B. Prosedur Pengembangan………... 69

1. Potensi dan Masalah……… 70

2. Pengumpulkan Informasi………. 70

3. Desain Produk………... 70

4. Validasi Desain……… 71

5. Perbaikan Desain………. 71

C. Jadwal Penelitian………... 73

D. Validasi Produk……… 74

E. Teknik Pengumpulan Data……….. 75

1. Wawancara……… 75

2. Studi Dokumen………... 75

3. Kuesioner……….. 75

F. Instrumen Penelitian……… 76

1. Pedoman Wawancara……… 76

2. Lembar Kuesioner………... 78

G. Teknik Analisis Data………... 82

1. Data Kualitatif………... 82

2. Data Kuantitatif………... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 87


(17)

xiv

B. Deskripsi Produk Awal………... 94

1. Silabus………... 95

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)………... 96

3. Penilaian……….. 98

4. Lembar Kerja Siswa (LKS)………. 99

5. Bahan Ajar ……….. 100

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk………... 101

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013……… 105

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan……….. 110

1. Kajian Produk Akhir……… 111

2. Pembahasan………... 113

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN……….. 117 A. Kesimpulan………... 117

B. Keterbatasan Pengembangan….……… 118

C. Saran……… 119

DAFTAR PUSTAKA……….... 120


(18)

xv

Tabel1.KesenjanganKurikulum……….. 15

Tabel 2. Perumusan Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan Kurikulum 2013………… 19

Tabel 3. Diagram Elemen Perubahan……… 20

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian……… 73

Tabel 5. Instrumen Survei Kebutuhan………... 77

Tabel 6.Lembar Kuesioner yang digunakan Untuk Validasi Pakar Kurikulum SD dan Guru SD………... 78

Tabel 7. Konversi Nilai Skala Lima……….. 83

Tabel 8. Kriteria Skor Skala Lima………... 85

Tabel 9. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi……… 103

Tabel 10. Saran Ibu KK Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan Revisi…... 107

Tabel 11. Saran Ibu MA Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan Revisi…... 109

Tabel 12. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum 2013………... 104


(19)

xvi

Gambar 1. Piramida 3 Ranah………... 34

Gambar 2. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik………... 35

Gambar 3. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp………. 43


(20)

xvii

Surat Ijin Observasi dan Wawancara……… 124

SuratKeterangan Sudah Melakukan Wawancara………. 127

Keterangan Hasil Wawancara………... 129

Hasil Mentah Validasi Pakar Kurikulum 2013………. 133

Hasil Mentah Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013………... 138


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjamin kehidupan suatu Negara menjadi lebih baik.Di Indonesia pendidikan terus diprioritaskan dan dikembangkan agar menciptakan peserta didik yang unggul dalam berbagai hal serta dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.Hal ini terbukti dengan adanya perubahan-perubahan kurikulum di Indonesia.Tahun 2006 pemerintah mengeluarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), namun kurikulum tersebut belum menjamin keberhasilan peserta didik dalam hal pengetahuan, karakter peserta didik dan keterampilan peserta didik, sehingga pemerintah mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Pemerintah Indonesia berupaya agar dapat memperbaruhi proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah dengan adanya perubahan kurikulum demi berkembangnya mutu pendidikan di Indonesia.

Bahri (2010:33) mengungkapkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, keduanya mempunyai saling ketergantungan satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik, akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran. siswa dapat belajar dalam


(22)

susasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Pada kenyataan yang terjadi di Indonesia proses belajar mengajar belum berjalan dengan baik. Siswa belum merasakan suasana wajar yang seharusnya mereka dapat pada saat pembelajaran.siswa lebih cenderung diam dan kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran. hal tersebut dikarenakan guru belum bisa membuat pembelajaran yang banyak melibat siswa dalam proses pembelajaran.

Suyono (2011: 9) berpendapat bahwa belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Pendapat tersebut jika kita bandingkan dengan kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan Indonesia, belum terlihat hasil yang memuaskan.Pengetahuan, keterampilan serta karakter generasi mudah Indonesia masih tergolong rendah.Hal tersebut disebabkan oleh proses belajar mengajar yang belum baik di Indonesia. kurangnya tenaga guru yang profesional menjadi alasan utama terselenggaranya proses belajar mengajar yang baik di Indonesia.

Ahmadi (2014:105) mengungkapkan bahwa, peran guru sebagai tenaga kependidikan tidak hanya sebagai pemegang tonggak peradapan saja, melainkan juga sebagai rahim peradapan bagi kemajuan zaman.Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal sangat vital bagi dirinya kelak.Dari pendapat tersebut


(23)

dapat disimpulkan bahwa, guru merupakan media yang paling penting untuk memajukan mutu pendidikan.Pada kurikulum 2013 ini, guru diharapkan untuk bisa membawa siswa ke pembelajaran yang lebih baik lagi. Kurikulum 2013 lebih menuntut siswa agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Kunandar (2014:32) mengungkapkan bahwa, kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standar education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi, di mana pada kurikulum ini peserta didik diharapkan mempunyai kemampuan dalam bidang religiusitas, sikap, pengetahuan dan keterampilan.Kurikulum 2013 merupakan kurikulum hasil pembaharuan dari kurikulum 2004 kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum 2006 kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum ini lebih mengedepankan pembentukan karakter, karena dengan karakter yang baik peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya dengan baik.Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 KTSP tidak berbeda jauh, keduanya sama-sama menerapkan pembelajaran yang kontekstual atau pembelajaran yang didasarkan dari kehidupan nyata siswa.Pendekatan yang digunakan pada kurikulum 2013 ini adalah pendekatan saintifik.Dibutuhkan wawasan guru yang luas untuk bisa memahami dan menerapkan kurikulum 2013 ini dengan baik. Guru harus memahami proses


(24)

yang ada di dalam pendekatan saintifik yakni mengamati, bertanya, mengklarifikasi, mencoba, menpresentasikan. Pada kurikulum 2013 ini, peran guru hanya sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran. Siswa bukan lagi bekerja secara individu saja, tetapi siswa bekerja sebagai tim atau dalam kelompok.

Untuk sekolah dasar kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik terpadu untuk semua mata pelajaran. Pembelajaran tidak lagi dipilah menjadi mata pelajaran-mata pelajaran tertentu, namun digabungkan menjadi satu dengan tema yang sudah ditentukan dari pemerintah.Pada kurikulum ini, guru menjadi lebih mudah dalam mendesain perangkat pemelajaran, karena perangkat pembelajaran sudah disusun pada buku ajar atau buku guru.Namun, dengan hal tersebut guru juga harus mampu memodifikasi perangkat pembelajaran menjadi lebih baik lagi dan sesuai dengan kondisi yang ada pada tempat guru tersebut mengajar.Guru harus benar-benar terampil untuk bisa mendesain kegiatan pembelajaran sesuai dengan tema dan pembelajaraan yang ada. Pada kenyataan sekarang, banyak guru yang masih kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 yakni pembelajaran tematik di sekolah dasar.

Perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, penilaian,media pembelajaran, bahan ajar dan sumberbelajar. Guru diharapkan untuk dapat


(25)

mengimplementasikan perangkat pembelajaran kurikulum 2013 ke dalam proses pembelajaran setiap hari di sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada guru kelas IV SDN Kalasan 1 berinisial SR, mengenai survei kebutuhan sekolah pada tanggal 17 Mei 2014menunjukkan bahwa, sekolah sudah memiliki (silabus, RPP,LKS,evaluasi, penilaian,buku guru dan buku siswa), pemahaman guru tentang kurikulum 2013 sudah dapat dikategorikan baik, namun guru masih kesulitan dalam hal penilaian dan menyusun instrumen penilaian yang efektif untuk semua aspek. Guru belum bisa membuat instrument penelitian yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang mencakup semua aspek.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan perangkat pembelajaran subtema barang dan jasa mengacu kurikulum SD 2013untuk siswa kelas IV SD” untuk tulisan ini. Peneliti mencoba untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dalam kurikulum 2013 pada sub tema “Barang dan Jasa” di kelas IV ini menjadi lebih lengkap.


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema 2 Barang dan Jasa untuk siswa kelas IV SD Mengacu kurikulum 2013 tema Berbagai Pekerjaan untuk siswa kelas IVSekolah Dasar?

2.Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema 2 Barang dan Jasa mengacu kurikulum 2013 tema Berbagai Pekerjaan untuk siswa kelasIV Sekolah Dasar?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema 2 Barang dan Jasa mengacu kurikulum SD 2013 tema Berbagai Pekerjaan untuk siswa kelas IVSekolah Dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran subtema 2 Barang dan Jasa mengacu kurikulum SD 2013 tema Berbagai Pekerjaan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.


(27)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013.

2. Bagi guru

Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan merupakan salah satu referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.

3. Bagi siswa

Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015

4. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini bermanfaat untuk memberikan inspirasi dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013.


(28)

5. Bagi prodi PGSD

Bagi prodi penelitian ini bermanfaat menambah bahan bacaan terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis kurikulum 2013 pada siswa kelas IV SD tahun ajaran 2014/2015

E. Batasan Istilah

1. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan sebuah proses yang terjadi dalam pembelajaran yaitu proses mendidik agar siswa dapat memetik nilai-nilai kebenaran dan membentuk sikap atau karakter baik agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari dan membawa dampak positif di lingkungan sekitarnya.

2. Pendekatan tematik integratif

Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengelaman bermakna kepada siswa.

3. Pendekatan saintifik adalah

Pendekatan sainstifik merupakan proses pembelajaran yang menggunakan cara ilmiah yang melibatkan siswa secara langsung untuk melalui tahapan pembelajaran yakni mengamati ( mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep.


(29)

4. Penilaian Otentik adalah

Penilaian otentik merupakan sebuah system penilaian yang objektif yang dinilai melibatkan semua aspek mulai dari pengetahuan, sikap,dan keterampilan.

Kurinasih (2014: 48) mengungkapkan bahwa, penilaian autentik adalah penilaian yang secara komprehensif untuk menialai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

Komponen RPPTH ini memuat komponen-komponen yang terdapat dalam RPPTH mulai dari Satuan Pendidikan, Kelas/ semester, Tema/ subtema, Pertemuan ke berapa, Alokasi waktu, KI, KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Kegiatan Pembelajaran, LKS, Sumber dan Bahan, Penilaian, dan Lampiran.


(30)

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum 2013 adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH).Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Penyusunan RPPTH dengan menggunakan pendekatan tematik integratif sesuai dengan karakteristiknya. Di mana pembelajaran harus berpusat pada siswa, Memberikan pengalaman langsung kepada siswa, Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, Bersifat fleksibel, dan hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.

RPPTH yang disusun dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri dari mengamati (observating), menanya (questioning), menalar (associating),


(31)

mencoba (experimenting), dan membentuk jejaring (networking).Pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang diakhir dari setiap pembelajaran siswa harus suatu karya ilmiah.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian autentik.

Penilaian yang digunakan dalam RPPTH adalah penilaian otentik.Penilaian otentik terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis.Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan.Kinerja siswa dinilai melalui pengamatan menggunakan lembar pengamatan.Penilaian proyek digunakan untuk menilai tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa menurut periode waktu tertentu.Berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data.Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa.Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi atas materi yang sudah dipelajari.Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.


(32)

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

Penyusunan RPPTH dengan memperhatikan ketentuan EYD.Di mana penyusunannya memperhatikan tanda baca, penulisan huruf kapital, bakuan kata, Serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.


(33)

13 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurinasih (2014:3) menjelaskan bahwa pengertian kurikulum secara etimologis adalah tempat berlari dengan kata yang berasal dari bahasa latincurir yaitu pelari, dan curere yang artinya tempat berlari. Pengertian kurikulum dalam pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Edwar A. Krug (dalam Kurinasih 2014:5) mengungkapkan bahwa kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.

Kurinasih (2014:3) mengungkapkan bahwa, terlepas dari silang pendapat di tengah masyarakat dan parah ahli, kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) 2004.KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah. Mulyasa (2014:66)


(34)

Dari pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum hasil dari penyempurnaan kurikulum 2004 berbasis kompetensi dan kurikulum 2006 (KTSP) yang lebih menekankan berbagai ranah mulai dari kognitif, afektif dan psikomotorik demi mempersiapkan lulusan pendidikan yang unggul menghadapi era globalisasi.

Alasan terjadinya perubahan kurikulum, dari kurikulum KTSP 2006 menjadi kurikulum 2013;

Mulyasa (2014:60) merumuskan bahwa, perlunya perubahan kurikulum juga karena adanya beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut; (diadaptasi dari materi sosialisasi Kurikulum 2013)

1) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannyamelampui tingkat perkembangan usia anak.

2) Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, dan tujuan pendidikan nasional.

3) Kompetensi yang dikembangakan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)

4) Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatandan


(35)

metode pembelajaran konstruktufistik, keseimbangan soft skills and hard skills ,serta jiwa kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum.

5) Kurikulum belumpeka dan tanggap terhadap berbabagi perubahan social yang terjadi pada tingkat local, nasional, maupun global.

6) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

7) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remedias dan pengayaan secara berkala. Di samping beberapa kelemahan sebagaimana dikemukakan di atas, perubahan dan pengembangan kurikulmu diperlukan karena adanya beberapa kesenjangan kurikulum yang sedang berlaku sekarang (KTSP). Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang berlangsung cepat dalam era global dewasaini, dapat diidentifikasi beberapa kesenjangan kurikulum sebagai berikiut;

Tabel 1. Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN A. KOMPETENSI LULUSAN 1. Belum sepenuhnya menekankan

pendidikan karakter

1. Berkarakter mulia 2. Belum menghasilkan keterampilan

sesuai kebutuhan

2. Keterampilan yang relevan 3. Pengetahuan-pengetahuan lepas 3. Pengetahuan-pengetahuan terkait B. MATERI PEMBELAJARAN B. MATERI PEMBELAJARAN 1. Belum relevan dengan kompetensi

yang dibutuhkan

1. Relevan dengan materi yang dibutuhkan


(36)

2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial 3. Terlalu luas, kurang mendalam 3. Sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

C. PROSES PEMBELAJARAN C. PROSES PEMBELAJARAN 1. Berpusat pada guru 1. Berpusat pada peserta didik 2. Proses pembelajaran berorientasi

pada buku teks

2. Sifat pembelajaran yang kontekstual

3. Buku teks hanya memuat materi bahasan

3. Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, system penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN D. PENILAIAN

1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional 2. Tes menjadi cara penilaian yang

dominan

2. Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. Memenuhi kompetensi profesi saja 1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2. Fokus pada ukuran kinerja PTK 2. Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM PENGELOLAAN KURIKULUM 1. Satuan Pendidikan mempunyai

pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1. Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaankurikulum di tingkat satuan pendidikan

2. Masih terdapat kecendruan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulumdengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan pesrta didik, dan potensi daerah

3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman


(37)

Mohamad dalam buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, merumuskan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengantisipasikebutuhan kompetensi Abad 21. Pada abad ini, sebagaimana dapat kita bersama saksikan, kemampuankreativitas dan komunikasi akan menjadi sangat penting. Sejalan dengan itu, rumusan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013 mengedepankan pentingnya kreativitas dan komunikasi.

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013

Permendikbud kurikulum 2013 merumuskan rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013 sebagai berikut;

1) Rasional Kurikulum 2013 (a) Tantangan internal

(1) Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolahan, Standar Biaya, Standar Sarana prsarana, Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penialaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

(2) Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

(b) Tantangan Eksternal Tantangan Masa Depan


(38)

(2) Masalah lingkungan hidup. (3) Kemajuan teknologi informasi. (4) Konvergensi ilmu dan teknologi. (5) Ekonomi berbasis pengetahuan.

(6) Kebangkitan industri kreatif dan budaya. (7) Pergeseran kekuatan ekonomi dunia. (8) Pengaruh dan imbas teknosains.

(9) Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan. (10) Materi TIMSS dan PISA.

Kompetensi Masa Depan

(1) Kemampuan berkomunikasi.

(2) Kemampuan berpikir jernih dan kritis.

(3) Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan. (4) Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab.

(5) Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.

(6) Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal. (7) Memiliki minat luas dalam kehidupan.

(8) Memiliki kesiapan untuk bekerja.

(9) Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya. (10) Memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan.


(39)

(c) Pola pikir perumusan kurikulum

Tabel 2. Perumusan Kurikulum 2004, 2006, Dan Kurikulum 2013 No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013 1. Standar Kompetensi Lulusan p

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan berdasarkan

Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Kompetensi Lulusan melalui Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata

pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) Sumber: Modul Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum 2013 b. Elemen perubahan kurikulum 2013

Uji Publik Kurikulum 2013 dalam Mulyasa (2012:77) merumuskan bahwa, dalam rangka pengembangan kurikulum 2013, pada tingkat nasional dilakukan penataan terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP), terutama pada Standar


(40)

Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat dalam diagramberikut ini;

Tabel 3.Diagram Elemen Perubahan

ELEMEN

Deskripsi

SD SMP SMA SMK

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan Kedudukan

Mata Pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Pendekatan (isi) Tematik Integratif dalam semua mata pelajaran Mata pelajaran Mata pelajaran wajib dan pilihan Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi Struktur Kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) isi -Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya -Pembelajara n dilaksanakan dengan pendekatan sains -jumlah mata pelajaran dari 10 -TIK menjadi media semua mata pelajaran -pengembanga n diri terintegrasi pada setiap mata pelajaran dan ekstrakulikule r -jumlah mata pelajaran dari 12 menjadi 10 -jumlah jam

-perubahan sistem ada pada mata pelajaran wajib dan ada pada mata pelajaran pilihan -terjadi pengurangan mata pelajaran yang seharusnya diikuti siswa -jumlah jam bertambah 2 -penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spectrum kebutuhan saat ini -penyeragaman mata pelajaran dasar umu -produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industry - pengelompoka


(41)

menjadi 6 -jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajara n bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajarana n matapelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci pembagiannya. ELEMEN Deskripsi

SD SMP SMA SMK

Proses pembelajaran

 Standar kompetensi yang semula terfokus pada

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

 Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat.

 Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

 Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.

Tematik dan terpadu

IPA dan IPS masing-masing diajarkan secarah terpadu Adanya mata pelajaran wajib pilihan sesuai bakat dan minatny a Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industry

Penilaian  Penilaian berbasis kompetensi

 Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur

kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, ketermpilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)


(42)

pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

 Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

 Mendorong pemanfaattan portofolio yang dibuat siswa sebagai insrumen utama penilaian

Ekstrakurikule r

 Pramuka (wajib)  UKS

 PMR  B. Inggris

 Pramuka  UKS  PMR  Dll

Perlunya ekstrakurikuler partisipasi aktif siswa dalam permasalahan

kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka) Sumber: Uji Publik Kurikulum 2013 (dalam Mulyasa2012:77)

Di samping penataan terhadap SNP di atas, juga dilakukan penataan terhadap mata pelajaran yakni: Agama, PPKN, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Pada tingkat nasional, pengembangan kurikululum meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secarah vertical maupun horizontal dalam rangka merealisaikan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan pembelajaransecara berjenjang dan berkesenambungan.Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang tidak harus berjenjang dan berkesenambungan, termasuk pendidikan keluarga (UUSPN).

Secara vertical berkaitan dengan kontinuitas pengembangan kurikulum antara berbagai jenjang pendidikan (pendidikan dasar, menengah,


(43)

dan pendidikan tinggi).Sedangkan secara horisontal berkaitan dengan keselarasan antar berbagai jenis pendidikan dalam berbagai jenjang.Jenis pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejujuran, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional. c. Pendidikan karakter

1) Pengertian

Maksudin (2013:51), merumuskan kembali dari para aktivis pendidikan karakter yang mencoba melukiskan pilar-pilar penting dalam pendidikan karakter meliputi 9 pilar yang kait mengait, yaitu (1) responsibility (tanggung jawab), (2) respect (rasa hormat), (3) fairness (keadilan), (4) courage (keberanian), (5) honesty (kejujuran), (6) citizenship (kewarganegaraa), (7) self- discipline (disiplin diri), (8) caring (peduli), (9) perseverance (ketekunan). Dalam uraian tersebut, dijelaskan bahwa nilai-nilai dasar kemanusiaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan bervariasi antara lima sampai sepuluh aspek. Di samping itu, pendidikan karakter memang harus mulai dibangun dirumah, dan dikembangkan di lembaga pendidikan sekolah bahkan diterapkan secara nyata di dalam masyarakat. Pendidikan karakter sangat penting diterapkan dengan alasan (1) karakter adalah bagian esensial manusia dan karenanya harus dididikkan, (2) saat ini karakter generasi mudah (bahkan juga generasi tua) mengalami erosi, pudar, dan kering


(44)

keberadaanya, (3) terjadi detolisasi kehidupan yang diukur denga uang yag dicari dengan menghalalkan segalah cara, dan (4) karakter merupakan salah satu bagian manusia yang menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan warga bangsa.

Ratna Megawangi (dalam Kesuma,dkk. 2011:5) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijakdan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif kepada lingkungannya. Defenisi lainnya dikemukakan oleh Fakry Gaffer 2010 “sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.

Koesoema (2007:44) mengungkapkan bahwa, jika dilihat dari pengelaman sejarah bangsa, pendidikan karakter sesunggunya bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia.Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal, seperti R. A. Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Moh. Natsir, dll, telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang mereka alami.Pendidikan karakter secara sistematis diterapkan dalam pendidikan dasar dan menengah merupakan sebuah daya tawar berharga bagi seluruh komunitas.Para siswa


(45)

mendapatkan keuntungan dengan memproleh perilaku dan kebiasaan positif yang mampu meningkatkan rasa percaya diri mereka, membuat hidup mereka lebih bahagia dan lebih produktif.

Kesuma,dkk. (2011:5) mendefinisikan pendidikan karakter dalam seting sekolah sebagai “pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujukoleh sekolah.” Definisi ini mengndung makna:

(a) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran

(b) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh. Asumsi anak merupakan organisme manusia yang memililki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan

(c) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk sekolah (lembaga)

`Dari pendapat parah ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah proses yang terjadi dalam pembelajaran yaitu proses mendidik agar siswa dapat memetik nilai-nilai kebenaran dan membentuk sikap atau karakter baik agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari dan membawa dampak positif di lingkungan sekitarnya. Dengan adanya pendidikan karkter diharapkan dapat membentuk


(46)

karakter generasi mudah menjadi lebih baik, sehingga terhindar dari berbagai hal negative dan membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia.

2) Tujuan pendidikan karakter dalam sekolah adalah sebagai berikut;

(a) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

(b) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

(c) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pemdidikan karakter secara umum. Kesuma,dkk. (2011:6) mengungkapkan bahwa, tujuan pertama pendidikan adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

d. Pendekatan tematik integratif 1) pengertian

Depdiknas 2006 (dalam Trianto 2011: 147) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu.Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan


(47)

pengelaman bermakna kepada siswa. Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering dipersamakan dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a coherent curriculum approach.Jadi berdasarkan istilah tersebut, maka pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan kurikulum yang terpadu (integratedcurriculum approach).

Ahmadi, amri (2014: 94) mengungkapkan bahwa, pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengelaman bermakna kepada siswa.

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI.Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.


(48)

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak.Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagii kemampuan berpikir.

Nuryana dalam majalah Fahma mengungkapkan bahwa, Pada jenjang SD, terdapat dua pendekatan untuk mengorganisasikan pengalaman belajar, yaitu pendekatan mata pelajaran (subject-matter approach), dan pendekatan tematik (thematic approach). Selama ini rancangan kurikulum yang berlaku di Indonesia, tampaknya menggunakan pendekatan mata pelajaran di mana


(49)

peserta didik secara terstruktur dan terpisah belajar mata pelajaran tertentu, seperti bahasa Indonesia, matematika, IPS, IPA dan lain sebagainya. Pendekatan ini menyebabkan peserta didik banyak mengalami kesulitan ketika diminta menjelaskan koneksi antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lain yang mereka pelajari.Pendekatan kurikulum tematik integratif ini memberi peluang kepada sekolah dan komite sekolah untuk secara intensif dan ekstensif memasukkan visi-misi sekolah ke dalam proses pembelajaran yang mereka selenggarakan. Sehingga peserta didik memiliki nilai tambah, keunggulan, atau kekhasan yang sangat kuat, selain tentu saja kompetensi dasar lulusan yang harus dikuasai.

2) Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif

Hosnan (2014:366) merumuskan kelebihan pembelajaran tematik sebagai berikut;

(a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar

(b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

(c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lama, membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa


(50)

(d) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya

(e) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Ahmadi(2014: 95) mengungkapkan bahwa, pembelajaran tematik integratif mempunyai kelebihan sebagai berikut;

(a) Menyenangkan

(b) Memberikan pengelaman

(c) Hasil belajar dapat bertahan lama, berkesan, dan bermakna (d) Mengembangkan keterampilan berpikir anak

(e) Menumbuhkan keterampilan sosial

(f) Menumbuhkan sikap toleransi, komunkasi, dan tanggap (g) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata

3) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Hosnan (2014:366) merumuskan karakteristik pembelajaran tematik sebagai berikut;

(a) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan pembelajaran modern yan lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedang guru lebuh banyak berperan sebgai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.


(51)

(b) Memberikan pengelaman langsung. Pembelajaran tematik bisa memberikan pengelaman langsung kepada siswa. Dengan pengelaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

(c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pelajatran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan siswa sesuai dengan kurikulum.

(d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

(e) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

(f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Siswa diberikan kesempata untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebuhannya.


(52)

(g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pembelajaran di kelas tidak hanya diarahkan pada prinsip belajar konvensional, yang lebih banyak mengggunakan teknik mengajar ceramah, tetapi guru lebih utama menggunakan teknik bermain yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

e. Pendekatan saintifik 1) Pengertian

Hosnan (2014:34) mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengongstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan sainstifik merupakan proses pembelajaran yang menggunakan cara ilmiah yang melibatkan siswa secara langsung untuk melalui tahapanpembelajaran yakni mengamati (mengidentifikasi masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep.


(53)

2) Kriteria Pendekatan Saintifik

(a) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, lagenda, atau dogeng semata.

(b) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

(c) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

(d) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

(e) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

(f) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

(g) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.


(54)

3) Langkah-langkahPendekatan Sainstifik

(Permendikbud kurikulum 2013), Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut akan dipaparkan gambar piramida dari 3 ranah tersebut;

Hasil belajar produktif kreatif inovatif

melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

yang terintegrasi.

Gambar 1. Piramida Tiga Ranah

(Sumber: Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan kurikulum 2013) Langkah-langkanya;

(a)Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”

Sikap (Tahu mengapa)

Produktif,Inov atif, Kreatif, Afektif.

Pengetahuan (Tahu apa) Keterampilan

(tahu mengapa)


(55)

(b)Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

(c) Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”

(d) Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap pengetahuan, dan keterampilan

(e) Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogi modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

(f) Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaringuntuk semua mata pelajaran.

4) Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan sainstifik

Gambar 2. Langkah-langkah pendekatan saintifik Sumber: (Kementrian Pendidikan dan KebudayaanKurikulum 2013) Observing

(mengamati)

Questioning (menanya)

Associating (menalar)

Experimenting (mencoba)

Networking (membentuk jejaring)


(56)

f. Penilaian Otentik 1) Pengertian

Widoyoko (2009:31) mengungkapkan bahwa penilaian merupakansalah satu kegiatan untuk menilai tinkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Penilaian dalam dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. “penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan”. Hosnan (2014:387)

Dari pendapat parah ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengkur berhasil dan tidaknya proses pembelajaran. Dengan penilaian dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari suatu pembelajaran.

Kurinasih (2014: 48) mengungkapkan bahwa, penilaian otentik adalah penilaian yang secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input, proses, output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructions effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari


(57)

pembelajaran.penilaian autentik juga bisa diartikan sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritass dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, menalar, mencoba dan membangun jejaring.Pada penilaian otentik ada kecenderungan yang fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual atu kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik.

Kurinasi (2014:49) juga mengungkapkan bahwa, penilaian otentik merupakan pendekatan dan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas-tugas seperti:

(a) Membaca dan meringkasnya (b) Eksperimen


(58)

(d) Survei (e) Projek (f) Makalah

(g) Membuat multi media (h) Membuat karangan, dan (i) Diskusi kelas

Kata lain dari penilaian otentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik juga disebut penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian otenteik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seoerti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaranyang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian autentik merupakan sebuah system penilaian yang objektif yang dinilai melibatkan semua aspek mulai dari pengetahuan, sikap,dan keterampilan.


(59)

2) Ciri-ciri Penilaian Otentik

Kunandar (2014: 38) merumuskan ciri-ciri penilaian autentik sebagai berikut; (a) Harus mengukur setiap aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau

produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik. Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata dan objektif.

(b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.

(c) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaaan kompetensi peserta didik.

(d) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu


(60)

harus secara komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat dijadikan bahan dalam melakukan penilaian.

(e) Tugas-tugas diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengelaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. (f) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta

didik, bukan keluasannya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan kompetensi tertentu secara objektif.

3) Karakteristik Penilaian Otentik

Kunandar (2014: 38) mengungkapkan karakteristik penilaian autentik sebagai berikut;

(a) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif) maupun pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau kompetensi inti dalam semester (sumatif).

(b) Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengikat fakta. Artinya, penilaian otentik itu ditunjukan untuk mengukur pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan (skill) dan kinerja (performance),


(61)

bukan hanya mengukur kompetensi yang sifatnya mengingat fakta (hafalan dan ingatan).

(c) Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus secara berkesinambungan (terus menerus) dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.

(d) Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik secara komprehensif.

Kunandar (2014: 38) menyimpulkan bahwa, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam melakukan penilaian otentik

(a) Otentik dari instrumen yang digunakan. Artinya, dalam melakukan penilaian otentik perlu menggunakan instrument yang bervariasi (tidak hanya satu instrument) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada di kurikulum.

(b) Otentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

(c) Otentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian otentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik,


(62)

proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap pengetahuan maupun keterampilan yang dikuasi atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar).

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran juga merencanakan dan melaksanakan penilaian merupakan kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Kemampuan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian mengimplementasikannya di dalam proses pembelajaran di kelas merupakan wujud nyata dari kompetensi pedagogik tersebut. Perangkat pembelajaran merupakan perwujudan persiapan guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pasal 20, “ Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Perangkat pembelajaran mesti dipersiapkan guru dengan baik dan sekreatif mungkin. Perangkat pembelajaran dipersiapkan dengan baik karena perangkat pembelajaran merupakan tolok ukur apa saja yang dilakukan selama kegiatan belajar mengajar. Persiapan yang matang dan penyusun


(63)

rencana kegiatan pembelajaran yang baik setidaknya dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010 :81) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:


(64)

Sumber: Trianto, ((2010 :81).Model Pembelajaraan Terpadu : konsep,strategi, dan implementasinya dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP )

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a) Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.

b) Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok.Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran.2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat


(65)

penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c) Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran.Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d) Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan.Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk


(66)

merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.

e) Urutan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp dalam Trianto (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran . f) Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.

g) Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) MenurutKemp dalam Trianto(2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.

h) Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah


(67)

dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran.

i) Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche) Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas.Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j) Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.


(68)

k) Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba.Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari.

l) Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran.Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran.Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.

m) Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan.Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas.Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.

Unsur-unsur di atas diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan identifikasi


(69)

kebutuhan awal akan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru kelas IV SD/MI. Model pengembangan Jerold E. Kemp sangat mudah untuk dipelajari dibandingkan model-model pengembangan yang lain. Pengembangan perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti yakni Silabus, RPPTH, Instrumen Penilaian, dan LKS.

a. Silabus

1) Pengertian Silabus

Dwicahyono (2014:6) mengungkapkan bahwa, silabus disusun berdasarkan standar isi, yang di dalamnya berisikan tentang identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetnsi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan pembelajaran, silabus dan dasarnya sumber belajar, dan penilaian. Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut;

(a) Kompetensi apa sajakah yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

(b) Materi pokok apasajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi.

(c) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik berinteraksi dengan objek belajar.


(70)

(d) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi. (e) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian Kompetensi berdasarkan Indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan di nilai.

(f) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu (g) Sumber Belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai

Standar Isi tertentu.

2) Prinsip Pengembangan Silabus (a) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secarah keilmuan. (b) Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, social, emosional, dan spiritual peserta didik.

(c) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.


(71)

(d) Konsisten

Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator meteri pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan system penilaian.

(e) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

(f) Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi

(g) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

(h) Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor)


(72)

(i) Desentralistik

Penggembangan silabus ini bersifat desentralistik.Maksudnya bahwa kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing-masing.

3) Tahap-tahap Pengembangan Silabus (a) Perencanaan

Tim yang ditugaskan untuk menyusun silabus terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus.Pencarian informasi dapat memanfaatkan perangkat teknoilogi dan informasi seperti multi media dan internet.

(b) Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan penyusunan silabus, seperti standar isi berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

(c) Perbaikan

Buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran.pengkajian dapat melibatkan parah spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.


(1)

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

(5)

147

LAMPIRAN 6

BIODATA PENULIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

BIODATA PENULIS

Tenggara Timur, 28 Januari 1993.Pendidikan dasar diperoleh di SThomas Aquinas Bhato Tau lahir di Ende Nusa DK Santa Ursula Ende Flores NTT, tamat pada tahun 2005.Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMPK Frateran Ndao Ende Flores NTT, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Ende Flores NTT, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Pendidikan di

pergguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Barang dan Jasa Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar”.Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.