Pengembangan perangkat pembelajaran subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA

KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Trifonia Kurnia Awang Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,22 (sangat baik) dan 4,51 (sangat baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,35 (sangat baik) dan 3,91 ( baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,73 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAAN FOR

FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Trifonia Kurnia Awang

Universitas Sanata Dharma

2014

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they

were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’

validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 4,22 (very good) and 4,28 (very good), and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 4,35 (very good) and 4,06 (good). The learning instrument got mean score 4,22 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(3)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA

KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Trifonia Kurnia Awang NIM. 111134295

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

(5)

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Yang selalu setia mendengar setiap keluhanku

Bapa tercinta Petrus Awang

Sang motivator handal dan kekasih terhebatku

Mama tercinta Bernadeta Ida

Terimakasih untuk senyuman meski ada dan tanpa adanya bahagia itu

Nenekku tersayang Agnes Bunur Terimakasih untuk semua doanya

Ketiga saudaraku

Cludius P. Awang, S. Kep , Oktavianus S. Awang, Yoannes A. Awang yang selalu menghiburku disaat kesal dan lelah

Yang Terkasih

Teman-teman PPGT 2011 yang selalu ada, setia menghibur, berbagi, kalian tak ada duanya

Yang Terkasih

Adik-adik ku Ririn, Olha dan Lily yang selalu setia mendukung

Yang Terkasih


(7)

Yang Tersayang

Sahabat dan keluaragaku Society

Yang terkasih

Pamong asrama Student Residence Sanata Dharma, Adik-adik PPGT 2 dan 3 yang selalu memberi dukungan dengan cara mereka sendiri

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

MOTTO

Always be my self, no matter how many people try to break me down into someone else. The world needs more humans, not another robot and I am

stronger than the negative energy surrounding me”.


(9)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 06 Februari 2015

Trifonia Kurnia Awang


(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Trifonia Kurnia Awang

Nomor Mahasiswa : 111134295

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman Mengacu Kurikulum SD 2013 untuk Siswa Kelas Empat (IV) Sekolah Dasar

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 06 Februarui 2015

Yang menyatakan


(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 UNTUK SISWA

KELAS EMPAT (IV) SEKOLAH DASAR

Trifonia Kurnia Awang Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD.

Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,22 (sangat baik) dan 4,51 (sangat baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,35 (sangat baik) dan 3,91 ( baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,73 dan

termasuk dalam kategori “sangat baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.


(12)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAAN FOR

FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.

Trifonia Kurnia Awang

Universitas Sanata Dharma

2014

This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.

This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they

were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’

validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.

According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 4,22 (very good) and 4,28 (very good), and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 4,35 (very good) and 4,06 (good). The learning instrument got mean score 4,22 and it was categorized as very good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dapat penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.

6. Rusmawan,S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.

7. Sarjono, S.Pd. Selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah

8. Budi Harmanto, S.Pd. selaku guru kelas I SD Negeri Timbulharjo yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Bapa Petrus Awang, Mama Bernadeta Ida, Oma Agnes Bunur yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kakak Eber Awang , Vanis Awang dan Adikku Yoan Awang yang selalu memberi semangat.


(14)

12.Keluarga besar Society Yogyakarta

13.Teman-teman PPGT 2011 Universitas Sanata Dharma

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta,06 Februari 2015 Penulis


(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Istilah... 7

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 13

1. Kurikulum SD 2013... 13

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ... 14

b. Penguatan Pendidikan Karakter ... 22

c. Pendekatan Tematik Integratif ... 25

d. Pendekatan Saintifik ... 29


(16)

B. Penelitian yang Relevan ... 53

C. Kerangka Pikir... 56

D. Pertanyaan Penelitian... 57

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 59

B. Prosedur Pengembangan... 59

C. Jadwal Penelitian ... 66

D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 67

E. Instrumen Penelitian ... 67

F. Teknik Pengumpulan Data... 68

G. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan... 72

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 72

2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 77

B. Deskripsi Produk Awal ... 78

1. Silabus... 79

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) ... 80

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ... 82

D. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 85

E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 87

1. Kajian Produk Akhir... 87

2. Pembahasan ... 90

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94

B. Keterbatasan Penelitian ... 95

C. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 97

LAMPIRAN ... 99


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum ... 19

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 20

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 66

Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima... 68

Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima ... 70

Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ... 83

Tabel 7. Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 86

Tabel 8. Rekapitulasi Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 ... 90


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat model Kemp ... 40

Gambar 2. Langkah-langkah penggunaan Metode R&D ... 59


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 100

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 101

Lampiran 3 Rangkuman Wawancara ... 103

Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ... 107

Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013... 115

Lampiran 6 Silabus ... 123

Lampiran 7 Biodata Penulis ... 141


(20)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia

yakni melalui pendidikan yang terarah. Pendidikan yang terarah diyakini dapat

mengoptimalkan perkembangan potensi peserta didik. Berbagai macam strategi

pun dicanangkan demi tercapainya tujuan pendidikan yang seutuhnya.

Pengembangan potensi peserta didik diharapkan dapat menciptakan

generasi-generasi baru yang berkualitas dalam bidang intelektual dan karakter. Dalam UU

No. 23 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi “ mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ”. Berbagai macam

upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya melalui

kurikulum.

Kurikulum secara etimologis berasal bahasa Latin curir yaitu pelari, dan

curere yang artinya tempat berlari, jadi kurikulum secara etimologis ialah tempat

berlari. Berdasarkan pengertian di atas kurikulum memiliki pengertian dalam

konteks pendidikan yaitu alat dan bahan untuk belajar oleh siswa yang harus

ditempuh oleh siswa dari awal hingga akhir program pelajaran. Kurikulum

merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum yang

baik dan benar merupakan landasan terciptanya proses belajar mengajar yang

lancar di dalam kelas. Menurut Yamin (2012: 15) , rancangan dan pembuatan

kurikulum hanya menjadi proyek tahunan atau periode tertentu yang kemudian


(21)

karena itu, dapat disimpulkan bahwa kurikulum sewaktu-waktu pun akan

mengalami perubahan seiring dengan perubahan sistem ketatanegaraan.

Perubahan kurikulum yang terjadi ini sebagai bukti bahwa pendidikan itu

tidak statis, pendidikan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Seiring dengan

berkembanganya dunia pendidikan maka kurikulum juga mengalami perubahan.

Perubahan kurikulum 2013 yang masih terdengar baru merupakan salah satu

usaha untuk mencapai sistem pendidikan yang baik bagi bangsa Indonesia.

Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan KBK dan KTSP yang bertujuan

untuk meningkatkan keseimbangan antara sikap (attitude), keterampilan (skill),

dan pengetahuan (knowledge). Kurikulum 2013 ini tidak jauh berbeda dengan

kurikulum sebelumnya, namun dalam kurikulum 2013 ini lebih bertumpu pada

kualitas guru sebagai implementator di lapangan (Kurniasih, 2014: 1). Adapun

tema Kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif,

kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), pengetahuan

(tahu apa), dan keterampilan (tahu bagaimana), yang terintegrasi. Oleh karena itu,

kurikulum 2013 ini mempersiapkan segala aspek kehidupan peserta didik untuk

kehidupan mendatang.

Kurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan KBK dan KTSP

memerlukan tahapan dari sosialisasi sampai pada penerapannya memerlukan kerja

keras dan kerja sama dari semua pihak. Salah satu yang paling berperan adalah

guru sebagai pelaksana di lapangan mengenai Kurikulum 2013. Oleh karena itu,

guru harus memiliki skill merencanakan dan melaksanakan pembelajaran juga

penilaian. Wujud nyata dari skill yang dimiliki guru adalah harus sekreatif


(22)

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20, “ Perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang

memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode

pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”.

Perangkat pembelajaran mesti dipersiapkan guru dengan baik dan

sekreatif mungkin. Perangkat pembelajaran dipersiapkan dengan baik karena

perangkat pembelajaran merupakan tolok ukur apa saja yang dilakukan selama

kegiatan belajar mengajar. Persiapan yang matang dan penyusun rencana kegiatan

pembelajaran yang baik setidaknya dapat membantu tercapainya tujuan

pendidikan. Guru harus mampu menyusun perangkat pembelajaran karena gurulah

yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas bersama siswanya. Apalah

arti sebuah kurikulum yang bagus bila di lapangan dilaksanakan tanpa persiapan.

Pemerintah sudah menentukan kurikulum yang akan dijalankan, tugas guru adalah

menyusun perangkat pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Oleh karena

itu, perangkat pembelajaran wajib di persiapkan sebelum guru mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Sri guru

kelas IV SDN Kalasan 1 pada hari sabtu, 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB guru

sudah memahami konsep-konsep yang mendasari adanya pergantian kurikulum

dari KTSP ke Kurikulum 2013 ini. Guru kelas sudah memahami teori-teori dasar

Kurikulum 2013 seperti pendekatan saintifik, tematik integratif, pendidikan

karakter dan penilaian otentik. Namun pada pelaksanaan di lapangan guru

mengalami beberapa kesulitan seperti sebagian besar guru-guru yang mengajar


(23)

Guru-guru yang usianya sudah tua masih mengajar menggunakan model lama

meskipun buku yang mereka gunakan merupakan buku tematik integratif. Guru

semata-mata hanya melaksanakan Kurikulum 2013 di sekolah berdasarkan apa

yang mereka dapatkan dari buku. Hal ini dikarenakan tidak semua guru

mengikuti diklat mengenai Kurikulum 2013. Di sekolah ini hanya guru yang

mengajar di kelas I dan IV yang mengikuti diklat sehingga dalam pelaksanaanya

hanya guru tersebut yang lebih banyak tahu tentang kurikulum baru.

Kesulitan lain yang dialami pihak sekolah yaitu mengalami kesulitan

dalam menemukan Instrumen penilaian atau perangkat penilaian yang efektif

untuk aspek afektif. Guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian sikap

pada anak-anak dikarenakan jumlah siswa yang banyak sehingga guru sangat

membutuhkan format penilaian sikap yang efektif. Menghadapi siswa yang

banyak dan harus menilai karakter mereka satu persatu merupakan salah satu

kesulitan guru dalam menilai. Guru membutuhkan format penilaian yang efektif

sehingga dalam menilai karakter anak di kelas dapat dilakukan dengan cermat dan

utuh. Kendala lain yang dihadapi sekolah ialah keterbatasan sarana dan prasarana

yang kurang menunjang. Sarana dan prasarana merupakan salah satu kendala yang

dihadapi guru-guru. Menghadapi Kurikulum 2013 ini diperlukan juga

pemberdayaan sarana dan prasarana yang menunjang. Sarana dan prasarana yang

baik tentunya dapat mendukung pembelajaran yang baik pula.

Selain itu kesulitan yang dihadapi guru-guru adalah mengembangkan

perangkat pembelajaran yang diberikan pemerintah. Masih sebagian besar guru


(24)

mengembangkan perangkat pembelajaran dengan baik disesuaikan dengan kondisi

kelas, peserta didik dan fasilitas yang ada.

Berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti dari hasil wawancara

tersebut sangat penting diadakan contoh-contoh perangkat pembelajaran

Kurikulum SD 2013, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi

masalah tersebut dengan mengembangkan Perangkat Pembelajaran Mengacu

Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagamaan Untuk

Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema

kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa

kelas empat (4) Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran subtema

kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas

empat (4) Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema

kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa


(25)

2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur pengembangan perangkat

pembelajaran subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD

2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi

peneliti sehinggan semakin terampil dalam menyusun perangkat pembelajaran

pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013

untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan salah satu alternatif perangkat

pembelajaran yang dapat digunakan pada subtema kebersamaan dalam

keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

3. Bagi siswa

Perangkat Pembelajaran ini dapat membantu siswa kelas IV Sekolah Dasar

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas pada subtema kebersamaan

dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

4. Bagi sekolah

Sebagai bahan tambahan referensi pada sekolah dalam mengembangkan

perangkat pembelajaran pada subtema kebersamaan dalam keberagaman


(26)

5. Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas

Sanata Dharma terkait dengan perangkat pembelajaran pada subtema

kebersamaan dalam keberagaman mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa

kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari

KBK dan KTSP yang dalam penyusunannya menggunakan pendekatan

tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian

otentik dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

2. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang difokuskan pada pembentukan

kepribadian agar mampu membedakan mana yang baik dan mana yang benar

agar sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila demi terciptanya generasi

penerus bangsa berakhlak mulia.

3. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran dan juga berbagai aspek seperti kognitif,

afektif dan psikomotorik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang

bermakna bagi siswa.

4. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dalam memahami dan mengenal berbagai materi melalui langkah

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring juga

mengembangkan ketiga aspek yakni sikap, keterampilan dan pengetahuan.

5. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui


(27)

diperleh dari keadaan peserta didik dan mencakup 3 aspek yakni sikap,

keterampilan dan pengetahuan.

6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran,

Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan

rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari:

a) Identitas RPPTH terdiri dari:

1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan

2) identitas muatan pelajaran terkait

3) tema/subtema;

4) kelas/semester;

5) pembelajaran keberapa;

6) alokasi waktu;

b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4

c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti

d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan,

keterampilan, sosial, spiritual)

e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan

f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran

g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan


(28)

i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman

penskoran.

j) Lampiran- lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat

pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek

intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi

dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik

integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa

mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan

mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten

belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta

didik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk

mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada

semua mata pelajaran.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik

adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input,

proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara


(29)

dan pengetahuan. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar peserta didik

untuk ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat dinilai dengan

penilaian tes maupun non tes.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat

pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai


(30)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum pada dasarnya berkembang sejalan dengan perkembangan yang

terjadi dalam dunia pendidikan. Pengembangan kurikulum ini juga dilakukan

untuk memperbaiki sistem pendidikan. Perbaikan kurikulum untuk

memperbaiki sistem pendidikan merupakan hal yang wajar, dikarenakan

perkembangan alam manusia terus berubah. Namun, dalam menentukan

sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal main rubah

saja melainkan harus menentukan terlebih dahulu kerangka, konsep dasar

maupun landasan filosofis yang mengaturnya, Kurniasih (2014:1).

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah

dirintis tahun 2004 yaitu KBK lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 KTSP.

Zaman sudah semakin berkembang, berbagi macam tantangan zaman mesti

dijawab dan dicegah. Oleh karena itu, kurikulum diharapkan mampu

menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Menurut Nuh (2014: 7)

melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis

kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan

masyarakatnya memiliki nilai tambah ( added value) , dan nilai jual yang bisa

ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa

bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam


(31)

sikap dan kemampuan menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan

teknologi.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut: a)

mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,

kerjasama dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan secara

seimbang. b) Memberikan pengalaman belajar ketika siswa menerapkan apa

yang telah dipelajari di sekolah kepada masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar secara holistik. c) Mengembangakan

sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkan dalam

bermacam-macam situasi di sekolah ataupun masyarakat. d) Memberikan waktu yang

cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai aspek kognitif, psikomotor

dan sikap. e) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas

yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f)

Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar,

dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan

untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g)

Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling

memperkuat dan memperkaya antar muatan pelajaran dan jenjang pendidikan

(Permendikbud, 2013: 3).

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum memiliki pengertian dalam konteks pendidikan yaitu

alat dan bahan untuk belajar oleh siswa yang harus ditempuh oleh

siswa dari awal hingga akhir program pelajaran di sekolah. Menurut


(32)

disajikan oleh satu lembaga pendidikan tertentu. Kurikulum tentu

berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan.

Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum berkali-kali dan

yang baru saja kita kenal adalah Kurikulum 2013.

Pada dasarnya Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan

dari kurikulum KBK dan KTSP. Pengembangan kurikulum ini

dikuatkan dengan beberapa alasan yakni adanya tantangan-tantangan

yang mesti di hadapi baik itu secara internal maupun eksternal.

Tantangan internal yang harus di hadapi ialah tuntutan pendidikan

yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Kelulusan. Tantangan

yang pertama ini mendorong agar segera dilaksanakan berbagai

macam kegiatan yang dapat mendukung tercapainya ke delapan

standar tersebut.

Tantangan internal lainnya yakni terkait dengan faktor

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk

usia produktif. Tantangan yang kedua berkaitan dengan perkembangan

penduduk. Perkembangan penduduk yang sedemikian pesatnya apabila

dibimbing dengan baik tentu akan tercipta begitu banyak sumber daya

manusia yang berkualitas dan dapat mendukung pembanguan di

bangsa kita . Akan tetapi apabila tidak diperhatikan tentu akan menjadi


(33)

dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia

usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan

melalui pendidikan agar tidak menjadi beban (Kemendikbud, 2013:

1-2).

Tantangan yang harus dihadapi adalah tantangan eksternal.

Tantangan eksternal antara lain tantangan menyangkuti masa depan

yakni arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah

lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan

industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat

internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat

dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri

dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade

Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),

dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait

dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak

menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan


(34)

yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum

Indonesia. Selain itu tantangan eksternal juga berkaitan dengan

kompetensi masa depan yakni kemampuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan

segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara

yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan

toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam

masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan,

memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasaan sesuai dengan

bakat/ minatnya, memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Tantangan eksternal lain yang berkaitan dengan persepsi

masyarakat yakni terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban

siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. Tantangan eksternal

berkaitan dengan Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi yakni

neurologi, psikologi, Observation based (discovery learning) dan

Collaborative Learning. Tantangan eksternal yang terakhir adalah

fenomena negatif yang mengemuka perkelahian pelajar, narkoba,

korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, gejolak masyarakat.

Melihat tantangan eksternal yang begitu banyak diharapkan kurikulum

yang baru tidak hanya menutut intelektual yang bagus akan tetapi

pembenahan sikap dan keterampilan sangatlah penting. Intelektual

yang bagus didukung dengan skill dan sikap yang baik sangat

mendukung perkembangan bangsa menghadapi dunia di masa


(35)

Perkembangan Kurikulum 2013 setidaknya dapat membantu

peserta didik menghadapi masa depan, mengatasi tantangan-tantangan

internal maupun eksternal. Terlihat pada tabel bahwa dengan

Kurikulum 2013 dilakukan 4 langkah untuk mengatasi tantangan

eksternal dan internal. Salah satunya adalah penyempurnaan pola pikir.

Pola pikir sangat berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi pada

masa yang mendatang lebih khusus dalam dunia pendidikan. Oleh

karena itu, sangat diperlukan penyempurnaan pola pikir misalnya

menggunakan media lebih dari satu pada saat melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum

dapat dilihat di Tabel 1. Iswindarti, (2014 : 31)

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata

Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata

Pelajaran) yang dirinci

menjadi Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari

Standar Kompetensi Lulusan

melalui Kompetensi Inti yang


(36)

3. Pemisahan antara mata

pelajaran pembentukan sikap,

pembentukan keterampilan,

dan pembentukan

pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap

pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari

mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti

sekumpulan mata pelajaran

terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh

Kompetensi Inti (tiap kelas)

Pada Kurikulum 2013 terdapat 4 elemen perubahan yaitu SKL

(Standar Kompetensi Kelulusan), Standar Proses, Standar Isi dan Standar

Penilaian. Adapun elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table 3 .

(Iswindarti, 2014 : 31)

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI SD

Kompetensi

Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi

sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata

pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari


(37)

dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur

Kurikulum (Mata

Pelajaran dan

alokasi waktu)

ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam,

sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan

sains

- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat

perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajar-an

- Standar proses yang semula terfokus pada

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi

dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi

juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur


(38)

menuju penilaian otentik (mengukur semua

kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada

posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal

(maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga

pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat

siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib)

- UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

Dilihat dari bagan elemen perubahan di atas dapat di tarik

kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 mengatur ulang Standar Nasional

Pendidikan yang telah berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi

pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan bagian penting dan tidak dapat

dipisahkan dalam sistem pendidikan. Pendidikan karakter dapat


(39)

menempatkan diri sesuai dengan ajaran, aturan, nilai dan moral yang

berlaku dalam masyarakat. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional tahun 2003 Pasal 1 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan

nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kecerdasaan, kepribadian, dan akhlak mulia. Berdasarkan pernyataan

di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya

fokus pada kemampuan intelektual akan tetapi juga pendidikan

Indonesia mampu melahirkan generasi yang mempunyai karakter dan

pribadi yang baik.

Pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah setidaknya

dapat membantu membawa perubahan bagi karakter anak bangsa yang

akhir-akhir ini coreng-moreng dengan berbagai macam peristiwa,

seperti penggunaan NAPZA, hubungan seksual pranikah, aborsi,

perkelahian, tawuran, kekerasaan, kriminalitas remaja, radikalisme,

korupsi dan sebagainya. Begitulah kenyataan yang terjadi pada bangsa

kita akhir-akhir ini, tentu hal ini sungguh di sayangkan. Fakta yang

terjadi semakin menggambarkan kekaburan visi dan kelemahanan

karakter bangsa. Akibat ini beban nasional semakin bertambah,

persoalan internal pada bangsa kita ini seperti kemiskinan,

pengangguran, kebodohan, korupsi, kerusakan lingkungan hidup

semakin berat bebannya di tambah lagi dengan persoalan eksternal

seperti intervensi kepentingan asing dan dampak krisis global yang


(40)

Melihat kenyataan yang semakin merusak karakter bangsa

cerminan bagi kita bahwa harus ada penyelesaian dari semua ini. Hal

ini jika dibiarkan tentu sangat merugikan bangsa kita. Rendahnya

karakter bangsa ini, menunjukan betapa pentingnya pendidikan

karakter itu ditanamkan sejak dini. Kita harus bersama-sama berusaha

dan membentuk karakter melalui pendidikan karakter. Pendidikan

karakter yang dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar,

mahasiswa, dan masyarakat umum (Salahudin, 2013: 31).

Pendidikan karakter ini ditekankan pada pelajar karena mereka

adalah generasi penerus bangsa. Mereka merupakan aset masa depan

bangsa kita. Mereka harus disiapkan secara matang baik intelektual,

sikap maupun skillnya. Mereka harus ditempa sebagai persiapan

pemimpin di masa yang akan datang, yang tentunya berkarakter kuat

dan mampu memberi teladan bagi rakyatnya. Bila karakter mereka

diabaikan, kegagalan akan semakin lama dialami bangsa kita, karena

bangsa tidak akan ada apa-apanya bila dipimpin oleh mereka manusia

berkarakter buruk dan korup.

Melalui pendidikan dapat membantu peserta didik berkarakter.

Menurut Salahudin (2013: 45) pendidikan karakter merupakan usaha

sekolah yang dilakukan bersama oleh semua warga sekolah melalui

semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau

kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (virtues) yang

terdapat dalam ajaran agama. Jadi berbagai macam usaha yang


(41)

karakter anak bangsa yang baik. Jadi pendidikan karakter adalah

pendidikan yang difokuskan pada pembentukan kepribadian agar

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang benar agar

sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila demi terciptanya generasi

penerus bangsa berakhlak mulia.

Pendidikan karatkter harus kuat karena sesungguhnya jika

dikaitkan dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

mengembangkan karakter peserta didik agar mampu memwujudkan

nilai luhur Pancasila. Adapun fungsi pendidikan karakter menurut

(Salahudin, 2013: 43 ) adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran

baik, dan berperilaku baik.

2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku

yang sudah baik.

3. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur

Pancasila.

Berdasarkan fungsi di atas dapat disimpulkan betapa

pentingnya penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini

sangat berpengaruh besar pada pembentukan generasi penerus

berakhlak mulia. Generasi yang tidak hanya kuat secara intelektual

tetapi bagus pada sikap dan keterampilannya.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum baru yang mulai diterapkan atau biasa kita sebut


(42)

integratif. Pada pembelajaran tematik integratif ini, siswa tidak lagi

belajar menurut bidang studi seperti Ilmu Pengetahuan Alam dan

Sosial, Matematika, Bahasa Indonesia dan sebagainya. Akan tetapi,

pada pembelajaran ini siswa belajar menurut tema yang sudah

ditentukan. Tema yang sudah ditentukan itu sudah mencakup mata

pelajaran-mata pelajaran di sekolah. Belajar menggunakan tema

mengharapkan anak mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya,

bernalar, dan mengkomunikasikan materi apa yang sudah mereka

belajar. Selain itu, pada pembelajaran tematik integratif ini juga

mampu meningkatkan pengetahuan pada siswa mengenai keterkaitan

setiap pelajaran. Jadi, dalam hal ini siswa dapat mengaitkan beberapa

mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dengan IPA atau pun

sebagainya. Pembelajaran tematik integratif ini menggunakan prinsip

pembelajaran terpadu pada pelaksanaanya. Pembelajaran terpadu ini

merupakan salah satu model pembelajaran yang menggabungkan

beberapa pokok bahasaan. Pembelajaran terpadu pada hakekatnya

adalah sebuah sistem yang mengaktifkan siswa dalam menemukan

sendiri konsep dari materi yang mereka pelajari dan membuat

pelajaran semakin bermakna.

Salah satu jenis pembelajaran terpadu yaitu model webbed atau

model pembelajaran terpadu model tematik. Model ini menggunakan

tema sebagai pengait beberapa mata pelajaraan sehingga membuat

pembelajaran semakin bermakna. Model ini sama halnya dengan


(43)

2013, metode tematik integratif ini menyampaikan materi ajar dalam

bentuk tema yang sudah mengintegrasikan seluruh mata pelajaran.

Menurut Ahmadi (2014: 77) melalui pendekatan tematik integratif ini

diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan

lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki

masa depan yang lebih baik. Pada dasarnya pembelajaran

menggunakan pendekatan tematik integratif ini sangat baik karena

siswa tidak hanya memahami satu bidang studi saja akan tetapi,

dengan menggunakan tema mereka dapat memahami konsep dan dapat

memahami keterkaitan antar bidang studi.

Menurut Ahmadi (2014: 84) Pendekatan Integratif yang

dicanangkan tidak jauh dari pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik (student centered) yaitu peserta didik lebih banyak mengembangkan keterampilan, memproses pemerolehan, mengamati/

mengobservasi, membuat hipotesis,merencanakan penelitian,

mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan,

membuat prediksi, menerapkan, mengkomunikasikan/

mempresentasikan. Pendekatan yang berpusat pada siswa tentunya

sangat membawa dampak positif bagi pemahaman siswa. Pendekatan

seperti ini akan mengaktifkan siswa, sehingga siswa sendiri yang

menemukan konsep dari materi yang dipelajarinya. Peran guru di sini


(44)

memberi umpan balik. Situasi seperti ini dapat mendukung terciptanya

manusia Indonesia yang mandiri, karena tidak terjadi lagi model

tradisional seperti dulu. Model tradisional yang hanya mengaktifkan

guru dan mempasifkan siswa.

Pembelajaran tematik integratif menjembatani siswa untuk secara

mandiri mencari tahu apa yang menjadi pertanyaannya dan apa yang

ingin dibuktikannya. Ahmad (2014: 91) memaparkan beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik integratif,

yaitu (1) pembelajaran tematik integratif dimaksudkan agar

pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh, (2)

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif perlu

mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak

sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan, (3) pilihlah tema yang

terdekat dengan siswa, (4) lebih mengutamakan kompetensi dasar yang

akan dicapai dari tema tersebut. Oleh karena itu, pendekatan tematik

integratif ini tidak hanya berpusat pada siswa namun, dalam pemilihan

tema juga dibutuhkan kerja sama antara guru dan siswa. Guru dan

siswa bersama-sama memilih tema. Tema yang dipilih tentunya harus

dekat dengan lingkungan siswa. Tema yang dipilih juga memberikan

keuntungan yakni siswa belajar dengan memusatkan perhatiannya pada

tema tertentu, siswa mempelajari berbagai pengetahuan dan

mengembangkan kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam satu


(45)

Berdasarkan pembahasaan di atas para ahli mendefenisikan

pendekatan tematik integratif ini. Menurut Daryanto (2014: 3)

pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Hal

yang sama juga di paparkan Ahmadi ( 2014: 83) yakni metode tematik

integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam

mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna pada peserta didik. Pengertian pendekatan

tematik integratif ini juga dikemukakan oleh Sutirjo dan Sri Istuti

Mamik (2004: 6) dalam Ahmadi (2014 : 90) yakni pembelajaran

Tematik Integratif merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan

pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta

pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Berdasarkan pembahasaan di atas maka dapat disimpulkan

pendekatan tematik integratif merupakan pembelajaran menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dan juga berbagai

aspek seperti kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga dapat

menciptakan suasana belajar yang bermakna bagi siswa.

d. Pendekatan Saintifik

Pada Kurikulum 2013 yang baru saja dicanangkan lebih ditekankan

pada dimensi pedagogik modern dalam proses belajar mengajar yaitu

dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan saintifik ini


(46)

pengembangannya yakni mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata

pelajaran. Langkah-langkah yang dipaparkan di atas tidak harus

dilakukan secara berurutan, lebih khusus di dalam pembelajaran yang

menggunakan pendekatan tematik integratif. Intinya di dalam pelajaran

memuat 5 langkah tersebut. Pendekatan saintifik ini juga berguna

untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik agar mereka

mampu mengenal dan memahami berbagai macam informasi yang

datang dari berbagai arah, dari siapa saja, kapan saja, sehingga secara

tidak langsung mengajarkan anak untuk mandiri dalam memahami

informasi tanpa harus bergantung terus-menerus pada guru.

Pendekatan saintifik ini sangat membantu terbentuknya

pembelajaran yang lebih bermakna. Bermakna dalam hal ini berarti

peserta didik dapat belajar dengan baik. Mereka mencari tahu sendiri

dan menemukan sendiri materi yang dipelajari dari berbagai sumber

melalui informasi tanpa harus diberitahu terlebih dahulu oleh guru.

Adapun tujuan dari pendekatan saintifik ini yaitu meningkatkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, membentuk kemampuan

siswa dalam problem solving secara sistematik, menciptakan suasana

pembelajaran yang dapat memberi pemahaman bagi siswa bahwa

belajar itu suatu kebutuhan, agar memperoleh hasil belajar yang tinggi,

melatih siswa mengemukakan ide-ide, misalnya dalam menulis artikel,


(47)

Pendekatan saintifik ini menggunakan beberapa langkah dalam

proses pembelajaran. Beberapa langkah ini tidak harus dijalankan

secara berurutan, terlebih pada pembelajaran tematik terpadu, dimana

dalam pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema sebagai

pemersatu. Sementara kita ketahui setiap mata pelajaran memiliki

karakteristik keilmuan yang antara satu dengan yang lainnya tidak

sama. Oleh karena kenyataannya seperti itu dan tetap tercapainya

pembelajaran yang bermakna perlu diberikan contoh-contoh agar lebih

memperjelas penyajian pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan saintifik.

Adapun beberapa langkah pendekatan saintifik yaitu, pertama

mengamati yaitu menyajikan obyek secara nyata, misalnya mengamati

gambar, lingkungan alam dan sebagainya sehingga membuat peserta

didik senang dan sangat tertantang dan akan mudah dalam

melaksanakannya. Pada langkah ini sangat membantu dan bermanfaat

bagi siswa dalam pemenuhan rasa ingin tahu mereka ; Kedua menanya

yaitu kegiatan mengembangkan aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan melalui beberapa pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan

yang diajukan berdasarkan hasil mereka mengamati juga sehingga

memperjelas dan semakin memenuhi jawaban atas rasa ingin tahu

peserta didik. Diharapkan dengan menanya peserta didik mampu

mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup


(48)

informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan

mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

mengumpulkan informasi sebagaimana yang disampaikan

Pemendikbud Nomor 81a Tahun 2013. Kegiatan menalar ini dilakukan

untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan pola

keterkaitannya; Keempat mencoba yaitu melakukan percobaaan siswa

selama kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan dan

mengembangkan ranah tujuan belajar sikap, pengetahuan, dan

keterampilan; Kelima mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau

menceritakan apa yang telah peserta didik pelajari, hal ini dilakukan di

depan kelas.

Berdasarkan pembahasaan di atas pendekatan saintifik merupakan

proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam

memahami dan mengenal berbagai materi melalui langkah mengamati,

menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring juga

mengembangkan ketiga aspek yakni sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

e. Penilaian Otentik

Salah satu penekanan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian

otentik. Pada penilaian otentik ini mengharuskan guru menilai peserta

didik baik proses maupun hasil menggunakan instrument penilaian.

Menurut Nurgiyantoro (2104: 4) dalam Abdin (2014: 77) menyatakan

bahwa pada hakikatnya penilaian otentik merupakan penilaian yang


(49)

melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan

pengajaran yang dilakukan itu sendiri; artinya, berdasarkan informasi

yang diperoleh dapat pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian

terhadap kegiatan yang dilakukan. Model Penilaian Otentik (authentic

assessment) adalah pengukuran kegiatan mengukur hasil belajar siswa

secara signifikan untuk ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil. Penilaian otentik ini memiliki hubungan

yang kuat dengan pendekatan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran

sesuai tuntutan kurikulum 2013. Alasannya adalah penilaian ini

mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam

kegiatan mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan dan

lain-lain.

Penilaian otentik ini sangat berguna untuk guru karena dengan

penilaian otentik ini guru bisa melihat gambaran perkembangan siswa

dan memastikan siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.

Gambaran mengenai perkembangan siswa menjadi bahan

pertimbangan untuk guru dalam melakukan tindakan untuk

pembelajaran selanjutnya.

Penilaian otentik menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 168)

adalah suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan para siswa

untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan

penerapan dari suatu pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sudah


(50)

dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai intrumen

penilaian seperti tes tertulis, tes lisan, dan obeservasi (Majid, 2014:

35). Nurhadi (2004: 172) dalam Basuki dan Hariyanto (2014: 168)

menyatakan penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi

oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang

dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu

mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa

tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pendapat

lain juga dikemukakan oleh Abidin (2014: 81) menyatakan bahwa

penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan siswa. Berdasarkan beberapa

pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah

penilaian yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan belajar dan

hasil belajar peserta didik berdasarkan data yang diperleh dari keadaan

peserta didik dan mencakup 3 aspek yakni sikap, keterampilan dan

pengetahuan.

Penilaian otentik pada kurikulum 2013 mengacu pada Penilaian

Acuan Patokan ( PAP ), yakni pencapaian hasil belajar siswa yang

didasarkan pada posisi skor yang di perolehnya terhadap skor idel

(maksimal ). Penelitian otentik sangat memperhatikan keseimbangan

antara penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, lalu

disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai


(51)

Adapun karakteristik penilaian otentik menurut Kunandar (2014 :

39-40) adalah sebagai berikut :

1. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif. Artinya, penilaian

autentik dapat dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar (formatif) maupun

pencapaian kompetensi terhadap standar kompetensi atau

kompetensi inti dalam satu semester (sumatif)

2. Mengukur keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta.

Artinya, penilaian autentik itu ditunjukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi yang menekankan aspek keterampilan (skill)

dan kinerja (performance), bukan hanya mengukur kompetensi yang

sifatnya mengingat fakta (hafalan dan ingatan).

3. Berkesinambungan dan terintegrasi. Artinya, dalam melakukan

penilaian autentik harus secara berkesinambungan (terus menerus)

dan merupakan satu kesatuan secara utuh sebagai alat untuk

mengumpulkan informasi terhadap pencapaian kompetensi peserta

didik.

4. Dapat digunakan sebagai feed back. Artinya, penilaian autentik yang

dilakukan oleh guru dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap

pencapaian kompetensi peserta didik.

Penilaian otentik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri.

Menurut Basuki (2014: 175-176) Keunggulan dan kelemahan


(52)

1. Keunggulan

a. Berfokus pada keterampilan analisis dan keterpaduan

pengetahuan.

b. Meningkatkan kreativitas

c. Merefleksikan keterampilan dan pengetahuan dunia nyata.

d. Mendorong kerja kolaboratif.

e. Meningkatkan keterampilan lisan dan tertulis.

f. Langsung menghubungkan kegiatan asesmen, kegiatan

pengajaran, dan tujuan pembelajaran.

g. Menekankan kepada keterpaduan pembelajaran di sepanjang

waktu.

2. Kelemahan

a. Memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau,

dan melakukan koordinasi.

b. Sulit untuk dikoordinasi dengan standar pendidikan yang telah

ditetapkan secara legal.

c. Menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang

konsisten.

d. Sifat subjektif dalam pemberian nilai akan cenderung menjadi

bias.

e. Sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa.

f. Hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis


(53)

Adapun teknik penilaian otentik menurut (Permendikbud, 2013: 9)

yaitu :

1) Sikap

Penilaian sikap pada kurikulum 2013 terdapat pada

Kompetensi Inti ke 1 dan ke 2. Kompetensi ini digunakan untuk

menilai sikap spiritual dan sikap sosial. Aspek sikap dapat dinilai

dengan cara berikut :

a. Observasi yaitu teknik penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik langsung

maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi

yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

b. Penilaian diri yaitu teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan

dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian antarteman yaitu teknik penilaian dengan cara

meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan

sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang

digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

d. Jurnal yaitu catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang

berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan

kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan

perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang


(54)

Sebagai contoh indikator K2 yaitu menunjukan sikap percaya

diri saat membaca teks cerita. Indikator tersebut dinilai melalui

observasi/ pengamatan yang dilakukan guru.

2) Pengetahuan

Penilaian pengetahuan pada kurikulum 2013 merupakan penilaian

untuk Kompetensi Inti ke-3. Aspek untuk menilai pengetahuan

dapat dinilai dengan cara sebagai berikut :

a. Tes tertulis yaitu tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa

pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan uraian.

b. Tes lisan yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon

pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan

keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun

paragfraf yang diucapkan.

c. Penugasan yaitu penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang

dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek baik secara individu

ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

Sebagai contoh indikator K3 yaitu Menganalisis kekhasan

sifat-sifat bunyi. Indikator ini dapat dinilai dengan cara tes

tertulis.

3) Keterampilan

Penilaian keterampilan pada kurikulum 2013 merupakan penilaian

untuk Kompetensi Inti ke-4. Aspek untuk menilai keterampilan


(55)

a. Performance atau Kinerja yaitu suatu penilaian yang meminta

siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang

sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat

musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran,

menari.

b. Produk yaitu penilaian terhadap kemampuan peserta didik

dalam membuat produk teknologi dan seni 3 dimensi.

c. Proyek yaitu penilaian terhadap tugas yang mengandung

investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu

tertentu.

d. Portofolio yaitu penilaian melalui sekumpulan karya peserta

didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang

dilakukan selama kurun waktu tertentu.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran juga

merencanakan dan melaksanakan penilaian merupakan kompetensi

pedagogik yang harus dimiliki guru. Kemampuan guru untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran kemudian

mengimplementasikannya di dalam proses pembelajaran di kelas

merupakan wujud nyata dari kompetensi pedagogik tersebut. Perangkat

pembelajaran merupakan perwujudan persiapan guru sebelum

melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Peraturan Pemerintah


(56)

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”. Perangkat pembelajaran mesti dipersiapkan guru

dengan baik dan sekreatif mungkin. Perangkat pembelajaran dipersiapkan

dengan baik karena perangkat pembelajaran merupakan tolok ukur apa

saja yang dilakukan selama kegiatan belajar mengajar. Persiapan yang

matang dan penyusun rencana kegiatan pembelajaran yang baik setidaknya

dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan.

Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur

penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan

Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Menurut

Kemp (1994) dalam Trianto (2010: 81) pengembangan perangkat

merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah

pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat

dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan


(57)

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp

Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model

Kemp meliputi beberapa hal yaitu:

a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan

antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun

strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan

kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan,

selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai


(58)

b. Analisis siswa (Learning Characteristics)

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan

karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman

secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta

didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat

pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku

Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83)

mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan

peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2)

Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto

(2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti

dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta

didik baik dalam perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis

peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik,

usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran,

pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja

sama, keterampilan sosial dan lainnya.

c. Analisis Tugas (Task Analysis)

Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas

merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu

pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan

menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi


(59)

analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan

pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan

pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)

Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan

darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk

mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi

tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang

dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan

pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara

mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan

dalam belajar untuk peserta didik.

e. Uratan Isi (Content Sequencing)

Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan

tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran .

f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih

model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini

dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran

sehingga dapat mencapai tujuan.

g. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional


(60)

Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media

yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa

memahami pengetahuan tersebut.

h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang

digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan

peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria

penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan,

sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur

ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusu telah

dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir

dalam proses perancangan pembelajaran.

i. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional

Resourche)

Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan

hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis

tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada

penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan.

Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan

pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta

didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi

pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan

menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja,


(61)

menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk

menganalisis sendiri kinerja perorangan.

j. Pelayanan Pendukung (Support Services)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung

dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat

menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam

proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah,

guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium

dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan,

perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian

tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.

k. Evaluasi formatif (Formative)

Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses

perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi

informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama

pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk

menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga

berbagai kekurangan dapat di hindari.

l. Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian

tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama

tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir

pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan


(1)

bahan pakaian bermotif pengubinan dengan ketentuan pada LKS.  Melakukan

simulasi tentang makna persatuan dan kesatuan  Membuat skenario drama dengan tema bersatu dalam keberagam aan  Membuka

kamus untuk mencoba menemuka n arti baru dan makna kosakata


(2)

yang belum dimengerti tersebut sesuai dengan konteksnya .

 Mendemon strasikan beberapa gerakan dalam tari Saman.  Merancang

pola gelak dasar untuk senam irama hasil karya sendiri disertai dengan lagu pengiringn ya

 Memprakte kan

kegiatan yang membutuhk


(3)

an kerja sama di depan kelas.

Mengkomunik asiakan

 Mempresen tasikan hasil diskusi di depan kelas tentang berbagai keberagam an

 Menunjuka n model permainan

engklek

kreasi yang telah dibuat  Mementask

an drama kelompokn ya

 Menceritak aan apakah isi dari teks bacaan yang sudah


(4)

didiskusika n

kelompok.  Menyampai

kan hasil dari

percobaan yang sudah dilakukan.  Mempresen

tasikan hasil rancangann ya kepada teman disampingn ya maupun di depan kelas.  Menukarka

n hasil laporan wawancara yang telah disusun kepada kelompok lain  Menunjuka

n dan mencoba


(5)

model permainan

engklek

kreasi mereka saat istirahat.


(6)

BIODATA PENULIS

Trifonia Kurnia Awang lahir di Pagal , 19 Oktober 1993. Pendidikan dasar diperoleh di SD Katolik Pagal 1 Manggarai Nusa Tenggara Timur, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Cibal Manggarai Nusa Tenggara Timur, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Cibal Nusa Tenggara Timur, tamat pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pada Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi. Pendidikan di pergguruan tinggi diakhiri dengan menulis

skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Kebersamaan dalam Keberagamaan untuk Siswa kelas IV Sekolah Dasar”.

Pengembangan perangkat pembelajaran tersebut dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.