70
kegiatan perekonomian seperti perdagangan industri, perhubungan, dan perbankan.
b. Faktor Industri
Pertumbuhan dan perkembangan baik industri besar, sedang, kecil, maupun industri kerajinan tangan merupakan daya tarik tersendiri bagi
arus penyebaran urbanisasi. Hal ini dapat diketahui bahwa wilayah kecamatan yang banyak memiliki industri, tingkat kepadatan penduduk
lebih besar di bandingkan dengan wilayah yang jarang industrinya. Dengan besarnya jumlah penduduk akan mempengaruhi terhadap jumlah
tenaga kerja yang tersedia di masyarakat, yang perlu di tampung pada berbagai sector ekonomi.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Penyaluran Kredit sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Penyaluran Kredit, Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank, Jumlah Pengusaha Kecil, Tingkat
Suku Bunga Kredit, dan Inflasi.
71
4.2.1. Perkembangan Penyaluran Kredit
Perkembangan Penyaluran Kredit dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.1. Perkembangan Penyaluran Kredit Tahun 1995-2009
Tahun Penyaluran Kredit
Juta Rupiah Perkembangan
1995 2.547.120
- 1996
3.380.859 32,73
1997 4.604.303
36,18 1998
6.268.205 36,13
1999 2.699.819
- 56,92 2000
3.194.264 18,31
2001 3.364.359
5,32 2002
3.638.846 8,15
2003 3.863.916
6,18 2004
3.633.514 - 5,96
2005 3.374.598
- 7,12 2006
4.019.150 19,10
2007 5.249.466
30,61 2008
6.762.967 28,83
2009 7.439.200
9,99 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Penyaluran Kredit selama 15 tahun 1995-2009 cenderung mengalami fluktuasi.
Perkembangan tertinggi Penyaluran Kredit adalah pada tahun 1996 sebesar 32,73 dan perkembangan terendah adalah pada tahun 1999 sebesar
- 56,92 . Penyaluran Kredit tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp.
7.439.200 dan Penyaluran Kredit terendah pada tahun 1995 Rp. 2.547.120.
72
4.2.2. Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank
Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa pekembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank selama 15 tahun 1995-2009 cenderung
mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 1998 sebesar 91,99 dengan nilai Jumlah Dana Pihak
Ketiga Bank sebesar Rp. 28.119.957 yang ditahun sebelumnya nilainya sebesar Rp.14.645.937. Sedangkan perkembangan terendah adalah pada
tahun 2002 sebesar -3,42 . Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar Rp.113.168.912.
Tabel.2. Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank Tahun 1995- 2009
Tahun Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank
Juta Rupiah Perkembangan
1995 10.860.441
- 1996
13.583.989 25,07
1997 14.645.937
7,81 1998
28.119.957 91,99
1999 32.687.100
16,24 2000
34.594.415 5,83
2001 42.672.412
23,35 2002
41.209.106 - 3,42
2003 44.729.240
8,54 2004
63.742.140 42,50
2005 70.044.356
9,88 2006
75.883.456 8,33
2007 84.043.827
10,75 2008
98.769.583 17,52
2009 113.168.912
14,57 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
73
4.2.3. Perkembangan Jumlah Pengusaha Kecil
Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa pekembangan Jumlah Pengusaha Kecil selama 15 tahun 1995-2009 cenderung
mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 2009 sebesar 113,81 dengan nilai Jumlah Pengusaha
Kecil sebesar 8619 unit yang ditahun sebelumnya nilainya sebesar 4031 unit. Sedangkan perkembangan terendah adalah pada tahun 2000 sebesar -
75,39 . Jumlah Pengusaha Kecil tertinggi terjadi pada tahun 2000 sebesar 2369 unit.
Tabel.3. Perkembangan Jumlah Pengusaha Kecil Tahun 1995-2009 Tahun
Jumlah Pengusaha Kecil unit
Perkembangan 1995
8664 -
1996 8942
3,20 1997
9184 2,70
1998 9286
1,11 1999
9628 3,68
2000 2369
- 75,39 2001
2490 5,10
2002 2614
4,97 2003
2910 11,32
2004 3151
8,28 2005
3458 9,74
2006 3710
7,28 2007
3945 6,33
2008 4031
2,17 2009
8619 113,81
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
74
4.2.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit
Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit setiap tahunnya mengalami naik turun yang tidak tentu
besarnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 yang menjelaskan bahwa pada tahun 1995 sampai 2009, Perkembangan terbesar Tingkat Suku Bunga
Kredit pada tahun 1998 sebesar 5,82 dan terendah sebesar -6,34 terjadi pada tahun 2000, Tingkat Suku Bunga Kredit terbesar pada tahun
1998 sebesar 23,16 . dan Tingkat Suku Bunga Kredit yang terendah yaitu pada tahun 2009 sebesar 12,96 .
Tabel.4. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit Tahun 1995-2009 Tahun
Tingkat Suku Bunga Kredit Perkembangan
1995 15,75
- 1996
16,42 0,67
1997 17,34
0,92 1998
23,16 5,82
1999 22,93
- 0,23 2000
16,59 - 6,34
2001 17,90
1,31 2002
17,82 - 0,08
2003 15,68
- 2,14 2004
14,05 - 1,63
2005 15,43
1,38 2006
15,10 - 0,33
2007 13,01
- 2,09 2008
14,40 1,39
2009 12,96
- 1,44 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.2.5. Perkembangan Tingkat Inflasi
Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Inflasi setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya.
Perkembangan Tingkat Inflasi, yang tertinggi terjadi pada tahun 1998
75
sebesar 86,1 ini dikarenakan adanya krisis yang melanda bangsa Indonesia dan pada umumnya kenaikan tingkat inflasi terjadi dari kenaikan
harga barang – barang yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. tetapi pada tahun 1999 terjadi perkembangan
terendah sebesar - 94,97 . Hal ini bisa dilihat dari nilai Tingkat Inflasi di tahun 1998 sebesar 95,21 menjadi 0,24 atau turun sebesar - 94,97 .
Tabel.5. Perkembangan Tingkat Inflasi Tahun 1995-2009 Tahun
Tingkat Inflasi Perkembangan
1995 8,69
- 1996
6,68 - 2,01
1997 9,11
2,43 1998
95,21 86,10
1999 0,24
- 94,97 2000
10,46 10,22
2001 14,13
3,67 2002
9,15 - 4,98
2003 4,79
- 4,36 2004
6,06 1,27
2005 14,12
8,06 2006
6,71 - 7,41
2007 6,27
- 0,44 2008
8,73 2,46
2009 5,39
- 3,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
4.3. Hasil Analisis Asumsi Regresi Klasik BLUE Best Linier Unbiased Estimator.