Perantara perdagangan efek HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN

51

d. Perantara perdagangan efek

e. Biro Administrasi Efek Anonim,1987:62

4.1.2.2. Profesi Penunjang Pasar Modal

Profesi Penunjang Pasar Modal adalah lembaga penunjang yang keberadaannya tidak semata-mata terkait dengan adanya pasar modal, yaitu : 1 Akuntan publik 2 Penasehat hukum 3 Notaris 4 Perusahaan penilai 5 Penyimpan efek custodian 6 Profesi lain yangf ditetapkan oleh BAPEPAM Anonim, 1987:71

4.1.3. Latar Belakang Berdirinya BEI

Pembentukan Bursa Efek Indonesia BEI yang mulai beroperasi tanggal 16 Juni 1989, yaitu hampir dua belas tahun sejak pemrintah mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia 10 Agustus 1977 seakan merupakan proses pengulangan sejarah dengan latar belakang yang tentu saja jauh berbeda. Pada masa pembentukan Bursa Efek di Jakarta dilatar belakangi oleh sekelompok masyarakat pemilik efek. Sedangkan pembentukan BEI dalam era dewasa ini, khususnya pada awal Periode Pembangunan Lima Tahun 51 ke Lima Pelita V dilatar belakangi oleh adanya tekad pemerintah untuk mengerahkan segala dan daya semaksimal mungkin guna mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal 5 pertahun. BEI merupakan suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas PT yang didirikan pada tanggal 30 Maret 1989. Berdasarkan akte No. 73 dari Kartini Mulyadi, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2- 5101.HT.01.01.TH.89 tanggal 12 Juni 1989. Anggaran Dasar perseroan telah mengalami perubahan sebagaimana termuat dalam Akte Notaris Kartini Mulyadi, SH, No 4 tanggal 2 Juni 1989 dan telah disetujui pula oleh Menetri Kehakiman Republik Indonesia. Izin Usaha Penyelenggarakan BEI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 654MKK.011989 tanggal 14 Juni 1989. Pembentukan BEI merupakan suatu langkah positif dan juga merupakan suatu indikasi adanya peran serta pihak swasta di bidang pasar modal. Hal ini sangat sesuai dengan isi yang terkandung Pakde 1988, yaitu deregulasi di bidang pasar modal.

4.1.4. Maksud dan Tujuan Pembentukan BEI

Pembentukan BEI dimaksudkan untuk menunjang program pemerintah di bidang pasar modal, yaitu memperluas fungsi pasar modal sebagai sarana penghimpunan dana masyarakat. Disamping itu diharapkan pula dengan adanya BEI, maka para pengusaha di wilayah Indonesia 51 Timur dan Jawa Timur pada khususnya akan lebih mudah menarik dana jangka panjang yang relatif murah dari pasar modal. Di sisi lain, kehadiran BEI berarti memberikan jaminan efek yang diperdagangkan karena pilihan pasar sekunder menjadi lebih beragam. Dalam hal ini perusahaan yang menawarkan efek melalui pasar modal dapat mengadakan pilihan untuk pencatatan dan perdagangan efeknya, yaitu di Bursa Efek Indonesia, BEI dan di Bursa Paralel. Pembentukan BEI pada akhirnya dapat sempurna sehingga diharapkan pasar modal mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi usaha pengerahan dana pembangunan nasional.

4.1.5. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan usaha, BEI tunduk peraturan perundang- undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Pembinaan dan pengawasan terhadap BEI dilakukan oleh Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM, sesuai dengan Keputusan Presiden No. 60 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang pasar modal. Modal dari PT. BEI ditetapkan sebesar Rp. 8 Milyar terbagi atas 160 saham yang masing-masing bernilai nominal Rp. 50 Juta. Pada saat pendirian, modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh be rjumlah Rp. 2 milyar 40 saham yang merupakan penyertaan 36 badan usaha. Berdasarkan ketentuan yang berlaku semua pemegang saham merupakan Anggota Bursa Anggota BEI terdiri dari 7 Bank Pemerintah, 8 Bank Sawasta Nasional, 11 Perusahaan Perantara Jakarta, 8 Perusahaan 51 Perantara Jakarta, 1 Pusat Koperasi KUD Jawa Timur dan 1 Lembaga Pengelola Dana yaitu PT Persero Danareksa. Kekuasaan tertinggi di PT. BEI sesuai dengan anggaran dasar perusahaan terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham. Seperti lazimnya pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas , dalam struktur PT. BEI juga terdapat Dewan Komisaris, terdiri dari satu orang Komisaris Utama dan tiga orang anggota Direksi. Hingga saat ini PT. BEI mempunyai satu orang Direktur Utama dan satu orang Direktur. Fungsi Administrasi dan Operasional dilaksanakan oleh tiga Divisi yaitu Divisi Administrasi dan penerangan, Divisi Keuangan dan Akuntansi dan Divisi Penyelenggaraan Bursa. Setiap divisi membawahi dua bagian. Gambar 1 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia. R.U.P.S Dewan Kopmisaris Direktur Utama Direktur Utama Direktur Pergangan Ditektur Keuangan Divisi Divisi Divisi Adm penerangan Penyalur bursa Keuangan Akt Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Adm. Umum Penerangan Humas Pengolahan data Adm. perdagangan Akuntansi Keuangan Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia. 51

4.1.6. Sistim Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa pialang. Dalam melaksanakan tugasnya seorang pialang bertindak atas nama perusahaan securities company. Transaksi yang terjadi berdasarkan mekanisme pasar dengan prosedur pialang memasukkan order-order ke menu slip order, yang memuat lot dan harga tawaran jualbeli, sedangkan waktu pemasukan order telah terkontrol langsung oleh sistim komputer. Fasilitas perdagangan saham digolongkan dalam dua kategori, yaitu Papan Transaksi Asing Foreign Board dan Papan Transaksi Lokal Local Board. Papan Transaksi Asing adalah fasilitas perdagangan saham di bursa yang hanya dipergunakan untuk dan atas nama pemodal asing dengan pemodal asing. Perdagangan Transaksi Lokal adalah fasilitas perdagangan efek di bursa yang hanya dapat dipergunakan untuk dan atas nama pemodal lokal dengan pemodal lokal atau pemodal lokal dengan pemodal asing. Transaksi perdagangan lokal terbagi atas : 1 Perdagangan Reguler, yaitu perdagangan yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar action market dan bersifat terus-menerus dengan lot minimal 500 saham. 2 Perdagangan Non Reguler, yaitu merupakan perdagangan saham jumlah BEIar block sale di atas 10.000 saham dan perdagangan add lot, yaitu dibawah 500 saham. 51 3 Perdagangan tunai, yaitu merupakan fasilitas yang disediakan bagi anggota bursa yang karena alasan tertentu gagal memenuhi kewajiban penyerahan saham. Perdagangan ini dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika dan dilakukan atas negosiasi langsung antar anggota bursa. 4.1. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis

4.1.1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi probabilitas yang diproleh lebih BEIar dari nilai 51 signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian 5 maka data tersebut telah terdistribusi normal. Santoso, 2001 : 97 Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : a Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal. b Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih BEIar dari 5, maka distribusi adalah normal. Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel Pengujian analisis normalitas data ini menggunakan One sample Kolmogorrov-Smirnov test, hasil analisis menunjukkan tingkat signifikansi: 1. Sebelum hari libur natal dan tahun baru: 0.997 dan 2. Sesudah hari libur natal dan tahun baru: 0.876 Dimana keduanya lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. 51

4.2.2. Analisis dan Uji Hipotesis Memakai Uji Beda T-test dengan Sample Berhubungan Related samples

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar -1.338 dan nilai signifikansinya sebesar 0.229 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru. Pada sebelumnya hipotesis menyatakan terdapat perbedaan antara return sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru, maka hipotesis 51 penelitian tidak terbukti kebenarannya. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Implikasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 44 82

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

6 98 88

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

1 47 96

Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

1 78 64

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Dividen Tunai Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 98 89

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 41 86

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 1 8