ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR NASIONAL PADA PT. ANEKA TAMBANG Tbk HARIAN DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR NASIONAL PADA PT. ANEKA TAMBANG Tbk HARIAN DI BURSA EFEK INDONESIA”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ec. Sri Trisnaningsih, MSi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(2)

4. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan segalanya.

6. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Surabaya, Januari 2010 Penulis


(3)

iii

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM

DAN SESUDAH HARI LIBUR NASIONAL PADA

PT. ANEKA TAMBANG Tbk HARIAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

DHEWI PUSVITASARI

ABSTRAK

Keterbatasan modal suatu perusahaan, membuat pimpinan perusahaan mengambil langkah-langkah yang paling aman untuk menutupi operasional perusahaan tersebut. Langkah yang diambil bisa bermacam-macam. Mulai dari mengambil kredit ke bank, kerjasama dengan pihak luar, sampai dengan menjual sebagian aset perusahaan yang kemudian dibagi-bagi dalam bentuk saham (Go Publik). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur.

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Populasi dalam penelitian ini adalah Harga Saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia. Teknik analisa dan uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu statistik uji beda dua rata-rata berpasangan dengan membandingkan return saham sebelum dan sesudah hari libur.

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru


(4)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keterbatasan modal suatu perusahaan, membuat pimpinan perusahaan mengambil langkah-langkah yang paling aman untuk menutupi operasional perusahaan tersebut. Langkah yang diambil bisa bermacam-macam. Mulai dari mengambil kredit ke bank, kerjasama dengan pihak luar, sampai dengan menjual sebagian aset perusahaan yang kemudian dibagi-bagi dalam bentuk saham (Go Publik).

Situasi ketidakpastian dalam pasar modal mendorong investor yang rasional untuk untuk selalu mempertimbangkan risiko dan expected return setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin besar expected return, maka tingkat juga semakin besar. Gambaran resiko dan expected return dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis, return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return


(5)

2

ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. (Jogiyanto, 2007:109)

Nilai return tersebut nilainya tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Nilai return akan mengalami fluktuasi. Fluktuasi tersebut dipengaruhi beberapa factor, salah satunya antara lain :

1. Adanya peraturan atau keputusan yang dibuat pemerintah berupa undang-undang baru yang berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian negara, contohnya: tentang kenaikan UMR untuh buruh sedangkan kenaikan tersebut tidak dibarengi dengan kenaikan permintaan produksi perusahaan.

2. Gejolak konflik politik yang terjadi didalam negeri, contohnya: permasalahan antar partai politik menjelang pemilu.

3. Hari libur yang panjang menjelang akhir pekan dan setelah hari libur.

Dalam penelitian ini akan membahas masalah yang lebih lanjut mengenai pengaruh hari libur terhadap return saham perusahaan yang bergerak dibidang tambang. Pada tabel berikut adalah harga saham yang terjadi sebelum dan sesudah hari libur.


(6)

3

Tabel. 1. Harga Saham PT. Antam, Tbk Sebelum dan Sesudah Hari Libur Harga Saham No Hari/Tanggal Buka (Rp) Tutup (Rp) 1 29 Desember 2007

(Hari Sabtu) 2 Januari 2008 (Hari Rabu)

4425 4475

4475 4425 2 9, 10, 11 Januari 2008

(Hari Rabu, Kamis, Jumat) 14 Januari 2008

(Hari Senin)

4400 4450

4450 4500 3 6, 7, 8 Februari 2008

(Hari Rabu, Kamis, Jumat) 11 Februari 2008

(Hari Senin)

3825 3550

3550 3625 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia

Tidak adanya konsistensi kesimpulan penelitian tentang dampak hari perdagangan saham terhadap return saham yang diperoleh dari penelitian terdahulu, hal ini menjadikan suatu fenomena menarik untuk diteliti. Dampak hari libur terhadap hari perdagangan saham, telah banyak diteliti di luar negeri. Sedangkan hari libur yang terjadi di luar negeri adalah hari libur seperti Hari Kemerdekaan, Hari Natal, Tahun Baru, atau Hari Keagamaan masing-masing negara. Sedangkan di Indonesia, hari libur nasional terdiri dari berbagai macam hari libur dari 5 macam agama, dan hari libur kemerdekaan. Apalagi mulai tahun 2003, pemerintah Indonesia membuat kebijakan baru bahwa ada beberapa hari libur digeser ke akhir pekan.


(7)

4

Atas dasar uraian latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Hari Libur Nasional Pada PT. Aneka Tambang Tbk Harian Di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

 Menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur. Dalam penelitian ini terdapat batasan , yaitu hari libur yang akan diteliti hanya hari libur yang terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret pada tahun 2008.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

 untuk membuktikan secara empiris perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini adalah :

1. Peneliti dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan teori pasar modal, khususnya teori pasar efisien dalam melilihat faktor hari perdangangan saham terhadap return saham di pasar modal.


(8)

5

2. Memberikan masukan pada berbagai pihak baik yang terlibat langsung maupun yang tidak langsung di pasar modal.

3. Investor dalam melakukan aktivitasnya dapat mempertimbangkan hari perdagangan saham khususnya dampak hari libur nasional.

4. Bagi pengelola dan pelaku pasar modal, dapat dijadikan sebagai acuan untuk memperhitungkan faktor-fator yang dapat mempengaruhi return saham.


(9)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Pada jurnal dalam penelitiannya di dapatkan hasil sebagai berikut : 1. Kim dan Park (2004) Jurnal Maksi vol 4, Agustus 2004

Memuat mengenai terjadinya naik dan turunnya return saham sebelum dan sesudah hari libur di negara Amerika, Inggris dan Jepang.

2. Douglas K. Pearce (1996) Journal of Economics and Finance.vol 20. No 3.

Memuat working paper dari yang berjudul “The Robustness of Calendar Anomalies in Daily Stock Return” bahwa dalam hasilnya kenaikan dan penurunan return saham tidak dapat dipastikan karena pengaruh hari libur tetapi kenaikan dan penurunan return saham dipengaruhi oleh kondisi stabilitas perusahaan baik itu perusahaan kecil ataupun besar, misalnya keputusan perusahaan untuk waktu kedepan, statistik produksi dan pendapatan yang telah di capai selama beberapa waktu.

2. 2. Landasan Teori

2.2.1. Pasar Modal (Capital Market)

Pasar modal pada hakekatnya (Pandji dan Ninik, 1992: 6) adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, memungkinkan penambahan financial asset (dana hutang) pada saat yang sama memungkinkan investor untuk selalu merubah dan menyesuaikan portofolio investasinya (melalui pasar sekunder). Bagi perusahaan (emiten) pasar modal merupakan sarana


(10)

7

meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi pada para pemilik dana (investor) baik golongan maupun lembaga-lembaga usaha

Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian yang lebih spesifik mengenai pasar modal, yaitu “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.”

Transaksi investasi atau jual beli surat berharga di pasar modal dapat berbentuk :

1. Utang Berjangka (Jangka Pendek/Jangka Panjang)

Utang berjangka (jangka pendek/jangka panjang) merupakan salah satu bentuk pendanaan dalam suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menerbitkan surat berharga dan dijual kepada para pemilik dana ataupun para pemodal. Penerbitan surat berharga tersebut, dilakukan dengan cara mengeluarkan janji secara tertulis (notes) kepada para pihak untuk meminjam dana dengan disertai kewajiban membayar sejumlah balas jasa berupa bunga. Dalam rangka pendanaan jangka panjang dikenal dua macam surat berharga, yaitu :

a. Surat obligasi, merupakan surat pengakuan utang oleh suatu entitas (biasanya berbentuk badan usaha perseroan terbatas) dengan disertai janji memberikan imbalan bunga dengan rate tertentu.


(11)

8

Obligasi berjangka mempunyai hari jatuh tempo yang relatif panjang, diatas 3 tahun.

b. Sekuritas lainnya, terdiri dari berbagai jenis sekuritas yang biasanya disebut sekuritas kredit, misalnya : right, waran, opsi, dan

future. Sekuritas kredit mempunyai hari jatuh tempo yang relatif pendek, yang disebut berjangka menengah, yaitu antara 1 sampai 3 tahun.

2. Penyertaan

Merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas perusahaan tersebut. Badan usaha yang membutuhkan pendanaan , menerbitkan surat berharga dan dijual kepada pemodal yang mengakibatkan para pemodal tersebut dapat memiliki sebagaian perusahaan sebesar jumlah surat berharga yang dikuasainya. Surat berhatga semacam ini umumnya disebut

saham (share). Sebagai pemodal mereka berhak mendapat pembagian

keuntungan secara periodik dari perusahaan sebagaimana layaknya pemilik mula-mula, yang disebut deviden.

Proses transaksi surat-surat berharga tersebut diatas, dilakukan oleh lembaga yang memberikan fasilitas jual beli saham ataupun obligasi yang disebut bursa. Di bursa efek tersebut semua pihak yang ikut bermain di dalamnya diatur, bagaimana menjalankan transaksi bisnis di pasar tersebut. Pengaturan ini menyebabkan tidak dengan sendirinya para emiten boleh menawarkan sahamnya


(12)

9

di lantai bursa tanpa memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemegang otoritas pasar modal.

2.2.2. Macam-macam Pasar Modal

Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain misalnya: right, waran, opsi dan future) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjual-belikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam, yaitu (Sunariyah, 2003: 12) :

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Adalah "Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak perusahaan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder." Pengertian tersebut menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten) berdasarkan analisis fundamental perusahaan tersebut. Peranan para penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan harga saham juga melaksanakan penjualan saham pada para pemodal pada pasar perdana tersebut.


(13)

10

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Adalah perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi pasar sekunder dimana saham dan sekuritas lain diperjual-belikan secara luas setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara penjual dan pembeli. Besarnya permintaan dan penawaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

 Faktor internal perusahaan, yang berhubungan dengan

kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini berkaitan dengan kinerja manajemen perusahaan tersebut.

 Faktor eksternal perusahaan, yaitu hal-hal diluar

kemampuan perusahaan atau diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikan. Contoh munculnya gejolak politik pada suatu negara, perubahan kebijakan moneter, dan laju inflasi yang tinggi. Pasar sekunder mempunyai volume perdagangan yang lebih besar daripada pasar perdana. Penjualan saham pada pasar sekunder ini sama sekali tidak mempengaruhi modal perusahaan, tetapi akan masuk pada kas para pemegang saham yang bersangkutan.


(14)

11

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain diluar bursa (Over The Counter). Bursa paralel merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi dan dibina oleh Badan Pengawasan Pasar Modal. Jadi dalam pasar ketiga ini tidak mempunyai pusat alokasi perdagangan yang dinamakan lantai bursa (floor trading). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi yang disebut "trading information." Informasi yang diberikan pada pasar ini berupa : Harga-harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. Dalam sistem perdagangan ini pialang dapat bertindak dalam kedudukan sebagai pedagang efek maupun sebagai perantara pedagang.

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Adalah bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham ke pemegang lainnya tanpa perantara pedagang efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasa dilakukan dalam jumlah besar (block sale). Sebagai contoh : PT. NUSAMBA mengambil alih pemilikan saham PT. ASTRA Internasional dari beberapa investor/pemegang saham lainnya sehingga menguasai 15% saham yang beredar. Meskipun transaksi tersebut terjadi secara langsung antara pemodal yang satu dengan yang lain, mekanisme kerja dalam pasar modal menghendaki pelaporan


(15)

12

terhadap transaksi block sale tersebut kepada bursa efek jakarta secara terbuka. Jadi, pada akhirnya transaksi antar pemodal tersebut juga harus dicatat pula di bursa efek.

Peranan modal ditinjau dari proses transaksinya menekankan tempat kejadian transaksi dan dapat pula dilihat dari proses penyelenggaraan transaksi perdagangan diantara pelaku pasar terdiri dari beberapa kategori pasar, yaitu (Sunariyah, 2003: 15):

1. Pasar Spot

Adalah bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk diserah-terimakan secara spontan. Artinya, kalau seseorang membeli suatu jasa finansial, maka pada saat itu juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut. Meskipun serah-terima sekuritas /jasa keuangan tidak dapat dilakukan segera, yang dipentingkan adalah proses transaksi tersebut menunjukkan saat terjadinya kekayaan diantara kedua belah pihak. Adapun penyerahan sekuritas/jasa keuangan tersebut, semata-mata hanya proses penyerhan saja.

2. Pasar Futures atau Forward

Adalah pasar keuangan dimana sekuritas/jasa keuangan yang akan diselesaikan pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. Proses transaksi memuat kesepakatan atau terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus dilakukan. Dengan demikian pemindahan kekayaan dalam transaksi semacam ini memerlukan jangka waktu tertentu, dengan kata lain harga transaksi ditentukan hari ini, sedangkan penyerahan


(16)

13

barang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Tentu saja, karena adanya perbedaan waktu antara saat tanggal transaksi dengan penyerahan, akan menimbulkan resiko kenaikan atau penurunan harga. Resiko semacam itu, harus dipertimbangkan oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.

3. Pasar Opsi

Merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. Pilihan tersbut adalah persetujuan atau kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu tertentu diantara entitas yang melakukan kontrak terhadap opsi yang diperjual-belikan. Hak opsi harus menegaskan dalam kontrak, bahwa kwesempatan hanya dapat digunakan dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian apabila dalam periode tersebut tidak diguanakan, kesepakatan dalam kontrak tersebut dinyatakan batal demi hukum.

2.2.3. Peranan Pasar Modal

Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu (Sunariyah, 1997: 3):

o Fungsi Ekonomi, karena pasar menyediakan fasilitas yang

mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer, pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut


(17)

14

dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangka pihak issuer

(dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan.

o Fungsi Keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan

memperoleh imbalan hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik yang dipilih.

Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas.

Besarnya peranan pasar modal pada suatu negara dapat di tinjau dari 5 segi, yaitu (Sunariyah, 1997: 5):

1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dan pnjual untuk

menentukan harga saham tanpa melalui tatap muka.

2. Memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan return yang di harapkan. Keadaan tersebut akan mendorong perusahaan (emiten) untuk memenuhi keinginan para pemodal. Pasar modal menciptakan peluang bagi perusahaan untuk memuaskan keinginan para pemegang saham, kebijakan deviden, dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal. Pemuasan yang diberikan kepada pemegang saham tercermin dalam harga sekuritas.

3. Memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang


(18)

15

para investor dapat melikuidasi sorat berharga yang dimiliki tersebut pada setiap saat. Apabila pasar modal tidak ada maka investor terpaksa harus menunggu pencairan surat berharga yang dimilikinya sampai dengan saat likuidasi perusahaan. Keadaan semacam ini akan menjadikan investor kesulitan menerima uangnya kembali, bahkan tertunda-tunda dan berakibat menerima resiko rugi yang sulit diprediksi sebelumnya. Jadi, operasi pasar modal dapat menghindarkan ketidakpastian di masa yang akan datang dan segala bentuk resiko dapat diantisipasi sebelumnya dengan baik.

4. Menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi dalam

perkembangan suatu perekonomian.

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

Dengan adanya pasar modal tersebut, biaya memperoleh informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar modal, yang dengan sendirinya akan jauh lebih murah.

2.2.4. Go Publik Dan Mekanisme Perdagangan

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif penadanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat bersal dari debitur berupa utang maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan


(19)

16

public. Untuk go public perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan

penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau

penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.

Penawaran umum sering disebut pula go public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelakasanaannya.

Suatu perusahaan melakukan penawaran umum saham dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :

a. Memperoleh dana murah dan basis pemodal yang sangat luas untuk

keperluan penambahan modal, yang tentunya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk keperluan pengembangan usaha, membiayai berbagai rencana investasi termasuk proyek yang memiliki resiko tinggi.

b. Memberikan likuiditas dan nilai pasar terhadap kekayaan perusahaan yang merupakan nilai ekonomis dari jerih payah para pendir (founder). Melalui mekanisme pasar sekunder, para pemegang saham pendiri setiap saat bisa menjual sebagian atau seluruh sahamnya (likuiditas).

c. Mengangkat pandangan masyarakat umum terhadap perusahaan sehingga

menjadi incaran para profesional sebagai tempat untuk bekerja. Daya tarik profesional maupun manajer perusahaan publik adalah kelangsungan hidup lebih terjamin dan evaluasi jenjang karier yang lebih obyektif. Disamping itu, proses suksesi manajemen perusahaan publik akan berjalan


(20)

17

lebih mudah dan lancar serta transparan. Apalagi ada perusahaan yang

menawarkan program ESOP (Employee Stock Ownership Program) yaitu

suatu program dalam bentuk pemberian kesempatan pada karyawan untuk memiliki saham perusahaan misalnya melalui bonus tahunan yang dilakukan oleh perusahaan publik piranti lunak komputer (software) Microsoft Corporation di AS.

d. Pemegang saham, khususnya individu akan cenderung menjadi konsumen

yang setia kepada produk perusahaan, karena adanya rasa ikut memiliki perusahaan (sense of belonging).

e. Perusahaan publik menikmati secara cuma-cuma promosi melalui media

masa, terutama perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan, likuid dan pemilikan sahamnya tersebar luas serta kapitalisasi yang besar.

Sesuai dengan ketentuan SK Menteri Keuangan No. 1199/KMK.013/1991, yang dapat melakukan penawaran umum adalah emiten yang menyampaikan pernyataan pendaftaran Bapepam untuk menjual atau menawarkan efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif.

2.2.4.1. Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di Bursa Efek Indonesia

Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga tahap utama :

1. Persiapan untuk going public


(21)

18

a. manajemen harus memutuskan suatu rencana untuk memperoleh

dana melalui publik dan rencana diajukan di rapat umum pemegang saham dan harus disetujui.

b. Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar-pakar pasar

modal dan institusi-institusi pendukung untuk membantu didalam penyediaan dokumen-dokumen yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut (Poernomo, 2007 : 83) :

Underwriter (penjamin emisi) yang akan mempersiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan proses penempatan saham di pasar primer.

 Profesi-profesi yang terdiri dari kantor akuntan publik yang independen (untuk mengaudit laporan keuangan selama dua tahun terakhir dengan pendapat unqualified opinion), notaris publik (mempersiapkan dokumen persetujuan dari pemegang saham, persejuan lainnya yang berkaitan dengan go publik dan hasil dari rapat yang dilakukan), konsultan hukum (menyediakan opini yang berkaitan dengan hukum), perusahaan penilai (yang akan menilai kembali aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan jika diperlukan).

 Institusi-institusi pendukung yang terdiri dari trustee (untuk mewakili kepentingan pemegang obligasi untuk perusahaan yang akan menjual obligasinya), penjamin, biro administrasi sekuritas, kustodian.


(22)

19

c. Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran

ke publik.

d. Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa.

e. Mengumumkan ke publik .

f. Menanadatangani perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan go publik.

g. Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus

mendaftarkannya ke agen peringkat untuk mendapatkan peringkat obligasi yang akan ditawarkan. Agen peringkat yang ditunjuk adalah PT Pemeringkat Efek Indonesia ( PEFINDO) yang didirikan pada tanggal 21 Desember 1993.

h. Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen

pendukung lainnya ke BAPEPAM.

2. Registrasi di BAPEPAM.

Setelah semua persiapan yang dibutuhkan sudah diselesaikan dan semua dokumen yang dibutuhkan untuk registrasi di BAPEPAM sudah dikirimkan, berikutnya adalah tugas dari BAPEPAM untuk mengevaluasi usulan go publik ini. Yang dilakukan oleh BAPEPAM adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2007:52) :

 Menerima pernyataan registrasi dan dokumen-dokumen

pendukung dai perusahaan yang akan go publik dan dari unwriter.

 Pengumuman terbatas di BAPEPAM.


(23)

20

 Deklarasi pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada tiga hal utama yaitu kelengkapan dokumen, kebenaran dan kejelasan informasi, dan pengungkapan tentang aspek legalitas, akuntansi, keuangan dan manajemen. Jika selama 30 hari BAPEPAM tidak memberi jawaban, maka pernyataan registrasi akan dianggap secara otomatis efektif.

3. Pecatatan di Bursa.

Setelah BAPEPAM mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan registrasi, selanjutnya penjamin emisi (underwriter) dapat menjual saham perdana tersebut di pasar primer. Setelah penawaran perdana selesai, emiten yang go publik dapat melakukan proses berikut ini untuk mencantumkan sahamnya di pasar sekunder (bursa) (Jogiyanto, 2007:52).

 Emiten mengisi dan menyerahkan aplikasi yang formulirnya

disediakan oleh Bursa Efek untuk permintaan mencantumkan sahamnya di bursa efek.

 Bursa Efek mengevaluasi aplikasi ini berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.

 Jika aplikasi ini memenuhi kriteria yang disyaratkan, Bursa Efek akan menyetujuinya.

 Emiten kemudian harus membayar biaya jasa pencantuman (listing fee). Biaya jasa pencantuman terdiri dari dua macam, yaitu biaya jasa pencantuman awal (initial listing fee). Untuk initial listing fee


(24)

21

juta (jika ada tambahan listing awal dibebankan biaya tambahan sebesar minimum Rp 5 juta dan maksimum Rp 100 juta) ditentukan berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya. Untuk annual listing fee ditentukan sebesar minimum Rp 5 juta dan maksimum Rp 50 juta dihitung berdasarkan nilai nominal sahamnya.

 Bursa Efek kemudian akan mengumumkan pencantuman dari

sekuritas ini.

 Sekuritas yang sudah tercantum ini siap untuk diperdagangkan. Kriteria yang disyaratkan oleh Bursa Efek untuk supaya suatu saham dapat dicantumkan di bursa adalah sebagai berikut ini (Jogiyanto, 2007:53).

 BAPEPAM sudah mendeklarasikan efektifitas dari pernyataan

registrasi.

 Laporan keuangan harus sudah di audit oleh akuntan publik,

diregistrasi di BAPEPAM dan mendapat pernyataan unqualified opinion untuk tahun fiskal kemarin.

 Jumlah minimum adalah 1 juta lembar saham.

 Jumlah minimum pemegan saham awal adalah 200 investor dengan

masing-masing memiliki minimum 500 lembar.

 Semua sekuritas yang dikeluarkan dan sudah terjual harus

dicantumkan dan tidak melanggar regulasi dari pemilik asing (maksimum 49% dari seluruh lembar saham yang tercatat). Pembatan ini ditiadakan mulai tanggal 3 september 1997.


(25)

22

 Emiten merupakan perusahaan yang sudah established dan sudah beroperasi (in operation) paling sedikit 3 tahun. Established

didefinisikan sebagai sudah berdiri selama ahun fiskal dengan persetujuan dari menteri kehakiman. In operation didefinisikan sebagai yang harus memenuhi kriteria berikut :

 Mempunyai ijin lisensi permanen dari Investment

Coordinating Board (BKPM).

 Mempunyai ijin lisensi operasi dari menteri yang

berhubungan dengan sektor bisnis yang bersangkutan.  Dari sudut akuntansi telah dicatat adanya pendapatan atau

biaya operasi.

 Dari ekonomi telah mendapatkan penghasilan atau

mencatat pengeluaran yang berkaitan dengan operasi utamanya.

 Telah mendapatkan laba bersih dan laba operasi selama 2 tahun

fiskal terakhir.

 Mempunyai aktiva minimum sebanyak Rp 20 milyar, equitas

pemegang saham (stockholder’s equity) minimum sebesar Rp 7,5 milyar dan modal yang sudah disetor (paid up capital) minimum sebesar Rp 2 milyar.

 Minimum kapitalisasi setelah penawaran ke publik sebesar Rp 4

milyar.


(26)

23

2.2.4.2. Mekanisme Perdagangan Efek Di Bursa Efek Indonesia

Pedagangan saham sebenarnya merupakan perdagangan biasa sebagaimana jual beli barang di pasar pada umumnya. Ada pembeli, penjual, tawar menawar, penyerahan barang dan uang. Hanya saja bedanya bahwa di dalam perdagangan saham ini seseorang yang ingin membeli atau menjual saham di bursa efek tidak dapat secara langsung mengadakan transaksi jual beli tersebut. Untuk melakukan jual beli investor harus melalui perusahaan efek (broker atau pialang) yang juga anggota bursa yang selanjutnya akan beertindak sebagai pembeli atau penjual. Kegiatan transaksi tersebut dapat dilakukan di bursa efek, yaitu sebuah pasar yang terorganisir tempat para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan bursa efek.

Kegiatan transaksi perdagangan di lantai bursa dilakukan oleh perusahaan efek melalui orang yang ditunjuk sebagai wakil perantara pedagang efek (WPPE). Praktek perdagangan saham saat ini mengalami tahap perkembangan yang sangat pesat, hal ini un tuk mengejar keterbelakangan dengan pasar modal dunia khususnya negara maju. Sebelum tahun 2002 praktek perdagangan saham di Indonesia masih sederhana dalam artian, bahwa surat saham akan melekat pada diri pemeliknya. Hal ini mengandung resiko waktu yang ditanggung untuk penyelesaian transaksi akan lebih lama, jadi menunjukkan adanya inefisiensi. Disamping itu, resiko terjadinya hilang atau rusak sangat tinggi. Di pasar modal negara lain, misalnya: Kanada, Jerman, Inggris, praktik yang lazim terjadi adalah saham yang diperdagangkan tidak disertai penyerahan fisik. Dalam hal ini sertifikat saham berada di kustodian. Praktik yang lebih canggih lagi terjadi


(27)

24

Perancis sama sekali meniadakan secara fisik. Praktik semacam ini sekarang sudah dilakukan di Indonesia (sucripless trading), yaitu sejak juni 2002. Sehingga fisik sudah tidak perlu lagi, tetapi akan disimpan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

2.2.4.3. Sistem Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia

Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order-driven market system

dan sistem lelang kontinyu (continous auction system). Dengan order-driven market system berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker. Investor tidak dapat langsung melakukan trasaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat melakukan transaksi jual beli di lantai bursa berdasarakan order dari investor. Disamping itu, broker dapat juga melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk membentuk portofolionya. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staf yang ditugaskan di lantai bursa. Staf ini disebut dengan Securities Dealer-Broker Representative

Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan (demand) dari investor. Untuk sistem manual, harga penawaran dan penjualan terendah (ask price) dan harga penawaran pembelian tertinggi (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai bursa. Seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika ada pertemuan antara harga penawaran dan permintaan. Untuk sistem otomatisasi dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke work station JATS di lantai bursa. Kemudian order ini akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan


(28)

25

harga transaksi yang cocok dengan pertimbangan waktu urutan dari order. Sistem lelang ini akan terus dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemukan harga kesepakatan.

Cara mendapatkan harga seperti diatas yaiotu dengan cara lelang kontinyu adalah untuk jenis transaksi yang reguler. Harga dari transaksi reguler ini akan digunakan untuk menghitung indeks harga gabungan dan yang akan digunakan sebgai harga yang dicantumkan di bursa dan yang akan disebarkan di seluruh dunia. Di Bursa Efek, transaksi reguler dilakukan dengan cara round lot yaitu sebanyak 500 lembar untuk non-investment fund dan 100 lembar untuk investment fund. Di samping itu, beberapa transaksi non reguler juga dapat dilakukan seperti

block trades, cross trades, cash trades, odd-lot trades, dan foreign board trades.

Block trades merupakan transaksi dengan minimum 200.000 lembar yang dilakukan diantara anggota bursa. Cross trades terjadi jika transaksi menjual dan membeli dengan jumlah kuantitas dan harga yang sama dilakukan oleh broker.

Cash trades dilakukan oleh anggota bursa yang ingin membayar tunai untuk mendapatkan sertifikat langgsung (umumnya sertifikan pemilikan diberikan pada hari keempat). Odd-lot trades dilakukan untuk transaksi yang di bawah 500 lembar. Foreign board trades merupakan trasaksi saham dengan investor asing.

2.2.4.4. Proses Transaksi

Tarnsaksi efek diawali dengan order (pesanan) pada saham tertentu dengan harga tertentu. Pesanan tersebut dapat disampaian baik secara tertulis maupun lewat telepon dan disampaikan kepada petugas di perusahaan efek. Yang


(29)

26

dimaksud sales/dealer adalah personil perusahaan efek yang berfungsi sebagai penghubung antara nasabah dengan pihak perusahaan efek. Pesanan tersebut harus menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau yang akan dijual dengan menyebutkan harga diinginkan. Sebagai contoh, seorang investor menelpon kepada dealer dimana ia menjadi nasabah, dan menyampaikan bahwa ia berminat untuk melakukan pembelian atas saham ABC dengan kode BBBB sebanyak 2 lot (1.000 saham) pada harga Rp 3.500,- per saham. Pesanan tersebut terlebih dahulu diteliti oleh perusahaan Efek (misalnya apakah dana atau saham yang akan di beli atau dijual mencukupi) kemudian order tersebut disampaikan dealer kepada pialang di lantai bursa (floor trader) untuk dimasukkan ke komputer yang ada di lantai perdagangan. Pialang memasukkan intruksi tersebut ke dalam sistem komputer perdagangan di BEI yang disebut JATS. Sistem tersebut secara otomatis menggunakan mekanisme tawar-menawar secara terus-menerus sehingga untuk pembelian akan didapatkan harga pasar tertinggi dan sebaliknya untuk aktifitas jual didapatkan harga pasar terendah.

2.2.5. Saham di Pasar Modal

Saham menurut Tandellin (2001:26) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Saham Preferen

Adalah Saham yang mempunnyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan


(30)

27

pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa.

2. Saham Biasa

Adalah Sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunnyai hak kepemilikan atas asset-aset perusahaan.

Oleh karena itu, pemegang saham mempunnyai hak suara (voting

rights) untuk memilih direktur maupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

Jika dilihat menurut tingkatannya dalam perdagangan saham tersebut menurut Sitompul (1996:4-6), saham-saham dapat dibedakan atas:

a.Saham Utilitas (UtilityStock)

Saham ini merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan di bidang sarana dan prasarana umum misalnya telekomunikasi, listrik, energi dan yang berkaitan dengan kepentingan umum lainnya. Saham-saham dari perusahaan ini banyak diminati pata pemodal sebab kebanyakan dari perusahaan tersebut memegang monopoli dari pemerintah, dengan demikian beresiko kecil meskipun tidak dapat dikatakan tidak mempunnyai resiko.

b. Saham Blue Chip (Blue Chip Stock)

Saham yang dikategorikan dalam jenis ini adalah saham-sahan dari perusahaan-perusahaan besar yang sudah sangat mapan misalnya


(31)

28

perusahaan-perusahaan besar terutama perusahaan multinasional seperti IBM, General Electric dan sebagainya, di Indonesia dapat dikatakan antara lain Astra. Namun demikian bukannya tanpa resiko menanamkan modal diperusahaan tersebur, Karena dengan besarnya perusahaan, maka deviden yang diterima para pemodal akan kecil jumlah persahamnya, sehongga bgi pemodal-pemodal kecil tidak begitu menguntungkan.

c. Saham Establish Growth

Yaitu saha dari perusahaan yang sedang berkembang dengan pesat, saham perusahaaan seperti ini menjanjikan keuntungan yang besar di masa depan, perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik namun kekuatan finansial kurang, sehingga memerlukan investasi yang relative besar untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya. Menanamkan modal pada perusahaan ini penuh resiko, namun bila pertumbuhan berhasil baik maka para pemodal akan mendapat keuntungan yang besar sesuai dengan resiko yang dihadapi.

d. Saham Emerging Growth

Saham dari perusahaan yang baru berkembang dan baru memasuki pasar untuk produk atau jasa yang dihasilkan. Penghasilan yang didapat perusahaan ini digunakan untuk mendukung pemasaran produk atau jasanya. Resiko pemodal di perusahaan ini lebih besar, karena dapat saja dalam prakteknya perusahaan seperti ini tidak mampu mengembangkan diri dan mengalami kematian.


(32)

29

e. Saham Penny (Pennystock)

Perusahannya juga biasa disebut perusahaan Penny, yaitu perusahaan yang baru memulai usahanya dan tentunya memerlukan dana yang besar untuk menjalankan bisnisnya. Pemidal yang memiliki saham perusahaan ini harus siap menerima resiko kehilangan seluruh investasi.

2.2.5.1. Keuntungan Membeli Saham

Pada dasarnya, ada dua keuntungann yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :

1. Deviden, adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang berhak menerima deviden adalah investor yang memegan saham hingga batas waktu ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman deviden. Umumnya merupakan salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang, misalnya investor institusi, dana pensiun, dan lain-lain. Deviden yang dibagikan perusahaan dapat

berupa deviden tunai (cash dividend), yaitu kepada setiap

pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa deviden saham (stock dividend), yaitu kepada setiap pemegang


(33)

30

saham diberikan deviden dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian deviden tersebut.

2. Capital Gain, merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya, seorang investor membeli saham Telkom (TLKM) dengan harga per saham Rp 3.000, kemudian menjualnya kembali dengan harga per saham Rp 3.500, maka investor tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Investor seperti ini bisa saja membeli saham pada pagi hari, lalu menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikkan.

3. Saham Bonus (jika ada), adalah saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisi antara harga jual terhadap harga nominal saham pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana. Misalnya, setiap saham dengan nominal Rp 500 dijual dengan harga Rp 800, maka setiap saham akan memberikan agio kepada perusahaan sebesar Rp 300.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga saham mengalami fluktuasi naik maupun turun. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) atas saham tersebut.


(34)

31

Dengan kata lain, harga saham terbentuk atas permintaan dan penawaran saham. Supply dan demand terjadi karena beberapa faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak), maupun yang sifatnya makro seperti kondisi ekonomi negara, kondisi sosial-politik, maupun rumor-rumor yang berkembang.

2.2.5.2. Karakteristik Saham

1. Saham Preferen, mempunyai beberapa karateristik antara lain :

o Memiliki hak lebih dahulu memperole deviden.

o Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal

saham lebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).

o Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian

laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.

o Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh

pembagian kekayaan perusahaan diatas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

Kelebihan Dan Kelemahan Saham Preferen

o Kelebihannya adalah lebih aman daripada saham biasa karena

memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian deviden terlebih dahulu.


(35)

32

o Kelemahannya yaitu :

 Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman/ utang, saham preferen kurang aman karena deviden secara hukum bukan kewajiban.

 Tidak memiliki waktu jatuh tempo.

 Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena

biasanya jumlah saham preferenyang beredar jauh lebih sedikit.

 Pada saaat perusahaan dilikuidasi, yang dibayarkan

hanyalah nilai nominalnya.

2. Saham Biasa, mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :

o Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.

o Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (satu

saham satu suara atau one share one vote).

o Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan

perusahaan jiak perusahaan dilikuidasi setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

o Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh

perusahaan terlebih dahulu (preemptive right).

Saham dikenal dengan karakteristik “imbal hasil tinggi, resiko tinggi” (high risk, high return). Artinya, saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi resiko yang tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu


(36)

33

singkat. Namun, seiring berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Resiko investor yang memiliki saham diantaranya :

1. Tidak mendapat deviden

Perusahaan akan membagikan deviden jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan deviden jika mengalami kerugian. Dengan demikian, potensi keinginan investor untuk mendapatkan deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

2. Capital loss

Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu

mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang

dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian, seorang investor mengalami capital loss. Misalnya, seorang investor membeli saham Indosat (ISAT) dengan harga Rp 9.000, namun beberap waktu kemudian dijual dengan harga Rp 8.000 per saham, maka investor tersebut mengalami capital loss Rp 1.000 untuk setiap saham yang dijual. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang ssemakin besar seiring terus menurunnya harga saham, maka seorang investor rela menjual sahamnya dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan penghentian kerugian (cut loss).


(37)

34

3. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi

Jika sebuah perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak langsung terhadap saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, jika sebuah perusahaan bangkrut maka secara otomatis saham perusahaan akan dikeluarkan dari bursa atau di-delist. Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan dijual hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.

4. Saham dikeluarkan dari bursa (delisting)

Jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan dikeluarkan dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan deviden secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai Peraturan Pencatatan Efek di Bursa.


(38)

35

2.3. Kerangka Pikir

Penelitian ini merupakan pengembangan teori mengenai saham yang terpengaruhi oleh posisi harian.

Gambar 1. Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan dari kerangka pemikiran teoritis tersebut diatas, maka hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur menjelang akhir pekan.

Hari Libur Nasional

Pasar Bereaksi

Harga Saham Sebelum Hari Libur

Harga Saham Sesudah Hari Libur

Uji beda dua rata-rata berpasangan


(39)

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Devinisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Variabel yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah reaksi harga saham (abnormal return) sesudah dan sebelum hari libur. Definisi dan ukuran variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

 Abnormal Return

Abnormal return merupakan kelebihan atau selisih total return (return

sesungguhnya) dengan expected return (return yang diharapkan oleh

investor. Perhitungan Abnormal Return dengan rumus:

(Jogiyanto, 2003:434)

Dimana:

RAt = return abnormal

Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada

periode peristiwa ke - t

Rm = Return indeks pasar pada estimasi ke – i untuk peristiwa ke t


(40)

37

 Aktivitas Volume Perdagangan Saham

Perbandingan saham yang ditransaksi pada periode event window

dengan saham yang beredar pada event window. Diukur dengan skala rasio dengan satuan persen (Marwan Asri, 1998).

Σ saham i ditransaksikan waktu t

TVA =

Σ saham i beredar waktu t (Baridwan, 1999:101)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah IHSG PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia. Sampelnya adalah data IHSG Pertambangan dari tanggal 28 Desember 2007 sampai dengan 31 Maret 2008. Perusahaan tersebut dipilih sebagai pengambilan sampel karena harga saham pertambangan sangat mempengaruhi IHSG secara keseluruhan. Data dalam penelitian ini diperoleh dari PRPM (Pusat Referensi Pasar Modal) yang berlokasi di Gedung Medan Pemuda lantai III Jl Pemuda 27-31 Surabaya.

3.3.Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

Teknik analisa dan uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat bantu statistik uji beda dua rata-rata berpasangan dengan membandingkan abnormal return saham sebelum dan sesudah hari libur yang diteliti berasal dari perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama untuk menguji apakah terdapat perbedaan harga saham yang naik sebelum hari libur dan harga saham yang selalu turun sesudah hari libur. Sesuai dengan tujuan penelitian


(41)

38

dan uji hipotesis yang diajukan maka menguji kedua perbedaan tersebut dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan formula H0 dan H1

H0 : µ1=µ2 (Tidak adanya kecenderungan kenaikan harga saham yang

signifikan yang terjadi pada perdagangan sebelum hari libur dan penurunan harga saham sesudah hari libur).

H1 : µ1≠µ2 (Adanya kecenderungan kenaikan harga saham yang signifikan

yang terjadi pada perdagangan sebelum hari libur dan penurunan harga saham sesudah hari libur)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 dengan derajat bebas (df) = (n1 + n2 - 2) dimana n : jumlah pengamatan.

3. Dengan nilai thitung :

n Sd

d t 

Sumber : Djarwanto (2000:143-145) Dimana :

d = Mean dari harga d (perbedaan harga-harga berpasangan)

Sd = Deviasi standar dari harga-harga d

n = Banyaknya pasangan

Besarnya mean dari rata-rata d dapat dihitung dengan menggunakan rumus :


(42)

39 n di d n 1 i

 

Sumber : Djarwanto (2000:143-145)

Sedangkan besarnya deviasi standar dari harga-harga d dihitung dengan menggunakan rumus :

1 -n ) d -(di Sd n 1 i 2

  =

 

1 1 2          

n d n di n i

Sumber : Djarwanto (2000:143-145) Kriteria keputusan :

a. Ho ditolak, jika t hit>t (/2;df) atau t hit<-t (/2;df) b. Ho diterima, jika –t (/2;df)<t hit<t hit (/2;df)


(43)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Pasar Modal di Indonesia

Catatan sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di kota Jakarta pernah di bentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada tanggal 11 Januari 1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta (1912). Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota BEIar di Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang dan Surabaya. Pembentukan ketiga bursa tersebut diatas dilatar belakangi oleh adanya gejala semakin banyaknya jenis efek yang diperdagangkan di masyarakat, BEIarnya volume dan nilai perdagangan, serta tingginya biaya transaksi karena efek yang diperdagangan pada waktu itu tercatat di Bursa Amsterdam.

Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan efek di bursa-bursa efek tersebut praktis terhenti karena praktis karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tahun 1951 pemerintah memberlakukan Undang-undang Darurat No. 13 tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai undang-undang yaitu No. 15 tahun 1952 tentang bursa efek. Berdasarkan undang-undang tersebut Bursa Efek Indonesia dibuka kembali di Jakarta. Karena situasi politik dan


(44)

51

ekonomi saat itu kurang menguntungkan, kegiatan pasar modal praktis terhenti sampai dengan pertengahan tahun 1977.

Pada tanggal 10 Agustus 1990, berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia No. 15 tahun 1976, pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali dengan tujuan :

a. Mempercepat proses perluasan pengikut sertaan masyarakat dalam pemilihan saham perusahaan-perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat.

b. Menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk pembiayaan pembangunan nasional.

c. Mendorong perusahaan-perusahaan swasta yang sehat dan baik untuk menjual sahamnya melalui pasar dengan memberikan keringanan-keringanan di bidang perpajakan.

Perkembangan pasar modal di Indonesia dari tahun 1977 – 1987 relatif kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal, seperti fasilitas perpajakan (tax

holiday), revaluasi aktiva dan sebagainya.

Tersendat-sendat perkembangan pasar modal selama masa itu disebabkan oleh beberapa hal, antara lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga saham dan campuran tangan pemerintah dalam penetapan harga saham pada pasar perdana.


(45)

51

Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal tersebut di atas, pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 (Pakto 1988) dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988 (Pakdes1988).

Pakdes 1987 secara umum merupakan penyederhanaan persyaratan proses emisi saham dan obligasi, dihapuskannya beberapa biaya yang sebelumnya dipungut oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain itu dibuka pula kesempatan untuk membeli efek bagi pemodal asing maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 1987 juga menghapuskan batasan fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkna bursa pararel (over the counter) sebagai pilihan bagi calon emiten yang belum memenuhi syarat untuk memasuki bursa efek.

Pakto 1988, meskipun pada hakekatnya ditujukan pada sektor perbankan akan tetap mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal. Secara garis BEIar Pakto 1988 berisikan tentang ketentuan Legal

Lending Limit (L3) dan ketentuan tentang bunga deposito dikenakan pajak

yang bersifat final.

Ketentuan L3 tersebut diatas membatasi bank-bank dalam memberikan pinjaman kepada nasabahnya tidak melebihi 20% bagi nasabah individu dan 50% bagi nasabah group dari jumlah modal


(46)

51

sendirinya. Sedangkan bagi-bagi bank-bank yang terlanjur memberi pinjaman melebihi ketentuan L3, harus berusaha meningkatkan modalnya. Berarti L3 di atas juga mendorong bank-bank yang terlanjur melebihi batas pinjaman yang diberikan kepada nasabahnya untuk go public.

Pengenaan pajak atas bunga deposito yang bersifat final juga mempunyai dampak yang positif terhadap perkembangan pasar modal. Sebab dengan adanya ketentuan tersebut pemerintah memberikan perlakuan yang sama antara sektor perbankan dengan sektor pasar modal.

Pakde 1988, pada intinya memberikan dorongan yang lebih jauh agar pasar modal sama murah dan modalnya dibandingkan dengan sektor pembiayaan lain. Pakde 1988 juga membuka peluang bagi pihak swasta untuk menyelenggarakan Bursa Efek Swasta di kota-kota di luar Jakarta.

4.1.2. Lembaga dan Profesi Pasar Modal 4.1.2.1. Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga Penunjang Pasar Modal adalah pihak yang berperan dalam suatu proses penjamin emisi pasar perdana dan atau perdagangan di pasar sekunder. Menurut keputusan Menteri Keuangan No. 859 dan 860/Kep.01/1987 lembaga penunjang yang keberadaannya terkait dengan adanya pasar modal, yaitu :

a. Penjamin emisi b. Wali amanat c. Penanggung


(47)

51

d. Perantara perdagangan efek

e. Biro Administrasi Efek (Anonim,1987:62)

4.1.2.2. Profesi Penunjang Pasar Modal

Profesi Penunjang Pasar Modal adalah lembaga penunjang yang keberadaannya tidak semata-mata terkait dengan adanya pasar modal, yaitu :

1) Akuntan publik 2) Penasehat hukum 3) Notaris

4) Perusahaan penilai

5) Penyimpan efek (custodian)

6) Profesi lain yangf ditetapkan oleh BAPEPAM (Anonim, 1987:71)

4.1.3. Latar Belakang Berdirinya BEI

Pembentukan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mulai beroperasi tanggal 16 Juni 1989, yaitu hampir dua belas tahun sejak pemrintah mengaktifkan kembali Bursa Efek Indonesia (10 Agustus 1977) seakan merupakan proses pengulangan sejarah dengan latar belakang yang tentu saja jauh berbeda.

Pada masa pembentukan Bursa Efek di Jakarta dilatar belakangi oleh sekelompok masyarakat pemilik efek. Sedangkan pembentukan BEI dalam era dewasa ini, khususnya pada awal Periode Pembangunan Lima Tahun


(48)

51

ke Lima (Pelita V) dilatar belakangi oleh adanya tekad pemerintah untuk mengerahkan segala dan daya semaksimal mungkin guna mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata minimal 5% pertahun.

BEI merupakan suatu badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan pada tanggal 30 Maret 1989. Berdasarkan akte No. 73 dari Kartini Mulyadi, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-5101.HT.01.01.TH.89 tanggal 12 Juni 1989. Anggaran Dasar perseroan telah mengalami perubahan sebagaimana termuat dalam Akte Notaris Kartini Mulyadi, SH, No 4 tanggal 2 Juni 1989 dan telah disetujui pula oleh Menetri Kehakiman Republik Indonesia. Izin Usaha Penyelenggarakan BEI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 654/MKK.01/1989 tanggal 14 Juni 1989.

Pembentukan BEI merupakan suatu langkah positif dan juga merupakan suatu indikasi adanya peran serta pihak swasta di bidang pasar modal. Hal ini sangat sesuai dengan isi yang terkandung Pakde 1988, yaitu deregulasi di bidang pasar modal.

4.1.4. Maksud dan Tujuan Pembentukan BEI

Pembentukan BEI dimaksudkan untuk menunjang program pemerintah di bidang pasar modal, yaitu memperluas fungsi pasar modal sebagai sarana penghimpunan dana masyarakat. Disamping itu diharapkan pula dengan adanya BEI, maka para pengusaha di wilayah Indonesia


(49)

51

Timur dan Jawa Timur pada khususnya akan lebih mudah menarik dana jangka panjang yang relatif murah dari pasar modal.

Di sisi lain, kehadiran BEI berarti memberikan jaminan efek yang diperdagangkan karena pilihan pasar sekunder menjadi lebih beragam. Dalam hal ini perusahaan yang menawarkan efek melalui pasar modal dapat mengadakan pilihan untuk pencatatan dan perdagangan efeknya, yaitu di Bursa Efek Indonesia, BEI dan di Bursa Paralel. Pembentukan BEI pada akhirnya dapat sempurna sehingga diharapkan pasar modal mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi usaha pengerahan dana pembangunan nasional.

4.1.5. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan kegiatan usaha, BEI tunduk peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal. Pembinaan dan pengawasan terhadap BEI dilakukan oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), sesuai dengan Keputusan Presiden No. 60 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988 tentang pasar modal.

Modal dari PT. BEI ditetapkan sebesar Rp. 8 Milyar terbagi atas 160 saham yang masing-masing bernilai nominal Rp. 50 Juta. Pada saat pendirian, modal yang ditempatkan dan disetorkan penuh be rjumlah Rp. 2 milyar (40 saham) yang merupakan penyertaan 36 badan usaha. Berdasarkan ketentuan yang berlaku semua pemegang saham merupakan Anggota Bursa Anggota BEI terdiri dari 7 Bank Pemerintah, 8 Bank Sawasta Nasional, 11 Perusahaan Perantara Jakarta, 8 Perusahaan


(50)

51

Perantara Jakarta, 1 Pusat Koperasi KUD Jawa Timur dan 1 Lembaga Pengelola Dana yaitu PT (Persero) Danareksa. Kekuasaan tertinggi di PT. BEI sesuai dengan anggaran dasar perusahaan terletak pada Rapat Umum Pemegang Saham. Seperti lazimnya pada perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas , dalam struktur PT. BEI juga terdapat Dewan Komisaris, terdiri dari satu orang Komisaris Utama dan tiga orang anggota Direksi. Hingga saat ini PT. BEI mempunyai satu orang Direktur Utama dan satu orang Direktur.

Fungsi Administrasi dan Operasional dilaksanakan oleh tiga Divisi yaitu Divisi Administrasi dan penerangan, Divisi Keuangan dan Akuntansi dan Divisi Penyelenggaraan Bursa. Setiap divisi membawahi dua bagian.

Gambar 1 : Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Indonesia.

R.U.P.S

Dewan Kopmisaris

Direktur Utama

Direktur Utama Direktur Pergangan Ditektur Keuangan

Divisi Divisi Divisi Adm & penerangan Penyalur bursa Keuangan & Akt

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Adm. Umum Penerangan & Humas Pengolahan data Adm. & perdagangan Akuntansi Keuangan Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia.


(51)

51

4.1.6. Sistim Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa (pialang). Dalam melaksanakan tugasnya seorang pialang bertindak atas nama perusahaan (securities company). Transaksi yang terjadi berdasarkan mekanisme pasar dengan prosedur pialang memasukkan order-order ke menu slip order, yang memuat lot dan harga tawaran jual/beli, sedangkan waktu pemasukan order telah terkontrol langsung oleh sistim komputer.

Fasilitas perdagangan saham digolongkan dalam dua kategori, yaitu Papan Transaksi Asing (Foreign Board) dan Papan Transaksi Lokal (Local

Board). Papan Transaksi Asing adalah fasilitas perdagangan saham di

bursa yang hanya dipergunakan untuk dan atas nama pemodal asing dengan pemodal asing.

Perdagangan Transaksi Lokal adalah fasilitas perdagangan efek di bursa yang hanya dapat dipergunakan untuk dan atas nama pemodal lokal dengan pemodal lokal atau pemodal lokal dengan pemodal asing.

Transaksi perdagangan lokal terbagi atas :

1) Perdagangan Reguler, yaitu perdagangan yang dilakukan atas dasar mekanisme pasar (action market) dan bersifat terus-menerus dengan lot minimal 500 saham.

2) Perdagangan Non Reguler, yaitu merupakan perdagangan saham jumlah BEIar (block sale) di atas 10.000 saham dan perdagangan add lot, yaitu dibawah 500 saham.


(52)

51

3) Perdagangan tunai, yaitu merupakan fasilitas yang disediakan bagi anggota bursa yang karena alasan tertentu gagal memenuhi kewajiban penyerahan saham. Perdagangan ini dilaksanakan dengan prinsip pembayaran dan penyerahan seketika dan dilakukan atas negosiasi langsung antar anggota bursa.

4.1. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis 4.1.1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana apabila nilai signifikansi (probabilitas) yang diproleh lebih BEIar dari nilai


(53)

51

signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data tersebut telah terdistribusi normal. (Santoso, 2001 : 97)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a) Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b) Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih BEIar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel

Pengujian analisis normalitas data ini menggunakan One sample Kolmogorrov-Smirnov test, hasil analisis menunjukkan tingkat signifikansi:

1. Sebelum hari libur natal dan tahun baru: 0.997 dan 2. Sesudah hari libur natal dan tahun baru: 0.876

Dimana keduanya lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.


(54)

51

4.2.2. Analisis dan Uji Hipotesis

Memakai Uji Beda T-test dengan Sample Berhubungan (Related samples)

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar -1.338 dan nilai signifikansinya sebesar 0.229 yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru.

Pada sebelumnya hipotesis menyatakan terdapat perbedaan antara return sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru, maka hipotesis


(55)

51

penelitian tidak terbukti kebenarannya.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung sebesar -1.338 dan nilai signifikansinya sebesar 0.229 yang lebih besar dari 0,05

Hasil ini menunjukkan bahwa situasi ketidakpastian dalam pasar modal mendorong investor yang rasional untuk untuk selalu mempertimbangkan risiko dan return saham setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin BEIar return saham, maka tingkat juga semakin BEIar. Gambaran resiko dan return saham dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis, return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan


(56)

51

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return saham merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan

return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan

demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Periode estimasi umumnya merupakan periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela pristiwa (event window).

4.5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam hal obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia, sehingga generalisasi hasil penelitian ini hanya berlaku bagi pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek


(57)

51

Indonesia saja, namun tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini bisa berlaku pada perusahaan yang sejenis dengan pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia, meskipun kemungkinan tersebut cukup kecil.

2. Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain selain variabel yang diteliti, sehingga penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang memungkinkan berpengaruh terhadap return saham .


(58)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru

5.2. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

a. Bagi pelaku pasar modal hendaknya lebih memperhatikan return saham, agar lebih dapat menarik investor .


(59)

51

b. Sebaiknya perusahaan melakukan penganalisaan return saham sebelum dan sesudah hari libur agar dapat menghasilkan keuntungan di masa mendatang.

c. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memasukkan variabel-variabel lain yang belum dianalisa dalam penelitian ini.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Teks :

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Bridwan, Zaki, 1999, Intermediate Accounting, Edisi tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Djarawanto, 2000, Metode Penelitian, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta

Pandji Anoraga dan Ninik Widyanti, 1992, Pasar Modal, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP-AMP, YKPN, Yogyakarta.

Supranto J, 1997, Pengukuran Tentang Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Tjiptono D. dan Hendy M. F. 2001. “Pasar Modal Indonesia, Edisi Kedua, Salemba

Jurnal :

Pearce. Douglas K. 1996, The Robustness of Calendar Anomalies in Daily Stock

Returns. Journal of Economics and Finance Vol. 20, 1996.

Siti C. dan Imam G.D. 2004, Pengaruh Hari Libur Nasional Terhadap Return


(1)

51

penelitian tidak terbukti kebenarannya.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1. Implikasi Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru yang ditunjukkan dengan nilai t-hitung sebesar -1.338 dan nilai signifikansinya sebesar 0.229 yang lebih besar dari 0,05

Hasil ini menunjukkan bahwa situasi ketidakpastian dalam pasar modal mendorong investor yang rasional untuk untuk selalu mempertimbangkan risiko dan return saham setiap sekuritas yang secara teoritis berbanding lurus. Semakin BEIar return saham, maka tingkat juga semakin BEIar. Gambaran resiko dan return saham dari suatu saham dapat dinilai berdasarkan informasi baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu berbagai pertimbangan dan analisa yang akurat perlu dilakukan investor sebelum membeli, menjual, atau menahan saham untuk mencapai tingkat return optimal yang diharapkan. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis, return ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan


(2)

51

diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return saham merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Periode estimasi umumnya merupakan periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela pristiwa (event window).

4.5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih ada beberapa keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan dalam hal obyek penelitian. Obyek penelitian ini hanya pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia, sehingga generalisasi hasil penelitian ini hanya berlaku bagi pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek


(3)

51

Indonesia saja, namun tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini bisa berlaku pada perusahaan yang sejenis dengan pada harga saham PT. ANTAM yang listing di Pasar Bursa Efek Indonesia, meskipun kemungkinan tersebut cukup kecil.

2. Dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain selain variabel yang diteliti, sehingga penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang memungkinkan berpengaruh terhadap return saham .


(4)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian tentang perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah hari libur natal dan tahun baru

5.2. Saran

Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

a. Bagi pelaku pasar modal hendaknya lebih memperhatikan return saham, agar lebih dapat menarik investor .


(5)

51

b. Sebaiknya perusahaan melakukan penganalisaan return saham sebelum dan sesudah hari libur agar dapat menghasilkan keuntungan di masa mendatang.

c. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat memasukkan variabel-variabel lain yang belum dianalisa dalam penelitian ini.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Teks :

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Bridwan, Zaki, 1999, Intermediate Accounting, Edisi tujuh, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Djarawanto, 2000, Metode Penelitian, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, BPFE UGM, Yogyakarta

Pandji Anoraga dan Ninik Widyanti, 1992, Pasar Modal, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, UPP-AMP, YKPN, Yogyakarta.

Supranto J, 1997, Pengukuran Tentang Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Tjiptono D. dan Hendy M. F. 2001. “Pasar Modal Indonesia, Edisi Kedua, Salemba

Jurnal :

Pearce. Douglas K. 1996, The Robustness of Calendar Anomalies in Daily Stock Returns. Journal of Economics and Finance Vol. 20, 1996.

Siti C. dan Imam G.D. 2004, Pengaruh Hari Libur Nasional Terhadap Return Saham Harian di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Maksi, Vol. 4 Agustus 2004.


Dokumen yang terkait

Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Sebelum dan Sesudah Stock Split di Bursa Efek Indonesia

1 44 82

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Analisis Dampak Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

6 98 88

Analisis Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Abnormal Return Saham pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2011

1 47 96

Analisis Perbedaan Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

1 78 64

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Dividen Tunai Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 98 89

Analisis Perbedaan Return Saham Sebelum Dan Sesudah Pengumuman Stock Repurchase Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 41 86

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 1 14

ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISIS PERBEDAAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH HARI LIBUR KEAGAMAAN SERTA HARI LIBUR NASIONAL DI INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009 -2011 - Perbanas Institutional Repository

0 1 8