Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan pada kompetensi dasar “Membuat gambardenah berdasarkan penjelasan yang didengar” kelas IV
semester gasal guna membantu siswa dalam menanamkan nilai karakter khususnya jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ketiga karakter tersebut
dikembangkan karena belum terbentuk secara optimal dalam diri siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal dengan Research and Development.
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat memiliki bahan ajar yang sudah terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.4.3 Bagi siswa
1.4.3.1 Siswa dapat memahami materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan pada kompetensi
dasar “Membuat gambardenah berdasarkan penjelasan yang didengar
”. 1.4.3.2 Siswa dapat memperoleh pendidikan karakter dari setiap kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.4.4 Bagi sekolah
Sekolah dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan
mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal dengan
kompetensi dasar “Membuat gambardenah berdasarkan penjelasan yang didengar
”.
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk yang
lain.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada dua hal
yaitu ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter individu yang lebih fokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir individu.
1.5.2 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap
kompetensi dasar KD yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, indikator, tujuan, motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos
tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi, penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.
1.5.3 Keterampilan mendengarkan adalah kegiatan menggunakan indra
pendengaran dengan penuh perhatian dan kesengajaan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh pembicara.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.6.1 Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan
adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. 1.6.2
Bahan ajar dikemas dalam bentuk buku teks yang memiliki komponen yaitu standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, indikator, tujuan,
motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi, penilaian, kunci
jawaban, glosarium, dan daftar pustaka. Selain itu bahan ajar rekaman kegiatan mendengarkan dikemas dalam bentuk compact disk CD.
1.6.3 Bahan ajar yang dikembangkan memuat indikator kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Indikator kognitif meliputi 1 menemukan pengertian denah; 2 menjelaskan arah mata angin yang terdapat pada denah; 3 menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan denah; 4 menguraikan letak tempat berdasarkan denah; 5 memilih informasi penting berdasarkan penjelasan denah yang didengar; dan 6
merencanakan pembuatan denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Indikator afektif meliputi 1 bersikap jujur dalam mengerjakan tugas kelompok; 2
bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok; dan 3 bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok. Indikator psikomotorik meliputi 1
menempelkan gambar suatu tempat pada denah dan 2 membuat denah berdasarkan penjelasan yang didengar.
1.6.4 Bahan ajar yang dikembangkan berbasis pada aktifitas siswa yang dapat
membantu dalam menanamkan karakter dalam diri siswa.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan Karakter SD
2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam Kamus Bahasa Indonesia 2011:213, karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Menurut Hornby
dan Parnwell dalam Hidayatullah, 2010:12, secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, nama atau reputasi. Selaras dengan definisi tersebut,
Hermawan Kertajaya dalam Hidayatullah, 2010:13 juga menjelaskan bahwa karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Dari beberapa pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa karakter adalah kualitas mental atau moral individu yang merupakan kepribadian
khusus, yang membedakan dengan individu lainnya. Karakter akan membuat seseorang menjadi disukai atau dibenci oleh orang lain. Seseorang yang
mempunyai karakter yang baik akan disukai oleh orang lain, begitu juga sebaliknya.
Menurut Zubaedi 2011:15, pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik
secara objektif. Kualitas kemanusiaan yang dimaksud bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Williams Schnaps dalam Zubaedi, 2011:15, pendidikan karakter dipandang sebagai
“any deliberate approach by which school personnel, often in