Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

(1)

viii

ABSTRAK

Kristiana, Rischa. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah kesantunan, kecermatan, dan menghargai. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannya di kelas IV SD Negeri Langensari.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran Bahasa Indonesia mendapat skor 3,94 terhadap bahan ajar dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,62 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,72 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,38 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

Kata Kunci : metode penelitian dan pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter, keterampilan menulis.


(2)

ix

ABSTRACT

Kristiana, Rischa (2013). Development Integrated Teaching Materials with Character Education For Writing Skill On Indonesian Bahasa Indonesia for Ood Semester of Grade IV. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of Sanata Dharma University

This research was a development research which aimed to produce integrated teaching materials with character education in writing skill on Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were courtesy, precise, respect. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Langensari Elementary School.

This research used research and development method (R&D). The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design, 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching writing skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.

The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia

teaching materials for grade four, the product got the average score 3,94 included into “good” category of teaching materials. From the character education expert the product got the average score 4,23 included into “very good” category of teaching materials. The Bahasa Indonesia teacher gave 4,62 for the product and included into “very good” teaching materials. The students gave 4,72 for the product and also included into “very good” category teaching materials. The average score is 4,38 and included into “very good” teaching materials. By considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for writing skill of grade four students of ood semester.

Keywords: research and development methods, instructional materials, characters education, writing skill.


(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Rischa Kristiana

091134091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI

DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK

KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN

BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Rischa Kristiana

091134091

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

iv


(8)

v


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaiman layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Rischa Kristiana

Nomor Mahasiswa : 091134091

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Agustus 2013 Yang menyatakan


(11)

viii

ABSTRAK

Kristiana, Rischa. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah kesantunan, kecermatan, dan menghargai. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannya di kelas IV SD Negeri Langensari.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan hasil validasi pakar pembelajaran Bahasa Indonesia mendapat skor 3,94 terhadap bahan ajar dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,62 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,72 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,38 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.

Kata Kunci : metode penelitian dan pengembangan, bahan ajar, pendidikan karakter, keterampilan menulis.


(12)

ix

ABSTRACT

Kristiana, Rischa (2013). Development Integrated Teaching Materials with Character Education For Writing Skill On Indonesian Bahasa Indonesia for Ood Semester of Grade IV. Thesis. Yogyakarta. Primary School Teacher Education Program of Sanata Dharma University

This research was a development research which aimed to produce integrated teaching materials with character education in writing skill on Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were courtesy, precise, respect. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Langensari Elementary School.

This research used research and development method (R&D). The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design, 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching writing skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.

The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia

teaching materials for grade four, the product got the average score 3,94 included into “good” category of teaching materials. From the character education expert the product got the average score 4,23 included into “very good” category of teaching materials. The Bahasa Indonesia teacher gave 4,62 for the product and included into “very good” teaching materials. The students gave 4,72 for the product and also included into “very good” category teaching materials. The average score is 4,38 and included into “very good” teaching materials. By considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for writing skill of grade four students of ood semester.

Keywords: research and development methods, instructional materials, characters education, writing skill.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sd Kelas IV Semester Gasal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan penulisan skripsi.

4. Galih Kusumo, S.Pd, M.Pd, selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan saya selama menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Dr. Yuliana Setiyaningsih, S.Pd., M.Pd selaku validator pembelajaran bahasa yang telah memberikan saran untuk perbaikan kualitas produk yang dikembangkan.

6. Rusmawan, S.Pd., M.Pd, selaku validator pendidikan karakter, yang telah memberikan masukan untuk kualitas produk yang dikembangkan.

7. Sofiatun, S.Pd.I, selaku kepala sekolah SDN Langensari yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Ratna Juwita Ghazali, S.Si, selaku guru SDN Langensari yang telah memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan baik.

9. Lin Zaky Asyahid, S.Pd, selaku guru kelas IV SDN 2 Gumulan yang telah bersedia menjadi validator bahan ajar.

10.Siswa kelas IVB SDN Langensari tahun ajaran 2012/2013 yang telah mendukung pelaksanaan penelitian.


(14)

xi

11.Para dosen PGSD, yang selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD.

12.Orangtuaku tersayang, Darmadi dan Sulastri yang selalu memberikan motivasi, doa maupun dukungan secara materiil demi terselesaikannya skripsi ini.

13.Adikku Vito Kristian Nugroho yang selalu memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

14.Sahabatku Mido, Elyta, Tira, Mbk. Eni, Michel , Flo, Septianto, Yunanto, mbk Desy, Sekar, Marta, Lana, Irene, Elka, Ata, Bulek itin, dll yang selalu memberikan semangat dan keceriaan dalam menyelesaikan skripsi ini. 15.Teman-teman penelitian payung Windy, Reta, Jani, Intan, Deny,

Fr.Gorius, Domi, Wulan, Yohana, dan Pungki yang selalu memberikan semangat untuk terus menyelesaikan skripsi dengan baik.

16.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk doa serta bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan dan dapat menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian yang lebih baik lagi. Terima kasih

Penulis,


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

1.6 Spesifikasi Produk ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8


(16)

xiii

2.1.1 Pendidikan Karakter... 8

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 16

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter... 19

2.1.4 Model Pengembangan yang Terintegrasi Pendidikan Karakter ... 21

2.2 Penelitian yang Relevan ... 26

2.3 Kerangka Berfikir ... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Prosedur Pengembangan ... 31

3.3 Uji Coba Produk ... 34

3.3.1 Desain Uji Coba ... 34

3.3.2 Subjek Uji Coba ... 35

3.3.3 Instrumen Penelitian ... 35

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.3.5 Teknik Analisis Data... 36

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN... 41

4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Analisis Kebutuhan ... 41

4.1.2 Deskripsi Produk Awal ... 42

4.1.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 46


(17)

xiv

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN

SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 61

5.3 Saran ... 61


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model pengembangan perangkat pembelajaran Kemp revisi ... 22 Gambar 3.1 Prosedur penelitian dan pengembangan ... 32


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 37

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima ... 39

Tabel 3.3 Kriteria Skor Skala Lima ... 40

Tabel 4.1 Komentar dan Revisi dari Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 48

Tabel 4.2 Komentar dan Revisi dari Pakar Pendidikan Karakter ... 49

Tabel 4.3 Komentar dan Revisi dari Guru Bahasa Indonesia Kelas IV ... 51


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ... 65

Lampiran 2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 66

Lampiran 3 Silabus ... 68

Lampiran 4 RPP ... 72

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 83

Lampiran 6 Lembar Kuisioner Validasi Pakar Pendidikan Karakter... 87

Lampiran 7 Lembar Kuisioner Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 91

Lampiran 8 Lembar Kuisioner Validasi Lapangan ... 99

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ...119

Lampiran 10 Rekapitulasi Validasi Pakar Pendidikan Karakter ...121

Lampiran 11 Rekapitulasi Guru Bahasa Indonesia ...123

Lampiran 12 Rekapitulasi Hasil Validasi Lapangan ...127

Lampiran 13 Bahan Ajar (dicetak terpisah) ...128

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ...129

Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ...130

Lampiran 16 Dokumentasi . ...131


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam upaya pembangunan bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menyediakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Pendidikan yang baik saat ini adalah pendidikan yang mampu menghasilkan SDM yang seimbang antara segi intelektual dengan segi moralitas (Suwija, 2012: 67). UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 3, menyebutkan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini menjelaskan bahwa setiap program pendidikan disusun secara terpadu dan sistematis supaya dapat mendukung usaha membangun karakter yang baik dalam masyarakat.

Karakter dalam diri seseorang tidak didapat secara instan melainkan merupakan sebuah proses berkesinambungan yang dapat dimulai dari pendidikan dasar. Sekolah dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang memegang peranan penting dalam menanamkan karakter. Penanaman karakter di SD akan menjadi pondasi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Karakter dapat ditanamkan dalam diri siswa melalui pembelajaran yang mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara utuh dan seimbang sekaligus dapat menanamkan nilai karakter. Narwati mengungkapkan bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai sebuah proses penanaman nilai untuk membantu siswa menjadi cerdas dan baik yang


(22)

meliputi kognitif, afeksi dan psikomotorik (2011: 14). Oleh karena itu, pendidikan karakter dapat digunakan dalam membentuk karakter siswa karena pembelajaran dilakukan secara utuh dan dapat menanamkan nilai karakter.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di SD. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (KTSP, 2006: 371). Karakter seseorang akan tampak dari bahasa yang digunakan. Pranowo mengungkapkan bahwa berbahasa secara baik, benar, dan santun dapat menjadi kebiasaan dan dapat membentuk perilaku seseorang menjadi lebih baik (2009: 8). Pembiasaan penggunaan bahasa yang santun dalam pembelajaran bahasa dapat membangun karakter santun dalam diri siswa.

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Menulis merupakan kemampuan puncak seseorang dikatakan terampil berbahasa, sehingga melibatkan proses berfikir, bersikap, dan bertindak yang seimbang. Kecermatan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca menjadi hal yang penting dalam keterampilan menulis. Karakter cermat menjadi penting untuk dikembangkan, supaya siswa menjadi seseorang yang dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Siswa juga dapat mengembangkan karakter santun dalam keterampilan menulis. Zubaedi mengungkapkan bahwa karakter santun dapat diintegrasikan pada saat kegiatan bermain drama dan berlatih membuat surat (2011:315). Kegiatan menulis surat yang terdapat dalam


(23)

keterampilan menulis akan dapat mengembangkan karakter santun dalam diri siswa.

Implementasi pengintegrasian pendidikan karakter dapat dilihat dari bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan maksud dari pembelajaran (Cunningsworth, 1995:7). Bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter akan mempermudah penanaman karakter pada diri siswa karena memliki tujuan utama dalam membentuk karakter. Penggunaan bahan ajar yang berbasis aktivitas akan mempermudah guru dalam mengembangkan karakter siswa. Bahan ajar yang berbasis aktivitas membuat siswa dihadapkan pada sesuatu yang konkrit, sehingga siswa dapat melakukan serta merasakan pengetahuan baru yang didapat dengan sendirinya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Niken Amri Amaniah, S.Pd guru Bahasa Indonesia kelas IV SD N Langensari yang dilakukan pada tanggal 26 November 2012 dapat disimpulkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bahan ajar yang benar-benar terintegrasi dengan pendidikan karakter masih jarang ditemukan terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan menulis. Kesibukan guru mengajar merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Guru mengungkapkan bahwa karakter menghargai harus dikembangkan dalam diri siswa. Pada saat pembelajaran banyak siswa yang ribut dan bermain sendiri ketika ada teman yang mengemukakan pendapat. Beberapa siswa juga sering mengejek teman yang menjawab keliru. Hal tersebut terjadi karena siswa


(24)

kurang memiliki sikap saling menghargai antara satu dengan yang lain. Guru juga mengungkapkan bahwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis siswa masih kurang cermat dalam menggunakan ejaan dan tanda baca. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang keliru dalam menggunakan ejaan dan tanda baca.

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti akan memberi satu solusi dengan mengembangkan sebuah produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada KD 4.4 menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.). Karakter yang akan dikembangkan adalah kesantunan, cermat dan menghargai.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

1.2.2 Bagaimana hasil validasi kualitas produk Bahan Ajar Terintegrasi dengan Pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa indonesia SD Kelas IV Semester gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.


(25)

1.3.2 Untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru bagi sehingga menambah motivasi untuk selalu mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD Kelas IV semester gasal dengan Research and Development.

1.4.2 Bagi Guru

Guru dapat menggunakan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan berbasis karakter ini dalam proses pembelajaran pada kelas IV semester gasal.

1.4.3 Bagi Siswa

Siswa dapat mengembangkan nilia-nilai karakter yang termuat dalam bahan ajar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Memberi referensi pada sekolah dalam mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.


(26)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai kepribadian dalam diri siswa yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

1.5.2 Bahan ajar

Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, Indikator, tujuan pembelajaran, uraian materi, kegiatan belajar, refleksi, tindakan siswa, rangkuman materi, penilaian, tindak lanjut, daftar kata penting, dan daftar pustaka.

1.5.3 Keterampilan menulis

Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan pikiran kedalam bahasa tulis.

1.6 Spesifikasi Produk

1.6.1 Penelitian ini mengembangkan produk berupa bahan ajar yang terintegrasi pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.6.2 Karakter yang dikembangkan dalam bahan ajar meliputi kesantunan, kecermatan dan menghargai.

1.6.3 Bahan ajar dikemas dalam bentuk buku teks yang memiliki beberapa komponen antara lain motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, post tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah,


(27)

rangkuman materi, evaluasi, glosarium, penilaian, kunci jawaban dan daftar pustaka.

1.6.4 Bahan ajar yang dikembangkan memuat indikator kognitif, afektif dan psikomotorik.

1.6.5 Bahan ajar dinilai berdasarkan enam aspek yaitu (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian bahan ajar, (3) isi bahan ajar, (4) keterampilan berbahasa yang dikembangkan, (5) topik dan (6) metodologi.

1.6.6 Bahan ajar yang dikembangkan berbasis pada aktifitas yang dapat membantu dalam menanamkan karakter pada siswa.


(28)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori

2.1.1 Pendidikan Karakter

2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter

Thomas Lickona dalam Wibowo mendefinisikan karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral (2012: 32). Wynne dalam Mulyasa (2011: 3) bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari. Pendapat yang sama diungkapkan Samani&Heriyanto bahwa karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (2011: 41). Lebih lanjut, Hamid Hasan mengungkapkan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (Virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (2010: 3).

Berdasarkan pengertian mengenai karakter yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa karakter merupakan sifat/kepribadian yang tampak dalam diri seseorang dan merupakan hasil dari sebuah proses penginternalisasian nilai dalam pribadi orang tersebut. Karakter akan tampak dari perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.


(29)

Karakter dalam diri seseorang tidak terbentuk secara instan. Seperti yang diungkapkan oleh Samani dan Heriyanto bahwa karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakkan (2012:41). Pendapat yang sama diungkapkan oleh Ahmadi dan Munawar bahwa sifat-sifat itu bukan bawaan lahir, tetapi diperoleh setelah lahir, yaitu hasil dari kebiasaan sejak dari kecil atau sebagai hasil dari pengaruh pendidikan/lingkungan sejak kecil (2005:159-160). Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa karakter yang ada dalam diri seseorang bukan merupakan hal yang didapatkan secara instan namun memerlukan sebuah pembiasaan yang dapat dilakukan melalui pendidikan.

Koesoema berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil dalam diri individu (2007: 104). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Sri Judiani bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter pada peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karaktersebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif (Zubaedi, 2011: 17).

Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (2004: 95). Pendapat


(30)

yang sama diungkapkan oleh Kevin Ryan dan Karen E. Bohlin yang menyebutkan bahwa:

Earliner we offered the image of character development as the engraving

upon oneself of one’s own moral essence, often with the help of others. The

individual becomes the sculptor of his or her own best possible self. Becoming an artist or a person of character is a developmental process. It takes knowledge. It takes effort and practice. It takes support, example (both good and bad), encouragement, and sometimes inspiration. In short, it takes what we are calling character education (1999:13).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat dua hal penting dalam pendidikan karakter yaitu (1) pendidikan karakter merupakan proses penanaman nilai supaya peserta didik dapat bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, (2) pendidikan karakter mengajak siswa untuk membangun pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai yang diajarkan.

2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter

Mulyasa mengungkapkan pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (2012:9). Pendapat yang sama diungkapkan oleh Amri bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan (2011: 31).

Kesuma (2011: 9) menjelaskan bahwa pendidikan karakter dalam setting sekolah memiliki tujuan sebagai berikut: (1) menguatkan dan mengembangkan


(31)

nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, (2) mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah, (3) membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Said Hamid, dkk dalam Zubaeda (2011: 18) memaparkan adanya lima tujuan pendidikan karakter: (1) mengembangkan kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa, (2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, (3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, (4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, (5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, dan dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengarahkan pencapaian proses dan hasil pendidikan pada pembentukan karakter peserta didik dan mengoreksi perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan, sehingga dapat membentuk manusia yang utuh, baik dari segi intelektual maupun sikap dan tindakannya.


(32)

2.1.1.3Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mengandung nilai-nilai yang harus dikembangkan dalam pribadi peserta didik. Zubaedi (2011: 74-75) mengemukakan nilai-nilai pendidikan karakter berdasarkan rujukan dari tujuan pendidikan nasional, antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab.

Selain itu Kemendiknas (2011) mengungkapkan 25 karakter yang harus di integrasikan dalam pendidikan karakter antara lain: (1) kereligiusan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) tanggung jawab, (5) kebersihan dan kesehatan, (6) kedisiplinan, (7) tolong-menolong, (8) berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11) kedemokratisan, (12) kemandirian, (13) keberanian mengambil resiko, (14) berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa kepemimpinan, (16) kerja keras, (17) percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta ilmu, (20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22) menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) kepedulian terhadap lingkungan, (24) nasionalisme, (25) menghargai keberagaman.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan karakter kesantunan dan menghargai yang bersifat sosial dan karakter cermat yang lebih bersifat


(33)

a. Kesantunan

Samani memaknai kesantunan sebagai kebiasaan berperilaku sopan santun, berbudi bahasa halus sebagai perwujudan rasa hormatnya kepada orang lain (2011:119). Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur/penulis agar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca (Pranowo, 2009: 4). Kesantunan merupakan salah satu hal yang penting dan memiliki keterkaitan yang kuat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Widharyanto mengungkapkan bahwa pengembangan materi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berpotensi mengandung rasa bahasa, tidak dapat mengabaikan pandangan-pandangan dasar tentang kesantunan berbahasa (2013: 75).

Leech dalam Widharyanto menegaskan bahwa dalam praktik berbahasa santun terdapat sejumlah prinsip, yakni (1) kerendahan hati (modesty), (2) menjaga perasaan (tact), (3) memberikan persetujuan (approbation), (4) memberikan simpati (sympathy), (5) kemurahan hati (generosity), dan kesepakatan (agreement). Pranowo berpendapat mengenai indikator kesantunan antara lain: (1) perhatikan suasana perasaan mitra tutur sehingga ketika bertutur dapat membuat hati mitra tutur berkenan (angon rasa), (2) pertemukan perasaan Anda dengan perasaan mitra tutur sehingga isi komunikasi sama-sama dikehendaki karena sama-sama diinginkan (adu rasa), (3) pertemukan perasaan Anda dengan perasaan mitra tutur sehingga isi komunikasi sama-sama dikehendaki kerena sama-sama diinginkan (adu rasa), (3) jagalah agar tuturan dapat diterima oleh mitra tutur karena mitra tutur sedang berkenan


(34)

di hati (empan papan), (4) jagalah agar tuturan memperhatikan rasa ketidakmampuan penutur di hadapan mitra tutur (sifat hormat), (5) jagalah agar tuturan selalu memperhatikan bahwa mitra tutur diposisikan pada tempat yang lebih tinggi (sikap hormat). (6) jagalah agar tuturan selalu memperlihatkan bahwa apa yang dikatakan kepada mitra tutur juga dirasakan oleh penutur (sikap tepa selira).

Berdasarkan penjelasan mengenai kesantunan di atas maka seseorang dapat dikatakan mengunakan bahasa yang santun dalam menulis setidaknya memenuhi beberapa kriteria diantaranya (1) pemilihan kata yang mencerminkan rasa santun dan (2) memperhatikan suasana perasaan teman (menjaga perasaan).

b. Cermat

Kecermatan merupakan bagian dari karakter kecerdasan. Kemendiknas (2011) mendefinisikan kecerdasan sebagai “kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas secara cermat, tepat, dan cepat”. Sementara itu Samani dan Hariyanto berpendapat bahwa cerdas yaitu berfikir secara cermat dan tepat, bertindak dengan penuh perhitungan, rasa ingin tahu yang tinggi, berkomunikasi efektif dan empatik (2011: 51).

Berdasarkan definisi dari kecerdasan dapat dikatakan bahwa karakter kecerdasan memuat kecermatan. Karakter kecermatan diturunkan oleh karakter kecerdasan. Penelitian ini akan lebih menfokuskan pada karakter kecermatan.


(35)

Hidayatullah mendefinisikan cermat memiliki arti jeli, tepat, teliti berhati-hati dalam menjalankan tugas, dan penuh minat (2010: 81). Samani dan Heriyanto memaknai kecermatan sebagai benar-benar teliti dan hati-hati, membuat perhitungan dengan akurat, baik dalam bersikap maupun bertindak (2011: 127). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat mengembangkan 2 indikator yang digunakan untuk mengukur sikap cermat yaitu teliti dan tepat. Siswa dapat dikatakan cermat apabila ia teliti dalam mengoreksi kesalahan tanda baca dalam sebuah surat dan tepat dalam menggunakan kalimat dan tanda baca pada saat menulis surat.

c. Menghargai

Menghargai dalam KBBI berarti harga, menghormati, mengindahkan, dan memandang penting terhadap suatu hal diartikan (2008:483). Samani dan Heriyanto (2011: 55) memberi penjelasan mengenai cara menjadi orang yang menghargai seperti berikut (1) perlakukanlah orang lain seperti halnya engkau ingin diperlakukan, (2) jadilah orang yang beradap dan sopan, (3) dengarlah apa yang dikatakan oleh orang lain, (3) jangan menghina orang, atau memperolok-olokkan atau memangil dengan julukannya, (4) jangan pernah mengancam atau memalak orang lain, (5) jangan menilai orang sebelum mengenalnya dengan baik.

Uraian diatas dijadikan dasar bagi peneliti untuk mengembangkan indikator menghargai. Indikator pertama adalah mendengarkan teman


(36)

yang sedang berbicara. Indikator kedua adalah memberikan respon positif terhadap pendapat teman.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Menumbuhkan kebiasaan memakai kata-kata yang baik dan mengungkapkannya atau mengatakannya dengan baik dapat menjadi salah satu cara untuk pendidikan karakter (Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa, 2011: 154). Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan (Zulela, 2012: 4).

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peranan penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap perkembangan selanjutnya. Widjono berpendapat bahwa kecerdasan berbahasa memungkinkan seseorang dapat mengembangkan karakternya lebih baik. Kecerdasan berbahasa yang terkait dengan kemampuannya memahami orang lain, dalam bentuk sederhana, misalnya menyatakan simpatik, mengucapkan rasa terima kasih, atau menyatakan kecewa terhadap orang lain (2007: 21). KTSP menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.


(37)

(4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (KTSP 2006: 113).

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SD memiliki peran dalam mengembangkan intelektual serta karakter siswa. Siswa diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.

2.1.2.2Keterampilan Menulis yang Terintegrasi dengan Pendidikan

Karakter

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ruang lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia di SD mencakup 4 aspek keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca (Nurgiyantoro, 2010: 422).

Tarigan mengungkapkan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (2008: 22). Nurgiyantoro menambahkan bahwa kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang atau simbol-simbol visual dan aturan tata tulis,


(38)

khususnya yang menyangkut masalah ejaan (2010: 423). Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan (Nurjamal, 2011: 69). The Liang Gie mengungkapkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu kepandaian yang sangat berguna bagi setiap orang. Dengan memiliki kepandaian itu, seseorang dapat mengungkapkan berbagai gagasannya untuk dibaca oleh peminat yang luas (2002: 21).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menulis seseorang harus menguasai lambang atau simbol-simbol visual yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Keterampilan menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan sesuatu melalui media tulisan.

Keterampilan menulis yang dimiliki seseorang tidak datang dengan sendirinya. Tarigan mengungkapkan bahwa menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, pelatihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis (2008: 9). Latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram akan membantu seseorang dalam menguasai keterampilan menulis.

Tujuan menulis seperti yang diutarakan oleh Tarigan antara lain: (1) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar, (2) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak, (3) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut


(39)

tulisan literer, (4) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api (2008: 24-25).

Karakter yang dapat dikembangkan dalam keterampilan menulis dapat adalah cermat. Karakter cermat dapat dibangun melalui kegiatan menulis. Menulis membutuhkan sikap teliti dan tepat dalam menggunakan kalimat dan tanda baca. Karakter cermat akan membuat peserta didik mampu mengembangkan keterampilan menulis dengan baik.

Materi menulis surat dalam keterampilan menulis juga dapat menumbuhkan karakter santun dalam diri peserta didik melalui pemilihan kata yang mencerminkan rasa santun. Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan oleh Zubaedi bahwa karakter santun diintegrasikan pada saat kegiatan bermain drama dan berlatih membuat surat (2011: 315).

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan

Karakter

Bahan ajar menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk mendukung pengintegrasian pendidikan karakter. Majid berpendapat bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas (2009: 174). Sedangkan, Prastowo mengatakan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (2012: 17). Nurgiyantoro menambahkan bahwa bahan pembelajaran, yang berupa sesuatu yang diajarkan,


(40)

merupakan sarana tercapainya tujuan dan sekaligus merupakan sumber penyusunan alat penilaian (2010: 73).

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang tersusun sistematis dan digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan sarana yang penting dalam pembelajaran karena berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengembagan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter akan mempermudah dalam menanamkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa karena tujuan bahan ajar disesuaikan dengan tujuan pendidikan karakter.

Raka mengungkapkan bahwa terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bahan pelajaran untuk mengembangkan karakter siswa yaitu memberikan banyak perhatian pada aspek karakter yang ada dalam setiap mata pelajaran dan mengembangkan substansi yang bermakna melalui pengetahuan kontekstual (2011: 64). Hidayatullah menambahkan bahwa ada enam langkah pengintegrasian bahan ajar dalam setiap mata pelajaran yaitu (1) mendiskripsikan kompetensi dasar (KD) dari kurikulum yang berlaku, (2) mengidentifikasi nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih, (3) mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih, (4) melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik tertentu, (5) menentukan metode, (6) menentukan evaluasi, dan (7) menentukan sumber belajar (2010: 57).

Proses belajar karakter yang berpusat pada siswa memberikan kesempatan luas kepada siswa melibatkan diri secara aktif dan mengambil tanggung jawab


(41)

dalam proses pembelajaran (Raka, 2011: 60). Koesoema mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memberikan prioritas terutama pada pelatihan, peleburan individu melalui suatu pengalaman, dan bukan sekedar pemahaman teoritis (2010: 268). Berdasarkan hal tersebut pengembangan bahan ajar harus memuat aktivitas yang dapat mengembangkan karakter. Aktivitas yang ada dalam bahan ajar akan memberi pengalaman langsung bukan hanya sekedar pemahaman teoritis sehingga nilai karakter lebih melekat dalam diri siswa.

Prastowo mengungkapkan bahan ajar paling tidak mencakup beberapa unsur antara lain: (1) petunjuk belajar, (2) kompetensi yang akan dicapai, (3) informasi pendukung, (4) latihan-latihan, (5) pertunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK), (6) Evaluasi (2012: 20). Petunjuk berisi tentang bagaimana guru sebaiknya mengajarkan materi kepada siswa dan bagaimana pula siswa sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut. Kompetensi yang akan dicapai dimaksudkan supaya guru mengetahui kompetensi yang harus dicapai siswa. Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat melengkapi bahan ajar. Cunningsworth (1995: 3) mengemukakan beberapa unsur untuk mengevaluasi suatu bahan ajar. Unsur tersebut meliputi tujuan dan pendekatan (aims and objectives), desain dan pengorganisasian (design and organization), isi (language content), keterampilan berbahasa (skill), topik

(topic), metodologi (methodology).

2.1.4 Model Pengembangan yang Terintegrasi Pendidikan Karakter

Menurut Kemp dalam Trianto (2009: 179-186), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari


(42)

komponen mana pun. Unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

Pengembangan dapat dimulai dari langkah manapun pada siklus tersebut. Setiap langkah yang terdapat pada siklus Kemp selalu diawali dengan perencanaan tujuan (planning). Dalam melaksanakan langkah pengembangan selalu disertai dengan evaluasi. Evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi formatif (formative evaluation) dan evaluasi sumatif (summative evaluation). Evaluasi formatif (formative evaluation) dilakukan pada proses pengembangan. Evaluasi sumatif (summative evaluation) dilakukan pada akhir pengembangan. Evaluasi digunakan sebagai pedoman untuk revisi. Kegiatan revisi dapat dilakukan secara terus-menerus disetiap langkah pengembangan. Setiap langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Revisi Gambar. 1. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi

(Trianto, 2009: 179) Planing Revision Formative Project Su p p o rt Ser v ive Su m m a ti v e Instructional Learner characteristic Instructional Resource Evaluation instrument Instructional Delivery Instructional Strategies Task Instructional Objectives Content Sequencing


(43)

dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang telah dibuat. Pada proses pembuatan bahan ajar dapat berjalan dengan baik karena adanya layanan pendukung (support service).

Berikut ini penjelasan mengenai setiap unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan, selanjutnya disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.

b. Analisis siswa

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Ibrahim dalam Triyanto mengungkapkan analisis siswa meliputi karakteristik antara laian: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerjasama, keterampilan sosial, dan sebagainya (2009: 180).

c. Analisis tugas

Menurut Kemp, et al dalam Triyanto (2009: 181), analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pelajaran. Analisis tugas


(44)

meliputi:analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas -tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pembelajaran (RP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

1) Analisis struktur isi

Analisis struktur isi ini dilakukan dengan mencermati kurikulum GBPP yang sesuai mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan.

2) Analisis konsep

Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan menyusunnya secara sistematis sesuai urutan penyajiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan.

3) Analisis prosedural

Analisis prosedural adalah analisis tugas yang dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural. 4) Analisis pemrosesan informasi

Analisis pemrosesan informasi dilakuakan untuk mengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu.

5) Merumuskan indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dilakukan siswa setelah selesai melakuakan pembelajaran. indikator


(45)

dirumuskan berfungsi sebagai: (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran; (b) kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan (c) panduan siswa dalam belajar.

6) Penyusunan instrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar.

7) Strategi pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8) Pemilihan media atau sumber pembelajaran

Pemilihan media dan sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas seperti telah diuraikan sebelumnya, maka memilih alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa. 9) Pelayanan pendukung

Selama proses pengembangan diperlukan layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.


(46)

10)Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.

11)Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

12)Revisi perangkat pembelajaran

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukkan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD masih jarang ditemui, akan tetapi peneliti menemukan empat penelitian yang mengintegrasikan pendidikan karakter dalam bahan ajar pada jenjang SMP, SMA maupun perguruan tinggi. Keempat penelitian tersebut antara lain :


(47)

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Anastasia Tiur Rohani (2012) dengan judul Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi (1) analisis data, (2) pengembangan produk, (3) validasi ahli, (4) revisi, (5) uji coba, (6) revisi akhir, hingga menghasilkan produk akhir berupa buku ajar. Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini bahwa pendidikan karakter yang terintegrasi dengan materi pembelajaran menulis Bahasa Indonesia siswa kelas VII perlu dikembangkan. Dari lima belas pernyataan, ada dua belas butir pernyataan yang memiliki presentasi jawaban baik.

Penelitian kedua dilakukan oleh Ajeng Christy Suryaningrum (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Pendidikan Karakter Bangsa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce

Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Produk yang dikembangkan berupa materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI, Semester I, bermuatan pendidikan karakter bangsa. Langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia bermuatan pendidikan karakter bangsa, meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) pembuatan produk, (3) uji coba, (4) penilaian, (5) revisi. Hasil penilaian yang diperoleh yaitu siswa 75%, guru 80%, dan dosen 90%. Masing-masing hasil data penelitian mendapat kualifikasi baik dari siswa dan guru, kualifikasi sangat baik dari dosen. Produk pengembangan materi dikatakan layak untuk dipergunakan karena hasil data >65% dan kualifikasi diatas cukup.


(48)

Penelitian ketiga berupa jurnal yang berjudul “Prodigy: An Innovative Approach for Character Development” yang ditulis oleh Samsiah Mohd Jais,

Ab.Aziz Md. Yatim, dan Mohammed Aziz Shah Mohammad Arip. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pembentukan dan pembangunan karakter yang sehat di kalangan pelajar berkaitan erat dengan peranan yang dimainkan oleh kounselor/guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan prodigi, sebuah pendekatan yang mampu membantu guru untuk melakukan bimbingan dan konseling dalam pembangunan dan peningkatan tingkah laku siswa. Prodigi mengintegrasikan komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku dalam pembangunan karakter. Isi dari artikel ini adalah memperbincangkan modul kursus yang berkaitan dengan pembangunan karakter dan manfaat menggunakan Prodigi dalam memupuk pembangunan karakter.

Penelitian keempat berupa jurnal yang berjudul Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Bahasa Jerman yang ditulis oleh Sulis Triyono. Pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam pembelajaran Bahasa Jerman dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, menyusun silabus dan RPP pembelajaran Bahasa Jerman yang memuat nilai-nilai. Pengintegrasian nilai dilakukan dalam keterampilan Bahasa Jerman yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kedua, menyusun materi dan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan Bahasa Jerman pada setiap perkuliahan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya kontribusi positif terhadap pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Pendidikan karakter telah teridentifikasi dapat memudahkan pendidik untuk mengukur tingkat keberhasilan yang dicapai oleh setiap peserta didik.


(49)

Penelitian relevan tersebut mencoba mengembangkan modul dan materi pembelajaran bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada jenjang SMP dan SMA maupun perguruan tinggi. Pada penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD karena pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter di SD masih jarang dilakukan.

2.3Kerangka Berfikir

Karakter yang ada dalam diri seseorang dapat dibangun salah satunya melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menanampakan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Pendidikan karakter akan lebih maksimal apabila diintegrasikan pada seluruh mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang berkaitan erat dengan pendidikan karakter adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa memiliki empat keterampilan yang perlu dikembangkan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan keterampilan puncak seseorang dikatakan terampil berbahasa. Melalui keterampilan menulis siswa dapat mengembangkan nilai-nilai seperti: kesantunan, cermat dan menghargai. Melihat keterkaitan antara menulis dengan nilai karakter, maka akan lebih mudah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan menulis.

Bahan ajar merupakan sarana yang digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam bahan ajar akan mempermudah guru dalam membangun karakter peserta didik. Bahan ajar dikembangkan dengan model pengembangan yang dikemukakan oleh Jerold E. Kemp. Bahan ajar yang dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan


(50)

bahan ajar dan terintegrasi dengan pendidikan karakter, diharapkan akan menghasilkan produk bahan ajar yang baik dan dapat digunakan untuk membangun karakter peserta didik.

2.4Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat pribadi untuk teman sejawat?

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat pribadi untuk teman sejawat menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat pribadi untuk teman sejawat menurut pakar pendidikan karakter?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi dasar menulis surat pribadi untuk teman sejawat menurut guru kelas IV SD N Langensari Yogyakarta?

2.4.5 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam keterampilan menulis, kompetensi menulis surat pribadi untuk teman sejawat menurut siswa kelas IV SD N Langensari Yogyakarta?


(51)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Research and Development. Sugiyono mengatakan Research and Development

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (2010: 407). Penelitian ini akan mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas IV. Penelitian ini akan menghasilkan produk berupa bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.2 Prosedur Pengembangan

Pengembangan bahan ajar akan mengkombinasikan model Jerold E Kemp yang sudah direvisi dengan langkah penelitan pengembangan yang dikemukakan Borg and Gall. Terdapat 10 prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall yaitu (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) pembuatan produk masal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yang terdiri dari: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe), (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain,


(52)

(7) revisi desain hingga menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Secara garis besar prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui gambar berikut.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian dan Pengembangan hasil modifikasi penelitian pengembangan Kemp dan Borg&Gall


(53)

Penelitian ini berawal dari potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah maka dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia kelas IV di SDN Langensari. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk mengetahui fakta dan masalah yang menyangkut ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, pandangan guru mengenai pendidikan karakter, sekaligus memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa. Sehingga, bahan ajar yang akan dikembangkan, disusun sesuai dalam upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam analisis tugas kurikulum.

Langkah kedua adalah pengumpulan data. Pengumpulan data untuk analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara terhadap guru kelas IV SD N Langensari. Hasil dari wawancara tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa bahan ajar berbasis karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

Langkah ketiga adalah mendesain sebuah produk yang berupa bahan ajar untuk keterampilan menulis bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Langkah ini dimulai dengan mengkaji Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar dalam kurikulum KTSP, menentukan indikator, menentukan tujuan, menentukan isi bahan ajar, menentukan strategi pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan menyusun evaluasi yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi dasar.


(54)

Langkah keempat adalah validasi desain. Validasi pakar digunakan sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang telah dikembangkan akan divalidasi oleh 4 orang pakar yang terdiri dari: 1 dosen pakar bahasa Indonesia, 1 dosen pakar pendidikan karakter dan 2 guru Kelas IV SD. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian terhadap produk yang dikembangkan.

Langkah kelima adalah revisi desain. Produk akan direvisi berdasarkan kritik dan saran perbaikan yang didapat dari validasi oleh para pakar. Revisi desain bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada produk yang dikembangkan.

Langkah keenam adalah uji coba desain. Uji coba dilakukan kepada 10 siswa kelas IV SDN Langensari sebagai subyek penelitian. Uji coba dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada siswa untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan bahan ajar.

Langkah ketujuh adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan setelah uji coba produk. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang ikut dalam uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.3 Uji Coba Produk

3.3.1 Desain Uji Coba

Tahap-tahap yang digunakan untuk mengevaluasi produk bahan ajar dalam penelitian ini diuraikan secara singkat sebagai berikut: (1) validasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan guru dilanjutkan


(55)

analisis data, (2) revisi produk dilakukan berdasarkan masukan dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter dan guru, (3) uji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari untuk mengetahui kelayakan produk dan analisis data dan (4) revisi akhir berdasarkan masukan dari hasil uji lapangan.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subyek uji coba dalam penelitian pengembangan ini adalah 10 siswa kelas IVA semester gasal tahun ajaran 2012/2013 SD N Langgensari Yogyakarta sebagai sampel dalam uji coba produk. Penelitian ini akan di laksanakan di SD N Langensari yang beralamat di Jalan Kusbini no 35 Klitren Yogyakarta sebagai tempat penelitian.

3.3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara dan kuesioner.

a. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011:82). Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SDN Langensari untuk memperoleh data mengenai kebutuhan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter keterampilan menulis kelas pada kelas IV SD. Instrumen wawancara dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 63.


(56)

Kuesioner digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (sugiyono 2010:199). Kuesioner dalam penelitian ini akan digunakan untuk validasi pakar dan validasi lapangan. Hasil dari kuesioner validasi pakar akan dijadikan acuan untuk memperbaiki bahan ajar yang akan digunakan untuk validasi lapangan sedangkan kuisioner validasi lapangan digunakan sebagai dasar revisi akhir produk yang kemudian akan menjadi produk akhir. Instrumen kuisioner dapat dilihat pada lampiran 5, lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8 (halaman 85-97).

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data akan dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama data validasi produk pengembangan bahan ajar diperoleh dari hasil kuisioner yang telah diisi oleh 1 pakar pembelajaran bahasa Indonesia, 1 pakar pendidikan karakter, dan 2 guru kelas IV SD. Tahap kedua, data validasi lapangan dari hasil kuisioner yang telah diisi oleh 10 siswa kelas IV SD N Langensari setelah pembelajaran selesai dilakukan. Siswa dan guru akan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dalam proses pembelajarannya.

3.3.5 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang berupa komentar dan saran dari 1 pakar pembelajaran bahasa Indonesia, 1 dosen pakar pendidikan karakter, dan 2 guru


(57)

kelas IV SD, dan 10 siswa kelas IV SDN Langensari. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki produk yang dibuat.

Data kuantitatif yang diperoleh dari lembar kuesioner, dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Skala penilaian yang digunakan terhadap bahan ajar yaitu (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) cukup baik, (4) baik dan (5) sangat baik. Skor yang didapat akan dikonverensikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Konverensi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi < X ≤ + 1, 80 SBi Baik

− 0,60 Sbi < X ≤ + 0, 60 SBi Cukup baik

–1,80 Sbi < X ≤ − 0, 60 SBi Kurang baik

X ≤ − 1, 80 Sbi Sangat kurang baik

Keterangan :

Rerata ideal ( ) : (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Simpangan baku ideal : (skor maksimal ideal − skor minimal ideal) X : Skor Aktual

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.


(58)

Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1

Rerata ideal ( ) : ½ (5+1) = 3 Simpangan baku ideal (SBi) : 1/6 (5-1) = 0,67 Ditanyakan:

Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

Jawaban:

Kategori sangat baik = X> + 1,80 SBi = X> 3+ (1,80. 0,67) = X> 3 + (1,21) = X> 4,21

Kategori baik = + 0,60SBi < X≤ + 1,80SBi

= 3 + (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (1,80. 0,67) = 3 + (0,40) < X≤ 3 + (1,21)

= 3,40 < X≤ 4,21

Kategori cukup baik = - 0,60SBi < X≤ + 0,60SBi

= 3 - (0,60. 0,67) < X ≤ 3 + (0,60. 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40)

= 2,60 < X≤ 3,40

Kategori kurang baik = - 1,80SBi < X≤ - 0,60SBi

= 3 - (1,80. 0,67) < X ≤ 3 - (0,60. 0,67) = 3 - (1,21) < X≤ 3 - (0,40)


(59)

Kategori sangat kurang baik = ≤ – 1,80SBi = X ≤ 3 - (1,80. 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima

Keterangan:

Rerata ideal ( ) : ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

Simpangan baku ideal (SBi) : 1

/6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal) X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data-data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut:

Interval Kategori

X > + 1,80 Sbi Sangat Baik

+ 0,60 Sbi< X ≤ + 1, 80Sbi Baik –0,60 Sbi < X ≤ + 0,60Sbi Cukup Baik –1,80 Sbi < X ≤ – 0,60Sbi Kurang Baik


(60)

Tabel 3.4 Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat Baik 3,40 < X ≤ 4,21 Baik

2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik 1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik


(61)

41

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2013 di samping kantor guru SD N Langensari. Narasumber dari wawancara ini adalah guru Bahasa Indonesia kelas IV SD N Langensari yang bernama ibu Niken Amri Amaniah, S.Ag. Wawancara menghasilkan data mengenai pemahaman guru terhadap pendidikan karakter, pentingnya pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, kesulitan guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran bahasa Indonesia, dan kebutuhan guru terhadap bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 2 halaman 64) dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru sudah mengetahui arti dari pendidikan karakter, namun pengetahuan guru terhadap nilai-nilai karakter yang dikembangkan masih terbatas pada beberapa jenis karakter. Guru masih mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena bahan ajar yang benar-benar terintegrasi dengan pendidikan karakter masih jarang ditemukan terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan menulis. Kesibukan guru mengajar merupakan salah satu hal yang menjadi kendala dalam mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.


(62)

Guru mengungkapkan bahwa karakter menghargai harus dikembangkan dalam diri siswa. Pada saat pembelajaran banyak siswa yang ribut dan bermain sendiri ketika ada teman yang mengemukakan pendapat. Beberapa siswa juga sering mengejek teman yang menjawab keliru. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang memiliki sikap saling menghargai antara satu dengan yang lain. Guru juga mengungkapkan bahwa dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis siswa masih kurang cermat dalam menggunakan ejaan dan tanda baca. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang keliru dalam menggunakan ejaan dan tanda baca.

Guru membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dimana didalamnya termuat berbagai aktivitas yang dapat mengembangkan karakter siswa. Bahan ajar yang terintegrasi pendidikan karakter akan membantu guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis.

4.1.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan diawali dengan menentukan mata pelajaran dan kompetensi dasar dari produk yang akan dikembangkan, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis kelas IV semester gasal, dengan kompetensi dasar 4.4 menulis surat untuk teman sebaya tentang pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang baik dan benar dan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll.) serta karakter kesantunan, cermat, dan menghargai. Selanjutnya, dilakukan proses desain silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengkaji materi dan tujuan pelajaran tersebut. Setelah desain silabus dan RPP selesai, maka dilanjutkan dengan


(63)

menyusun kerangka bahan ajar. Setelah semua bahan siap, maka tahap selanjutnya adalah membuat bahan ajar yang disesuaikan dengan silabus, RPP, dan kerangka bahan ajar dengan materi yang diperoleh.

4.1.2.1Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Silabus digunakan sebagai pedoman penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dituangkan ke dalam produk yang dikembangkan. Pendekatan yang digunakan dalam silabus ini adalah pendekatan kontekstual.

Silabus disusun secara sistematis berisi komponen-komponen untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian. Komponen yang terdapat dalam silabus adalah (1) identitas yang berisi nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, pertemuan, dan standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) materi pokok, (4) indikator, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian, meliputi jenis, bentuk instrumen, dan contoh soal penilaian, (7) alokasi waktu, (8) sumber bahan/alat.

4.1.2.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berpedoman pendekatan kontekstual. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang telah dibuat. RPP memiliki komponen yang meliputi (1) identitas RPP, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi ajar, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar, dan (10) penilaian. RPP dikembangkan menggunakan beberapa hal antara lain (1) menggunakan pembelajaran inovatif dengan pendekatan kontekstual (2)


(64)

RPP berbasis aktivitas yang dapat mengembangkan karakter kesantunan, cermat dan menghargai dalam kegiatan pembelajaran.

4.1.2.3Kerangka Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar dimulai dengan membuat kerangka bahan ajar terlebih dahulu. Kerangka bahan ajar merupakan pedoman untuk pembuatan bahan ajar yang dikembangkan. Kerangka bahan ajar dibuat untuk menentukan: (1) rancangan tampilan bahan ajar, (2) urutan isi atau format bahan ajar, (3) gambar dan warna yang akan dipakai.

4.1.2.4Bahan Ajar

Pengumpulan materi bahan yang meliputi materi pembelajaran, gambar, lagu, dan permainan. Materi pembelajaran diperoleh dari beberapa buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Sedangkan, gambar, lagu dan permainan diperoleh dari internet.

Pengembangan bahan ajar menggunakan program Microsoft Office Word 2010

yang selanjutnya diubah kedata PDF. Aplikasi program Microsoft Office Word 2010 karena program lebih mudah di jalankan dan dapat mengintegrasikan berbagai warna, gambar, dan tulisan dengan baik. Karakter font yang digunakan adalah Cambria (Headings) ukuran 12. Bahan ajar terdiri dari 25 halaman dan dicetak menggunakan kertas HVS 70gr dengan ukuran 21cmx29,7cm.

Bahan ajar yang dikembangkan terdapat beberapa komponen. Berikut ini uraian penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam bahan ajar yang dikembangkan.


(1)

130

Lampiran 15: Surat Keterangan Melakukan Penelitian


(2)

131

Guru mengajar menggunakan bahan ajar Lampiran 16: Dokumentasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

132

Siswa melakukan kegiatan belajar sesuai bahan ajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

133

Siswa menulis surat dan bermain peran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

134


(6)

135

BIODATA PENULIS

Rischa Kristiana lahir di Klaten pada tanggal 1 Januari 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD N 2 Pluneng Kebonarum, tamat pada tahun 2003. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N Kebonarum Klaten, tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA N 1 Karangnongko Klaten, tamat pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, peneliti tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul

“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk

Keterampilan Menulis Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Sampai saat ini penulis masih aktif mengajar di sekolah minggu GKJ Kebonarum.

Lampiran 17: Biodata Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 206

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 164

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 249

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 192

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 0 185

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

0 1 127

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

0 0 247

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal

0 0 154

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal - USD Repository

0 0 125

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER GASAL

0 0 190