BAB II LATAR BELAKANG KEBIJAKAN PRIVATISASI PENDIDIKAN
DI INDONESIA
2.1 Latar Belakang Lahirnya Ide Privatisasi
Pada masa sesudah Perang Dunia ke-2, kebijakan pembangunan di negara- negara Eropa dan negara-negara bekas jajahan mengadopsi model kebijakan
intervensi negara. Kebijakan ini mendapat dukungan teori big-pus yang dikembangkan Rosenstein-Rodan pada awal tahun 1940-an, yang menekankan
perlunya intervensi pemerintah dalam melakukan investasi skala besar, sehingga dapat meraih keuntungan dari ekonomi eksternal
14
Adanya pandangan baru tersebut menyebabkan ditolaknya dogma lama yang menganggap bahwa kebijakan koordinasi ekonomi sentralistis tidak dapat
berjalan. Intervensi negara mendapatkan tempat dalam kebijakan pembangunan yang dikukuhkan oleh keberhasilan program new deal dasawarsa 1930-an, yang
berhasil mengatasi resesi ekonomi Amerika Serikat waktu itu. Akibatnya, pemerintahan pasca kolonial di sejumlah negara pun mulai melakukan berbagai
intervensi pada sektor ekonomi dengan mengubah struktur ekonomi mereka. Terlebih lagi di negara-negara baru berkembang yang memasuki fase awal
industrilisasi, peran dan intervensi negara menjadi dominan dalam mendukung proses manufaktur dan pembangunan infrastruktur dasar, seperti penyediaan air
.
14
Ha-Joon Chang, Globalisation Economic Development and the Role of the State, London: Zed Books, 2003.
Universitas Sumatera Utara
bersih, listrik, dan transportasi, yang dikelola dan dikembangkan oleh badan- badan usaha milik negara.
15
Krisis juga mengakibatkan negara-negara tersebut menjadi sangat tergantung pada dukungan keuangan lembaga-lembaga donor dan kreditor
internasional yang kemudian meningkat pengaruhnya dalam penyusunan kebijakan. Salah satu yang dipromosikan adalah privatisasi badan usaha milik
negara. Di negara-negara berkembang dengan masalah inefisiensi badan usaha milik negara yang sangat merusak, mengingat beban mereka dalam sektor
Hingga dasawarsa 1980-an, kebijakan ekonomi dan pembangunan di negara-negara berkembang mengadopsi model perencanaan terpusat dan
kepemilikan badan usaha milik negara yang mendorong investasi dan akumulasi modal sebagai bagian dari pembangunan ekonomi. Walaupun demikian,
kepercayaan terhadap intervensi negara dalam pembangunan ekonomi mulai menurun pada dasawarsa 1970-an sebagai akibat berbagai kejutan eksternal yang
diderita ekonomi di negara-negara berkembang, antara lain melonjaknya harga minyak, menurunnya harga komoditas ekspor, sedangkan harga barang impor
meningkat. Dampaknya adalah munculnya krisis utang luar negeri di sebagian besar negara berkembang serta terjadinya krisis pendapatan yang bermuara pada
defisit anggaran. Karena negara mendominasi aktivitas ekonomi di negara-negara berkembang, perhatian pun kemudian tertuju pada kinerja berbagai sektor publik,
khususnya badan usaha milik negara dalam upaya mengatasi kemerosotan ekonomi.
15
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ekonomi manufaktur dan infrastruktur, dukungan terhadap privatisasi sangat besar.
16
Secara keseluruhan, tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga-lembaga keuangan internasional melalui privatisasi ada tiga macam, yaitu:
17
1. Tujuan ekonomi, yaitu meningkatkan efisiensi, produktivitas dan keuntungan perusahaan, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, dan
menarik investasi swasta. 2. Tujuan fiskal, yaitu menghapus subsidi pemerintah pada badan usaha
milik negara, memperoleh tambahan dana dari penjualan kepemilikan negara atas badan usaha; dan meningkatkan pendapatan pajak dari badan
usaha swasta. 3. Tujuan sosial politik, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
mempromosikan kepemilikan badan usaha swasta oleh swasta nasional, meningkatkan kepemilikan property kelas menengah, meningkatkan
pemanfaatan tenaga kerja, dan mengurangi korupsi serta penyalahgunaan di kantor-kantor publik.
Namun demikian, pada kenyataannya, tidak seluruh tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam hal efisiensi dan produktivitas badan usaha milik negara sebelum
dan sesudah privatisasi, misalnya, menunjukkan hasil yang berbeda.
16
Kate Bayliss, Privatization Theory and Practice: a Critical Analysis of Policy Evolution in the Development Context,
dalam Jomo KS dan Ben Fine ed., The New Development Economics: Afters the Washington Consensus,
London: Zed Books, 2006.
17
Fabby Tumiwa dan Hamong Santoso, Op.Cit, hal.144.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Kebijakan Privatisasi di Indonesia