validitas dan analisis reliabilitas. Masing-masing parameter akan dihitung secara terpisah, dan pada akhirnya secara bersama-sama akan menunjukkan apakah
aitem-aitem dalam alat tes baik atau tidak Kaplan saccuzzo, 2005. Proses analisis karakteristik psikometri akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
teori klasik atau Classical Test Theory selanjutnya disebut CTT. CTT ini memiliki asumsi bahwa setiap pengukuran menghasilkan skor tampak X,
dimana skor X ini merupakan skor murni T individu ditambah error E pengukuran. Jadi setiap pengukuran yang dilakukan mengandung error. Semakin
tinggi error yang terjadi, maka semakin tidak bagus intrumen tersebut.
B. Perumusan Masalah
Sejak pertamakali dibuat pada tahun 1953 oleh Amthauer, IST telah direvisi beberapa kali, yaitu IST 1955, IST 70, IST 2000, IST 2000-Revised.
Meskipun sudah direvisi beberapa kali, itu haya terjadi di luar negeri. Kebanyakan di Indonesia masih menggunakan versi IST 70 yang diadaptasi untuk pertama
kalinya oleh Universitas Padjajaran, termasuk P3M Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penggunaan IST versi 70 yang diketahui peneliti belum pernah
direvisi dikawatirkan sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Selain itu, penggunaan IST yang terlalu sering dan maraknya soal-soal tes latihan yang
begitu mirip dengan IST yang tersedia dipasaran, juga dikawatirkan telah menimbulkan proses pembelajaran bagi peserta tes, yang mana hal ini sangat
mempengaruhi keakuratan hasil tes. Untuk itu, penelitian ini bermaksud untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat, apakah IST khususnya subtes WA masih layak dipergunakan sebagai tes seleksi.
Penelitian ini bersifat eksploratif yang berusaha mencari jawaban atas pertanyaan penelitian : “Bagaimanakah kualitas dari subtes WA pada IST
berdasarkan hasil analisis karakteristik psikometri?”. Adapun karakteristik psikometri yang akan ditinjau dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut: 1.
Seberapa besar indeks kesulitan aitem subtes WA pada IST? 2.
Seberapa besar indeks daya diskriminasi aitem subtes WA pada IST? 3.
Bagaimanakah efektivitas distraktor aitem-aitem subtes WA pada IST? 4.
Seberapa besar indeks reliabilitas dari subtes WA pada IST? 5.
Bagaimana validitas konstruk dari subtes WA pada IST, ditinjau dari indeks validitas konvergen dan indeks validitas diskriminan nya?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah IST, khususnya subtes WA masih layak digunakan sebagai alat tes intelegensi, berdasarkan hasil analisis
karakteristik psikometri yang dilakukan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai Karakteristik Psikometri Subets WA pada IST ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah data dalam bidang psikometri dan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik psikometri, kelayakan
alat tes serta pengukuran inteligensi melalui alat ukur tertentu, khususnya subtes WA pada IST.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan ketika
menggunakan IST khususnya subtes WA, baik itu biro penyelenggara tes maupun perusahaan pengguna jasa tes tersebut dalam rangka pengambilan
keputusan selanjutnya, baik secara administratif maupun akademik terhadap calon karyawan, karena disadari atau tidak kualitas instrumen yang digunakan
dalam proses seleksi calon karyawan akan menentukan keberhasilan institusi dan perusahaan untuk menemukan individu yang paling sesuai untuk pekerjaan yang
tepat. Selain itu juga, hasil penelitian ini diharapkan jadi dasar pertimbangan
bagi para tenaga akademisi, khususnya bidang psikometri untuk dapat melakukan suatu revisi terhadap IST, khususnya subtes WA.
E. Sistematika Penulisan