Program ini dikembangkan oleh Assesment System Corporation pada tahun 1982. Program ini digunakan untuk menganalisis karakteristik
psikometri, mulai dari indeks kesulitan aitem p, indeks daya diskriminasi aitem d, efektivitas distraktor dan reliabilitas dari subtes WA.
F. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori skor murni klasik CTT dalam menganalisis karakteristik psikometri dari subtes WA. Proses analisis yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis indeks kesulitan aitem
Secara teoritik dikatakan bahwa p sebenarnya merupakan probabilitas empirik untuk lulus aitem tertentu bagi kelompok subjek tertentu. Analisis indeks
kesulitan aitem dilakukan dengan menggunakan Formula 6. p = ni N
Keterangan: p = indeks kesulitan aitem
ni = banyaknya subjek yang menjawab aitem dengan benar N = banyaknya subjek yang menjawab aitem.
Nilai p yang semakin tinggi menunjukkan bahwa aitem yang bersangkutan semakin mudah. Nilai p berkisar dari 0 sampai dengan angka 1. Menurut Azwar
2007, harga p terbaik adalah yang sesuai yang sesuai dengan tujuan tes yang bersangkutan. Sesuai dengan tujuan, IST dipakai untuk seleksi dan penempatan
karyawan, maka untuk memenuhi tujuan ini sebaiknya nilai p yang dimiliki oleh
Universitas Sumatera Utara
aitem-aitem dalam subtes WA harus rendah aitem sulit. Menurut Allen Yen dalam Lababa, 2008, suatu aitem yang tergolong sulit adalah aitem yang
memiliki nilai p 0.30. Proses analisis indeks kesulitan aitem subtes WA ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan Program Iteman. Data skor subjek yang sudah ditabulasi dengan excel dipindahkan ke dalam lembar kerja SPSS, kemudian disimpan dalam
bentuk notepad untuk dianalisis dengan program iteman. Dalam lembar output iteman, indeks kesulitan masing-masing aitem ditunjukkan pada kolom prop.
Correct. 2.
Analisis indeks diskriminasi aitem Indeks diskriminasi dilihat untuk mengetahui apakah alat tes mampu
membedakan individu-individu yang memang benar-benar memiliki performansi yang baik dan yang tidak. Indeks diskriminasi bergerak dari angka -1 sampai
dengan +1, namun yang memiliki arti hanya nilai d yang positif. Semakin harga d mendekati +1, maka semakin bagus aitem tersebut.
Menurut Ebel dalam Crocker Algina, 2005 pada Tabel 2, suatu aitem yang memiliki daya diskriminasi yang bagus apabila nilai d
≥ 0.40. Sementara nilai d yang berada pada kisaran 0.30 sampai 0.39 dianggap lumayan bagus dan
tidak memerlukan revisi. Dalam penelitian ini, aitem yang baik adalah aitem yang memiliki d
≥ 0.30 Proses analisis indeks daya diskriminasi aitem dalam penelitian ini
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode extreme group dan metode korelasi aitem-total. Dengan metode extreme group, diharapkan bisa melihat
Universitas Sumatera Utara
perbedaan antara Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah. Proses ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Proses ini diawali dengan memisahkan 27
subjek yang mmemiliki skor tertinggi dan 27 subjek yang memiliki skor terendah.
Sedangkan dengan metode korelasi aitem-total diharapkan dapat melihat kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi tes dalam mengungkap perbedaan
individual. Proses ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program iteman. Langkah yang dilakukan sama dengan analisis indeks kesulitan aitem. Dalam
output iteman, indeks daya diskriminasi ditunjukkan pada kolom point Biser. 3.
Analisis efektivitas distraktor pada setiap aitem Efektivitas distraktor dilihat dengan bantuan program iteman dan
ditetapkan berdasarkan dua kriteria, yaitu; a distraktor dipilih oleh siswa dari Kelompok Rendah, dan bpemilih distraktor tersebar relative proporsional pada
masing-masing distrakktor yang ada Azwar, 2007. Artinya, pilihan-pilihan jawaban yang digunakan sebagai penggecoh mayoritas akan dipilih subjek dari
Kelompok Rendah dan relatif tersebar pada setiap pilihan. 4.
Analisis Reliabilitas subtes WA Reliabilitas pada dasarnya merupakan ketetapan atau derajat konsistensi
performansi relative dari individu yang dikenai tes ketika diberikan tes yang sama secara berulang atau tes yang paralel. Reliabilitas dalam penelitian ini dihitung
dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal internal-consistency yang bertujuan untuk melihat konsistensi respon-respon individu pada satu belahan
dengan respon-responnya pada belahan lainnya Anastasi Urbina, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Teknik komputasi statistik yang digunakan dalam pendekatan konsistensi internal ini adalah formula Kuder-Richardson KR’20. KR’20 dapat dikenakan pada data
skor dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi-bagi menjadi belahan sebanyak aitemnya. Formula ini dapat digunakan jika aitem dikotomi, jumlah aitem sedikit
dan membelahan tes sebanyak jumlah aitem. Formula KR’20 terdapat pada formula 14.
5. Analisis Validitas Konstruk Subtes WA
Validitas konstrak subtes WA dilihat dengan menggunakan matriks validasi berdasarkan pendekatan multitrait-multimethode dimana skor subjek pada
subtes WA dikorelasikan dengan masing-masing skor subjek pada 8 subtes IST lainnya, yaitu: Satzergaenzung SE, Analogien AN, Gemeinsamkeiten GE,
Rechenaufgaben RA,
Zahlenreinhen ZR,
Figurenauswahl FA,
Wuerfelaufgaben WU dan Merkaufgaben ME. Melalui pendekatan ini, akan dilihat bagaimana validitas konstrak subtes
WA. Validitas konvergen akan ditandai dengan adanya korelasi yang tinggi antara subtes WA dengan subtes lain dalam IST. Sedangkan validitas diskriminan
ditandai dengan adanya korelasi yang rendah antara subtes WA dengan subtes IST lainnya. Estimasi validitas konstruk subtes WA menggunakan korelasi
pearson product moment dengan bantuan SPSS for Windows versi 16.0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN