Deskripsi Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini, akan disajikan hasil analisis karakteristik psikometri subtes WA. Analisis ini didasarkan pada pendekatan CTT dan dalam prosesnya dibantu dengan Program Iteman Version 3,00 MicroCAT tm Testing dan Program SPSS versi 16. Selanjutnya hasil yang diperoleh akan dibahas sesuai dengan teori-teori yang sudah dipaparkan pada bab 2.

A. Deskripsi Hasil

1. Analisis Indeks Kesulitan Aitem Indeks kesulitan aitem menunjukkan proporsi subjek yang menjawab dengan benar pada masing-masing aitem dalam subtes WA. Apabila proporsi subjek yang menjawab benar pada suatu aitem besar, berarti aitem tersebut relatif mudah dan demikian pula sebaliknya. Dalam analisis ini, mudah sulitnya aitem didasarkan pada kategori menurut Allen dan Yen dalam Lababa, 2008, yaitu p 0.3 dikategorikan sulit, 0.3p0.7 dikategorikan sedang, dan p 0.7 dikategorikan mudah. Hasil lengkap analisis indeks kesulitan aitem dengan menggunakan bantuan Program Iteman Version 3,00 MicroCAT tm Testing dapat dilihat pada Tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Indeks kesulitan aitem subtes WA Keterangan : p = Indeks Kesukaran Aitem TS = Tidak Sesuai S = Sesuai Hasil analisis indeks kesulitan aitem pada Tabel 3 menunjukkan bahwa 11 aitem memiliki tingkat kesulitan kategori sedang dan 9 aitem memiliki tingkat kesulitan kategori mudah, sedangkan kategori sulit tidak ada. Artinya semua aitem dalam subtes WA tidak ada yang sesuai dengan tujuan IST disusun yaitu untuk tujuan seleksi yang diharapkan aitem-aitem dalam subtes WA berkategori Sulit yaitu memiliki nilai p kecil dari 0,3. Secara ringkas hasil analisis aitem berdasarkan nilai p disajikan ada Tabel 4. Tabel 4 Analisis aitem berdasarkan nila p No P Kategori Nomor aitem Jumlah 1 p 0,3 Sulit - - 2 0,3 ≤ p ≤0,7 Sedang 21, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 11 55 3 p0,7 Mudah 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 40 9 45 No Aitem p keterangan Status No Aitem p keterangan Status 21 0.645 Sedang TS 31 0.428 Sedang TS 22 0.905 Mudah TS 32 0.332 Sedang TS 23 0.718 Mudah TS 33 0.323 Sedang TS 24 0.796 Mudah TS 34 0.620 Sedang TS 25 0.807 Mudah TS 35 0.476 Sedang TS 26 0.778 Mudah TS 36 0.339 Sedang TS 27 0.757 Mudah TS 37 0.577 Sedang TS 28 0.702 Mudah TS 38 0.399 Sedang TS 29 0.421 Sedang TS 39 0.325 Sedang TS 30 0.776 Mudah TS 40 0.745 Mudah TS Universitas Sumatera Utara 2. Analisis Indeks Daya Diskriminasi Aitem Indeks daya diskriminasi dalam penelitian ini dilihat dengan dua cara yaitu dengan metode extreme group dan metode korelasi aitem-total. Metode extreme group bertujuan untuk melihat discriminating power aitem dalam membedakan individu-individu yang memiliki trait yang diukur dan yang tidak memiliki. Metode ini dilakukan dengan melibatkan 543 subjek Kelompok Tinggi 27 skor tertinggi dari 2011 subjek dan 543 subjek Kelompok Rendah 27 skor terendah dari 2011 subjek. Selanjutnya indeks diskriminasi diperoleh dari selisih indeks kesulitan aitem pada subjek Kelompok Tinggi dengan indeks kesulitan aitem pada subjek Kelompok rendah. Sementara nilai indeks kesulitan aitem masing-masing kelompok merupakan nilai rata-rata mean pada masing-masing kelompok yang diperoleh dengan bantuan SPSS. Kualitas indeks daya diskriminansi aitem dievaluasi dengan menggunakan kategori Ebel dalam Azwar, 2005, yaitu d ≥ 0,40 dikategorikan sangat bagus, 0,30 ≤ d ≤ 0,39 dikategorikan lumayan bagus, 0,20 ≤ d ≤ 0,29 dikategorikan belum memuaskan, masih membutuhkan revisi, dan p 0.20 dikategorikan jelek dan harus dibuang. Nilai indeks diskriminasi dengan metode extreme group dapat dilihat pada Tabel 5. Universitas Sumatera Utara Tabel 5 Indeks Daya Diskriminasi Aitem Subtes WA dengan metode extreme group. No Aitem p T p R d Keterangan 21 0.87 0.35 0.52 Sangat Bagus 22 0.98 0.78 0.20 Revisi 23 0.89 0.49 0.40 Sangat Bagus 24 0.95 0.58 0.37 Lumayan Bagus 25 0.96 0.63 0.33 Lumayan Bagus 26 0.95 0.55 0.40 Sangat Bagus 27 0.91 0.52 0.39 Lumayan Bagus 28 0.86 0.57 0.29 Revisi 29 0.68 0.21 0.47 Sangat Bagus 30 0.97 0.50 0.47 Sangat Bagus 31 0.70 0.21 0.49 Sangat Bagus 32 0.59 0.12 0.47 Sangat Bagus 33 0.54 0.20 0.34 Lumayan Bagus 34 0.81 0.41 0.40 Sangat Bagus 35 0.67 0.30 0.37 Lumayan Bagus 36 0.61 0.12 0.49 Sangat Bagus 37 0.71 0.45 0.26 Revisi 38 0.66 0.24 0.42 Sangat Bagus 39 0.55 0.17 0.38 Lumayan Bagus 40 0.85 0.64 0.21 Revisi Keterangan: p T : Indeks kesulitan pada Kelompok Tinggi p R : Indeks kesulitan pada Kelompok Rendah d : Indeks diskriminasi Aitem Hasil analisis indeks daya diskriminasi aitem dengan metode extreme group pada Tabel 5 menunjukkan bahwa 10 aitem memiliki daya diskriminasi Sangat bagus, 6 aitem memiliki daya diskriminasi lumayan bagus dan 4 aitem membutuhkan revisi. Universitas Sumatera Utara Metode kedua yang digunakan untuk melihat daya diskriminasi aitem adalah dengan metode korelasi aitem-total dengan menggunakan bantuan program Iteman Version 3,00 MicroCAT tm Testing. Metode korelasi aitem total ini bertujuan untuk melihat kesesuaian fungsi aitem dengan fungsi skala tes dalam mengungkap perbedaan individu. Korelasi yang semakin tinggi mendekati angka 1 menunjukkan bahwa aitem tersebut mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh alat tes. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Analisis Indeks Daya Diskriminasi Aitem Subtes WA dengan bantuan program Iteman. No aitem Nilai d Keterangan No aitem Nilai d Keterangan 21 0.457 Sangat Bagus 31 0.417 Sangat Bagus 22 0.367 Lumayan Bagus 32 0.383 Lumayan Bagus 23 0.392 Lumayan Bagus 33 0.287 Revisi 24 0.435 Sangat Bagus 34 0.343 Lumayan Bagus 25 0.383 Lumayan Bagus 35 0.306 Lumayan Bagus 26 0.461 Sangat Bagus 36 0.407 Sangat Bagus 27 0.390 Lumayan Bagus 37 0.261 Revisi 28 0.273 Revisi 38 0.342 Lumayan Bagus 29 0.350 Lumayan Bagus 39 0.330 Lumayan Bagus 30 0.476 Sangat Bagus 40 0.253 Revisi Hasil analisis indeks daya diskriminasi aitem dengan metode korelasi aitem-total dengan menggunakan bantuan Program Iteman pada Tabel 6 menunjukkan bahwa 6 aitem memiliki daya diskriminasi sangat bagus, 10 aitem memiliki daya diskriminasi lumayan bagus, dan 4 aitem membutuhkan revisi. Deskripsi hasil analisis 20 aitem subtes WA berdasarkan nilai indeks diskriminasi dapat dilihat pada Tabel 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 7 Analisis aitem berdasarkan nilai d d Status Metode korelasi aitem-total Metode extreme group Nomor Aitem Jumlah No. aitem Jumlah ≥ 0.40 Sangat bagus 21,24,26,30,31,36 6 30 21,23,26,29, 30,31,32,34, 36,38 1050 0.30 sd 0.39 Lumayan Bagus 22,23,25,27,29,32,34 ,35, 38,39 10 50 24,25,27,33, 35,39 6 30 0.20 sd 0.29 Revisi 28,33,37,40 4 20 22,28,37,40 4 20 0.20 Jelek - - Jumlah 20 100 20100 3. Analisis Efektivitas Distraktor Analisis respon terhadap pilihan jawaban akan dilihat dari hasil program iteman versi 3.0 dan untuk mengetahui perbedaan proporsi sebaran jawaban antara Kelompok Tinggi dan Kelompok Rendah. Hasil dari analisis efektivitas distrakktor dengan bantuan program iteman dapat dilihat pada Tabel 9. Universitas Sumatera Utara Tabel 8 Efektivitas Distraktor Subtes WA No Aitem Poin biserial masing-masing Alternatif Jawaban Keterangan A B C D E O 21 -0.142 0.457 -0.300 -0.119 -0.161 -0.108 Efektif 22 -0.135 0.367 -0.204 -0.185 -0.157 -0.085 Efektif 23 -0.078 -0.294 -0.169 0.392 -0.079 -0.109 Efektif 24 -0.129 -0.200 0.435 -0.189 -0.240 -0.111 Efektif 25 -0.137 -0.124 0.383 -0.238 -0.149 -0.135 Efektif 26 -0.119 -0.112 0.461 -0.209 -0.305 -0.131 Efektif 27 -0.126 -0.165 0.390 -0.237 -0.130 -0.121 Efektif 28 -0.058 -0.135 -0.151 0.273 -0.149 -0.108 Efektif 29 -0.247 -0.021 -0.154 0.350 -0.110 -0.149 Efektif 30 0.476 -0.155 -0.354 -0.135 -0.145 -0.117 Efektif 31 -0.207 -0.152 -0.126 -0.114 0.417 -0.142 Efektif 32 0.383 -0.027 -0.087 -0.339 0.062 -0.124 Tidak efektif 33 0.287 -0.039 -0.076 -0.081 -0.155 -0.117 Efektif 34 -0.016 0.343 -0.133 -0.165 -0.272 -0.194 Efektif 35 -0.110 -0.078 0.306 -0.080 -0.158 -0.177 Efektif 36 0.407 -0.116 -0.094 -0.054 -0.202 -0.176 Efektif 37 -0.011 -0.054 -0.165 0.261 -0.104 -0.227 Efektif 38 0.013 -0.036 -0.179 -0.103 0.342 -0.210 Tidak efektif 39 -0.098 0.330 -0.088 -0.045 -0.051 -0.255 Efektif 40 0.012 -0.034 0.253 -0.118 -0.098 -0.258 Tidak efektif Hasil analisis efektivitas distraktor pada Tabel 9 menunjukkan bahwa 17 aitem dari 20 aitem memiliki distraktor yang efektif dan 3 lainnya memiliki distraktor yang tidak efektif. 4. Seleksi Aitem Berdasarkan Indeks Kesulitan Aitem, Indeks Daya Diskriminasi Aitem dan Efektivitas Distraktor Proses ini bertujuan untuk melihat status aitem-aitem subtes WA, apakah aitem-aitem tersebut masih bisa diterima, atau memerlukan revisi atau bahkan harus gugur. Status aitem diterima, revisi ataupun gugur ditentukan oleh daya Universitas Sumatera Utara diskriminasi dan efektivitas distraktornya. Indeks kesulitan aitem tidak dijadikan patokan karena indeks kesulitan aitem tidak menunjukkan buruk tidaknya suatu aitem. Hasil analisisnya disajikan dalam Tabel 10. Tabel 9 Seleksi Aitem Subtes WA Berdasarkan Indeks Kesulitan Aitem, Indeks Daya Diskriminasi Aitem dan Efektivitas Distraktor No Aitem p d distraktor Status 21 0.645 0.457 Efektif Diterima 22 0.905 0.367 Efektif Diterima 23 0.718 0.392 Efektif Diterima 24 0.796 0.435 Efektif Diterima 25 0.807 0.383 Efektif Diterima 26 0.778 0.461 Efektif Diterima 27 0.757 0.390 Efektif Diterima 28 0.702 0.273 Efektif Revisi 29 0.421 0.350 Efektif Diterima 30 0.776 0.476 Efektif Diterima 31 0.428 0.417 Efektif Diterima 32 0.332 0.383 Tidak efektif Revisi 33 0.323 0.287 Efektif Revisi 34 0.620 0.343 Efektif Diterima 35 0.476 0.306 Efektif Diterima 36 0.339 0.407 Efektif Diterima 37 0.577 0.261 Efektif Revisi 38 0.399 0.342 Tidak efektif Revisi 39 0.325 0.330 Efektif Diterima 40 0.745 0.253 Tidak efektif Gugur Keterangan: Diterima jika: d ≥ 0.30 Cukup bagus dan bagus sekali semua distraktor efektif Revisi jika: 0.20 ≤ d 0.30 dan distraktor efektif d ≥ 0.30 dan distraktor tidak efektif gugur jika: : d 0.2 V 0.20 ≤ d 0.30 distraktor tidak efektif Universitas Sumatera Utara 5. Analisis Indeks Reliabilitas Analisis indeks reliabilitas subtes WA dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal dengan formula estimasi koefisien reliabilitas KR-20. Formula ini dipilih dengan alasan bahwa indeks kesulitan subtes WA relative bervariasi. Proses analisis ini dilakukan dengan bantuan program iteman yang relatif sama dengan proses analisis indeks diskriminasi aitem dan indeks kesukaran aitem subtes WA. Indeks reliabilitas subtes WA dengan menggunakan program iteman adalah sebesar α = 0.650 6. Analisis Validitas Konstrak Subtes WA. Untuk melihat validitas konstrak subtes WA ini, digunakan pendekatan multitrait-multimethod, dimana pendekatan ini akan menguji serentak dua atau lebih trait yang diukur melalui dua atau lebih metode. Pendekatan ini digunakan karena sembilan subtes IST merupakan subtes yang independen dan dapat berdiri sendiri. Melalui pendekatan multitrait-multimethod ini akan dilihat validitas konnvergen dan diskriminan, dimana validitas konvergen ditunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara subtes-subtes yang mengukur trait yang sama, dan validitas diskriminan ditunjukkan adanya korelasi yang rendah antara subtes- subtes yang mengukur trait yang berbeda Azwar, 2007. IST sendiri pada awalnya disusun oleh Amthauer sebagai baterai tes yang terdiri dari 9 sub tes, dan masing-masing subtes ini mengukur kemampuan- kemampuan spesifik inteligensi individu. Karakteristik dari baterai tes amthauer Universitas Sumatera Utara menunjukan adanya suatu interkorelasi yang rendah antar subtesnya r=0.25. Diktat kuliah IST Universitas Padjajaran, 2008. Artinya bahwa masing-masing subtes dalam IST ini tidak boleh memiliki korelasi yang tinggi satu sama lain atau dengan kata lain tidak boleh saling konvergen antara satu subtes dengan subtes yang lainnya. Dalam prosedurnya skor subjek pada subtes WA dikorelasikan dengan skor subjek pada delapan subtes IST lainnya, yakni: Satzergaenzung SE, Analogien AN, Gemeinsamkeiten GE, Rechenaufgaben RA, Zahlenreinhen ZR, Figurenauswahl FA, Wuerfelaufgaben WU dan Merkaufgaben ME. Sebelum skor subjek pada subtes WA dikorelasikan dengan skor subjek pada delapan subtes lainnya, terlebih dahulu skor subjek pada semua subtes ditransformasikan ke dalam Z-score bilangan baku. Hal ini bertujuan untuk menyetarakan metrik, dimana memang salah satu subtes yaitu GE yang diberi skor 0,1 dan 2 memiliki jarak metrik yang berbeda dengan 8 subtes lainnya yang diberi skor 0 dan 1. Untuk nilai Z-score masing-masing subtes dapat dilihat pada Lampiran III. Langkah selanjutnya, nilai Z-score masing-masing subtes dikorelasikan dengan metode korelasi pearson product moment menggunakan bantuan program SPSS 16. Nilai korelasi ini lah yang nantinya menjadi koefisien validitas konstrak masing-masing subtes. Berikut merupakan matriks validasi multitrait multimethod antar subtes hasil korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 10. Universitas Sumatera Utara Tabel 10 Matriks validasi multitrait-multimethod subtes pada IST SE WA AN GE RA ZR FA WU ME SE 0.552 0.676 0.494 0.544 0.544 0.379 0.444 0.635 WA 0.579 0.524 0.548 0.546 0.379 0.384 0.540 AN 0.509 0.604 0.604 0.410 0.434 0.597 GE 0.492 0.490 0.348 0.274 0.466 RA 0.999 0.437 0.417 0.519 ZR 0.436 0.417 0.518 FA 0.390 0.335 WU 0.456 ME Matriks validasi pada Tabel 10 menunjukkan nilai validitas konstrak subtes WA melalui korelasinya dengan 8 subtes IST lainnya. Terlihat bahwa subtes WA berkorelasi sebesar 0.552 dengan SE. WA berkorelasi sebesar 0,579 dengan AN. WA berkorelasi sebesar 0,524 dengan GE. WA berkorelasi sebesar 0,544 dengan RA dan ZR. WA berkorelasi sebesar 0,379 dengan FA. WA berkorelasi sebesar 0,384 dengan WU. WA berkorelasi sebesar 0,540 dengan ME. Universitas Sumatera Utara

B. Pembahasan