5. Validitas
a. Pengertian Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau
instrument pengukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2007 Sisi lain dari pengertian validitas menurut Azwar 2007 adalah aspek
kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang
cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara
subjek yang satu dengan yang lain. Lebih lanjut, Azwar 2007 menambahkan bahwa pengertian validitas juga
sangat erat kaitannya dengan tujuan pengukuran. Oleh karena itu, tidak ada validitas yang berlaku umum untuk semua tujuan pengukuran. Suatu alat ukur
biasanya hanya merupakan ukuran yang valid untuk satu tujuan yang spesifik. Dengan demikian, pernyataan valid terhadap suatu pengukuran harus diikuti oleh
keterangan yang menunjuk kepada tujuan awal pengukuran serta kelompok subjek yang mana.
Anastasi Urbina 2003 menyatakan bahwa validitas suatu tes itu menggambarkan apa yang hendak diukur oleh tes dan seberapa baik tes tersebut
mengukurnya. Adapun fungsi validitas dalam pengukuran psikologis adalah:
Universitas Sumatera Utara
1 Mengukur Psychological traits : hal yang ingin diteliti adalah apakah alat
ukur sudah tepat mengukur konstruk yang ingin diukur. 2
Menunjukkan hubungan statistical dengan variabel tertentu : hal yang ingin diiteliti disini adalah fungsi alat ukur dalm memprediksi dan
mendiagnosa perilaku. 3
Representasi materi : hal ynag ingin ditelliti disini adalah apakah alat ukur sudah memuat materi-materi yang telah diberikan.
b. Jenis-jenis Validitas
Tipe validitas terbagi atas Validitas Isi content, Validitas Konstruk construct, Validitas Berdasar Kriteria criterion-related. Validitas Konstruk
terbagi atas dua, yaitu validitas convergen dan validitas diskriminan, sedangkan Validitas Berdasar Kriteria terbagi menjadi dua, yaitu validitas konkuren dan
validitas prediktif. 1.
Validitas Isi Content related validation Validitas isi menunjukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup
keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes tersebut. Dalam hal ini, tes tidak hanya komprehensif akan tetapi juga isinya harus relevan dan tidak keluar
dari batasan tujuan pengukuran. Pengujian validitas isi tidak melalui analisis statistika tetapi menggunakan
analisis rasional. Salah satu cara nya adalah dengan melihat apakah aitem-aitem dalam tes telah ditulis sesuai dengan blue-Print nya yaitu telah sesuai dengan
batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula dan memeriksa apakah
Universitas Sumatera Utara
masing-masing aitem telah sesuai dengan indicator perilaku yang hendak diungkap.
2. Validitas Konstrak Construct related validation
Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana suatu tes mengukur trait atau konstrak teoretik yang hendak diukurnya Azwar, 2007.
Untuk pengujian validitas konstrak, diperlukan analisis statistika yang kompleks. Prosedur pengujian validitas konstrak berangkat dari hasil komputasi interkorelasi
diantara berbagai hasil tes dan kemudian diikuti oleh analisis lebih lanjut terhadap matriks korelasi yang diperoleh, melalui berbagai metode. Menurut Anastasi
Urbina 1997, terdapat beberapa metode untuk melakukan construct validity, diantaranya adalah develoPmental changes, Correlation with other test, Analisa
factor, Iinternal Consistency, Convergent Discriminant Validation, dan Experimental Intervention. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk
mengukur valliditas konstruk adalah Convergent Discriminant Validation Berhubungan dengan Convergent Discriminant Validation, Campbell
dan Fiske dalam Azwar 2007 telah mengembangkan pendekatan terhadap validitas konstrak yang mereka namakan pendekatan multitrait-multimethod.
Pendekatan ini dapat digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua macam metode atau lebih. Dasar pemikiran dalam validitas konstrak
adalah bahwa ada validitas yang baik diperlihatkan oleh korelasi yang tinggi antara dua pengukuran terhadap terhadap dua trait yang sama oleh dua metode
yang berbeda, atau korelasi yang rendah antara dua pengukuran terhadap trait yang berbeda walaupun menggunakan metode yang serupa.
Universitas Sumatera Utara
Pada intinya ada dua fokus pengujian validitas konstrak, yaitu: a
Apakah data yang dikumpulkan dari alat ukur yang disusun telah mendukung konstruksi teorinya.
b Apakah bukti-bukti empiris yang dikumpulkan dari berbagai
pengujian relasi telah mendukung hipotesis dalam bagan teorinya. Dalam hal ini, ada dua jenis validitas konstrak, yaitu validitas konvergen
convergent validity dan validitas diskriminan discriminant validity. Validitas konvergen harus ditunjukkan oleh tingginya korelasi antara skor skala-skala yang
mengukur trait yang sama sedangkan validitas diskriminan harus diperlihatkan oleh rendahnya korelasi antara skor skala-skala yang mengukur trait yang
berbeda. 3.
Validitas Berdasar Kriteria Criterion related validation Validitas berdasar kriteria merupakan validitas yang diperlihatkan oleh
adanya hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu criteria. Dalam validasi tes berdasar criteria, umumnya tes yang akan diuji validitasnya
disebut sebagai prediktor. Statistik yang diperlukan dalam pengujian validitas ini adalah koefisien korelasi antara skor tes sebagai predictor dan skor suatu criteria
yang relevan. a
Validitas Prediktif Validitas prediktif dapat dilihat dari hasil analisis korelasional antara skor tes
dengan skor performansi yang hendak diprediksikan pada masa yang akan datang. Skor performansi sebagai criteria validasi baru bisa diperoleh setelah tenggang
waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
b Validitas Konkuren
Validitas konkuren merupakan validitas yang melihat sejauhmana kesesuaian antara hasil ukur instrument tersebut dengan hasil ukur instrumen lain
yang sudah teruji kualitasnya atau dengan ukuran-ukuran yang dianggap dapat menggambarkan aspek yang diukur tersebut secara reliable. Dalam hal ini,
instrumen yang sudah teruji validitasnya atau ukuran yang dianggap tepat itu berlaku sebagai criteria validasi.
6. Hubungan Karakteristik Psikometri