Uji Data HASIL DAN PEMBAHASAN

analisis regresi, perlu terlebih dahulu melakukan uji stasioneritas, apakah pada derajat nol I0 stasioner atau tidak. Prosedur yang dilakukan untuk melakukan untuk menguji stasioneritas data adalah uji Dickey – Fluller DF dan Augmented Dickey Fuller. Uji ini dapat dipandang sebagai stasioneritas, karena pada intinya uji tersebut dimaksudkan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model otoregresif yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Berdasarkan uji Augmented Dickey Fuller dapat disimpulkan hanya data variabel Y permintaan ekspor biji kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia yang tidak stasioner pada derajad nol dengan lag = 3.

5.1.2. Uji Derajad Integrasi

Berdasarkan uji Augmented Dickey Fuller dapat disimpulkan bahwa semua variabel pada penelitian telah stasioner pada deferensi I dengan lag = 3, nilai lag ditentukan dengan rumus N 13 dimana N= jumlah observasi. Pada uji stasioneritas ini, nilai Augmented Dickey Fuller nilai MacKinnon pada test critical values dengan α = 1 kecuali variabel EGRWT yang stasioner pada α = 10 .

5.1.3. Uji Kointegrasi

Setelah melalui uji stasioner, dan dinyatakan bahwa data yang ada telah stasioner, selanjutnya dilakukan adalah uji kointegrasi yang merupakan salah satu uji yang harus dilakukan pada model dinamis. Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan jangka panjang diantara variabel-variabel pengamatan. Pada model ECM Engle Grenger, model dikatakan valid jika nilai residual -1 atau ECTR-1 bernilai negatif dan signifikan seperti yang terlihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Hasil Error Corection Models Jangka PendekUji Kointegrasi Variabel Koefisien t-Statistik Probabilitas DVPITR -23,1445 -2,00745 0,0544 DPCR 4,59097 1,364634 0,1832 DIFLM -199,737 -0,35241 0,7272 DER 0,011854 0,010184 0,9919 DEGRWT 71.07015 0,151758 0,8805 ECTR-1 -0,52115 -3,0382 0,0051 C 304,0926 0,432134 0,669 asil Estim si dengan paket statistik Eviews Sumber : H a Lampiran 6

5.2. Estimasi ECM

Model koreksi kesalahan ECM merupakan alternatif selain PAM yang dapat digunakan untuk menguji kemungkinan berkointegrasinya variabel yang diamati dengan nilai error correction term pada periode sebelumnya. Dengan menggunakan ECM ini akan menghasilkan metode dengan ketepatan interpretasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan model regresi linier lainya, terutama untuk analisis jangka panjang Nacrowi, 2006. Pada penelitian ini nilai ECTR-1 -0,521148 dengan probabilitas 0,0051 signifikan pada α =1 yang berarti bahwa spesifikasi model yang digunakan valid atau sahih, dan dapat digunakan untuk menganalisismengestimasi jangka panjang maupun jangka pendek Insukindro dkk : 2004. Nilai koefisien dari ECTR, dapat menentukan seberapa cepat keseimbangan dapat tercapai kembali. Jika nilai ECTR-1 sebesar 0,521148 berarti proporsi keseimbangan dan perkembangan permintaan ekspor biji kakao Sulawesi Tengah oleh Malaysia periode sebelumnya yang disesuaikan pada periode sekarang adalah sekitar 52. Nilai ECTR signifikan pada tingkat α=1, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara ECM dan uji kointegrasi, yang berarti pula parameter yang ditunjukan oleh nilai koefisien regresi ECM merupakan besarnya kekuatan pengaruh variabel dependen oleh variabel independen dalam jangka panjang.

5.2.1. Hasil Estimasi Estimasi Dengan ECM Tabel 5.2