Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011 Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal

6 tahun – 11 tahun, dan remaja yang berusia 12 tahun sd 20 tahun Behrman, 2007; Stanton, 2007. Teori penyakit menyebut bahwa anak merupakan kelompok yang paling mudah menderita penyakit ini, karena sistem imun mereka belum cukup matang dan kuat untuk melawan penyakit ini Halstead, 2007. Penelitian yang dilakukan sebelumnya juga ada menyebutkan pada hasil penelitian tersebut, anak merupakan kelompok usia terbanyak menderita DBD, terutama anak berusia 2 tahun sd 18 tahun Witayathawornwong, 2005; Nimmanitya, 2009. Walaupun begitu, orang dewasa juga dapat menderita penyakit ini, walaupun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding anak Peters, 2008.

5.2.2. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari hasil penelitian ini, pasien laki-laki DBD berjumlah 1.190 orang, perempuan berjumlah 1.183 orang. Dapat dikatakan disini bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara jumlah pasien DBD yang jenis kelaminnya laki-laki maupun perempuan. Dalam hal ini, hasil juga menunjukkan bahwa resiko menderita DBD adalah sama bagi laki-laki maupun perempuan. Dalam teori dan penelitian sebelumnya, juga terbukti tidak ada hubungan antara resiko menderita DBD dengan jenis kelamin. Dapat disimpulkan juga resiko transimisi DBD adalah sama antara laki-laki maupun perempuan Halstead, 2007; Peters, 2008; Nimmanitya, 2009. Disini hasil penelitian adalah sama seperti teori yang ada sebelumnya.

5.2.3. Distribusi DBD Perbulannya Pada Tahun 2011

Penyebaran DBD terjadi pada musim hujan dimana takungan air hujan menjadi tempat yang sesuai untuk nyamuk aedes berkembangbiak Witayathawornwong, 2005; Peters, 2008; Nimmanitya, 2009. Nyamuk yang banyak menyebabkan transimisi virus dengue pada penderita DBD Kowalski, 2007; Nene, 2007; Supartha, 2008. Data curah hujan di Kota Medan pada tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menunjukkan musim hujan berlaku pada bulan Januari, September, Oktober, Universitas Sumatera Utara November, dan Desember. Curah hujan juga dilaporkan tinggi pada bulan Maret dan Mei, namun bulan tersebut cuacanya agak kering. Secara teori nyamuk aedes mudah berkembangbiak pada cuaca yang lembab dan banyak curah hujan. Cuaca kering merupakan kondisi yang tidak optimum untuk berkembangbiak nyamuk aedes Kowalski, 2007; Nene, 2007; Roose, 2008. Ternyata dalam penelitian ini terlihat bahwa jumlah pasien DBD sangat banyak pada bulan yang curah hujannya tinggi seperti Januari, September, Oktober, November dan Desember. Bulan-bulan ini bukan saja banyak curah hujannya, akan tetapi dilaporkan kelembaban udaranya lembab. Kondisi ini merupakan kondisi optimum untuk aedes berkembangbiak. Hasil penelitian ini nampaknya sesuai seperti teori-teori yang diatas. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2010, kasus DBD paling banyak terjadi pada bulan November 2010 sebanyak 455 orang, sedangkan tahun 2011 kasus DBD paling banyak terjadi pada bulan Januari. Sedangkan kasus DBD paling sedikit terjadi pada bulan Mei 2010 sebanyak 135 orang, tahun 2011 kasus DBD paling sedikit terjadi bulan Juni sebanyak 131 orang.

5.2.4. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Tempat Tinggal

Dari segi daerah tempat tinggal, dalam penelitian ini didapatkan kecamatan Medan Denai sebagai kecamatan yang mencatatkan prevalensi DBD yang tertinggi sebanyak 228 orang 9,6. Di kecamatan Medan Denai banyak terjadi kasus DBD karena masyarakatnya kurang memperhatikan lingkungan tempat tinggal. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2010, terjadi kenaikan jumlah kasus yang menderita DBD di Kecamatan Medan Denai sebanyak 204 orang DBD dibandingkan tahun 2011 sebanyak 228 orang DBD. Pada tahun 2010 prevalensi DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Medan Marelan sebanyak 279 orang DBD.

5.2.5. Prevalensi DBD di Dinas Kesehatan Kota Medan