Konservasi Tanah

Konservasi Tanah

Salah satu faktor yang cukup penting dan peranannya sangat besar dalam usaha perkebunan kelapa sawit adalah kondisi sumberdaya lahannya. Keadaan tanah kebun inti I (Kampar) khususnya afdeling OS dijelaskan pada Lampiran 8, sebagian besar terdiri dari tanah mineral podsolik merah kuning (48,1%), tanah berpasir (33,6%) dan tanah gambut (17,5%). Afdeling OS memiliki topografi relatif datar sedikit bergelombang dengan lereng 1-3%. Tanah mineral pada kebun ini memiliki keterbatasan daya resap air serta tingginya aliran permukaan dan erosi tanah. Sementara diketahui bahwa kesuburan tanah sebagian besar berada pada lapisan atas yang mengandung bahan organik. Jika lapisan tanah bagian atas mengalami erosi, tanah tersebut akan menjadi miskin hara. Sebagian kondisi tanah pada kebun merupakan tanah berpasir, sehingga sangat sulit untuk menyerap air. Pada lahan gambut, faktor yang mempengaruhi adalah kandungan unsur hara serta keadaan drainase kebun.

Berdasarkan kendala yang ada, diperlukan upaya pengendalian erosi dan perbaikan saluran drainase. Pengendalian erosi tidak hanya dilakukan untuk keseluruhan lahan pada masing-masing blok, tetapi juga untuk masing-masing piringan dari setiap pohon agar erosi pada bidang ini dapat dikurangi. Untuk memperbaiki sifat fisik tanah, maka perlu penambahan kandungan bahan organik tanah dengan memberikan kompos, pupuk kandang atau bahan-bahan organik lainnya seperti limbah pabrik kelapa sawit (PKS). Beberapa upaya konservasi yang telah dilaksanakan di kebun antara lain: pelaksanaan konservasi tanah seperti aplikasi tandan kosong, pembuatan rorak organik, aplikasi pupuk kandang, penanaman penutup tanah, pembuatan tapak timbun. Pelaksanaan konservasi air seperti rorak tadah hujan, bangunan penahan air serta parit irigasi.

Aplikasi Tandan Kosong Kelapa Sawit

Pemberian tandan kosong kelapa sawit di lapangan dapat memberikan manfaat baik dari aspek kimia maupun aspek fisik tanah. Tandan kosong kelapa Pemberian tandan kosong kelapa sawit di lapangan dapat memberikan manfaat baik dari aspek kimia maupun aspek fisik tanah. Tandan kosong kelapa

Penempatan tandan kosong di lapangan dilakukan dengan dua cara yaitu pemberian sebagai mulsa dan aplikasi dalam rorak. Pemberian sebagai mulsa dilakukan dengan menebar tankos pada gawangan mati dari jalur pokok sampai batas piringan (Gambar1.a). Aplikasi tandan kosong sangat efektif pada daerah- daerah dengan topografi bergelombang sampai berbukit. Tandan kosong dapat menahan laju kecepatan air dan butir-butir tanah yang hanyut pada proses aliran permukaan (run-off), sehingga kerusakan tanah akibat erosi dapat diminimalisasi. Kelembaban tanah di sekitar aplikasi tandan kosong akan memicu pertumbuhan sistem perakaran terutama akar sekunder dan tersier. Seperti pada Gambar 8.

(a). penempatan tankos (b). akar yang tumbuh pada tankos Gambar 8. Penempatan Tankos sebagai Mulsa, Akar Tumbuh di Bawah Tankos

Dari kondisi ini akan diperoleh manfaat, yaitu perbaikan kondisi tanah melalui konservasi air dan tanah serta perbaikan terhadap sistem perakaran Dari kondisi ini akan diperoleh manfaat, yaitu perbaikan kondisi tanah melalui konservasi air dan tanah serta perbaikan terhadap sistem perakaran

Pelaksanaan aplikasi tandan kosong kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan. Berdasarkan Standard Operation Procedure (SOP), tankos diturunkan dari truk di collection road tepat di depan gawangan mati. Tumpukan tankos ini harus habis diecer pada hari itu juga. Pada kenyataannya pekerjaan ini sering terlantar karena keterbatasan tenaga kerja, sehingga tumpukan tankos akan menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut tankos dari pabrik seringkali melebihi kapasitas truk. Hal ini menyebabkan tankos-tankos akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalur truk.

Pembuatan Rorak Organik

Pembuatan rorak organik di kebun bertujuan untuk mengatasi permasalahan penyerapan hara sehingga kebutuhan hara tanaman kelapa sawit dapat terpenuhi secara optimal. Kondisi lahan pada kebun inti (kampar) khususnya afdeling OS merupakan lahan dengan tekstur tanah berpasir tinggi, sehingga sering terjadi pencucian unsur hara yang disebabkan oleh tingginya infiltrasi dan perkolasi air hujan pada tanah tersebut. Hasil penelitian Sutarta dan Winarna (2007) menunjukkan bahwa kehilangan hara akibat run-off dan erosi tanah diperkirakan sebesar 5-8% hara N, 10-15% untuk hara K, 4-8% untuk hara Mg, dan kurang dari 2% hara P.

Bahan organik tanah dapat meningkatkan ph tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dan memperbaiki struktur tanah yang akan mendorong pertumbuhan tanaman dan serapan hara tanah. Berkembangnya struktur tanah juga akan meningkatkan kemampuan tanah mempertahankan kelembabannya (Sutarta, 2007).

Pembuatan rorak organik satu untuk satu pohon. Rorak yang telah dibuat akan diisi dengan bahan organik seperti tandan kosong, pelepah daun dan pupuk kandang. Pupuk anorganik tidak diaplikasikan di dalam rorak tersebut. Pembuatan rorak diukur berdasarkan kedalaman perakaran sawit yaitu sekitar 60 cm dengan lebar 50 cm. Panjang rorak dibuat menurut kondisi di lapangan yaitu 150 cm. Kendala yang sering ditemukan di kebun adalah ukuran rorak yang dibuat oleh BHL lebih kecil dari ukuran yang diharapkan. Data rencana dan realisasi pembuatan rorak organik di afdeling OS dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Rencana dan Realisasi Pembuatan Rorak Organik Afdeling OS Tahun 2010

Jumlah Total (unit) Blok

Luas (ha)

Realisasi OS.7

Sumber : Kantor Afdeling OS

Realisasi pembuatan rorak organik melebihi dari rencana yang telah dibuat. Dapat kita lihat pada Tabel 6 bahwa rencana pembuatan rorak organik sebesar 11 138 unit, sedangkan realisasinya mencapai 18 993 unit. Namun, hampir di setiap blok realisasi belum mencapai jumlah rorak yang seharusnya berdasarkan jumlah pokok di setiap blok tersebut. Hal ini berarti belum semua pokok kelapa sawit terealisasi rorak organik.

Aplikasi Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang diaplikasikan ke dalam rorak. Pupuk kandang dapat meningkatkan pasokan hara tanah serta memperbaiki sifat fisik tanah tersebut. Menurut Atmojo (2003), bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai Pupuk kandang merupakan salah satu bahan organik yang diaplikasikan ke dalam rorak. Pupuk kandang dapat meningkatkan pasokan hara tanah serta memperbaiki sifat fisik tanah tersebut. Menurut Atmojo (2003), bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai

Kondisi tanah berpasir pada sebagian tanah mineral kebun Kampar akan sangat efektif bila diaplikasikan bahan organik pupuk kandang ini. Pemberian pupuk kandang pada tanah berpasir akan meningkatkan pori berukuran menengah serta menurunkan pori makro. Dengan demikian akan meningkatkan kemampuan menahan air.

Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatera Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi atau dengan kata lain telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang biasanya terdiri atas campuran

0.5 % N, 0.25 % P 2 O 5, dan 0,5 % K 2 O. Aplikasi pupuk kandang dengan cara ditabur di dalam rorak organik. Dosis pupuk kandang yang diberikan sebesar 20 kg tiap unit rorak. Sehingga untuk SPH 142 pokok/ha, maka dosis pupuk kandang yang diberikan adalah 2.8 ton/ha. Menurut Jamilah (2003) dosis pupuk kandang untuk memperbaiki sifat fisik tanah minimal 15 ton/ha. Penerapan dosis pupuk kandang yang kecil di kebun karena biaya yang cukup tinggi dalam hal pengadaan serta penaburan di kebun.

Penanaman Penutup Tanah

Penanaman penutup tanah dapat melindungi tanah dari erosi permukaan baik yang disebabkan oleh run-off maupun titik-titik air hujan. Penutupan tanah juga dapat mengurangi evaporasi dan menjaga kelembaban tanah. Jenis tanaman penutup tanah yang diaplikasikan di kebun berbeda antara lokasi TBM dan TM. Pada lokasi TBM, penutup tanah yang ditanam adalah Mucuna sp., sedangkan pada lokasi TM penutup tanah yang ditanam adalah Neprolephis biserrata. Dapat diperhatikan pada Gambar 9.

Tanaman Neprolephis yang ditanam di lokasi TM dapat tumbuh dan menyebar dengan cepat. Pertumbuhan Neprolephis ini harus dibatasi agar tidak melewati bahkan menutupi piringan pohon karena dapat mengganggu proses panen serta pemupukan. Neprolephis yang terlalu lebat juga akan mengakibatkan persaingan unsur hara terhadap pokok kelapa sawit. Penulis melakukan Tanaman Neprolephis yang ditanam di lokasi TM dapat tumbuh dan menyebar dengan cepat. Pertumbuhan Neprolephis ini harus dibatasi agar tidak melewati bahkan menutupi piringan pohon karena dapat mengganggu proses panen serta pemupukan. Neprolephis yang terlalu lebat juga akan mengakibatkan persaingan unsur hara terhadap pokok kelapa sawit. Penulis melakukan

(a) Mucuna sp. (b) Neprolephis biserrata

Gambar 9. Tanaman Penutup Tanah pada TM dan TBM

Pembuatan Tapak Timbun

Pembuatan tapak timbun bertujuan untuk menaikan permukaan tanah pada piringan kelapa sawit. Tapak timbun diaplikasikan pada piringan kelapa sawit yang mengalami penurunan tanah (sering terjadi pada tanah gambut) sehingga akar terbuka. Akar yang terbuka tidak dapat menyerap unsur hara pada tanah. Selain pada penurunan tanah, tapak timbun juga diaplikasikan pada kondisi piringan yang tergenang air. Kondisi piringan yang tergenang akan mempersulit proses panen serta pemupukan. Selain itu, genangan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan akar tanaman kelapa sawit busuk sehingga menghambat pertumbuhan serta mengurangi produksi kelapa sawit. Lihat pada Gambar 10.

Tapak timbun dibuat dengan jari-jari dua meter dari pangkal batang kelapa sawit. Namun dalam pelaksanaannya di lapangan, jari-jari tapak timbun yang dibuat lebih kecil dari yang seharusnya yaitu 1.5 meter. Hal ini sering menjadi masalah antara mandor rawat dengan BHL tersebut. Penyebab masalah ini karena BHL merasa upah yang diberikan terlalu rendah yaitu Rp.7 000/unit. Beberapa kondisi lahan di kebun memiliki kandungan liat yang tinggi sehingga tanah sering lengket pada mata cangkul. Hal tersebut sangat memberatkan BHL dalam berkerja dan mencapai target.

(a) lahan tergenang (b) akar terbuka

Gambar 10. Keadaan Sebelum Dibuat Tapak Timbun