Alat Ukur dan Instrumen

F. Alat Ukur dan Instrumen

Alat ukur dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Peralatan audiovisual, seperti :

a) Laptop

b) Liquid Crystal Display (LCD)

c) Loud speaker

2) Video tayangan humor

3) White screen

4) Alat tulis

5) Stopwatch

6) Reward yang akan diberikan kepada subjek penelitian

7) Alat ukur, yaitu tes ingatan

a) Administrasi

Tester akan menyampaikan instruksi “Di hadapan Anda sudah terdapat satu lembar kertas yang berisi beberapa kata, tugas Anda adalah mengingat kata- kata tersebut. Saya akan memberikan Anda waktu untuk mengingat selama tiga menit, setelah waktu habis saya akan mengambil lembaran tersebut dan kemudian membagikan kepada Anda soal yang berkaitan dengan hapalan Anda tadi. Jangan pernah melakukan sesuatu apapun tanpa ada instruksi dari saya, jika ada pertanyaan silahkan diajukan dari sekarang ataupun jika ingin permisi ke toilet sebaiknya dilakukan sebelum tes berlangsung karena selama pelaksanaan tes saya tidak akan melayani permintaan Anda atau menjawab pertanyaan yang Anda ajukan. Apakah ada pertanyaan? Sudah siap? Baik, kita mulai, 1, 2, mulai!” Stopwatch mulai dijalankan setelah instruksi selesai diberikan. Lembaran yang berisi beberapa kata yang harus dihapal akan ditutup setelah waktunya habis dan tester akan mengambil lembaran tersebut. Kemudian tester dan pengawas akan membagikan lembaran soal beserta lembar jawaban sekaligus. Instruksi yang diberikan “ Baik, waktu Anda habis, silahkan soalnya ditutup!” Soal kembali diambil oleh tester dan kemudian tahap mengerjakan soal dengan instruksi “Sekarang silahkan buka lembar jawabannya, kemudian tulis data Anda pada bagian atas lembar jawaban”. Setelah subjek penelitian selesai menuliskan data, subjek penelitian dapat memulai mengerjakan soal dengan instruksi “Sekarang silahkan kerjakan soal yang berada di hadapan Anda dan tuliskan jawaban Anda pada lembar jawaban. Waktu yang disediakan dalam mengerjakan soal adalah enam menit”.

b) Pemberian skor (skoring) Setiap jawaban yang benar akan diberi skor satu sedangkan jawaban yang salah akan diskor nol. Skor total diperoleh berdasarkan penjumlahan seluruh jawaban yang benar kemudian skor total akan ditransformasikan ke dalam skor standar sesuai dengan aturan yang tersedia pada tes IST. Keseluruhan skor yang dapat dijawab dengan benar disebut dengan skor mentah. Informasi mengenai skor standar tes ingatan (subtes ME) diperoleh dari salah satu biro yang ada di Medan Berikut ini adalah skor standar tes ingatan untuk mahasiswa.

Tabel 3. Skor Mentah dan Skor Standar Skor Mentah

Skor Standar

c) Validitas dan Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran akan memiliki reliabilitas yang tinggi jika hasil yang diperoleh sama ketika pengulangan pengukuran dilakukan. Jika hasil pengukuran pertama sama dengan pengukuran kedua, maka korelasinya tinggi dan instrumen pengukuran tersebut dapat dipercaya. Sebaliknya, jika korelasinya rendah maka instrumen pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya (Martin, 2004). Validitas ialah ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Hadi, 2000). Peneliti tidak melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas alat ukur karena alat ukur yang digunakan telah distandarisasi. Uji validitas terhadap aitem- aitem pada subtes IST yang memiliki skor dikotomi, yaitu subtes SE, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU, dan ME menggunakan teknik analisis konsistensi internal dengan koefisien poin biserial sedangkan untuk subtes GE menggunakan teknik analisis konsistensi internal dengan koefisien Pearson Product Moment karena skornya bukan dikotomi. Uji reliabilitas pada subtes dengan aitem yang memiliki skor dikotomi dengan menggunakan Kuder Richardson 20 sedangkan untuk yang bukan dikotomi menggunakan Alpha Cronbach (Azwar, 1999). Pada penelitian yang dilakukan Hamidah (2001) untuk menguji validitas dan reliabilitas IST maka ditemukan bahwa aitem yang dinyatakan valid terdiri dari 131 aitem dari 176 aitem. Aitem yang tidak valid merupakan aitem yang tidak sempat untuk dijawab subjek karena waktu yang terbatas. Keseluruhan aitem dinyatakan aitem memiliki nilai reliabilitas antara 0,463 – 0,821 dengan taraf signifikansi 0,01. Berdasarkan hasil yang Suatu instrumen pengukuran akan memiliki reliabilitas yang tinggi jika hasil yang diperoleh sama ketika pengulangan pengukuran dilakukan. Jika hasil pengukuran pertama sama dengan pengukuran kedua, maka korelasinya tinggi dan instrumen pengukuran tersebut dapat dipercaya. Sebaliknya, jika korelasinya rendah maka instrumen pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya (Martin, 2004). Validitas ialah ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Hadi, 2000). Peneliti tidak melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas alat ukur karena alat ukur yang digunakan telah distandarisasi. Uji validitas terhadap aitem- aitem pada subtes IST yang memiliki skor dikotomi, yaitu subtes SE, WA, AN, GE, RA, ZR, FA, WU, dan ME menggunakan teknik analisis konsistensi internal dengan koefisien poin biserial sedangkan untuk subtes GE menggunakan teknik analisis konsistensi internal dengan koefisien Pearson Product Moment karena skornya bukan dikotomi. Uji reliabilitas pada subtes dengan aitem yang memiliki skor dikotomi dengan menggunakan Kuder Richardson 20 sedangkan untuk yang bukan dikotomi menggunakan Alpha Cronbach (Azwar, 1999). Pada penelitian yang dilakukan Hamidah (2001) untuk menguji validitas dan reliabilitas IST maka ditemukan bahwa aitem yang dinyatakan valid terdiri dari 131 aitem dari 176 aitem. Aitem yang tidak valid merupakan aitem yang tidak sempat untuk dijawab subjek karena waktu yang terbatas. Keseluruhan aitem dinyatakan aitem memiliki nilai reliabilitas antara 0,463 – 0,821 dengan taraf signifikansi 0,01. Berdasarkan hasil yang