Faculty Of Architecture And Planning Kwala Bekala, USU (Green Architecture)
FACULTY OF ARCHITECTURE AND PLANNING
KWALA BEKALA, USU
(GREEN ARCHITECTURE)
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
NURKUMALA SARI
060406025
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A
2010
(2)
FACULTY OF ARCHITECTURE AND PLANNING
KWALA BEKALA, USU
(GREEN ARCHITECTURE)
Oleh :
NURKUMALA SARI
06 0406 025
Medan, Desember 2010
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 19630716 199802 1001
Ir.Dwira N Aulia,M.Sc, Phd
Pembimbing I
Wahyuni Zahra, ST. Msi
Pembimbing II
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)
Nama
: NURKUMALA SARI
NIM
: 06 0406 025
Judul Proyek Tugas Akhir
: Faculty Of Architecture And Planning, Kwala Bekala,
USU
Tema
: Green Architecture
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No.
Status
Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing I
Paraf
Pembimbing II
Koordinator
TKA-490
1.
Lulus Langsung
2.
Lulus Melengkapi
3.
Perbaikan Tanpa
Sidang
4.
Perbaikan Dengan
Sidang
5.
Tidak Lulus
Medan, Desember 2010
A
B+
B
C+
C
D
E
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 19630716 199802 1001
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 19630716 199802 1001
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan ridhaNya selama berlangsungnya pengerjaan tugas akhir ini.
Tugas akhir ini mengambil judul: Faculty Of Architecture And Planning, Kwla
Bekala, Usu Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada pembimbing tugas akhir Ibu Ir.Dwira.N Aulia,M,sc. Phd dan kepada ibu
Wahyuni Zahrah, ST. MSi sebagai pembimbing tugas akhir, atas kesediaannya
meluangkan waktunya, memberikan arahan, bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:
1. Orang tua saya yang tercinta, Ayah H.M Ramli Abdy dan Mama Hj.Farida atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Rasa terima saya kepada dosen penguji, ibu Ir.Nurlisa Ginting, MT, bapak Ir. Novrial, M.eng, dan bapak Vingky Rahman, ST, MT. yang telah memberikan saya masukan dan bimbingannya.
3. Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester A TA. 2010/2011.
4. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
5. Orang tua saya yang tercinta, Ayah H.M Ramli Abdy dan Mama Hj.Farida atas segala doa, dukungan, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
6. Buat saudara-saudara saya tersayang, Almaiza,ST, Sri Wahyuni,S,psi, Widya Maulina, S,si, Mas Ichsan dan bang Amri yang telah memberikan dukungan dan doa, serta buat adik saya Maulana Ichsan yang telah memberikan tenaganya untuk membantu dalam proses asistensi.
7. Semua teman – teman satu Studio Tugas Akhir Semester A TA 2010/2011 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, terutama kepada Elsha PS, Fitri Yulianingsih, Misria
(5)
Siregar, Agus Diana Sari, Sri Meliani, Dini Maharani, Zhilli Izzadati. K. yang telah memberikan segenap dukungan dan tenaganya dalam tugas akhir saya ini.
8. Teman – teman stambuk 2006, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang memberikan semangat dan motivasi dalam pengerjaan tugas akhir ini.
9. Kepada abang saya Sultan aria yang telah memberikan dukungan, do’a dan segenap tenaganya untuk membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Kiranya Allah SWT memberikan dan melimpahkan kasih dan anugerah-Nya bagi mereka atas segala yang telah diperbuat untuk penulis.
Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.
Medan, Desember 2010 Hormat saya,
NURKUMALA SARI NIM 060406025
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1
I.2 Pengenalan Universitas Sumatera Utara ... 2
I.3 Masalah Perancangan ... 4
I.4 Tujuan Perancangan ... 4
I.5 Kasus Proyek ... 4
I.6 Lingkup Kajian ... 5
I.7 Batasan ... 5
I.8 Kerangka Berfikir ... 6
I.9 Sistematika Laporan ... 7
BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Terminologi Judul ... 8
II.2 Tinjauan Umum Bidang ... 10
II.2.1 Arsitektur ... 10
II.2.1.1 Pengertian ... 10
II.2.1.2 Sejarah Arsitektur ... 11
II.2.1.3 Perkembangan Penddikan Arsitektur ... 13
II.2.1.4 Ruang Lingkup Arsitektur ... 13
II.2.2 Perencanaan Wilayah Kota ... 14
II.2.2.1 Permasalahan Perkotaan ... 14
II.2.2.2 Pengertian Perencanaan Kota ... 15
II.2.2.3 Karakteristik dan Ruang lingkup Perencanaan Kota ... 15
II.2.2.4 Tujuan Perencanaan Kota ... 16
II.2.3 Arsitektur Lansekap ... 16
II.2.3.1 Pengertian Arsitektur Lansekap ... 17
II.2.4 Desain Interior ... 18
II.2.4.1 Pengertian Disain Interior ... 18
II.2.4.2 Sejarah Permulaan munculnya Disain Interior ... 19
II.2.4.3 Tinjauan dasar Disain Interior ... 19
(7)
II.3 Lokasi Proyek ... 21
II.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi ... 22
II.3.2 Lokasi ... 23
II.3.2.1 Batas Site ... 23
II.3.2.2 Kelebihan Tapak ... 23
II.3.2.3 Kondisi Eksisting Tapak ... 24
II.3.3 Tinjauan Program Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan ... 25
II.3.3.1 Struktur Organisasi ... 25
II.3.3.2 Skema Aktivitas Pemakai... 27
II.3.3.3 Program Kebutuhan Ruang ... 28
II.3.3.4 Pola Kegiatan ... 29
II.4 Studi Banding ... 31
II.4.1 Institut Teknologi Bandung ... 31
II.4.2 Universitas Trisakti ... 36
II.4.3 Cambridge – Department of Architecture ... 43
II.4.4 Universitas Parahyangan ... 44
II.4.5 Universitas Indonesia ... 49
BAB III ELABORASI TEMA III.1 Pengerian Tema ... 52
III.2 Interpretasi Tema ... 53
III.2.1 Prinsip-prinsip Green Architecture ... 53
III.2.2 Keuntungan Pemakaian Green roof ... 54
III.3 Keterkaitan Tema dengan Judul ... 57
III.4 Studi banding Tema Sejenis ... 62
III.4.1 Nanyang Technological University School ... 62
III.4.2 The EDITT Tower , Singapore ... 64
III.4.3 Acros Fukuoka ... 65
III.4.4 Perumahan New Heden ... 67
BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 69
IV.1.1 Analisa Lokasi ... 69
IV.1.2 Kondisi Eksisting Lahan ... 70
(8)
IV.1.4 Batas Site ... 72
IV.1.5 Sarana ... 72
IV.1.6 Skyline ... 73
IV.2 Analisa Potensi dan Kondisi Tapak ... 74
IV.2.1 Analisa Pencapaian ... 74
IV.2.2 Analisa View ... 77
IV.2.3 Analisa Kebisingan ... 79
IV.2.4 Analisa Matahari ... 79
IV.2.5 Analisa Vegetasi ... 80
IV.2.6 Analisa Kontur ... 81
IV.3 Analisa Bangunan ... 81
IV.3.1 Bentuk ... 81
IV.3.2 Sirkulasi ... 83
IV.3.3 Struktur ... 84
IV.3.3.1 Dasar Pemilihan Sistem Struktur... 84
IV.3.3.2 Analisa Teknologi ... 85
IV.3.4 Utilitas Bangunan ... 88
IV.4 Analisa Kapasitas dan Program Kebutuhan Ruang ... 92
IV.4.1 Deskripsi Kapasitas Ruang Dan Program Kebutuhan Ruang ... 95
IV.4.2 Matriks Kebutuhan Ruang ... 100
IV.4.3 Program Ruang ... 106
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Tapak... 114
V.2 Konsep Sirkulasi ... 114
V.3 Konsep Green Architecture ... 115
V.3.1 Tapak... 115
V.3.2 Tapak... 116
V.4 Fitur Dalam Green ... 117
BAB VI PERANCANGAN VI.1 Site Plan ... 123
VI.2 Ground Plan ... 124
VI.3 Potongan Tapak ... 125
VI.4 Gedung Fakultas ... 126
VI.4.1 Denah Lt.1 dan lt 2 ... 126
(9)
VI.4.3 Tampak ... 128
VI.4.4 Potongan ... 129
VI.4.5 Rencana Pembalokan ... 130
VI.4.6 Rencana Atap ... 131
VI.4.7 Aksonometri Rencana Elektrikal ... 132
VI.4.8 Aksonometri Rencana Sanitasi ... 133
VI.4.9 Aksonometri Rencana Kebakaran Lt.1 dan lt.2 ... 134
VI.4.10 Aksonometri Rencana Kebakaran Lt.3 ... 135
VI.5 Gedung Departemen PWK dan Arsitektur ... 136
VI.5.1 Denah Lt.1 dan lt 2 ... 136
VI.5.2 Denah Lt.1 dan lt 2 ... 137
VI.5.3 Tampak ... 138
VI.5.4 Potongan ... 139
VI.5.5 Rencana Pembalokan ... 140
VI.5.6 Rencana Atap ... 141
VI.5.7 Aksonometri Rencana Elektrikal ... 142
VI.5.8 Aksonometri Rencana Sanitasi ... 143
VI.5.9 Aksonometri Rencana Kebakaran Lt.1 dan lt.2 ... 144
VI.5.10 Aksonometri Rencana Kebakaran Lt.3 ... 145
VI.6 Gedung Departemen Desain Interior ... 146
VI.6.1 Denah ... 146
VI.6.2 Tampak ... 147
VI.6.3 Potongan ... 148
VI.6.4 Rencana pembalokan ... 149
VI.6.5 Rencana Atap ... 150
VI.6.6 Aksonometri Rencana Elektrikal dan Sanitasi ... 151
VI.6.7 Aksonometri Rencana Kebakaran ... 152
VI.7 Gedung Departemen lansekap ... 153
VI.7.1 Denah ... 153
VI.7.2 Tampak ... 154
VI.7.3 Potongan ... 155
VI.7.4 Rencana pembalokan ... 156
VI.7.5 Rencana Atap ... 157
VI.7.6 Aksonometri Rencana Elektrikal dan Sanitasi ... 158
VI.7.7 Aksonometri Rencana Kebakaran ... 159
VI.8 Gedung aula ... 160
(10)
VI.8.2 Rencana Pembalokan, Pondasi dan Atap ... 161
VI.8.3 Rencana Elektrikal, Sanitasi dan Kebakaran ... 162
VI.9 Gedung Mushalla ... 163
VI.9.1 Denah, Tampak, Potongan ... 163
VI.9.2 Rencana Pondasi dan pembalokan... 164
VI.8.3 Rencana Elektrikal, Sanitasi ... 165
VI.10 3D Bangunan ... 166
VI.11 3D Interior... 168
VI.12 Gambar Maket ... 16
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Populasi Mahasiswa ... 1
Tabel 2.1 Fasilitas-Fasilitas Gedung ... 28
Tabel 2.2 Pola Kegiatan ... 29
Tabel 2.3 Fasilitas-fasilitas pada ITB- Arsitektur ... 31
Tabel 2.4 Fasilitas –fasilitas pada Universitas Trisakti - Arsitektur ... 37
Tabel 4.1 Jenis sirkulasi ... 83
Tabel 4.2 Dasar pemilihan system struktur ... 84
Tabel 4.3 jenis-jenis pondasi ... 85
Tabel 4.4 Bahan Struktur ... 86
Tabel 4.5 Bahan Bangunan ... 87
Tabel 4.6 Jenis Sistem Instalasi Listrik ... 88
Tabel 4.7 Perkiraan Polulasi Mahasiswa USU Dengan Partisipasi 1 %: ... 92
Tabel 4.8 Perkiraan Jlh Mahasiswa USU Per Fakultas Pada Tahun 2020 ... 93
Tabel 4.9 Perkiraan Jlh Mahasiswa USU Per Fakultas Pada Tahun 2020 ... 93
Tabel 4.10 Persentase kenaikan jumlah mahasiswa departemen arsitektur ... 94
Tabel.4.11 Persentase kenaikan jumlah mahasiswa baru pada 5 angkatan ... 94
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 lokasi usu ... 3
Gambar 2.1 lokasi USU Kuala Bekala ... 21
Gambar 2.2 Zona Kampus Usu Kuala Bekala ... 21
Gambar 2.3 Peruntukan Lahan Kuala Bekala ... 22
Gambar 2.4 Batas-Batas site ... 23
Gambar 2.5 Kondisi eksisting site ... 24
Gambar 2.6 Peta Denah ITB - Arsitektur ... 31
Gambar 2.7 Perpustakaan ITB - Arsitektur ... 32
Gambar 2.8 Laboratorium Multimedia ... 33
Gambar 2.9 Laboratorium Komputer ... 33
Gambar 2.10 Galeri Institute Teknologi Bandung - Arsitektur ... 34
Gambar 2.11 Lab Komputer Teknologi Bandung - Arsitektur ... 34
Gambar 2.12 R. Kelas Model Tutorial ... 34
Gambar 2.13 Lab Komputer ... 35
Gambar 2.14 R. Observasi ... 35
Gambar 2.15 Toilet Pria dan Wanita – ITB ... 35
Gambar 2.16 R. Rapat ... 35
Gambar 2.17 Peta Kampus Universitas Trisakti ... 36
Gambar 2.18 Perpustakaan Universitas Trisakti - Arsitektur ... 37
Gambar 2.19 Studio Teknik Lingkungan Universitas Trisakti - Arsitektur ... 37
Gambar 2.20 Ruang Kelas Universitas Trisakti – Arsitektur ... 38
Gambar 2.21 Studio Perencanaan Universitas Trisakti - Arsitektur ... 38
Gambar 2.22 Laboratorium Biologi Universitas Trisakti - Arsitektur ... 38
Gambar 2.23 Laboratorium Lingkungan Universitas Trisakti - Arsitektur ... 38
Gambar 2.24 Laboratorium Perencanaan dan perancangan Universitas Trisakti Arsitektur ... 39
Gambar 2.25 Laboratorium komputer Universitas Trisakti - Arsitektur ... 39
Gambar 2.26 Laboratorium Rekayasa Universitas Trisakti - Arsitektur ... 39
Gambar 2.27 Laboratorium rekayasa dan seni Universitas Trisakti - Arsitektur ... 39
Gambar 2.28 Fasilitas Ormawa Universitas Trisakti – Arsitektur ... 40
Gambar 2.29 Lobby MIT - Architecture ... 41
Gambar 2.30 Ruang Kelas Tutorial di MIT -Architecture ... 41
Gambar 2.31 Studio Design MIT - Architecture ... 42
Gambar 2.32 Cafetaria di MIT - Architecture ... 42
(13)
Gambar 2.34 Tampak Depan Cambridge - Architecture ... 43
Gambar 2.35 Studio Cambridge - Architecture ... 43
Gambar 2.36 Studio Gambar ... 43
Gambar 2.37 Peta kampus Universitas Parahyangan ... 44
Gambar 2.38 Gedung Arsitektur Universitas Parahyangan ... 44
Gambar 2.39 Ruang Studio Gambar Universitas Parahyangan ... 44
Gambar 2.40 Ruang Kelas Universitas Parahyangan ... 45
Gambar 2.41 Laboratorium Fisika Bangunan Universitas Parahyangan ... 45
Gambar 2.42 Kantor Lab. Fisbang Universitas Parahyangan ... 45
Gambar 2.43 Beberapa alat pada Lab Fisbang Universitas Parahyangan ... 46
Gambar 2.44 Ruang Laboratorium Lighting Universitas Parahyangan ... 46
Gambar 2.45 Ruang Audio Visual Universitas Parahyangan ... 47
Gambar 2.46 Ruang Laboratorium Lighting Universitas Parahyangan ... 47
Gambar 2.47 Ruang Pameran Universitas Parahyangan ... 47
Gambar 2.48 Ruang Workshop Bahan bangunan Universitas Parahyangan ... 47
Gambar 2.49 Ruang Dosen Universitas Parahyangan ... 48
Gambar 2.50 Ruang Rapat Dosen Universitas Parahyangan ... 48
Gambar 2.51 Ruang PHK Universitas Parahyangan ... 48
Gambar 2.52 Peta Lokasi 3D UI ... 49
Gambar 2.53 Peta Lokasi 3D UI ... 50
Gambar 2.54 Fasilitas kawasan UI ... 50
Gambar 3.1 konsep Bangunan Green ... 54
Gambar 3.2 Bangunan Green ... 59
Gambar 3.3 Struktur Green Roof ... 59
Gambar 3.4 Sistem Solar Cell ... 60
Gambar 3.5 Sistem Pencahayaan alami ... 61
Gambar 3.6 Nanyang Technologi ... 62
Gambar 3.7 Plaza Court Nanyang Technologi University ... 63
Gambar 3.8 suasana malam Nanyang Technologi University ... 63
Gambar 3.9 interior Nanyang Technologi ... 63
Gambar 3.10 Gambar Kerja Nanyang Technologi ... 64
Gambar 3.11 Bangunan Editt Tower ... 65
Gambar 3.12 Acros Fukuoka , Jepang ... 65
Gambar 3.13 potongan Acros Fukuoka , Jepang ... 66
Gambar 3.14 green roof, Acros Fukuoka ... 66
Gambar 3.15 Tampak Depan New heden ... 67
(14)
Gambar 4.1 Lokasi Tapak ... 69
Gambar 4.2 Tata Guna Lahan ... 71
Gambar 4.3 Batas-batas Site ... 72
Gambar 4.4 Analisa Pencapaian ... 74
Gambar 4.5 Analisa View Keluar ... 77
Gambar 4.6 Analisa View Kedalam ... 78
Gambar 4.7 Analisa Kebisingan ... 79
Gambar 4.8 Analisa Matahari ... 79
Gambar 4.9 Analisa Vegetasi ... 80
Gambar 4.10 Analisa Kontur ... 81
Gambar 4.11 Konsep Berpindah-pindah ... 96
Gambar 4.12. Pola meja gambar berkelompok ... 96
Gambar 4.13 Workstation ... 96
Gambar 4.14 Garis Pandang Penonton ... 97
Gambar 4.15 Posisi Kursi ... 98
Gambar 4.16 Jarak Kursi ... 99
Gambar 5.1 Penzoningan Tapak ... 114
Gambar 5.2 Jalur Sirkulasi ... 114
Gambar 5.3 Kondisi Tapak ... 115
Gambar 5.4 Konsep bangunan ... 116
Gambar 5.5 Konsep Atap ... 117
Gambar 5.6 Lapisan Green Roof ... 117
Gambar 5.7 Green Roof Pada Bangunan ... 119
Gambar 5.8 Pengaplikasian Photovoltaiv system ... 120
Gambar 5.9 Jendela Low E-Windows ... 121
Gambar 5.10 Lapisan jendela Low E-windows ... 121
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara yang luas, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat membuat Negara Indonesia harus bekerja keras dalam memenuhi sarana pendidikan yang layak bagi penduduk di Negara ini. Sehingga pemerintah mencoba membangun sekolah-sekolah yang menjamin mutu serta kualitas pendidikan yang ada. Dan sampai saat ini pendidikan sekolah milik pemerintah masih menjadi prioritas masyarakat, khususnya pada masyarakat berpenghasilan rendah. Dan kini akibat dari besarnya tuntutan zaman, membuat masyarakat Indonesia menyadari pentingnya pendidikan, oleh sebab itu banyaknya keinginan masyarakat untuk menempuh pendidikan hingga kejenjang perguruan tinggi.
Akibat Semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia, membuat masyarakat bersaing untuk bisa mencapai pendidikan yang tinggi, sehingga setiap tahun jumlah siswa yang lulus Sekolah Menengah ke Atas yang ingin melanjutkan ke Perguruan Tinggi semakin besar. Umumnya masyarakat masih memilih Perguruan Tinggi Negeri sebagai salah satu pilihan terbaik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang strata yang lebih tinggi, karena masyarakat masih mempertimbangkan dari factor financial serta sudah adanya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dari Perguruan Tinggi Negeri.
Berikut Perkiraan Populasi Mahasiswa 1995-2020 Dihitung Berdasarkan APK: Tabel.1.1 populasi mahasiswa
Sumber : USU blogspot
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka Perguruan Tinggi khususnya Universitas sumatera Utara (USU) perlu mempersiapkan diri lebih baik lagi dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada terutama pada pembangunan yang berlangsung saat ini, dimana universitas sumatera utara sebagian bangunannya akan
Tahun 1995 2000 2005 2020
Penduduk (dlm juta) 194,8 209,5 222,8 254,2
Penduduk 19-24 22,8 25,6 27,0 24,8
APK (%) 9,6 12,8 15,0 25,0
(16)
di relokasiakan ke lokasi lain, sehingga keadaan ini menjadi arahan bagi USU untuk mampu mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ada selama ini.
Kenyataan yang ada saat ini adalah kondisi kampus USU belumlah sebaik apa yang diinginkan, baik sistem pengajarannya maupun sarana penunjangnya. Untuk program studi atau jurusan tertentu bahkan belum memiliki gedung perkuliahan sendiri. Khususnya untuk gedung jurusan Arsitektur USU, kondisi gedung yang ditempati saat ini sudah tidak memadai lagi, ditambah lagi dengan sarana dan prasarana penunjang. Kondisi dengan serba kekurangan ini menghambat tercapainya tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Arsitek merupakan profesi yang bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan menghasilkan sebuah karya yang bernilai tinggi dengan memberikan nilai-nilai estetika dalam sebuah karyanya. Oleh sebab itu, untuk melahirkan sesuatu yang baik, pastilah harus melalui proses yang baik pula, karenanya gedung arsitektur haruslah memiliki bangunan yang bernilai estetika serta mampu reponsif terhadap keadaan lingkungan sekitar, dan didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap akan memberikan fasilitas yag memadai bagi mahasiswa yang akan menuntut ilmu di kampus arsitektur, disamping itu gedung arsitektur dapat menjadi factor acuan bagi kampus lain dalam pengembangan bangunan kampusnya.
Adanya relokasi kampus arsitektur USU lama ke kampus baru, menjadikan adanya system pengajaran baru bagi beberapa fakultas diantaranya arsitektur, yang direncanankan menjadi fakultas arsitektur yang dibagi menjadi beberapa jurusan. Dan pengembangan kampus arsitektur yang baru, menjadi kunci bagi kesuksesan dalam pendidikan arsitektur.
I.2. Pengenalan Universitas Sumatera Utara
Bermula dari didirikannya yayasan Universitas pada tanggal 4 Juli 1956, dihadapan notaries Sutan Pane Paruhun di Medan, diketahui Gubernur Sumatera Utara Abdul Halim. Yayasan ini mempunyai tujuan untuk mendirikan sebua Universitas yang melaksankan pendidikan tinggi di Sumatera Utara.Kemudian pada tanggal 20 November 1957 Presiden republic Indonesia meresmikan pendidikan Universitas Sumatera Utara menjadi sebuah universitas negri.
Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Universitas negeri yang berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada untuk Sumatera Utara. Dengan adanya penambahan mahasiswa setiap tahunnya dan untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa dan tim pengajar dengan sebaik-baiknya, wilayah USU kemudian dipindahkan ke daerah Kwala Bekala untuk mendapatkan
(17)
kawasan yang lebih luas dan memungkinkan kegiatan keilmuan USU yang sesuai dengan visi barunya yaitu menjadikan USU terlibat lebih banyak kedalam perindustrian dan penelitian.
Saat ini USU, berstatus BHMN. Dengan berubahnya status tersebut, maka USU menetapkan Agenda Transformasi USU 2004-2009 sebagai panduan dasar dalam mengarahkan transformasi yang menginginkan terwujudnya USU-BHMN dengan Visi Universitas untuk Industri. Melalui visi ini diharapkan USU dapat memberikan kesejahteraan kepada warga. USU juga turut serta berperan sebagai agent of change dalam perubahan dan perkembangan masyarakat.
Dan direncanakan USU akan menambah beberapa kegiatan serta fasilitas pada kampus yang baru, diantanya adanya rencana untuk mendirikan beberapa program studi baru diantaranya direncanakan Program S2 direncanakan
penambahan untuk bidang: 1. Teknologi
2. Pertanian
3. Sastra (Linguistik)
4. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 5. Pendidikan Dokter Spesialis (FK dan FKG)
kampus Usu Lama
kampus Usu Baru
(18)
6. Master of Hospital Administration (FKM); dan 7. Ekonomi
Sedang untuk program S3 direncanakan penambahan untuk bidang: 1. Ilmu Kimia (FMIPA)
2. Ilmu Pertanian, dan 3. Ilmu Ekonomi
I.3. Masalah Perancangan
Hal-hal yang menjadi masalah perancangan yang utama pada bangunan jurusan arsitektur USU dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Bagaimana penerapan tema dalam desain bangunan, yaitu mencoba menemukan suatu bentuk arsitektur yang benar-benar ideal sesuai tema yang diambil dikaitkan dengan fungsi sebagai bangunan kantor dan gedung perkuliahan.
• Bagimana pola pengaturan sirkulasi dalam bangunan sehingga tidak mengganggu bagi ruang-ruang tertentu yang butuh ketenangan sekaligus terciptanya sistem sirkulasi yang efektif dan efisien.
• Dalam rancangan ini terdapat tiga fungsi utama yaitu : kantor (administrasia) , pendidikan ( ruang kuliah, laboraturium, studio) dan Produksi (workshop), permasalahan yang harus diperhatikan adalah cara memadukan ketiga fungsi tersebut sehingga dapat saling mendukung.
• Bagaimana perpaduan antara bentuk bangunan dengan landscape, yang dapat menghasilkan keharmonisan desain.
I.4. Tujuan Perancangan
• Menyediakan fasilitas yang lengkap untuk sebuah gedung perkuliahan jurusan Arstektur untuk memenuhi tuntutan akan kebutuhan ruang dan sarana-sarana penunjang.
• Merancang sebuah gedung yang tidak hanya menonjolkan desain dari gedung tersebut tetapi juga harus memperhatikan landscape disekitarnya.
• Untuk mengantisifasi segala kemungkinan perkembangan dimasa depan terhadap jurusan Arsitektur USU dan perkembangan dibidang disiplin ilmu tersebut.
• Mencoba menghadirkan sebuah rancangan gedung kuliah yang ideal yang berorientasi kepada kebutuhan mahasiswa.
• Merancang sebuah gedung yang berwawasan lingkungan yang reponsif terhadap isu pemanasan global sekarang ini.
(19)
I.5. Kasus Proyek
Kasus proyek yang diangkat adalah Gedung Jurusan Arsitektur , Universitas Sumatera Utara, pemilihan kasus proyek ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kampus jurusan arsitektur akan direlokasikan ke kwala bekala, dimana pembangunanya akan dialih fungsikan menjadi fakultas arsitektur yang di bagi dalam beberapa jurusan, akibatnya kebutuhan ruang (fasilitas) serta kualitas (desain) yang mendukung fakultas arsitektur menjadi sasaran utama dalam kasus ini, sehingga yang menjadi tujuan dalam belajar dan mengajar tercapai secara optimal.
I.6. Lingkup Kajian
• Kajian tentang aktivitas atau kegiatan yang berlangsung pada jurusan arsitektur USU.
• Kajian tentang potensi tapak dan lingkungan dikaitkan dengan keberadaan gedung arsitektur nantinya.
• Studi-studi untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang hal-hal yang berkaitkan dengan tema dan kasus proyek.
• Informasi-informasi yang mendukung konsep perencanaan berupa; asumsi, batasan sampai dengan program
I.7. Batasan
Batasan-batasan dalam perancangan gedung arsitektur USU yang perlu
diperhatikan berupa, KDB, tinggi bangunan, penetapan kampus sebagai ruang terbuka hijau dan persyaratan teknis bangunan. Pembatasan-pembatasan yang ditekankan adalah :
• pada penerapan tema yang telah dipilih. • fungsi kegiatan jurusan arsitektur USU.
• keberadaan gedung jurusan arsitektur USU dikaitkan dengan lingkungan tapak sekitarnya.
(20)
I.8. kerangka Berpikir
Tema: green
architecture
LATAR BELAKANG
Adanya rencana pemindahan USU ke Kuala bekala, serta perubahan status arsitektur menjadi sebuah fakultas
DESAIN AKHIR
TUJUAN Menyediakan fasilitas yang lengkap untuk sebuah gedung perkuliahan.
Merancang sebuah yang memperhatikan landscape disekitarnya.
Untuk mengantisifasi segala kemungkinan perkembangan di masa depan
Merancang sebuah gedung yang berwawasan lingkungan yang reponsif terhadap isu pemanasan global sekarang ini.
PERMASALAHAN
•
Bagaiman dpenerapan tema dalam
desain
•
Pengeturan Jalur sirkulasi yang nyaman
•
Menempatkan fungsi-fungsi yang
Sesuai
• Mengharmonikan antara bangunan dengan lanskep tapak.
PENGUMPULAN DATA
• Jumlah mahasiswa USUarsitektur
• Studi literatur F E E D B A C K
Faculty of architecture and design
planning
KONSEP & DESAIN SKEMATIK
ANALISA
Fisik:
-Lokasi tapak dan lingkungan -Potensi tapak
-Utilitas Non Fisik:
-Aktifitas, Pengguna & Kebutuhan ruang -Program ruang
(21)
1.9. SISTEMATIKA LAPORAN BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang pengertian faculty of architecture and design planning, lokasi, tinjauan fungsi dan studi banding terhadap Kasus Proyek sejenis yang lain.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi gambar-gambar desain dan foto maket hasil rancangan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan literatur dalam perencanaan ini.
LAMPIRAN
Berisi mengenai hal-hal yang menjadi tambahan dalam pengerjaan perencanaan laporan ini.
(22)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul
Judul : Faculty of Architecture and Planning, USU, Kwala Bekala Status Proyek : Nyata
Pemilik Proyek : Universitas Sumatera Utara Sumber Dana : Pemerintah
• Pengenalan Faculty Of Architecture And Planning, Usu Kwala Bekala
Faculty (Fakultas)
Fakultas, berasal dari
daripada sebu
sebuah universitas yang terdiri dari suatu area subyek, atau sejumlah bidang studi terkait.
Architecture (Arsitektur )
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Design (Desain)
Desain biasa diterjemahkan sebagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata "desain" bisa digunakan baik
sebagaidesain memiliki arti proses
untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda, "desain" digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
(23)
• Design (noun) : mental plan; scheme of attack; purpose; end in view; adaptation of means to end; preliminary sketch for picture; delineation, pattern; artistic or literary groundwork, general idea, construction, plot, faculty of evolving these, invention; (verb) set (thing) apart for person; destine (person, thing) for a service; contrive; plan; intend; make preliminary sketch of (picture); draw plan of (building etc to be executed by others); be a designer; concieve mental plan, (book, work of art). Oxford Dictionary, 1983
• Desain adalah terjemahan fisik mengenai aspek sosial, ekonomi, dan tata – hidup manusia, serta merupakan cerminan budaya zamannya (Agus Sachari, Paradigma Desain Indonesia, 1986:69)
• Desain adalah salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud; Desain adalah produk dari nilai – nilai yang berlaku pada kurun waktu tertentu (Widagdo, “Desain, Teori dan Praktek”, Makalah disampaikan dihadapan sidang senat Guru Besar ITB dalam rangka Dies Natalis ITB ke – 34, 15 Maret 1983)
Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan, pengetahuan, fakta, imajinasi dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan prilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. (cuningham)
Jadi dapat disimpulkan bahwa :
Faculty of architecture and planning adalah sebuah divisi dari salah satu
bidang studi keilmuan yang didasarkan pada ilmu perancangan dan perencanaan. Bidang keilmuan ini bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan dalam skala mikro hingga ke skala makro beserta elemen-elemen pendukungnya, baik fisik maupun non fisik, sehingga kualitas kehidupan manusia yang berada didalamnya menjadi lebih baik.
Bidang kajian Faculty of architecture and planning meliputi: • Bidang Arsitektur
• Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota • Bidang Lansekap Arsitektur
(24)
II.2. Tinjauan Umum Bidang II.2.1. Arsitektur
II.2.1.1 Pengertian
Arsitektur memiliki arti yang luas, sehingga cakupan arsitektur tidak hanya pada batas mendesain bangunan akan tetapi termasuk pada lingkup furniture, lingkup interior bangunan, lingkup landscape, lingkup komplek bangunan (urban design), hingga lingkup wilayah kota dan regional. Oleh sebab itu, akibat kondisi lingkungan yang tidak efisien, menjadikan arsitektur sebagai salah satu media dalam mewujudkan pelestarian lingkungan yang harmonis, efisien dan membuat lkeadaan lingkungan menjadi lebih indah dan nyaman.
Pada dasarnya arsitektur memiliki byk makna, hingga kini masih banyak orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur karena pada kenyataannya pada berbagai uraian tentang arsitektur, digunakan batasan yang berbeda-beda.
“Arsitek” berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton
(master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu). Jadi dari asal kata diatas, istilah arsitek berasal dari sebutan untuk ketua tukang kayu yang memimpin suatu pembangunan. Namun dalam penjabarannya pengertian arsitektur memiliki pemahaman sendiri dalam menerjemahkannya, diantaranya :
• Arsitektur adalah pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaruan arsitektur secara menerus adalah disebabkan karena perubahan konsep ruang. • Arsitektur adalah penguasaan cara menyusun massa bangunan
• Arsitektur adalah (a) seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan ; (b) metode dan gaya rancangan suatu konstruksi.
• Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. vitruvius
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dapat dijelaskan bahwa arsitektur berhubungan dengan sesuatu yang ada di sekitar manusia dan erat kaitannya dengan kehidupan manusia, baik maya maupun nyata. Dan terkadang, kita sulit untuk dapat membedakannya. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur tidak bisa dilepaskan dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Dan bagaimana arsitektur itu di jalankan menjadi sebuah pertimbangan demi menciptakan kehidupan yang lebih baik.
(25)
II.2.1.2 Sejarah Arsitektur
Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, dan ia merupakan ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyarakat dalam batasan tempat dan waktu tertentu. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan waktu yang sukar ditentukan batasnya. Dan untuk mempermudah di dalam mempelajarinya, suatu karya arsitektur dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter arsitektural dalam kurun waktu tertentu. Pengelompokan-pengelompokan perkembangan arsitektur antara lain adalah: primitif, tradisional, klasik barat, dan modern. Dalam perkembangannya arsitektur memiliki periode-periode hingga munculnya periode saat sekarang ini yang disebut periode arsitektur modern yang mana dari perubahan zaman yang semakin pesat dan juga dilatar belakangi oleh revolusi industry sehingga muncullah bangunan-bangunan tinggi yang menjadi awal dari munculnya arsitektur modern yang lebih mementingkan pada teknologi.
Secara tradisional, sejarah arsitektur pada umumnya berdasarkan barat (Eropa) arsitektur, karena peradaban Barat telah sepanjang sejarah yang ditaklukkan atau dipengaruhi hampir semua wilayah lainnya, dan hari ini, sejarah arsitektur barat adalah bagian dari hampir semua program sejarah arsitektur di seluruh dunia , dan dapat dianggap sebagai bagasi "klasik" Dunia arsitektur.: Umumnya, sejarah arsitektur dibagi dalam bagian-bagian pokok sebagai berikut:
•
Hellenic pertama Minos dan Mycaenae, melewati puncak Hellenic klasik dan mati dengan munculnya kekaisaran romawi
•
dekadensi sampai abad ke-6.
•
dimana bisa bertahan hidup lebih lama
•
panjang usia menengah kegelapan
•
•
•
17
•
(26)
•
sering dianggap sejarah arsitektur, karena apa yang muncul setelah modernisme mungkin adalah apa yang kita lakukan hari ini. Setelah modernisme, kita masukkan dalam disiplin lain yang disebutArsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan car dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.
Hingga akhirny sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidan Setelah itu, sekola sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern. Dan ini adalah awalnya perkembangan arsitektur
(27)
modern sekarang ini, dimana bangunan-bagunan tinggi telah mendominasi perkembangan zaman.
II.2.1.3 Perkembangan Pendidikan Arsitektur
Perkembangan arsitektur tentunya mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan arsitektur keduanya akan saling mempengaruhi. Kapan sebenarnya pendidikan formal arsitektur dimulai belum diketemukan suatu sumber yang pasti. Pada masyarakat tradisional, pengetahuan mambangun dialihkan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Di Eropa baru mendekat abad revolusi industry baru dikenal pendidikan arsitektur. Sekolah arsitektur yang mula-mula di Eropa adalah “academy of architecture” yang didirikan oleh Jean Baptise Colbert pada tahun 1671. Akademi ini pada tahun 1793 digabung dengan “Academy of Painting and Sculpture”, yang kemudian terkenal dengan nama “Ecole Des Beaux Arts” di Paris. Pengaruh ecole Des Beaux Arts sangat kuat dan melus hingga ke Amerika. Kiblat akademi ini adalah bangunan-bangunan klasi yunani.
Pendidikan lain yang sangat terkenal adalah ‘Buhaus”, didirikan pada tahun 1919 di weiner Jerman, oleh arsitek dari gerakan arsitektur modern, Wolter Grophius. Karena mendapat tekanan politik Walter kemudian meninggalkan Jerman dan berimigrasi ke Amerika. Di amerika Walter grophius memimpin “Department of architecture”, Harvard University. Metode pendidikannya direncanakan dengan menghapus batas yang memisahkan arsitektur, seni guna dan teknologi . Bauhau kemudian ditutup pada tahun 1933 oleh kaum fassis jerman.
Di Indonesia sendri, oendidikan tinggi arsitektur dimulai pada tahun 1950 di fakultas teknik Universitas Indonesia di bandung yang kemudian menjadi Institut Teknologi bandung. Konsep pendidikannya banyak diiwarnai oleh pendidikan Belanda. Karena sebagian besar tenaga pengjarnya berasal dari belanda. Pendidikan Arsitektur di Indonesia walaupun telah berkembang oleh bayak universitas atau Institut negri ataupun swasta, tidak satupun memiliki metode seperti Bauhaus. Kurikulum dan metoda pendidikan pada juruusan-jurusan arsitektur di Indonesia boleh dikatakan sama
II.2.1.4 Ruang Lingkup Arsitektur
Dan cakupan pembelajaran dalam arsitektur berupa dalam bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik.
(28)
Namun arsitektur dapat memberikan petunjuk mengenai cara hidup, tingkat perkembangan social, ekonomi, budaya dan kepercayaan suatu zaman tertentu. Ungkapan arsitektur selalu dipengaruhi oleh factor geografis, geologi, iklim, agama, perkembangan ilmu dan teknologi, social budaya dan sejarah.
Pada masa lalu pendidikan arsitektur selalu disatukan dengan pendidikan seni rupa, karena kualitas estetis dalam cabang-cabang seni dijumpai pada analognya dalam arsitektur, namun pada kenyataannya ilmu arsitektur berbeda dengan kenyataannya selama ini karena seni yang diangkat dalam arsitektur sangat terikat dengan banyak persyaratan seperti persyaratan fungsional, social, iklim dan sebagainya.
Ilmu Arsitektur terbagi dalam beberapa bidang, diantananya adalah : • Ilmu perencanaan wilyah kota
• Arsitektur landskap • Desain interior
II.2.2. Perencanaan Wilayah Kota II.2.2.1 Permasalahan Perkotaan
Kota adalah tempat kita tinggal. Kota menyediakan berbagai kebutuhan kita: sandang, pangan, dan papan. Kota sebagai sebuah fenomena ”urban” memberikan kita lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sangat menentukan preferensi dan perilaku kita.
Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat, senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Perkembangan kota perlu dikelola secara baik agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan masyarakat. Sebagaimana diketahui fenomena yang terjadi akibat perkembangan kota yang tidak dikelola secara baik contohnya adalah banjir lokal karena tersumbatnya saluran drainase oleh sampah, galian-galian pipa dan kabel yang tidak kunjung selesai, perubahan lahan hijau menjadi lahan komersial, dan lainnya, yang semua itu diakibatkan pembangunan yang dilaksanakan tidak secara terpadu antara satu sektor dengan sektor lainnya.
Di samping, izin pembangunan yang direkomendasikan Pemerintah Daerah sering tidak terpadu dengan peraturan daerah yang telah ditetapkan. Keadaan sebagai tergambar di atas merupakan keadaan yang umum terjadi di negara-negara berkembang, sebagai akibat dari pembangunan yang lebih berorientasi pada daerah perkotaan. Dengan pola pembangunan yang demikian, menjadikan laju urbanisasi berjalan dengan cepatnya. Namun urbanisasi tersebut tidak dibarengi perubahan pola pikir masyarakat dari pedesaan menjadi pola pikir perkotaan. Keadaan
(29)
seperti ini justru merugikan para urbanisan sendiri, yang akibatnya menjadi beban masyarakat kota pada umumnya, dan pengelola kota pada khususnya. Hal tersebut tercermin dari lebih tingginya persentase penduduk miskin di daerah perkotaan.
Di Indonesia, kawasan perkotaan dibedakan berdasarkan status administrasinya, yakni:
(1) Kawasan perkotaan berstatus administratif Daerah Kota;
(2) Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari Daerah Kabupaten;
(3) Kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan perdesaan menjadi kawasan perkotaan;
(4) Kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan.
Perencanaan kota berhadapan deng munisipal dan metropolitan dan termasuk pengorganisasian, atau mempengaruhi, distribusi penggunaan tanah dalam wilayah yang telah dibuat atau dimaksudkan untuk dibuat.. besar, pada tingkatan yang kutang mendetail. Orang Mesir dianggap sebagai Bapak Perencanaan Kota, untuk desainnya
II.2.2.2 Pengertian Perencanaan kota
Perencanaan kota (atau wilayah/kawasan perkotaan) mengacu pada pengertian perencanaan secara umum sebagai proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam hal ini yang menjadi domainnya adalah sektor publik, yang dalam skala spasial objeknya adalah kota atau kawasan perkotaan.
II.2.2.3 Karakteristik dan Ruang Lingkup Perencanaan Kota
Unsur-unsur dasar dalam perencanaan adalah: (1) Merencana berarti memilih;
(2) Perencanaan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya; (3) Perencanaan sebagai alat untuk mencapai tujuan;
(4) Perencanaan adalah untuk masa datang.
Sebagai aktivitas perencanaan yang mempunyai domain publik, karakteristik perencanaan :
(30)
(2) Mengarah ke perubahan; (3) Pernyataan Pilihan; (4) Rasionalitas;
(5) Tindakan kolektif sebagai dasar.
Jenis aktivitas perencanaan pada dasarnya dapat dibedakan berdasarkan kriteria: sifat tujuan perencanaan, lingkup aktivitas perencanaan yang tercakup; hierarki/tingkat spasial, dan hierarki operasional. Dalam konteks ini perencanaan kota/perkotaan merupakan salah jenis perencanaan berdasarkan hierarki spasial, yakni pada tingkat/skala kota atau
kawasan perkotaan.
II.2.2.4 Tujuan Perencanaan Kota
Perencanaan kota/perkotaan berorientasi pada aspek fisik dan spasial. Dalam hal ini perencanaan kota/perkotaan penyiapan dan antisipasi kondisi kota pada masa yang akan datang, dengan titik berat pada aspek spasial dan tata guna lahan, yang dimaksudkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan kehidupan dan penghidupan masyarakat kota dalam mencapai kesejahteraan.
Mata kuliah Perencanaan Kota mencoba menjelaskan Perencanaan Kota sebagai disiplin ilmu. Pembahasan Perencanaan Kota pada mata kuliah ini lebih menekankan pada perencanaan dalam sektor publik, yang secara spesifik difokuskan pada salah satu jenis perencanaan yang berdasarkan skala spasial, yakni Perencanaan Kota atau Perencanaan Wilayah Perkotaan. Perencanaan pembangunan merupakan suatu tahapan awal dalam proses pembangunan, yang akan menjadi pedoman/acuan dasar bagi pelaksanaan kegiatan pembangunan. Perencanaan secara umum adalah proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia; sedangkan pembangunan adalah proses untuk melakukan perubahan atau suatu proses perubahan yang disengaja untuk mencapai perbaikan kehidupan dan penghidupan yang berkesinambungan. Dengan mengkaitkan kedua pengertian ini diharapkan Anda dapat mengerti makna dari perencanaan pembangunan secara lebih komprehensif.
II.2.3. Arsitektur Landskap
Arsitektur Lansekap adalah ilmu yang mempelajari tenta
(31)
Ruang lingkup dari profesi ini adala pengembangan da
II.2.3.1 Sejarah Arsitektur Lanskape
Kata landscape architecture pertama kali digali oleh gilbert lang meason tahun 1828,terdapat dalam the landscape architecture of the great painters of italy.
Frederick law olmstead tahun1858 merupakan orang pertama yang mengadopsi arsitek lansekap sebagai title keprofesian , dan olmsted adalah seorang yang mempunyai kemampuan sebagai seorang pengarang buku, dan merupakan seorang pengikut dari loudon yang menulis tentang sejarah perancangan taman.
PAKAR DLM PERKEMBANGAN ARSITEKTUR LANSKAP:
Periode Perkembangan Taman
• Periode primitive
• Periode antik – klasik (bc-6) • Periode medieval (7-15) • Periode renaissance (15-18) • Periode modern
• Natural/romantic (18-20)
FREDERICK LAW OLMSTED (1822-1903)
LEWIS
MUMFORD
(~1938)
EBENEZER
HOWARD
(1850-1928)GUNNAR ASPLUND 1885-1940
ASLA (1899)
FRANKLOYD WRIGHT (-1945)
LE CORBUSIER (-1945)
PATRICK
GEDDES
(1854-1932)
(32)
• Periode garden of today (>20)
Lanskap/taman yangdihasilkan dipengaruhi oleh:
• kondisi alam (sumberdaya alam, bentuk lahan, iklim, dll) • Budaya, filosofi, politik, ekonomi
• Kepercayaan • Teknologi
• Pengaruh asing (dari luar area/ teritori)
Di indonesia terdapat beberapa konsep yang menjadi prinsip dari style/gaya arsitektur landskap, di antaranya :
• Bernuansa Etnis, dengan style-style tradisional disesuaikan dengan daerah setempat
• style natural/alami, dengan menghadirkan suatu gemericik air atau suara gemuruh air terjun, penggunaan batu artificial, dilengkapi dengan aneka fauna taman. Pada taman natural ini biasanya tanamannya di biarkan tumbuh liar. • Style Tropis, biasanya di tandai dengan adanya tanaman-tanaman
palem-paleman, serta penggunaan beberapa tanaman yang hanya ada di daerah tropis.
• Taman Apotik Hidup, yaitu tanaman yang dapat berfungsi atau dapat dipergunakan sebagai apotik hidup maupun dapur hidup seperti kedondong laut, pisang, daun katuk, daun sirih, dan kumis kucing.
II.2.4. Desain Interior
II.2.4.1 Pengertian Desain Interior
Beberapa pendapat mengenai pengertian desain interior, diantaranya:
• Desain interior adalah merencanakan,menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan.
• Menurut D.K. ching, Desain interior adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan.
• Menurut Sachari, desain interior adalah profesi yang mengkaji dan mempelajari desain ruang dalam sebuah bangunan dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan baik fungsi ruang, suasana, elemen estetis, pemilihan material sosial budaya serta gaya hidup hingga pertimbangan-pertimbangan teknis penataan ruang.
(33)
Interior design merupakan sebuah profesi di bidang kreatif dengan solusi solusi teknis yang diterapkan kedalam struktur yang dibangun, untuk mencapai lingkungan interiornya. solusi ini fungsional, diantaranya untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan budaya penghuninya serta memunculkan kesan estetik dalam rumah yang menarik. desain diciptakan untuk merespon terhadap adanya peraturan yang ditentukan yaitu untuk mendorong prinsip2 kelestarian lingkungan.
Berdasarkan defenisi-definisi diatas maka dapat dibuat kesimpulan bahwa desain interior bertujuan untuk menata kehidupan manusia menjadi lebih baik yang diungkapkan melalui media tata ruang. Desain interior merancang bagian dalam bangunan yang mempertimbangkan mulai dari fungsi ruang, suasana, elemen ruang, pemilihan material, social budaya, gaya hidup hingga pertimbangan teknis penataan ruang yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi dan memperkaya nilai estetis.
II.2.4.2 Sejarah permulaan munculnya Desain Interior
Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai. Akan tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang menunjukkan keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang sejarah peradaban manusia, maka sejarah desain interior dapat dilacak keberadaannya. Artefak-artefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari peradaban saat itu. Dari sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola perkembangan yang masing-masing berbeda. Setiap peradaban mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur dan asesoris ruang berdasarkan ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing atau didapatkan dari perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.
Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada era kuno (ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya kelompok elit, banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki tradisi relijius yang mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan untuk mendapatkan keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan harta bendanya. Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik tolak pada perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain yang diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk furnitur, arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.
II.2.4.3 Tinjauan dasar desain interior
Ada tiga hal utama yang menjadi kajian dalam desain interior, yaitu
•
Ruang(34)
•
Manusia (pengguna).Dalam mempelajari desain interior diperlukan penguasaan sejumlah pengetahuan yang berkait dengan aspek kebutuhan manusia didalam ruang sebagai makluk individual maupun sosial. Pengetahuan yang dimaksud mencakup : sejarah desain, psikologi, sosiologi, ergonomi, konstruksi bangunan, fisika teknik,metodologi dan estetika.
Selain pemahaman terhadap pengetahuan yang mendukung diperlukan juga penguasaan keterampilan dalam proses perancangan desain interior antara lain kemampuan membuat program, kemampuan membuat presentasi desain, kemampuan komunikasi dan sebagainya.
II.2.4.4 Bidang kajian program studi interior meliputi :
• Bidang perancangan fasilitas tidak bergerak : fasilitas pendidikan, fasilitas komersial, fasilitas rekreasi, eksibisi, terminal dan hunian. Fasilitas bergerak antara lain : sarana transportasi bus, kapal laut, kereta api.
• Bidang keahlian furniture
• Bidang keahlian teknologi dan ilmu bahan
Berikut elemen-elemen dasar desain interior, yaitu :
• Ruang adalah unsur yang paling dasar, di mana ia memiliki berbagai aspek
seperti dimensi panjang, lebar, lebar, ketinggian ruangan.
• Denah lantai kamar memiliki bentuk, apakah sebuah ruang itu oval, lingkaran,
segi empat, dan sebagainya.
• Garis. Unsur ini selalu hadir dalam sebuah ruangan. Batas antara dua dinding
adalah garis. Setiap batas antara dua daerah lain, seperti sudut lemari, selalu dibatasi oleh garis. Wallpaper juga kadang-kadang diterapkan dengan motif garis.
• Tekstur. Dapat dilihat pada berbagai permukaan benda-benda di dalam
ruangan.
• Cahaya. Sebagai unsur yang sangat berpengaruh dalam desain sebuah
ruangan, cahaya dapat diterapkan sebagai unsur yang paling penting.
• Warna. Elemen ini adalah elemen yang paling mudah untuk menjadi titik awal
(35)
II.3. Lokasi Proyek
USU telah merancanakan untuk mengembangkan kawasan universitasnya ke Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, dimana rencananya beberapa fakultas akan dipindahkan ke lokasi ini, di antaranya adalah gedung arsitektur.
Pada dasarnya pengelolaan lahan pada kampus Kuala Bekala telah diatur didalam master plan, baik itu peletakkan area akademis serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Sehingga perencanaan dalam pemilihan lokasi sudah teratur jelas. oleh karena adanya pola-pola perencanaan dari masterplan kampus USU di Kuala Bekala, maka Site yang diambil haruslah sesuai kriteria dari konsep masterplan itu sendiri.
kampus USU Padang
Pengembangan
Kampus USU Kuala
(36)
II.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Perencanaan area akademis yang terletak di kampus Kuala Bekala telah ditentukan lokasi pembangunannya, akan tetapi perencanaan lokasi lahan pada tiap-tiap fakultas belum terarah pada zona-zona tertentu. Sehingga pada pemilihan tapak untuk pembangunan fakultas gedung arsitektur sendiri masih ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang menunjang bagi pengembangan fakultas arsitektur itu sendiri.
Sehingga kriteria dalam pemilihan lokasi gedung fakultas arsitektur diantaranya :
1. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.
Zona peternakan
Zona waduk dan danau
Zona komersil dan
Zona pendidikan
Zona pembenihan kel.
Zona hortikultura
Zona hutan Arboretum
Gambar.2.2 Zona Kampus Usu Kuala Bekala(37)
2. Aksesibilitas, Lokasi tapak yang mudah dicapai, karena arsitektur sendiri akan dibangun menjadi sebuah fakultas, sehingga keberadaannya harus efektif. 3. Lokasi gedung arsitektur harus berdekatan dengan area akademis, sehingga
terpusat pada satu lokasi.
II.3.2. Lokasi
II.3.2.1 Batas Site
• Utara
Berbatasan dengan area akademik dan aliran anak sungai. • Selatan
Berbatasan dengan area akademik sebagai area yang padat dan berdekatan dengan pintu masuk utama
• Barat
Berbatasan dengan area akademik sebagai area yang padat. • Timur
Berbatasan waduk arboretum dan hutan arboretum.
II.3.2.2 Kelebihan tapak :
Danau
Area akademis
Plaza
SAC
(38)
1. Lokasi tapak tepat berada di empat sisi jalan utama, serta berada dekat dengan gerbang masuk menuju kampus Kuala Bekala.
2. Tapak berada disekitar kawasan lahan terbuka hijau dan dekat dengan lokasi danau, sehingga imej dari lokasi tapak ke wilayah sekitar memiliki view yang indah.
3. Tapak berada dekat
4. Serta tapak berada dekat dengan student centre dan plaza.
II.3.2.3 Kondisi Eksisting Lahan
• Lokasi Tapak : Kawasan Kampus USU Kwala Bekala
Kabupaten Deli Serdang
•
Luas Lahan : + 3 Ha
•
Kontur
: Berkontur
•
KDB
:
•
KLB
: 2- 3 lantai
Pintu Masuk
Universitas
B
Zona pendidikan
A
C
Danau
A
B
F
E
C
(39)
Gambar 2.5 Kondisi eksisting site
II.3.3. Tinjauan Program Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan II.3.3.1 Struktur Organisasi
Program Pendidikan S-1 Arsitektur dan Perencanaan dikelola oleh Fakultas Arsitektur dan Perencanaan dengan beban kredit 144 SKS yang dijadwalkan selesai dalam 8 semester dan selambat-lambatnya 12 semester. Kurikulum yang berlaku meliputi Mata Kuliah Dasar (MKD); Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK); dan Mata Kuliah Keahlian (MKK). MKD serta sebagian MKDK diberikan dalam tahap-tahap awal pendidikan (tahap persiapan), sedangkan MKDselebihnya dan seluruh MKK diberikan pada tingkat yang lebih tinggi (tahap sarjana).
Jurusan arsitektur kini telah direncanakan mengalami perubahan status, dari awalnya departemen menjadi fakultas yang memiliki 4 departemen, diantaranya :
1. Departemen Arsitektur
2. Departemen Perencanaan Wilayah Kota 3. Departeman Landscape
4. Departemen interior
Jurusan arsitektur merencanakan program pendidikan selain sarjana, yaitu : 1. Pendidikan pasca sarjana (alur riset dan alur pendidikan profesi) 2. Pendidikan Doktor arsitektur dan perencanaan
(40)
Berikut adalah struktur organisasi dalam fakultas arsitektur USU di Kuala Bekala, yang mana akan terjadi perubahan system struktur, yaitu :
Pembantu dekan I
Pembantu dekan II
Pembantu dekan III
Pusat pengabdian
masyarakat
Pusat penelitian
arsitektur dan
DEKAN
LABORATORIUM
•Komputer arsitektur•Bahan bangunan
•Komputasi & Analisis keruangan
•Fotografi
•Ilmu Tanaman (terbuka)
•Studio DEPARTEMEN
Perencanaan
Wilayah kota
DEPARTEMENArsitektur
DEPARTEMENS2 S3
DEPARTEMENLandscape
DEPARTEMENInterior
KBK
HouseKBK
Urban PlanningKBK
Urban DesignKBK
T
eknologi bangunanKBK
Perancangan ArsitekturKBK
Teori ArsitekturKBK
Teori lanskapKBK
Perancangan LanskapKBK
Desain InteriorKBK
Desain MebelBIDANG
• Studi arsitektur• Manajemen
(41)
II.3.3.2 Skema Aktivitas Pemakai
Pemakai atau pengguna bangunan secara umum terbagi 3, yaitu :
a. Mahasiswa, yaitu orang yang menuntut ilmu dan melakukan kegiatan belajar mengajar.
b. staff, terbagi menjadi 2, yaitu: • Staff pengajar (dosen)
Orang yang bekerja sebagai staff pengajar yang melakukan proses belajar mengajar.
• Staff administrasi
Orang yang bekerja dibagian kemahasiswaan yang mengurus masalah administrasi mahasiswa.
Berikut ini diagram analisa kegiatan mahasiswa dan staff. • Diagram Analisa kegiatan mahasiswa
• Diagram Analisa kegiatan staff pengajar (dosen)
• Diagram Analisa kegiatan staff administrasi
Datang
Parkir
kuliah
beraktifitas
Wi-fi
organisas
Makan
Pulang
Parkir
shalat
Datang
Parkir
mengajar
Ruang
Rapat
Pulang
Parkir
Datang
Parkir
Aktivitas
shalat
Makan
Pulang
(42)
III.3.3.3 Program Kebutuhan Ruang
Pembahasan program kebutuhan ruang meliputi fasilitas yang dibutuhkan berdasarkan jenis kegiatan, pengguna dan zoning.
Tabel 2.1 Fasilitas-Fasilitas Gedung
A. Fasilitas Umum • Ruang aula model teater
• Ruang perpustakaan • Student centre • Kantin
• Mushalla
B. Fasilitas Akademik • Ruang pegawai
• R.Rapat • R.Dekan • R.administrasi
C. Fasilitas Ruang belajar • Ruang Kuliah
• Ruang Laboratorium • Ruang Pameran • R. studio
• R.seminar T.akhir • R. KBK
• workshop
D. Fasilitas servis • Toilet
• Gudang • Mushalla
• Mekanikal/Elektrikal
Fasilitas Ruang Belajar Utama Gedung Arsitektur: a. R.Laboratorium, terdiri atas :
• Laboratorium Komputer
• Laboratorium komputasi & analisis keruangan • Laboratorium Fotografi
• Laboratorium bahan bangunan • Laboratorium Landscape ( R.terbuka)
(43)
b. Studio Gambar Terdiri dari :
• Studio Perancangan Arsitektur • Studio Tugas Akhir
c. R.kelas, terdiri dari : • R.kelas bersama
• R.kelas permasing-masing departemen
III.3.3.4 Pola Kegiatan
Tabel 2.2 Pola Kegiatan
Fungsi Fasilitas Pemakai Kegiatan
Utama Fakultas - mahasiswa
- dosen - staff - pengunjung
- Mengurus administrasi perkuliahan - Mengurus
surat-menyurat
Ruang laboratorium - mahasiswa - dosen
- Mengadakan penelitian
Melakukan diskusi - Membahas Hasil
tugas PA mahasiswa Ruang kuliah - mahasiswa
- dosen
- Kegiatan belajar mengajar - Berdiskusi
Ruang studio - mahasiswa - dosen
- Kegiatan mendesain dan menggambar - Berdiskusi
- Mengerjakan tugas Ruang studio tugas
akhir
- mahasiswa - dosen
- Kegiatan tugas akhir
- Berdiskusi Ruang seminar - mahasiswa
- dosen
- Kegiatan sidang tugas akhir - Presentasi desain Pendukung Student centre - mahasiswa
- dosen
- Kegiatan santai mahasiswa - Melakukan
kegiatan WI-fi Hall pameran - mahasiswa
- dosen - staff - pengunjung
- Pameran tugas - Melihat informasi
perkuliahan Ruang aula model
theatre
- mahasiswa - dosen
- Seminar - kuliah umum
(44)
- staff - pengunjung
- rapat organisasi
Ruang perpustakaan - mahasiswa - dosen - staff
- Membaca buku - Meminjam buku - Berdiskusi tugas
Ruang kantin - mahasiswa - dosen - staff - pengunjung
- Makan/ minum - Hiburan
Ruang HMA - mahasiswa - Kegiatan organisasi mahasiswa - Rapat organisasi
Servis Toilet - mahasiswa
- dosen - staff
- BAB/ BAK
- Membersihkan diri Mushalla - mahasiswa
- dosen - staff
- Beribadah - mengadakan pengajian Ruang genset - staff - Mengatur
penggunaan genset Ruang mekanikal
eletrikal
- staff - Mengaatur penggunaan listrik dan pompa air
(45)
II.4. Studi banding Arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis
II.4.1 Institut Teknologi Bandung
Kampus utama ITB, di utara kota Bandung, dan bagian kampus lainnya, memiliki luas area 770.000 meter persegi. Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus diantaranya toko buku, kantor pos, kantin, dan klinik. Arsitektur ITB adalah perpaduan yang indah antara tradisi dan modern, dan keindahan bangunannya dipercantik dengan lapangan rumput dan taman-taman.
Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, dintaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga Ganesha, Pusat Bahasa, dan Observatorium Boscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Tabel 2.3 Fasilitas-fasilitas pada ITB- Arsitektur
No. Fasilitas Jenis ruangan
1. Utama Ruangan kuliah
Laboratorium Bengkel dan studio Galeri seni
(46)
Fasilitas OlahRaga Campus Center
2. Pendukung Perpustakaan
Masjid
Sarana Olahraga Ganesha Pusat Bahasa
Toko Buku Kantor Pos Kantin Klinik
a. Fasilitas Pendukung
Proses belajar-mengajar memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Ketersediaan sarana fisik penunjang studi akan memudahkan dan mempercepat laju pembelajaran oleh mahasiswa dan laju transfer pengetahuan dari pengajar.
Untuk menunjang program pendidikan, sarana dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:
• Sarana fisik penunjang proses studi, berupa ruang kelas, laboratorium bahan, ruang studio gambar, dll
• Sarana materi ilmu pengetahuan, berupa buku referensi dan database pengetahuan di bidang arsitektur.
- Perpustakaan
(47)
Fasilitas penunjang lainnya juga dimiliki dan disediakan oleh Program Studi Arsitektur, yaitu berupa buku referensi sebanyak 12.463 judul (referensi cetak dan digital).
b. Fasilitas Utama - Database pengetahuan
Untuk mendukung proses pembelajaran interaktif dalam mendesain, melalui Program A2 telah dihasilkan dokumen himpunan pengetahuan dalam bentuk digital yang mencakup Pengetahuan yang terkait dengan praktek-praktek profesi arsitek dan pelaksanaan pembangunan di lapangan, yaitu :
• Katalog bahan dalam bentuk digital
• Dokumentasi proses merancang di konsultan dalam dan luar negeri • Dokumentasi hasil pengamatan proses pelaksanaan bangunan
• Pengetahuan tentang perancangan bangunan, struktur dan konstruksi yang dapat
Diakses oleh setiap mahasiswa melalui jaringan yang tersedia di setiap studio perancangan, yaitu :
• Pembelajaran struktur dan konstruksi melalui media elektronik (e-learning) • Standar Perancangan dan Penggambaran yang berlaku di dunia profesi
arsitektur.
- Lab.Komputer
Gambar 2.8 Laboratorium Multimedia
(48)
Laboratorium komputer dan perangkat pendukungnya : S1- 36 PC workstation, S2 PC workstation, Ploter, Scaner, Printer, Wi-fi area
Building Simulation Software : Flovent, Acotect
Building Information Modelling Software : Autodesk Revit CAD Software : AutoCAD, IntelliCAD
Modelling Software : Sketchup, 3DSMAX, Vue, Adobe Suit,Macromedia Suit
Gambar 2.10 Galeri Institute Teknologi Bandung - Arsitektur
(49)
Gambar 2.12 R. Kelas Model Tutorial
Gambar 2.13 Lab Komputer
Gambar 2.15 Toilet Pria dan Wanita – ITB Gambar 2.14 R. Observasi
(50)
II.4.2. Universitas Trisakti
Kampus Arsitektur Trisakti terdapat di Grogol, Jakarta Barat, Indonesia. Terletak di kawasan komplek Kampus Trisakti.
Mata kuliah berbobot 2 sks adalah Pengantar Arsitektur, Teori Arsitektur 1 dan 2, Studium General, Komunikasi Arsitektur, Metoda Perancangan Arsitektur 1 dan 2, Dasar dasar Manajemen, Pranata Pembangunan, Metoda Penulisan Ilmiah, Topik Khusus 1 dan 2, Pemograman Arsitektur, Etika Keprofesian.
Personalia
Personalia dalam hal ini adalah dosen-dosen tetap yang mempunyai peminatan dalam bidang Perancangan Arsitektur. Jumlah keseluruhan 11 (sebelas) orang dengan jabatan akademik 1 (satu) orang Guru Besar, 5 (lima) orang Lektor Kepala, 3 (tiga) orang Lektor dan 2 (dua) orang Asisten Ahli. Tingkat pendidikan terakhir terdiri dari 8 (delapan) orang S2 dan 3 (tiga) orang S1.
Fasilitas ( Sarana dan Prasarana)
Prasarana merupakan segala yang menunjang terselenggaranya suatu proses pendidikan di jurusan Arsitektur. Fasilitas tersebut adalah ruang-ruang kelas klasikal yang terletak di lantai 7, ruang maket studi di lantai 8, ruang gambar (studio) di lantai 6, studio Tugas Akhir dan ruang kelas komputer di lantai 9. Sebagai pelengkap terdapat ruang foto copy, toko alat gambar dan kantin kecil di lantai 7 serta ruang kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa di lantai 6. Fasilitas tersebut terdapat di gedung C bersebelahan/dekat dengan ruang kelas.
Gambar. 2.16 R. Rapat
Gambar. perpustakaan
(51)
Sarana sebagai segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan, berupa perlengkapan perkuliahan seperti meja tulis, kursi, lemari, meja gambar, papan tulis/white board, OHP, LCD dan komputer.
Laboratorium yang ada di kampus ini yaitu : • Laboratorium Perancangan Arsitektur • Laboratorium Perkotaan dan Permukiman • Laboratorium Sejarah, Teori dan Kritik Arsitektur • Laboratorium Teknologi Bangunan
Tabel 2.4 Fasilitas –fasilitas pada Universitas Trisakti - Arsitektur
No. Fasilitas Jenis Ruangan
1. Utama Ruang kelas klasikal
Ruang Maket studi Ruang studio Studio tugas akhir Ruang kelas computer Laboratorium
Pendukung Ruang fotocopy
Toko alat gambar Kantin
Ruang ekstra kurikuler mahasiswa
Fasilitas- fasilitas dari jurusan arsitektur sebagai berikut :
1. Perpustakaan
Gambar 2.18 Perpustakaan Universitas Trisakti - Arsitektur
(52)
Gambar 2.19 Studio Teknik Lingkungan Universitas Trisakti - Arsitektur
3. Ruang Kelas
Gambar 2.20 Ruang Kelas Universitas Trisakti – Arsitektur
4. Studio Perencanaan
Gambar 2.21 Studio Perencanaan Universitas Trisakti - Arsitektur
5. Laboraturim Biologi/Mikrobiologi
Gambar 2.22 Laboratorium Biologi Universitas Trisakti - Arsitektur
(53)
Gambar 2.23 Laboratorium Lingkungan Universitas Trisakti - Arsitektur
7. Laboraturium Perencanaan dan Perancangan
Gambar 2.24 Laboratorium Perencanaan dan perancangan Universitas Trisakti - Arsitektur
8. Laboraturium computer
Gambar 2.25 Laboratorium komputer Universitas Trisakti - Arsitektur
9. Laboraturim Rekayasa Tanaman
Gambar 2.26 Laboratorium Rekayasa Universitas Trisakti - Arsitektur
(54)
Gambar 2.27 Laboratorium rekayasa dan seni Universitas Trisakti - Arsitektur
11. Fasilitas Ormawa
II.4.3. MIT – Department of Architecture
Gambar 2.28 Fasilitas Ormawa Universitas Trisakti – Arsitektur
Ruang kelas + Ruang konferensi
Pada umumnya digunakan untuk ruang rapat dan presentasi. Ruangan ini terdapat 20 meja oval dengan tempat duduk di sepanjang sisi.Ruang konferensi terdapat meja bundar dengan kursi kira-kira 20 buah dan sebaris tempat duduk dengan jendela besar. Juga terdapat wastafel dengan meja counter dan sebuah meja yang dapat dipindah-pindahkan. Cocok digunakan untuk konferensi dan diskusi.
AVT (Advanced Visualization Theatre)
Sebuah kelas dengan bentuk teater yang dapat digunakan pada saat even tertentu dan terdapat speaker yang dapat digunakan untuk keperluan publik
Ruang kelas dibagi menjadi : • Ruang kelas (9-250)
Terdapat layar proyektor, meja gambar dan tumpukan kursi beserta 25 bangku. Di ruang tersebut tidak terdapat proyektor dan ruangan tidak terlalu gelap, akan tetapi ruangan masih dapat digunakan untuk presentasi. Ruangan ini dapat digunakan untuk presentasi, pemeriksaan.
• Ruang kelas (9-255)
16 kursi dengan 3 meja dalam bentuk konferensi. Terdapat layar proyektor diujung. Dan di plafon terdapat proyektor yang telah dipasang dan telah cukup gelap untuk presentasi. Remote control dari proyektor dipasang di pipa disisi kanan layar proyektor. Kelas ini digunakan sebagai ruang presentasi, review.
• Ruang kelas (3-133)
Kelas bertingkat dengan kapasitas 58 orang, 2 papan kapur 5’, 1 layar 16 inci, proyektor video dan dua layar proyektor dipojok.
(55)
Ruang kelas tipe seminar dengan kapasitas 18 orang , 2 papan kapur 2’, layar 13 inchi, 2 layar proyektor.
• Ruang komputer (9-251)
Ruangan ini terdapat 12 PC di mana terkoneksi dengan LCD proyektor. Seluruh PC dikoneksikan dengan jaringan MIT.
• Prototyping Lab + Woodshop
Ruangan ini menyediakan 3 pemotong laser, Zcorp 3D printer dimana dihasilkan dari desain CNC mengirim data untuk memotong kayu atau busa dimana dibentuk dengan kontrol komputer. Pisau pemotong dapat digunakan 24 jam/hari
• Perpustakaan
Perpustakaan MIT dibagi menjadi 5 subjek (architecture and planning; engineering; humanities; science; social sciences and management), perpustakan Rotch terdapat perpustakaan khusus seni, arsitektur, perancangan dan perencanaan kota dan visual dan environmental arts. Rotch Visual Collections, Sebuah meja lampu, proyektor,peralatan presentasiCAD, dan
Lampiran Gambar :
Gambar 2.29 Lobby MIT - Architecture
(56)
Gambar 2.30 Ruang Kelas Tutorial di MIT -Architecture
Gambar 2.31 Studio Design MIT - Architecture
Gambar 2.32 Cafetaria di MIT - Architecture
(57)
II.4.3. Cambridge – Department of Architecture
Bentuk dari bangunan lebih ditujukan kepada fungsinya sendiri, dengan konsep alami dengan bingkai kayu disekelilingi bangunan dengan komitmen desain yang sustainable. Pencahayaan dari arah utara diperoleh dari bagian atap dimana tidak memerlukan energi listrik dan pendingin ruangan inovatif telah digunakan, dengan ventilasi vertical, jendela yang tinggi dan inovasi pendingin udara –air diplafon.
Lampiran Gambar :
Gambar 2.35 Studio Cambridge -
Architecture Gambar 2.36 Studio Gambar Gambar 2.34 Tampak Depan Cambridge - Architecture
(58)
II.4.4. Universitas Parahyangan
Visi kami adalah menjadi komunitas akademik yang mampu membangun kepekaan komprehensif siswa terhadap pemahaman nilai-nilai budaya dan ekologis, kesadaran kebajikan lokal dalam globalisasi dunia, dan untuk menyediakan lulusan kami dengan pengetahuan yang diperlukan sehingga mereka dapat memainkan peran aktif dalam desain arsitektural dan konstruksi untuk pembangunan lingkungan binaan.
Berikut fasilitas-fasilitas didalam gedung arsitektur Universitas Parahyangan.
Bangunan Arsitektur
Gambar 2.38 Gedung Arsitektur Universitas Parahyangan
Ruang Studio Gambar
Gambar 2.37 Peta kampus Universitas Parahyangan
(59)
Gambar 2.39 Ruang Studio Gambar Universitas Parahyangan
Ruang kelas
Gambar 2.40 Ruang kelas Universitas Parahyangan
Ruang Laboratorium Fisika Bangunan
Heliodon
Kantor Lab.Fisbang
Gambar 2.41 Laboratorium Fisika Bangunan Universitas
(60)
Gambar 2.42 Kantor Lab. Fisbang Universitas Parahyangan
Ruang Langit Buatan Alat-alat lainnya
Gambar 2.43 Beberapa alat pada Lab Fisbang Universitas Parahyangan
Ruang Laboratorium Lighting
(61)
Gambar 2.44 Ruang Laboratorium Lighting Universitas Parahyangan
Ruang Audio Visual
Gambar 2.45 Ruang Audio Visual Universitas Parahyangan
Ruang Studio
Gambar 2.46 Ruang Laboratorium Lighting Universitas Parahyangan
Ruang Pameran SAA
Gambar 2.47 Ruang Pameran Universitas Parahyangan
(62)
Gambar 2.48 Ruang Workshop Bahan bangunan Universitas Parahyangan
Ruang Dosen
Gambar 2.49 Ruang Dosen Universitas Parahyangan
Ruang Rapat Dosen
Gambar 2.50 Ruang Rapat Dosen Universitas Parahyangan
Ruang PHK
(63)
II.4.5. Universitas Indonesia
Dengan luas mencapai 300 hektar ditambah keberadaan 6 danau menjadikan kampus UI kampus yang terintegrasi (integrated). Selain kampus Depok, UI juga memiliki sarana belajar-mengajar di Salemba. Luasnya lahan kampus memungkinkan UI untuk membangun segenap fasilitas dari fasilitas belajar-mengajar sampai fasilitas umum dan pendukung. Aksesibilitas di kampus UI membutuhkan informasi lengkap dan terperinci untuk menjamin kemudahan bagi setiap orang untuk datang, berkunjung, dan tinggal di lingkungan kampus.
Penyediaan informasi lengkap dan menyeluruh tentang dua lokasi kampus UI dan bagaimana mengaksesnya merupakan salah satu hal penting untuk menjadikan UI sebagai kampus yang terbuka dan ramah bagi semua orang. Hal ini akan sangat membantu bagi semua pihak untuk mengidentifikasi dan mengunjungi semua sarana dan prasarana yang terdapat di dalam kampus UI. Oleh karena itu, informasi tentang arah dan posisi kampus Depok dan Salemba yang tertuang dalam Peta Kampus menjadi suatu kebutuhan. Selain itu juga, informasi mengenai jumlah program studi dan fasilitasnya membutuhkan peta kampus yang komprehensif. Dalam bagian ini akan disajikan juga bagaimana mengakses UI dari berbagai posisi penting, mulai dari bandara, pusat kota Jakarta sampai petunjuk jalan yang harus dilalui.
Green Campus
Perkembangan global dewasa ini membawa indikasi bahwa masa depan dunia berada pada bayang-bayang suramnya lingkungan hidup. Pemanasan global adalah
(64)
refleksi dari perkembangan teknologi yang tidak sinkron dengan kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup pada tataran moral dan etika. Untuk mengantisipasi hal tersebut, UI memiliki obsesi untuk menciptakan lingkungan kampus yang hijau atau green campus. Sebagai institusi pendidikan dengan perspektif world class university, UI mempunyai modal simbolik berupa pengetahuan dan alokasi dana untuk menjadi significant others bagi lingkungan di sekitarnya. Ekosistem di UI yang asri dan hijau adalah wujud nyata dari kepedulian UI terhadap lingkungan hidup. Usaha ini tentunya banyak didukung oleh para pemerhati lingkungan dan sivitas akademika UI.
Berdasarkan alokasi Rencana Tata Ruang Kawasan Kampus, terdapat empat komponen ekosistem di lingkungan Kampus UI Depok, yaitu:
• Bangunan fisik gedung dan penyangga hijauan lansekap 170 ha. • Ekosistem Perairan 30 ha.
• Kawasan Hutan Kota 100 ha dan
• Sarana prasarana penunjang termasuk penyangga lingkungan 12 ha. Gambar 2.53 Peta Lokasi 3D UI
(65)
Kawasan Hutan Kota yang dikelola UI mencirikan ekosistem hutan tropis dengan tiga bentuk ekosistem unggulan yaitu:
• Ekosistem pepohonan yang bersumber dari Indonesia Bagian Timur, • Ekosistem pepohonan wilayah Indonesia Bagian Barat
• Komplek vegetasi asli JABODETABEK yang dipadu serasi dengan zoning Hutan Jati Mas yang tumbuh hijau menghampar diantara gedung Rektorat UI dan FASILKOM serta FISIP UI.
Selain Kawasan Hutan Kota yang asri dan nyaman, di Kampus UI Depok juga terdapat danau yang berfungsi untuk daerah resapan air . Terdapat 6 danau di Kampus UI Depok, antara lain:
Danau Kenanga
Lokasi diantara Gedung Rektorat Balairung dan Masjid UI, dibangun tahun 1992 dengan luas 28.000 M2.
Danau Aghatis
Lokasi diantara FMIPA dan Politeknik Negeri Jakarta dibangun tahun 1995 dengan luas 20.000 M2
Danau Mahoni
Lokasi terletak disebelah Utarda dan Selatan Kampus dibatasi oleh jalan utama lingkar selatan (Sebelah timur FIB & PSI, sebelah Barat FE) dan dibangun pada tahun 1996 dengan luas 45.000 M2.
Danau Puspa
Lokasi terletak diantara Danau Ulin dan Danau Mahoni, dibangun pada tahun 1995 dengan luas 20.000 M2.
Danau Ulin
Lokasi terletak diantara Danau Puspa dan Danau Salam, dibangun pada tahun 1998 dengan luas 72.000 M2.
Danau Salam
Lokasi bersejajar sesuai aliran dari selatan ke utara sebagai bagian rangkaian Danau Ulin dan Danau Puspa, diban gun pada tahun 1998 dengan luas 42.000.
(66)
BAB III
ELABORASI TEMA
III.1 Pengertian Tema
Adapun tema yang diambil untuk diterapkan pada bangunan Faculty of architecture and design planning adalah green architecture.
Istilah green berasal dari bahasa inggris yang memiliki arti hijau sedangkan architecture berasal dari kata arsitektur yang berasal dari bahasa yunani
a) Arche : yang asli, yang utama, yang awal
b) Tektoon : Sesuatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, stabil. c) Archetectoon : pembangunan utama, tukang bangunan yang utama.
Dan dalam terjemahan bahasa Indonesia itu sendiri, pengertian arsitektur adalah seni merancang bangunan atau ilmu yang mempelajari tentang ligkungan binaan, yang diperuntukan bagi manusia sebagai penggunanya.
Dalam pemahaman lain, green dianggap sesuatu yang sejuk, sesuatu yang berhubungan dengan tumbuh-tumbuhan, sesuatu yang dapat menyegarkan (fresh), dan sesuatu yang berhubungan dengan alam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Green Arsitektur memiliki arti :
Suatu pola pikir dalam arsitektur yang memperhatikan dan memanfaatkan dari ke empat dasar unsur natural yang ada didalam lingkungannya dan dapat membuat hubungan saling menguntungkan dengan alam :
a. Udara : suhu, angin, iklim, dll b. Air : air, kelembaban, dll c. Api : matahari, unsur panas, dll
d. Bumi : faktor unsur tanah, habitat, flora dan fauna, dll
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau
lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
1. Efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
2. Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya,
(67)
III.2 Interpretasi tema
Isu pemanasan global saat sekarang ini sedang hangat-hangatnya. Bumi semakin panas, akibat perubahan iklim global. Ozon semakin tipis, sehingga ultra violet matahari mudah menembus atmosfer dan meningkatkan suhu bumi. Es di kutub terus meleleh karena efek rumah kaca. Kadar zat pembunuh CO2 pun terus meningkat. Jika ini berlanjut, sejumlah daratan di bumi bakal tenggelam.Tanda2 akan terjadinya bencana lebih besar telah terlihat. Perubahan iklim ( climate change ), antara lain terjadi karena sikap kita dalam kehidupan sehari-hari.
Pembangunan gedung2 dan kawasan perumah semakin pesat. Yang memprihatinkan, sebagian besar program pembangunan itu tidak berwawasan lingkungan. Akibatnya, kerusakan lingkungan makin parah. Untuk mengerem laju kerusakan lingkungan, sejumlah negara menggagas program penangkalnya. Di antaranya berupa aplikasi teknologi tinggi untuk mengurangi gas2 polutan. Dari situlah timbul konsep green architecture yang telah menjadi terapan bagi arsitek-arsitek dunia, dalam rangka mencegah dari kerusakan lingkungan akibat dari pemanasan global, dengan membangun bangunan yang ramah lingkungan.Di Indonesia, konsep arsitektur hijau baru saja digulirkan. Pemahaman tentang konsep green itu sendiri masih beragam, tergantung dari sudut pandang yang mana.
Green architecture ini memiliki konsep: 1. Keberlanjutan;
2. Penggunaan Bahan;
3. Efisiensi Energi dan Daur Ulang; 4. Penggunaan Lahan;
III.2.1. Prinsip-prinsip green architecture
Prinsip-prinsip green arsitektur adalah :
1. Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).
2. Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
3. Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat
(1)
VI.10 3D Bangunan
(2)
(3)
VI.11 3D Interior
(4)
(5)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
• Frick, Heinz., dan Tri Hesti M., 2006, Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
• Neufert, Ernst dan Sjamsu Amril, (1995), Data Arsitek, Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
• Neufert, Ernst dan Sunarto Tjahjadi, (1997), Data Arsitek, Jilid 1 Edisi 33, Penerbit Erlangga, Jakarta.
• WJS Poerwadarminta, (1976) Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
• Badan Pusat Statistik Medan (2007) Medan Dalam Angka
• Kwok Alison, dan walter Grondzik,(2007) The Green Studio Handbook (Enviromental Strategis for Schematic design) )
•
•