Kerangka Konseptual Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

wawancara terarah untuk mendapatkan gambaran secermat mungkin mengenai sifat-sifat individu, keadaan, gejala, atau respon kelompok tertentu dalam masyarakat. 12 Hal ini lebih mudah karena berhadapan langsung dengan objeknya dan pendekatan ini juga dipergunakan untuk mengutamakan segi kualitas data yang diperoleh.

2. Sumber Data a. Data Primer

: Data yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dalam penelitian ini digunakan teknik wawancara interview pedoman secara mendalam dengan menggunakan pokok-pokok permasalahan. Pokok-pokok tersebut guna menghindari terjadinya penyimpangan dari pokok masa penelitian dan kefakuman selama wawancara.

b. Data Sekunder : Data yang memberikan bahan tidak langsung atau data yang

didapat selain dari data primer. Data ini dikumpulkan melalui studi pustaka yang berkaitan diantaranya buku-buku fiqh, sejarah Bima, dan data lain yang terkumpul yang mempunyai hubungan dengan tema ini.

3. Kerangka Konseptual

Kata “peminangan” berasal dari kata “pinang, meminang” kata kerja. Meminang sinonimnya adalah melamar, yang dalam bahasa Arab disebut “khithbah”. Menurut etimologi, meminangmelamar artinya antara lain” meminta wanita untuk dijadikan istri bagi diri sendiri atau orang lain. 13 ” 12 Kotja Ningrat, Pedoman Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1989, h. 9. 13 Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2006, Cet Ke-2, h. 73. Menurut terminologi, peminangan adalah “kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan perjodohan antara seorang pria dengan seorang wanita”. Atau, “seorang laki-laki meminta kepada seorang perempuan untuk menjadi istrinya, dengan cara-cara yang umum berlaku di tengah-tengah masyarakat”. Lamaran adalah pendahulu berkumpulnya manusia yang berlainan jenis, untuk menyatukan satu ciptaan yang utuh, yang sebelumnya terpisah-pisah. Dalam Al-Qur’an terdapat dalam surat An-Naba’ ayat 8 yang artinya “Dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan”. Dan ada pula dalam surat An-Nisa ayat 1. Peminangan merupakan pendahuluan perkawinan, disyari’atkan sebelum ada ikatan suami istri dengan tujuan agar waktu memasuki perkawinan didasarkan dengan meneliti terlebih dahulu dan mengetahui atas kesadaran masing-masing pihak. 14 Adapun perempuan yang boleh dipinang adalah yang memenuhi syarat sebagai berikut: a. Tidak dalam pinangan orang lain. b. Pada waktu dipinang hendaknya tidak ada penghalang syar’i yang melarang dilangsungkannya pernikahan. c. Perempuan itu tidak dalam masa iddah karena talak raj’i. d. Apabila perempuan itu dalam masa iddah karena talak ba’in, hendaklah meminang dengan cara sirri tidak terang-terangan. Adapun bagi orang yang hendak menikah, sebelum melamar, ada baiknya bila ia memperhatikan ada atau tidaknya larangan atas dirirnya untuk melakukan perkawinan dengan wanita yang diinginkannya. Misalnya, apakah ada sebab- 14 Ibid, h. 74. sebab yang mengharamkannya dalam jangka waktu panjang atau pendek untuk wanita tersebut. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu: 15 1. Mencari informasi tentang kecantikannya. 2. Mengenali sifat-sifat yang lain. 3. Mempererat hubungan silaturahmi.

4. Kerangka Teori