Sejarah Singkat Kec. Donggo Kab. Bima NTB

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN DONGGO

A. Sejarah Singkat Kec. Donggo Kab. Bima NTB

Kesatuan wilayah dan orang Bima diikat oleh tiga ungkapan Orang Bima, yakni pertama dana mbojo, kedua dou mbojo, dan ketiga nggahi mbojo. Ketika ungkapan itu masing-masing bermaksud sebagai berikut yaitu: pertama dana bermakna daerah atau tumpah darah, sedang mbojo adalah nama asli Bima, jadi dana mbojo bermakna Daerah Bima. Kedua dou mbojo berarti orang Bima yang ada dalam dana mbojo. Ketiga nggahi mbojo adalah nggahi bermakna tutur bahasa, jadi nggahi mbojo artinya bahasa Bima. 1 Kabupaten Bima berdiri pada tanggal 5 Juli 1640 M, Ketika Sultan Abdul Kahir dinobatkan sebagai Sultan Bima 1 yang menjalankan pemerintahan berdasarkan Syariat Islam. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Bima yang diperingati setiap tahun. Didusun Padende Kecamatan Donggo sudah lama dihuni manusia hal ini dapat dilihat dengan adanya bukti-bukti sejarah yang ditemukan di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima. Dalam sejarah kebudayaan penduduk Indonesia terbagi atas bangsa Melayu, Purba dan bangsa Melayu baru. Demikian pula halnya dengan penduduk yang mendiami daerah kabupaten Bima, mereka menyebut dirinya “dou mbojo” orang Bima, “dou donggo” orang Donggo yang mendiami kawasan pesisir pantai. Orang donggo dikenal sebagai penduduk asli yang telah menghuni tanah Bima sejak lama. 1 Abdullah Abdul Gani, Peradilan Agama Dalam Pemerintahan Islam DiKesultanan Bima. Mataram, Yayasan Lengge, 2004, Cet Ke- 2, h. 72 16 Masyarakat di Desa Palama Kecamatan Donggo sebagian besar menempati wilayah pegunungan. “duo donggo” sebutan bagi orang Donggo dalam bahasa Bima, kehidupan mereka sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang dijalani masyarakat Bima saat ini. Masyarakat di desa Palama Donggo mendiami sebagian besar wilayah kecamatan Donggo sekaranng yang dikenal dengan nama “dou donggo”.pada awalnya, sebenarnya penduduk asli ini tidak semuanya mendiami wilayah pegunungan. 2 Salah satu alasan mengapa mereka umumnya mendiami wilayah pegunungan yaitu karena terdesak oleh pendatang-pendatang baru yang menyebarkan budaya dan agama yang baru pula, seperti agama Islam, Keristen, Hindu dan Budha. Hal itu dilakukan mengingat masih kuatnya kepercayaan terhadap Marafu animisme. Kepercayaan terhadap marafu inilah yang telah mempengaruhi segala pola kehidupan masyarakat, sehingga sangat sukar untuk ditinggalkan meskipun pada akhirnya seiring dengan makin gencarnya para penyiar agama Islam dan masuknya misionaris Keristen menyebabkan mereka menerima agama-agama yang mereka anggap baru tersebut. Agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Bima sampai saat ini adalah agama Islam dan ajaran Islam yang merubah pola kehidupan mereka. Masyarakat di sana sangat kental sekali dengan ajaran Islam ini terbukti dengan ditanamkan ajaran agama sejak kecil seperti diajarkan mengaji dan harus bisa mengaji dari sejak kecil. Akan tetapi disamping kentalnya ajaran agama Islam 2 Mihrab, Wawancara Pribadi, Bima, 19 September 2009 yang dianut oleh mayoritas penduduk di sana, ternyata kepercayaan marafu animisme yang dulu pernah ada sampai saat ini masih sedikit mempengaruhi pola hidup masyarakat di sana. Berhadapan dengan kian gencarnya arus modernisasi, seiring itu pula pemahaman masyarakat akan kenyataan hidup berubah, terutama dalam hal pendidikan dan teknologi. Saat ini telah sekian banyak para sarjana asli Donggo yang umumnya menimba ilmu di luar daerah. Demikian pula dengan teknologi yang akhirnya memberikan hal yang baru sehingga pola hidup mereka berubah menjadi lebih maju seperti halnya dalam penggarapan sawah, kendaraan sampai alat-alat elektronik rumah tangga karena hampir semua daerahnya telah dialiri listrik. Bahkan tak jarang mereka menjadi para penyiar agama seperti ulama, karena telah begitu banyaknya mereka naik haji. Seiring dengan perjalanan waktu, Kabupaten Bima mengalami perkembangan ke arah yang lebih maju. Dengan adanya kewenangan otonomi Undang-Undang UU No. 22 tahun 1999 dan direvisi menjadi UU No. 3 tahun 2004. Dengan adanya kewenangan tersebut telah dimanfaatkan dan terus menggali potensi-potensi daerah baik potensi sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Letak Geografis