dilakukan pada temperatur 40-50ºC Depkes RI, 2000. 6.
Infus Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana
infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98ºC selama waktu tertentu 15-20 menit Depkes RI, 2000.
7. Dekoktasi
Adalah ekstraksi yang memiliki prinsip yang sama dengan metode infus, tetapi memiliki waktu ekstraksi yang lebih lama
≥ 30ºC dan temperatur sampai titik didih air Depkes RI, 2000.
2.3 Radikal Bebas
Istilah radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil,
maka tidak semua elektron dapat berpasangan. Mesikpun suatu radikal bebas tidak bermuatan positif atau negatif, spesi semacam ini sangat reaktif karena adanya
elektron yang tidak berpasangan. Suatu radikal bebas biasanya dijumpai sebagai zat-antara yang tak dapat diisolasi usia pendek, sangat reaktif, dan berenergi
tinggi. Pada bidang kimia organik, reaksi radikal bebas umumnya digunakan dalam halogenasi hidrokarbon dan pirolisis Fessenden dan Fessenden, 1986.
Sifat radikal bebas yang tidak stabil menyebabkan reaksi menerima atau memberikan elektron dengan molekul sekitarnya. Kebanyakan molekul ini bukan
radikal bebas melainkan makromolekul biologi seperti lipid, protein, asam nukleat dan karbohidrat. Dengan reaksi ini timbullah reaksi radikal bebas beruntun yaitu
terbentuknya radikal bebas baru yang bereaksi lagi dengan makromolekul lain
Weisburger, 2004. Senyawa oksigen reaktif SOR berperan dalam berbagai proses biologis alami di dalam tubuh. SOR berasal dari oksigen O
2
. Berbagai proses metabolisme dalam tubuh, seperti pada rantai pernapasan , reperfusi, dan
proses oksidasi asam lemak, oksigen berperan sebagai akseptor terakhir dari elektron. Secara fisiologis tubuh menghasilkan SOR, namun apabila radikal bebas
atau oksidan dihasilkan secara berlebihan oleh tubuh, maka bahan tersebut akan bersifat toksik dan merusak berbagai komponen dalam tubuh, seperti DNA, lipid
dan enzim. Sel tubuh dapat rusak bahkan mati sebagai akibat dari keberadaan spesies oksigen reaktif yang tidak terkendali di dalam tubuh Ionita, 2005 .
Golongan senyawa oksigen reaktif antara lain adalah hidroksil OH
-
, superoksida O
2 -
, peroksidal RO
- 2
, asam hipoklorit HOCl dan hidrogen peroksida H
2
O
2
Ionita, 2005. Secara umum Froment dan Bischoff, 1979, reaksi pembentukan radikal bebas melalui 3 tahapan reaksi berikut :
a. Tahap inisiasi
RH + initiator
→ R˙ + H˙ R
˙ → R˙ + O
2
→ ROO˙
b. Tahap propagasi
R ˙ + O
2
→ ROO˙ ROO
˙ +RH → ROOH + R˙
c. Tahap terminasi
R ˙ + R˙ → RR
R ˙ + ROO˙ → ROOR
Tahap inisiasi adalah tahap awal pembentukan radikal-radikal bebas, sedangkan propagasi merupakan sederatan reaksi terbentuknya radikal baru akibat
reaksi antara suatu radikal dengan senyawa lain. Pada hakikatnya, pembentukan awal beberapa radikal bebas akan mengakibatkan perkembangbiakan radikal-
radikal bebas baru dalam suatu reaksi pengabdian-diri self-perpetuating yang disebut sebagai reaksi rantai. Tahap terakhir atau terminasi adalah reaksi
memusnahkan radikal bebas atau mengubah radikal bebas menjadi stabil dan tak reaktif Fessenden dan Fessenden, 1986.
2.4 Antioksidan