Manajemen Risiko Kepatuhan Pada PT Pertamina Persero MOR I

Pengertian Manajemen Risiko Menurut Ahli 1. Menurut Djohanputro 2008 “Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko. ” 2. Menurut Noshworthy 2000 “Manajemen risiko adalah identifikasi dari ancaman dan implementasi dari pengukuran yang ditujukan pada mengurangi kejadian ancaman tersebut dan menimalisasi setiap kerusakan. Analisa risiko dan pengontrolan risiko membentuk dasar manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan antara keamanan, penggunaan dan biaya. ” 3. Menurut Djojosoedarso 2003 “Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi- fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko, terutama resiko yang dihadapi oleh organisasiperusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpinmengkordinir, dan mengawasi termasuk mengevaluasi program penanggulangan resiko. ” 4. Menurut Fahmi 2010 “Manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara komprehensif dan sistematis. ” 5. Menurut Dorfman 1998 “Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian. ” 6. Menurut Siagian dan Sekarsari 2001 “Manajemen risiko adalah luas tidak hanya terfokus pada pembelian asuransi tapi juga harus mengelola keseluruhan risiko-risiko organisasi. Definisi tentang manajemen risiko memang bermacam-macam, akan tetapi pada dasarnya manajemen risiko bersangkutan dengan cara yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mencegah ataupun menanggulangi suatu risiko yang dihadapi. ” Kebijakan Umum Manajemen Risiko PT Pertamina Persero MOR I Medan 1. Pengelolaan sistem manajemen risiko merupakan bagian dari sistem manajemen Perseroan yang dilaksanakan secara terus menerus, proaktif, sistematis dan menjadi budaya Perseroan. 2. Terselenggaranya manajemen risiko yang efektif dan terintegrasi membutuhkan peran aktif Dewan Komisaris, Direksi, manajemen dan seluruh pekerja Perseroan. Tujuan Manajemen Risiko PT Pertamina Persero MOR I Medan 1. Melindungi perusahaan dari risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan perusahaan. 2. Memberikan kerangka kerja manajemen risiko yang konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi dalam perusahaan. 3. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja perusahaan. 4. Mendorong setiap insan perusahaan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan. 5. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko. 6. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko risk map yang berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara terus menerus dan berkesinambungan. Organisasi Pengelolaan Manajemen Risiko PT Pertamina Persero MOR I Medan 1. Penerapan manajemen risiko melibatkan Komisaris, Direksi, Manajemen dan pekerja. 2. Membentuk suatu fungsi yang secara khusus menangani dan mengkoordinir pelaksanaan manajemen risiko. 3. Komisaris memberi saran mengenai perumusan kebijakan dan melakukan pengawasan serta memberikan arahan kepada Direksi. 4. Direksi, manajemen dan seluruh pekerja bertanggung jawab menggunakan pendekatan manajemen risiko dalam melakukan kegiatannya. 5. Fungsi Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk: a. Merumuskan sistem manajemen risiko. b. Merumuskan kebijakan pokok yang berhubungan dengan manajemen risiko. c. Mengidentifikasi dan menangani risiko-risiko serta membuat pemetaan risiko. d. Mengimplementasikan dan mengupayakan penerapan manajemen risiko. e. Mengkoordinir pelaksanaan manajemen risiko. f. Memantau mengevaluasi, serta melaporkannya kepada Direksi. 6. Satuan Pengawasan Internal memastikan bahwa kebijakan dan sistem manajemen risiko telah diterapkandan dievaluasi secara berkala Untuk menjalankan aktifitas di perusahaan tentunya setiap individu yang ada di dalam perusahaan tersebut harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik di perusahan itu sendiri maupun aturan yang berlaku di dunia bisnis untuk memastikan perusahaan terhindar dari setiap risiko yang merugikan yang dikarenakan melanggar ketentuan-ketentuan yang ada. Untuk menghindari setiap risiko dari melanggar peraturan-peraturan yang dibuat di perusahaan atau di dunia bisnis, maka di dalam perusahaan diperlukan manajemen risiko kepatuhan sehingga perusahaan bisa memastikan kegiatannya mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang wajib maupun sukarela. Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan perusahaan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan dan ketentuan lain yang berlaku. Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko perusahaan yang terkait pada peraturan dan ketentuan lain yang berlaku.

B. Penerapan Manajemen Risiko Kepatuhan Pada PT. Pertamina Persero MOR I Medan

Adapun penerepan manajemen risiko kepatuhan pada PT. Pertamina sebagai berikut: 1. Perusahaan harus melakukan identifikasi dan analisis terhadap beberapa faktor yang dapat meningkatkan eksposur risiko kepatuhan dan berpengaruh secara kuantitatif kepada rugi laba dan permodalan perusahaan, seperti: a. Aktivitas usaha perusahaan, yaitu jenis dan kompleksitas usaha Perusahaan. b. Ketidakpatuhan perusahaan, yaitu jumlah volume dan materialitas ketidakpatuhan perusahaan terhadap kebijakan dan prosedur intern, peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, praktek dan standar etika bisnis yang sehat. 2. Perusahaan harus memastikan efektivitas penerapan manajemen risiko kepatuhan, antara lain yang berkaitan dengan : a. Kebijakan 1. Ketepatan penetapan limit risiko yang telah ditetapkan 2. Konsistensi kebijakan manajemen risiko dengan arah dan strategi usaha perusahaan. 3. Penerapan kepatuhan, pengaturan tanggung jawab dan akuntabilitas pada seluruh jenjang organisasi. 4. kebijakan mengecualikan suatu pengambilan keputusan yang menyimpang irregularities. 5. Penerapan kebijakan pengecekan kepatuhan melalui prosedur secara berkala. b. Prosedur 1. Ketepatan waktu mengkomunikasikan kebijakan kepada seluruh pegawai pada setiap jenjang organisasi. 2. Kecukupan pengendalian terhadap pengembangan produk baru 3. Kecukupan laporan dan sistem data. 4. Kecukupan pengawasan komisaris dan direksi perusahaan. 5. Kecukupan pengendalian intern perusahaan, termasuk aspek pemisahan fungsi dan pengendalian berlapis dual control. 6. Sistem informasi manajemen yang tepat waktu dan tepat guna 7. Efektivitas dari pengendalian terhadap akurasi, kelengkapan, dan integritas data. 8. Kecukupan proses menginterpretasikan penafsiran perundang- undangan dan ketentuan yang berlaku. 9. Komitmen perusahaan untuk memastikan bahwa sumber daya perusahaan telah tepat dialokasikan untuk kepentingan pelatihan karyawan dan peningkatan budaya kepatuhan. 10. Identifikasi dan tindakan korektif yang tepat waktu terhadap pengaruh pelanggaran dan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.