BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT. Pertamina Retail
PT. Pertamina Retail adalah salah satu anak perusahaan PT Pertamina Persero Corporation yang memiliki bisnis utama di bidang ritel bahan bakar
minyak, dimana perusahaan ini dibentuk untuk menghadapi perubahan pasar khususnya SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum di tanah air
menuju pasar perdagangan bebas. PT. Pertamina Retail didirikan berdasarkan Akte Notaris No 1 Pada tanggal 1 September 2005, yang dibuat oleh Andy A.
Agus, SH di Jakarta. Awalnya bernama PT. Pertajaya Lubrindo dan kemudian mengubah nama menjadi PT. Pertamina Ritel yang telah ditandatangani oleh
Menteri Kehakiman No C-02803.HT.01.04 pada tanggal 1 Februari 2006. Kemudian berubah menjadi Akte No 16 Pada tanggal 26 Juni 2008 oleh Drs.
Andy A. Agus, SH Notaris di Jakarta. Pembentukan PT. Pertamina Retail untuk menjalankan bisnis pengelolaan SPBU ini juga didukung oleh Surat Keputusan
PT Pertamina Persero No Kpts-036F000002006-S0 Pada tanggal 26 Januari 2006 tentang PT. Pertamina Retail untuk mengelola SPBU PT. Pertamina
Persero. Surat Keputusan oleh Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Persero No Kpts-036F000002006-S0 pada 26 Januari 2006 lalu direvisi
Universitas Sumatera Utara
Dengan Kpts-205F000002008-S0 No Surat Pada tanggal 28 November 2008 tentang PT. Ritel Pertamina yang mengelola SPBU PT. Pertamina Persero.
Pembentukan PT. Pertamina Retail merupakan peralihan anak perusahaan PT. Pertamina Persero lainnya yaitu PT. Pertajaya Lubrindo yang sebelumnya
bergerak di bidang bisnis pelumas. PT. Pertamina Retail didirikan untuk menjadi salah satu kontributor peningkatan laba di PT. Pertamina Persero dalam usaha
penjualan bahan bakar minyak di ruang lingkup SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum. Di samping itu PT. Pertamina Retail juga didirikan sebagai
pengemban tugas untuk meningkatkan citra yang baik terhadap Pertamina melalui pengelolaan SPBU yang lebih profesional. PT. Pertamina Retail juga sudah
berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah
pemberian standarisasi pelayanan SPBU milik Pertamina di bawah pengelolaan PT. Pertamina Retail. PT. Pertamina Retail berkomitmen memberikan pelayanan
terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah Staf, Kualitas dan Kuantitas, Peralatan dan Fasilitas, Format Fisik dan Produk dan
Pelayanan. Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum SPBU di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas
termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU. Pertamina Way adalah program yang diluncurkan oleh PT. Pertamina dengan penerapan standar pelayanan yang terdiri
dari 5 lima elemen, yaitu pelayanan staff yang terlatih dan bermotivasi, jaminan
Universitas Sumatera Utara
kualitas dan kuantitas, fasilitas dan peralatan yang terawat dengan baik, memiliki format fisik yang konsisten, dan penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah
dengan operator yang selalu menerapkan 3S Salam, Senyum, Sapa. SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan
Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf Internasional. Dengan sertifikasi tersebut SPBU Pasti Pas memberikan jaminan
pelayanan terbaik yang memenuhi standar konsumen untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas yang
nyaman. PT. Pertamina Retail mengelola manajemen operasional SPBU milik
Pertamina yang dinamakan SPBU COCO, yang merupakan kependekan dari Company Own Company Operate, yaitu milik perusahaan dan dioperasikan oleh
perusahaan. SPBU COCO adalah SPBU murni milik PT. Pertamina Persero dan dioperasikan oleh PT. Pertamina Persero melalui anak perusahaannya PT.
Pertamina Retail. Selain itu ada juga SPBU yang bentuk kerjasamanya dengan
pihak lain yaitu CODO Company Owned Dealer Operated dan DODO Dealer
Owned Dealer Operated. SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu, antara lain
kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT. Pertamina yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta.
Sedangkan SPBU
DODO Dealer Owned Dealer Operated
adalah SPBU milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya, dimana
Universitas Sumatera Utara
disebut jaringan SPBU Pertamina yang menjalin kemitraan untuk menggunkan merek dan logo Pertamina.
III.1.2. Visi Misi dan Tata Nilai PT. Pertamina Retail
Visi PT. Pertamina Retail adalah menjadi perusahaan ritel yang profesional, unggul dan mandiri. Untuk mewujudkan visi tersebut, sebagai salah
satu anak perusahaan PT.Pertamina Persero, PT. Pertamina Retail memiliki misi yaitu:
Mendukung usaha Pertamina dalam mempertahankan posisi Market
Leader usaha ritel di pasar domestik.
Meningkatkan citra Pertamina melalui jaringan ritel SPBU milik Pertamina.
Menjadi kontributor perolehan laba PT. Pertamina Persero.
Mengembangkan usaha ritel SPBU di pasar domestik dengan optimalisasi
jaringa n ritel. Sedangkan tata nilai yang akan ditanamkan kepada seluruh Pekerja di PT.
Pertamina Retail adalah tata nilai yang disingkat dengan ‘PRIMA‘, yang berarti
‘Tahan Dalam Situasi dan Kondisi Apapun’ dengan uraian sebagai berikut :
Profesional : Bersikap sesuai dengan kapasitas profesi yang dimiliki.
Response : Tanggap dan secara cepat bersikap dalam menghadapi situasi
bisnis yang dinamis.
Integrity : Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata.
Mature : Dewasa dan bijaksana dalam menghadapi masalah usaha.
Universitas Sumatera Utara
Agressive : Cepat menangkap peluang usaha.
III.1.3. Produk usaha PT. Pertamina Retail
PT. Pertamina Retail menjalankan bisnis usahanya mengelola SPBU dalam rangka penjualan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor, dimana dalam
operasionalnya terbagi dalam tiga divisi penjualan yaitu : 1. Divisi Fuel Retail, adapun produk yang dimiliki oleh divisi ini adalah :
Premium, adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan
yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan dye. Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline
atau petrol.
Pertamax, adalah motor gasoline tanpa timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port
Fuel Injector dan ruang bakar dari carbon deposit dan mempunyai Research Octane Number RON 92. Pertamax merupakan bahan bakar
ramah lingkungan unleaded dan beroktan tinggi. Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualtas tinggi memastikan mesin kendaraan
bermotor anda bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan anda menghemat pemakaian bahan
bakar. Bahan bakar ini dianjurkan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
Universitas Sumatera Utara
tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
Pertamax Plus, adalah bahan bakar superior perusahaan publik dengan
kandungan energi tinggi dan ramah lingkungan, diproduksi menggunakan bahan baku pilihan berkualitas tinggi sebagai hasil penyempurnaan
formula terhadap produk perusahaan publik sebelumnya. Produk ini ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan
yang memiliki kompresi rasio 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection EFI, Variable Valve Timing
Intelligent VVTI, VTI, turbochargers dan catalytic converters.
Pertamina DEX, merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki
angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas HSD mempunyai cetane number 45 , memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di
bawah 300 ppm, direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi terbaru Diesel Common Rail System, sehingga pemakaian bahan bakar akan
lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Bio Solar, adalah bahan bakar campuran untuk mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati non fosil bio fuel sebesar 5 lima persen minyak
kelapa sawit atau CPO Crude Palm Oil yang telah dibentuk menjadi
Universitas Sumatera Utara
Fatty Acid Methyl Ester FAME dan 95 persen solar murni bersubsidi.
Bahan bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar.
2. Divisi Non Fuel Retail, dimana produk bisnis divisi ini yaitu :
Property Management, merupakan usaha pemanfaatan ruang space di SPBU COCO untuk disewakan ke tenant sehingga dari pendapatan sewa
yang diperoleh dapat menambah pendapatan SPBU.
Promosi dan Periklanan, yaitu menjadikan area SPBU sebagai sarana seluas-luasnya yang memberi nilai tambah secara ekonomi diluar bisnis
utama tanpa mengurangi nilai dan fungsi utama SPBU sebagai penyedia bahan bakar untuk kepentingan publik.
LPG dan Pertamina DEX, merupakan produk kemasan dari Pertamina
Persero yang dipasarkan melalui SPBU COCO. Pelumas Pertamina dipasarkan melalui SPBU COCO, Bright Oli Mart atau Bright Store yang
menjual Produk Pelumas Pertamina 10 liter,5 Liter, 4 Liter, 1 Liter dan 0,8 Liter. LPG yang disediakan di SPBU COCO berukuran LPG 12 Kg dan 3
Kg dan Pertamina Dex Kemasan 10 liter dan Refill, Kerosene Kemasan 5 Liter.
Bright Oli Mart, merupakan bisnis Light Service Station PT. Pertamina
Retail. Bright Oli Mart ini baru berada di beberapa lokasi SPBU COCO Pertamina Retail yang tersebar di berbagai daerah yaitu di lokasi SPBU
COCO Batam, SPBU COCO Kenten Palembang , SPBU COCO Ujung Berung Bandung, SPBU COCO Ahmad Yani Semarang , SPBU COCO
Universitas Sumatera Utara
Sultan Agung Semarang , SPBU COCO Industri Jakarta, SPBU COCO Daan Mogot Jakarta, SPBU COCO Abdul Muis Jakarta.
Bright Wash, merupakan pengembangan bisnis Non Fuel Retail PT.
Pertamina Retail sebagai trader peralatan dan perlengkapan Car Wash yang mendukung Program Pertamina Persero untuk Go Green dengan
menggunakan ‘Bio Shampoo’ dan sistem ‘water treatment’ yang re- useable dan sebagai bentuk paradigma One stop services di SPBU COCO.
3.
Divisi Bright C Store dan Bright Cafe.
Bright C Store
a. Jaringan yang terintegrasi di jaringan SPBU Pertamina.
b. Merchandise produk bersifat fast moving dan impulsive.
c. Buka 24 jam harga dan pelayannya premium serta berlokasi strategis.
Bright Café
a. Jaringan yang terintegrasi di jaringan SPBU Pertamina.
b. Merchandise produk bersifat produk makanan dan minuman olahan.
c. Buka 24 jam, harga dan pelayanannya premium dan berlokasi strategis.
d. Mengutamakan kenyamanan dan kemudahan akses.
e. Memiliki fasilitas internet Wifi.
Jumlah Gerai Bright Store sampai saat ini sebanyak 147 outlet yang terdiri dari 95 outlet Branding , 3 outlet bagi hasil, dan 49 outlet dikelola.
III.2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian korelasional, dimana metode ini berusaha menjelaskan suatu permasalahan atau
Universitas Sumatera Utara
gejala yang lebih khusus dalam penjelasan antara dua objek. Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa
besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan tersebut Arikunto, 1998 : 251.
III.3 Populasi dan Sampel III.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Nawawi,1993:141.
Dalam penelitian ini populasinya terdiri dari seluruh masyarakat yang memahami dan yang datang untuk mengisi Bahan Bakar Minyak BBM di lokasi
penelitian yakni SPBU Pertamina Jalan Yos Sudarso Medan Jumlah populasi disesuaikan dengan banyaknya masyarakat yang datang
untuk mengisi BBM. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pra penelitian pada hari Selasa, 02 Desember 2010, penulis dibantu oleh salah seorang karyawan
SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan dan diambil populasi seminimal mungkin dan didapatkan rata-rata pelanggan SPBU tersebut setiap
bulan sebanyak 6239 orang.
Universitas Sumatera Utara
III.3.2. Sampel
Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain sampel
adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu Nawawi, 1995 : 144.
Berdasarrkan data populasi yang ada, maka untuk menghitung sampel digunakan rumus Taro Yamame dengan presisi 10 dengan tingkat kepercayaan
90, yakni sbb:
n =
Keterangan: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi d
2
= Presisi tingkat kesalahan penarikan sampel 10 dengan tingkat
kepercayaan 90 Maka jumlah sampel adalah:
n =
N Nd
2
+ 1
2254
2254 2254
2
2254 2254
2
6239 6239
6239
Universitas Sumatera Utara
= = 98.42
= 99
Jumlah sampel akhirnya digenapkan menjadi 99 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Accidental sampling, yaitu
dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Penelitian langsung mengumpulkan data dari unit sampel yang ditemukannya dan cocok
sebagai sebagai sumber data
III.4. Teknik Penarikan Sampel
Selanjutnya untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan 2 cara yaitu:
a. Purposive Sampling Purposive Sampling berarti pengambilan sampel disesuaikan dengan
kriteria-kriteria yang tertentu yang ditetapkan sebagai tujuan penelitian. Adapun kriteria yang dimaksud adalah pelanggan PT. Pertamina Persero, yang mengisi
BBM di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan. b. Accidental Sampling
Penarikan sampel selanjutnya adalah dengan Accidental Sampling yaitu teknik penarikan sampel dengan cara mengambil siapa saja yang ditemui dan bila
sudah mencukupi maka pengambilan sampel dihentikan Nawawi, 1995: 156.
6239
Universitas Sumatera Utara
III.5. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Kepustakaan Library Research Yaitu aktivitas penelitian dengan cara mengumpulkan data, informasi dan
keterangan melalui buku-buku teoritis yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
b. Penelitian Lapangan Field Research Yaitu suatu yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data-data
faktual dari objek penelitian dengan cara mengdari lapangan yang meliphimpun data secara langsung maupun tidak langsung pada lokasi
penelitian, melalui: 1.
Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuisioner ini
dimaksudkan sebagai daftar pertanyan untuk memperoleh jawaban- jawaban dari para responden Koentjaraningrat, 1993: 173.
2. Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung
ke lapangan dan mengamati gejala-gejala yang ada. Rakhmat, 1989:83. Observasi secara singkat dapat diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian. Nawawi,
1989:74. Menurut Karl Weick dikutip dari Seltiz, Wrightsman dan Cook, 1976:253, mendefinisikan observasi sebagai pemilihan,
pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkaian perilaku dan
Universitas Sumatera Utara
suasana yang berkenaan dengan organisme yang ada, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Rakhmat, 1984:100.
III.6. Teknik Analisa Data
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:
III.6.1. Analisa Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan
atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap
kategori Singarimbun, 1995 : 266.
III.6.2 Analisa Tabel Silang
Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan
dengan lainnya. Sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995 : 273.
Dalam penelitian ini variabel yang dihubungkan terdiri dari variabel pendapat responden tentang kualitas dan kuantitas bahan bakar di SPBU COCO Pertamina
Retail Jalan Yos Sudarso Medan dengan layanan 3S Senyum, Salam, Sapa, dan layanan 3 Pas.
Universitas Sumatera Utara
III.6.3 Uji Hipotesis
Salah satu fungsi statistik yaitu untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan. Selain itu juga dipakai untuk menguji
hipotesis Singarimbun,1984:213. Dalam penelitian ini variable-variabel yang diukur terdapat dalam skala
ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesa yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test
statistik “Korelasi Rank Spearman”.
r
s
= 1 – 1
6
2 2
− Σ
N N
d
Dimana : r
s
rho = koefisien korelasi rank order Angka 1 = angka satu; yaitu bilangan konstan
Angka 6 = angka enam; yaitu bilangan konstan d
= perbedaan antara pasangan jenjang ∑
= sigma atau jumlah N
= jumlah individu dalam sampel Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Universitas Sumatera Utara
Jika r
s
0, maka hipotesis ditolak Jika r
s
0, maka hipotesis diterima Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Guildford Rahmat, 1997:29. 0,20
: hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40
: hubungan rendah tetapi pasti 0,41 – 0,70
: hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0, 90
: hubungan yang tinggi atau kuat 0,91
: hubungan sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan Untuk mengukur tingkat signifikansi korelasi digunakan rumus t
test
Siegel,1997:263.
t = r
s
2
1 2
s
r n
− −
Keterangan : t
= Koefisien korelasi variable x dan y n
= Sampel
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian signifikansi melalui rumus t, selanjutnya akan dibandingkan dengan tabel distribusi nilai t.
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka kesimpulan yang diambil adalah Ha terdapat hubungan signifikan
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka kesimpulan yang diambil adalah Ho tidak terdapat hubungan signifikan.
III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian ini, ada beberapa tahap pengumpulan data yang peneliti laukan yaitu :
III.6.1 Tahap Awal
Sebelum melakukan penelitian ke lokasi penelitian yaitu SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan, peneliti terlebih dahulu meminta izin
dari pihak perusahaan bagian administrasi. Namun sebelum itu, peneliti mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian dari bagian pendidikan
FISIP USU. Setelah peneliti memperoleh surat-surat izin tersebut, maka peneliti dapat melakukan penelitian di lokasi penelitian.
III.6.2 Pengumpulan Data
Mulai tanggal 10 Desember 2010 s.d. 24 Desember 2010, peneliti menyebarkan kuesioner dan melakukan observasi pada pelaksanaan program
Universitas Sumatera Utara
Pertamina Way Pasti Pas di perusahaan tersebut. Kuesioner penelitian tersebut berisi 29 pertanyaan yang seluruhnya harus dijawab responden, 4 pertanyaan
untuk karakteristik responden, 14 pertanyaan untuk program Pertamina Way Pasti Pas dan 11 pertanyaan untuk citra perusahaan. Dalam menjawab pertanyaan
tersebut, peneliti juga menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang kurang dimengerti responden dan untuk memastikan agar tidak ada satupun pertanyaan yang
terlewatkan. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti juga melakukan observasi langsung dengan melakukan pengisian bahan bakar minyak di SPBU
tersebut untuk mengetahui pelaksanaan program Pertamina Way Pasti Pas tersebut.
III.7 Proses Pengolahan Data
Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 99 responden, maka pengolahan data akan dimulai. Adapun tahap pengolahan data yang akan peneliti
lakukan adalah sebagai berikut : III.7.1 Penomoran Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal 01-99.
III.7.2 Editing
Universitas Sumatera Utara
Editing adalah proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesalahan saat
pengisian data ke dalam kotak yang disediakan. III.7.3 Coding
Coding adalah proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang disediakan di kuesioner dalam bentuk angka score.
III.7.4 Inventarisasi Variabel Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh akan dimasukkan
ke dalam lembar Fotron Cobol FC sehingga memuat seluruh data dalam satu kemasan.
III.7.5 Tabulasi Data Dalam tahap ini, data dari lembar Fotron Cobol FC dimasukkan ke
dalam tabel yaitu tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori frekuensi, persentase dan selanjutnya
akan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN