BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil studi eksplorasi telah diketahui bahwa kitosan dapat bersifat anti mikroba. Sebagian sumber penghasil kitosan yang melimpah adalah dalam industri pengolahan udang dan
kepiting. Cangkang yang berasal dari udang dan kepiting mengandung kitin. Jika kitin di deastilasi dan deprotonasi maka akan menghasilkan kitosan. Kitin yang selama ini merupakan
bahan yang terdapat pada limbah industri dapat dimanfaatkan sebagai sumber kitosan, dimana 50 – 60 limbah dari bahan dasar 30 adalah kitin.
Kitosan mempunyai sifat hidrofobik menolak air, reaktif secara kimia, mempunyai kesanggupan membentuk membran film, bersifat anti mikroba, dapat dimakan, dan mempunyai
sifat mekanik yang baik untuk digunakan dalam berbagai bidang aplikasi. Alginat merupakan polisakarida linier yang disusun oleh residu asam
β-D-manuronat dan
α-L-guluronat yang dihubungkan melalui ikatan 1,4 alginat berasal dari alga coklat, yang merupakan tumbuhan laut. Asam alginat tidak larut dalam air, karena itu didalam industri yang
digunakan adalah natrium alginat. Namun selain itu terdapat juga alginat dalam bentuk asam alginat, garam kalsium, amonium serta potasium serta sebagai ester dalam jumlah sedikit. Ca-
alginat dan asam alginat dihasilkan dalam proses pembuatan natrium alginat sementara garam yang lain dihasilkan melalui netralisasi asam alginat basah dengan alkali.
Universitas Sumatera Utara
Alginat merupakan polianionik dan kitosan merupakan polikationik, bila dilarutkan pada kondisi yang tepat, dapat berinteraksi satu sama lain melalui gugus karboksil dari alginat dan
gugus amino dari kitosan. Beberapa penelitian yang terdahulu telah dilakukan penelitian terhadap kitin dan
kitosan adalah penggunaan kitin sebagai membran hemodialisa Tarigan, 2005, kitosan sebagai membran hemodialisa Asteria, 2005 dan penelitian kitosan sebagai anti beku darah Natalia,
2005. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk membuat film kitosan sebagai anti mikroba, serta mengkarakterisasinya sekaligus diaplikasikan terhadap kandungan pati pada roti
tawar.
1.2 Permasalahan