Unsur-unsur dalam Novel Ruang Lingkup Novel 1. Pengertian

tokoh dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu. Khasnya, novel mencapai keutuhannya secara inklusi inclution, yaitu bahwa novellis mengukuhkan keseluruhannya dengan kendali tema karyanya. 28 Dari berbagai penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa novel merupakan suatu karya sastra yang isinya menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia, dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama, interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Novel tercipta dari hasil penghayatan dan perenungan terhadap hakikat hidup, dan kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab meskipun ia bersifat imajinatif. Dan melalui sosok tokoh dalam novel pengarang memberikan gambaran kehidupan yang diidealkannya yang memiliki muatan pesan bagi pembacanya.

2. Unsur-unsur dalam Novel

Novel sebagai karya sastra yang bersifat fiksi memiliki struktur yang dibagi dua bagian, yaitu: struktur luar ekstrinsik dan stuktur dalam instrinsik. Unsur ektrinsik adalah segala macam unsur yang berada di luar suatu karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur plot, pusat pengisahan, latar dan gaya bahasa. a Penokohan dan perwatakan Masalah penokohan dan perwatakan ini merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat penting dan bahkan menentukan, karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya tokoh yang 28 Suminto A. Sayuti, Berkenalan dengan Prosa Fiksi, Yogyakarta: Gama Media, 2000, cet.ke-1, h.6 diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita. b. Alur plot Alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interrelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. 29 c. Latar atau Landas Tumpu Setelah penokohan atau alur cerita ditetapkan, agar keadaan suatu peristiwa dan tokoh dalam cerita tersebut dapat tergambarkan dengan jelas maka diperlukan adanya latar. Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam karya sastra. 30 d. Tema Tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai pengarang melalui topiknya tadi. e. Gaya Penceritaan Gaya penceritaan yang dimaksudkan di sini adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa. Tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amat penting. Tanpa bahasa, tanpa gaya bahasa, sastra tidak ada. Betapapun dua atau tiga orang pengarang mengungkapkan suatu tema, alur, karakter, atau latar yang sama, hasil karya mereka akan berbeda bila gaya bahasa mereka berbeda. 29 M. Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, cet. Ke-2, h. 35-43 30 Erwan Juhara, dkk. Cendikia Berbahasa: Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta: PT. Setia Purna Inves. h. 102 f. Pusat Pengisahan Pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya, atau dari mana ia melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu. Terdapat beberapa jenis pusat pengisahan yaitu: Pengarang sebagai tokoh cerita, pengarang sebagai tokoh sampingan, pengarang sebagai orang ketiga pengamat sekaligus narator, pengarang sebagai pemain dan narator. 31

3. Jenis-jenis Novel