Gaya Hidup Usia Faktor-faktor resiko terjadinya Kanker Kolorektal .1 Polip

Pemaparan jangka panjang hal tersebut dapat meningkatkan pembentukan kanker kolorektal. Hipotesis kedua adalah identifikasi berkelanjutan dari agen yang secara signifikan menghambat karsinogenesis kolon secara experimental. Dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan mekanismenya, yaitu hilangnya fungsi pertahanan lokal epitel disebabkan kegagalan diferensiasi dari daerah yang lemah akibat terpapar toksin yang tak dapat dikenali dan adanya respon inflamasi fokal, karakteristik ini didapat dari bukti teraktifasinya enzim COX-2 dan stres oksidatif dengan lepasnya mediator oksigen reaktif. Hasil dari proliferasi fokal dan mutagenesis dapat meningkatkan resiko terjadinya adenoma dan aberrant crypt foci. Proses ini dapat dihambat dengan a demulsi yang dapat memperbaiki permukaan lumen kolon; b agen anti-inflamasi; atau c anti-oksidan. Kedua mekanisme tersebut, misalnya resistensi insulin yang berperan melalui tubuh dan kegagalan pertahanan fokal epitel yang berperan secara lokal, dapat menjelaskan hubungan antara diet dan resiko kanker kolorektal Soeripto, 2003.

2.2.5 Gaya Hidup

Pria dan wanita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai risiko tiga kali untuk memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. Sedangkan merokok lebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali untuk menderita adenoma yang berukuran besar Casciato DA, 2004. Diperkirakan 5000-7000 kematian karena kanker kolorektal di Amerika dihubungkan dengan pemakaian rokok Depkes, 2006. Pemakaian alkohol juga menunjukkan hubungan dengan meningkatnya risiko kanker kolorektal Devita VT, Hellman S, Rosenberg SA, 2001. Pada berbagai penelitian telah menunjukkan hubungan antara aktifitas, obesitas dan asupan energi dengan kanker kolorektal. Pada percobaan terhadap hewan, pembatasan asupan energi telah menurunkan perkembangan dari kanker. Interaksi antara obesitas dan aktifitas fisik menunjukkan penekanan pada aktifitas prostaglandin intestinal, yang berhubungan dengan risiko kanker kolorektal. The Universitas Sumatera Utara Nurses Health Study telah menunjukkan hubungan yang berkebalikan antara aktifitas fisik dengan terjadinya adenoma, yang dapat diartikan bahwa penurunan aktifitas fisik akan meningkatkan risiko terjadinya adenoma Devita VT, Hellman S, Rosenberg SA, 2001.

2.2.6 Usia

Proporsi dari semua kanker pada orang usia lanjut ≥ 65 thn pria dan wanita adalah 61 dan 56. Frekuensi kanker pada pria berusia lanjut hampir 7 kali 2158 per 100.000 orang per tahun dan pada wanita berusia lanjut sekitar 4 kali 1192 per 100.000 orang per tahun bila dibandingkan dengan orang yang berusia lebih muda 30-64 thn. Sekitar setengah dari kanker yang terdiagnosa pada pria yang berusia lanjut adalah kanker prostat 451 per 100.000, kanker paru-paru 118 per 100.000 dan kanker kolon 176 per 100.000. Sekitar 48 kanker yang terdiagnosa pada wanita yang berusia lanjut adalah kanker payudara 248 per 100.000, kanker kolon 133 per 100.000, kanker paru paru 118 per 100.000 dan kanker lambung 75 per 100.000 Hansen J, 1998. Usia merupakan faktor paling relevan yang mempengaruhi risiko kanker kolorektal pada sebagian besar populasi Devita VT, Hellman S, Rosenberg SA, 2001. Risiko dari kanker kolorektal meningkat bersamaan dengan usia, terutama pada pria dan wanita berusia 50 tahun atau lebih Depkes, 2006, dan hanya 3 dari kanker kolorektal muncul pada orang dengan usia dibawah 40 tahun Casciato DA, 2004. Lima puluh lima persen kanker terdapat pada usia ≥ 65 tahun Devita VT, Hellman S, Rosenberg SA, 2001, angka insiden 19 per 100.000 populasi yang berumur kurang dari 65 tahun, dan 337 per 100.000 pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun Casciato DA, 2004. Di Amerika seseorang mempunyai risiko untuk terkena kanker kolorektal sebesar 5 Casciato DA, 2004. Sedangkan kelompok terbesar dengan peningkatan risiko kanker kolorektal adalah pada usia diatas 40 tahun. Seseorang dengan usia dibawah empat puluh tahun hanya memiliki kemungkinan menderita kanker Universitas Sumatera Utara kolorektal kurang dari 10 Devita VT, Hellman S, Rosenberg SA, 2001. Dari tahun 2000-2003, rata-rata usia saat terdiagnosa menderita kanker kolorektal pada usia 71 tahun. Insidensi berdasarkan usia dibawah 20 tahun sebesar 0,0, 20-34 tahun sebesar 0,9, 35-44 tahun sebesar 3,5, 45-54 tahun sebesar 10,9, 55-64 tahun sebesar 17,6, 65-74 tahun sebesar 25,9, 75-84 tahun sebesar 28,8, dan 85 sebesar 12,3 National Cancer Institute, 2006. Pada kebanyakan kasus kanker terdapat variasi geografik pada insiden yang ditemukan pada usia lanjut yang mencerminkan perbedaan sosial ekonomi, terutama antara Negara berkembang dan Negara maju Kastomo DR, Soemardi A, 2005. Bila di Negara maju angka kejadian penyakit ini meningkat tajam setelah seseorang berusia 50 tahun dan hanya 3 persen di bawah 40 tahun, di Indonesia berdasarkan data Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FKUI, 1996-1999 menunjukkan persentase yang lebih tinggi yakni 35,25 Depkes, 2006. Proporsi dari orang yang berusia lanjut telah meningkat di berbagai negara beberapa dekad terakhir, dan akan terus meningkat lebih jauh beberapa tahun mendatang Kastomo DR, Soemardi A, 2005. Tingkat harapan hidup di Indonesia pada saat kelahiran diperkirakan adalah 67,86 tahun untuk pria dan wanita WHO, 2003. Peningkatan usia harapan hidup yang ada beserta populasi Indonesia yang menduduki peringkat 4 dunia akan menjadikan Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mempunyai jumlah usia lanjut paling tinggi di dunia Suyono, 2001. Meningkatnya jumlah orang yang berusia lebih tua akan menambahkan beban ganda pada penyakit, dengan umumnya penyakit yang menular di satu sisi, dan meningkatnya prevalansi penyakit yang tidak menular di sisi lainnya WHO, 2003. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian