2.1.2 Epidemiologi
Di Indonesia saat ini penyakit DM belum menempati skala prioritas utama pelayanan kesehatan walaupun sudah jelas dampak negatifnya , yaitu
berupa penurunan kualitas SDM , terutama akibat penyulit menahun yang ditimbulkannya Selamet Suyono, Reno Gustaviani, Sidartawan Soegondo,
2007. Dari berbagai penelitian epidemiologis di Indonesia didapatkan prevalensi
DM sebesar 1,5 – 2,3 pada penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada suatu penelitian epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi DM 6,1 .
Penelitian yang dilakukan di Jakarta, Surabaya, Makasar dan kota-kota lain di Indonesia membuktikan adanya kenaikan prevalensi dari tahun ketahun.
Berdasarkan pola pertambahan penduduk , diperkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi
prevalensi DM sebesar 4 akan didapatkan 7 juta pasien DM , suatu jumlah yang sangat besar untuk dapat ditangani oleh dokter spesialis subspesialis
endokrinologis Konsensus Diabetes Melitus, 2006.
2.1.3 Etiologi
Pada pasien-pasien dengan diabetes melitus tipe II, penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat. Indeks untuk diabetes melitus tipe II pada
kembar monozigot hampir 100. Resiko berkembangnya DM tipe II pada saudara kandung mendekati 40 dan 33 untuk anak cucunya. Transmisi genetik adalah
paling kuat dan contoh terbaik terdapat dalam diabetes awitan dewasa muda MODY, yaitu subtipe penyakit diabetes yang diturunkan dengan pola autosomal
dominan. Jika orang tua menderita diabetes tipe II, rasio diabetes dan nondiabetes pada anak adalah 1:1, dan sekitar 90 pasti membawa carrier diabetes tipe II
David E.Schteingart, 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Klasifikasi Klasifikasi Diabetes Mellitus menurut ADA 2005
a. Diabetes Melitus Tipe I Diabetes melitus tipe I disebabkan oleh destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolute. Ini terjadi melalui proses imunologik atau idopatik. b.
Diabetes Melitus Tipe II Diabetes mellitus tipe II bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif sampai predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
c. Diabetes Mellitus Tipe Lain
i. Defek genetic fungsi sel beta
Defek pada kromosom 12,HNF-1 α; kromosom 7, glukokinase; kromosom 20,
HNF-4 α; kromosom 13, insulin promoter factor-1; kromosom 17, HNF-1ß;
kromosom 2, neuro D1; DNA mitokondria; subunit ATP-sensitivitas potassium channel dan konversi insulin atau proinsulin.
ii. Defek genetic kerja insulin
Terbagi kepada resistensi insulin tipe A, leprechaunism, sindrom Radson Mendenhall, diabetes lipoatrofik.
iii. Penyakit Eksokrin Pankreas
Misalnya pancreatitis, trauma atau pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik, hemokromatosis, pankreatopi fibro kalkulus dan lainnya.
iv. Endokrinopati
Penyakit-penyakit yang menyebabkan diabetes mellitus adalah akromegali, sindrom cushing, feokromositoma, hipertiroidisme somatostatinoma,
aldosteronoma dan lainnya. v.
Karena obat atau zat kimia Obat atau zat kimia yang terlibat adalah vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormone tiroid, diazaxid, agonis ß adrenergic. tiazid, dilantin dan interferon alfa.
Universitas Sumatera Utara
vi. Infeksi
Contohnya rubela congenital, cytomegalovirus dan coxsackie virus. vii.
Imunologi Ini sangat jarang dan disebabkan oleh sindrom “stiff-man”, antibody antireseptor
insulin viii.
Sindroma genetik lain Ini karena sindroma Down, sindrom Klinefelter, sindrom Turner, sindrom
Wolfram’s, ataksia Friedreich’s, chorea Huntington, sindrom Laurence-Moon- Biedl, distrofi miotonik, profiria, sindrom Preder Willi dan lainnya.
d. Diabetes Mellitus kehamilan
Terjadi semasa kehamilan dan disebabkan oleh perubahan metabolic pada masa kehamilan ADA, 2010.
2.1.5 Patofisiologi